SCADA kependekan dari Supervisory Control And Data Acquisition merupakan sistem kombinasi dari telemetri
dan akusisi data. Sistem ini terdiri dari pengambilan informasi, transfer data yang diambil ke pusat pengendali,
kontrol dan pengambilan analisa dan kemudian penampilan data dalam beberapa monitor. Sistem SCADA
digunakan untuk memonitor dan mengontrol perlatan-peralatan dalam sebuah industri.
Konfigurasi Point-to-Point
Konfigurasi Point-to-Point merupakan konfigurasi sistem telemetri yang paling sederhana. Data di sini
dipertukarkan melalui dua stasiun. Satu stasiun digunakan sebagai master dan yang lainya sebagai slave. Sebagai
contoh adalah pengesetan dua RTU: satu untuk reservoir atau tangki dan lainnya untuk pompa air pada lokasi
yang berbeda. Pada saat tangki hampir kosong,RTU pada tangki akan mengirim EMPTY command ke RTU
lainnya dan pada saat tangki penuh, Tangki di RTU akan mengirim FULL command ke RTU pompa untuk
menyetop motor.
Konfigurasi Point-to-Multipoint
Konfigurasi Point-to-Multipoint digunakan jika satu peralatan digunakan sebagai master unit untuk beberapa
slave unit. Master biasanya merupakan host utama dan ditempatkan pada control room dan slave pada remote
unit di lapangan. Setiap slave memiliki alamat yang unik atau nomer ID.
Mode komunikasi
Terdapat dua mode komunikasi yaitu
• Polled System
• Interrupt System.
Polled System
Pada Polled atau Master/Slave system, master bertindak sebagai pengontrol penuh dari komunikasi. Master
mengumpulkan data secara teratur (mengirim dan menerima data) pada setiap slave secara berurutan. Slave unit
memberikan respon ke master hanya ketika ia menerima permintaan. Ini dinamakan metode half-duplex. Setiap
slave unit akan memiliki alamat unik masing-masing untuk memungkinkan identifikasi yang benar. Jika sebuah
slave tidak merespon dalam jangka waktu tertentu, master akan mengulang pengiriman data kembali sebelum
melanjutkan ke slave lainnya.
Keuntungannya:
• Proses pengumpulan data lebih simpel.
• Tidak ada tabrakan dalam pengiriman data di jaringan.
• Kerusakan jaringan mudah dideteksi.
Kekurangannya:
• Tidak memungkinkan adanya penyela perintah pada slave pada saat emergensi.
• Waktu menunggu sebanding dengan banyaknya slave.
• Semua komunikasi antara slave harus melalui master, hal ini menambah system menjadi lebih kompleks.
Interrupt System
Interrupt System dikenal juga sebagai Report by Exception (RBE). Di sini slave memonitor pemasukannya
dengan mendeteksi adanya perubahan yang cukup signifikan atau melebhi batas limit, pada saat itu slave
mengirim komunikasi ke master dan mentransfer data. Sistem ini didesain dengan pendeteksi error dan proses
recovery untuk menghindari tabrakan data. Sebelum sebuah unit mengirim data harus di cek dulu apakah ada unit
lain yang mengirim juga. Ini bisa dilakukan dengan mendeteksi dulu medium pembawa transmisi. Jika unit lain
mentransmisi, ada jeda waktu secara acak yang diperlukan sebelum mencoba untuk mengirim ulang.
Berulangnya error dapat menyebabkan kelumpuhan system. Untuk menghindari hal ini,jika beberapa kali
pengulangan slave masih belum berhasil mengirim data, ini akan ditunggu sampai di’poll’ sendiri oleh master.
Keuntungannya:
• Berkurangnya transfer data yang tidak penting.
• Mudah mengirim informasi yang sifatnya urgent.
• Memungkinkan komunikasi slave-to-slave
Kekurangannya:
• Master hanya bisa mendeteksi karusakan jaringan setelah beberapa saat yaitu pada saat system ‘polled’
• Diperlukan pengambilan data untuk nilai terakhir oleh operator.
• Tabrakan data memungkinkan terjadinya delay pada komunikasi.