Manajemen Strategi
“Ekonomi Kreatif di Bidang Penyiaran (TVRI Sulawesi Tenggara)”
Disusun Oleh:
TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI sebagai pelopor
sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter tersendiri seperti yang di bawah ini:
VISI :
“Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan
kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional”.
MISI:
Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
2. Strategi Pemrograman
TVRI sebagai salah satu media massa tentunya memiliki strategi pemrograman untuk
menarik perhatian para audiencenya. Programming bertujuan agar mencapai jangkauan pemirsa
yang sebesar mungkin dengan target audience yang spesifik, prestige dan penghargaan, serta
dapat mewadahi kepentingan lokal ataupun nasional. Kesuksesan media televisi mengacu pada
tiga pilar utama kesuksesan media penyiaran menurut Morissan yaitu teknik, program dan
pemasaran. Ketiga pilar tersebut diperlukan guna menunjang perkembangan media penyiaran
(Morissan,2008:218)
3.
TV programming strategy menurut Morissan terdiri dari perencanaan program, produksi,
eksekusi program, dan pengawasan dan evaluasi program. Pada sub bab ini akan menjabarkan
tentang programming strategy yang digunakan oleh manajemen TVRI berdasarkan tahapan yang
dikemukakan oleh Morissan.
Perencanaan program perlu untuk dilakukan agar program yang dibuat nantinya sesuai
dengan apa yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu program yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 yang menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan
pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta
melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui
penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan adanya perencanaan ini, maka output program nantinya akan sesuai
dengan konsep, dan tidak melenceng kemana-mana. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
program akan dibicarakan dalam proses perencanaan ini, mulai dari jenis program, jadwal
tayang, dan hubungannya dengan pengiklan.
Menurut Morissan pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program
apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan
program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu.
TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak bisa bersaing dengan televisi-televisi swasta
besar nasional yang sudah mempunyai nama. Contoh paling nyata yaitu pada jam prime time.
Saat televisi lain menayangkan program unggulan seperti sinetron, maka TVRI tidak ingin
membuat acara serupa. Selain karena biaya produksi sinetron tidaklah murah, juga karena pasti
akan kalah bersaing mengingat sumber daya yang belum memadai.
Oleh karena itu TVRI membuat program tandingan yang berbeda. Apabila sinetron
mayoritas ditonton oleh perempuan, maka TVRI mencari celah dengan membuat program yang
mengusung tema-tema sosial,budaya dan politik yang ditujukan untuk laki-laki. Misalnya Quo
Vadis, Push Meong, Parodi politik, dan Pendopo. Namun karena keunikan programnya, program
yang awalnya ditujukan untuk segmen laki-laki dewasa akhirnya disukai oleh semua audien
dewasa, remaja baik laki-laki maupun perempuan.
4. Analisis SWOT
- Strength (Kekuataan)
1. Stasiun Tv milik pemerintah
2. Sebagai media kampanye pembangunan daerah dan nasional
3. Tayangan program yang edukatif
4. Mengembangkan Sulawesi Tenggara di kancah nasional dengan penayangan
tentang kondisi Sulawesi Tenggara.
- Weakness (Kelemahan)
1. Program tayangannya hanya sedikit
2. Kurang melakukan inovasi pada program-programnnya.
3. Tidak mampu menarik banyak penonton
4. Rating rendah
- Opportunity (Peluang)
1. Sangat mungkin untuk menarik penonton millennial dengan tayangan yang lebih
kreatif
2. Sangat mungkin membuka peluang kerja seluas-luasnya khususnya daerah
Sulawesi Tenggara.
- Threat (Ancaman)
1. Makin meningkatnya stasiun Tv swasta sehingga TVRI semakin kurang dilirik.
2. Generasi millennial kurang minat dalam menonton berita.
3. Teknologi dan zaman yang semakin berkembang.
6. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi di TVRI Sulawesi Tenggara diterapkan kepada seluruh karyawan dan
staff namun masih cenderung bersifat kaku.
Seperti yang sudah diketahui bahwa TVRI ini merupakan organisasi pertelevisian yang
dimiliki oleh pemerintah Indonesia yang merupakan stasiun Televisi pertama yang ada di
Indonesia yang siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sebelum menjadi Lembaga
Penyiaran Publik, pada awalnya TVRI merupakan Lembaga Penyiaran Pemerintah sehingga
acara atau program yang ditayangkan oleh TVRI masih ada campur tangan dari pemerintah.
Setelah menjadi Lembaga Penyiaran Publik bukan berarti , pemerintah tidak ada campur tangan
dalam acara atau program yang ditayangkan oleh TVRI karena sebagian biaya operasional TVRI
masih ditanggung oleh pemerintah. Campur tangan pemerintah mempengaruhi budaya
perusahaan yang ada di TVRI. Hal tersebut menjadikan TVRi menjadi kurang bisa bersaing
dengan stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia. Sebagian karyawan TVRI merupakan
pegawai negeri sipil, sehingga upah tiap bulan pegawai TVRI masih ditanggung negara. Hal
tersebut berakibat pada kinerja karyawan TVRI sendiri dalam membuat sebuah program acara.
Mereka beranggapan bagaimanapun kualitas program acara yang mereka buat tidak akan
mempengaruhi gaji yang mereka terima sehinggga dapat di bilang bahwa TVRI memiliki budaya
organisasi yang cenderung kaku. Di TVRI juga tidak ada budaya yang lebih mengedepankan
atau meprioritaskan karyawan yang mempunyai kemampuan atau skill lebih dibandingkan
dengan karyawan yang lainnya. Berbeda dengan stasiun swasta, di beberapa stasiun TV Swasta
jika ada karyawan yang mempunyai kemampuan lebih atau berhasil membuat program acara
yang kreatif dan berkualitas akan lebih diprioritaskan dan mendapat beberapa keuntungan. Hal
tersebut membuat karyawan stasiun TV swasta menjadi akan berlomba-lomba membuat program
acara yang berkualitas sehingga berpengaruh kepada citra Stasiun Televisi itu sendiri.Di TVRI,
pimpinan perusahaan masih dianggap mempunyai peran utama bagi perusahaan, jadi berhasil
atau tidaknya perusahaan tersebut ditentukan oleh pemimpin perusahaan.
Kesimpulan:
Kesimpulannya bahwa TVRI Sulawesi Tenggara masih kurang melakukan inovasi terhadap
program-program yang telah ditayangkan serta masih sangat terbelakang dibandingkan dengan
stasiun TV swasta lainnya namun dengan segala peluang yang ada TVRI masih terus berusaha
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penayangannya.
Saran:
Sebaiknya TVRI juga menayangkan program-program yang lebih kreatif untuk menarik minat
kaum millennial sehingga rating penayangannya bisa lebih meningkat.