BAB I
PENDAHULUAN
1
http://www.radarbanten.com, diakses, pada tanggal 22 maret 2011, pukul 20.30 WIB, judul Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Awasi Kampanye Di Radio & TV
2
J. B Wahyudi. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung : Alumni. Hal. 283.
3
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=new&detail. Perkembangan televisi di
Indonesia
1
2
2
3
7
Op Cit hal. 212
8
ibid
9
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 21 April 2009, pkl: 21.03
10
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=reality+show+adalah&meta, diakses 10 Maret 2009 pkl :
10.00 WIB.
11
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 21 April 2009, pkl: 21.03
WIB.
3
4
reality show. Memang acara tersebut semata-mata hanyalah untuk hiburan, tetapi di
lain pihak reality show menjadi ladang bisnis bagi pengusaha televisi.12
Dalam program reality show, situasi dan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan
lain-lain dari masyarakat Indonesia dan karakter asli seseorang tak segan-segan
untuk ditampilkan di layar kaca sebagai konsumsi publik. Yang membedakannya dari
acara-acara televisi lainnya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang
disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya pun bukanlah
selebritis yang biasa hadir di layar kaca kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang
banyak.13 Sadar atau tidak sadar, sekarang reality show sudah menjadi bagian dalam
hidup kita, suka atau tidak suka, paling tidak kita pernah mendengar dua suku kata
ini. Dahulu, reality show konsepnya sederhana sekali, hanya memotret kehidupan
orang awam (bukan artis). Yang disorot kehidupannya lumayan senang dan yang
menonton jadi terhibur.14
Selain acara sinetron dan tayangan televisi lainnya yang lebih dulu hadir,
program reality show menampilkan tayangan yang sesuai dengan realitas yang ada di
masyarakat, tayangan ini mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat, sebab
reality show menokohkan “orang biasa” yang terasa lebih dekat dengan pemirsanya.
Penampilan yang tanpa make up, pakaian yang biasa dan rumah yang bersahaja serta
jauh dari keglamoran gaya hidup dianggap memiliki persamaan dengan jutaan
pemirsa. Kesan “orang biasa” dengan permasalahan hidup sehari-hari yang sama
dengan orang banyak juga merupakan atribut yang mewakili pemirsa di rumah. Ini
membuat pemirsa merasakan dan mengidentifikasi dirinya sebagai tokoh dalam
reality show. Dalam waktu yang sama, pemirsa juga bisa merasa dirinya bagian dari
suatu kelompok yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan tokoh tersebut.
Kemunculan perasaan “senasib dan sepenanggungan” itulah yang selanjutnya
12
http://www.blog.merbabu.com/ipank/2009/02/18/reality-show-not-reality/ ,diakses 22 April 2009
pkl: 21.14 WIB.
13
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=reality+show+adalah&meta, diakses 10 Februari 2011
pkl : 10.00 WIB.
14
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 10 Februari 2011, pkl: 21.03
WIB.
4
5
membuat pemirsa suka menyaksikan hal-hal yang ada di reality show. Dibandingkan
dengan acara-acara lain seperti sinetron, reality show dianggap lebih relevan oleh
pemirsanya karena dianggap lebih mewakili mereka. Sosok dan permasalahan dalam
reality show lebih akrab dengan keseharian pemirsa. Inilah yang kemudian
mendorong banyak orang untuk menyaksikan, memperhatikan dan selanjutnya
menyukai reality show. Penonton pada dasarnya, menikmati melihat kehidupan
orang lain dan orang tersebut juga menikmati bisa tampil di televisi. 15 Hal ini juga
ditunjukkan dengan penelitian yang sudah ada bahwa masyarakat senang menonton
drama kehidupan orang lain yang ditayangkan di stasiun televisi.16
Reality show pertama di Indonesia adalah Katakan Cinta yang tayang sejak 19
Januari 2003 di RCTI setiap hari Minggu pukul 16.30 WIB. Katakan Cinta
merupakan tayangan yang sukses membidik pasar remaja dengan mendapatkan
audience share sebanyak 25% dari seluruh pemirsa televisi yang menyaksikan
tayangan televisi pada jam tayangnya (data rating AGB Nielsen). Katakan Cinta
terpilih sebagai reality show terfavorit dalam ajang Panasonic Awards 2003 dan
nominator reality show terfavorit Panasonic Awards 2004.17
Tema Reality show bisa bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat,
hingga menjebak kekasih dan kawan. Beberapa contoh program yang berlabelkan
reality show antara lain:
“Termehek – mehek” yang ditayangkan di Trans TV setiap hari Sabtu pukul 18.15,
minggu 18.15. Sebuah Drama Reality, pencarian yang akan mempertemukan client
dengan orang yang sangat ingin ditemuinya (target) karena sebuah alasan khusus,
dimana klient tidak tahu keberadaan sang target sekarang (lost contact). Setelah
berhasil melakukan pencarian, host kemudian akan mempertemukanclient dengan
sang target. Konflik akan terjadi pada saat proses pertemuan clientdengan target.
15
http://shumans.com/articles/000018.php. diakses 12 Februari 2011 pkl 11.45 WIB.
16
Satu contoh yang penulis temukan adalah Skripsi Amalia Damayanti. Komodifikasi Kepedulian
Sosial Di Media : Analisis Wacana Kritis Terhadap Tayangan Reality Show “Uang Kaget” Di
Televisi. Skripsi. Jakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Alzhar Indonesia.
2006, hal. 118.
17
http://www.katakancinta.com/about/ diakses 12 Februari 2011, pkl 12.30 WIB.
5
6
Program akan diperkuat dengan testimony dari client, target, dan bahkan host.
Melalui testimoni, penonton dapat melihat dan merasakan apa yangsedang dirasakan
oleh client, target, dan host. Acara reality show ini menggunakan pendekatan drama
dan hiburan.18
Contoh program yang berlabelkan reality show lainnya adalah “Orang
ketiga” yang ditayangkan di trans TV pada hari Senin, selasa, rabu, kamis, jumat
pukul 16.30. Program orang ketiga ini adalah sebuah tayangan yang memiliki konsep
untuk membantu pihak-pihak yang memiliki permasalahan dalam sebuah hubungan
(relationship), namun benang merah dari program ini adalah kita melibatkan orang
ketiga yang memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang sedang mengalami
masalah. Jadi posisi orang ketiga disini adalah sebagai pemberi/pencari informasi.
Program juga lebih menekankan pengintaian dan pencarian. Acara reality show ini
menggunakan pendekatan drama dan hiburan.19
Rating adalah pemindai untuk menunjukkan jumlah persentase penonton.
Bahkan rating seringkali menjadi indikator akan keberhasilan suatu program yang
dijadikan patokan berbagai stasiun TV. Hal ini membuat industri TV menjadikan
keputusan akan keberlangsungan program atau keputusan penayangan atau tidaknya
program berdasarkan kepada rating yang ada. 20
Program sejenis pun menuai hasil yang bagus di beberapa stasiun TV. SCTV
misalnya paling menikmati booming reality show. SCTV setidaknya memiliki tujuh
program bergenre yang sama, dan semuanya menuai hasil yang bagus—rata-rata di
atas 1.8/15.2. Mulai dari Cinta Lama Bersemi Kembali, Pacaran Pertama,
Backstreet, Cinta Lokasi, Cinta Monyet, Kontak Jodoh dan Uya Emang Kuya
semuanya bisa memikat pemirsa. Stasiun RCTI misalnya menghadirkan program
yang mirip langsung head to head dengan SCTV. Program Mata-mata, You Percaya
I Percaya, Kacau, Gantian Dong, Katakan Cinta, Bedah Rumah. Katakan Cinta,
18
http/www.transtvprogram realityshow.com di akses padatanggal 27 juli 2011 pukul 20:33
19
ibid
20
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=rating+adalah. Di akses pada tanggal 28 juli 2011 pukul
21:00
6
7
adalah program lama, yang dulu pernah sukses, tetapi sempat turun, akhirnya
dimunculkan seperti halnya Bedah Rumah. Herannya, SCTV dan RCTI beberapa kali
menjadi penguasa di slot tersebut. 21
Produk tayangan reality show di televisi merupakan salah satu ekspresi pop
culture (budaya popular). Program reality show juga memberikan hadiah yang sangat
menggiurkan bagi peserta acara tersebut, baik berupa uang, barang maupun fasilitas
lainnya.22 Reality Show telah menjadi sangat populer selama dekade terakhir.
mendapatkan khalayak yang besar dan menghasilkan banyak uang untuk penyiaran.
Namun demikian, realitas TV juga sering menjadi topik hangat, dengan beberapa
orang percaya bahwa itu adalah tidak berharga dan buruk bagi masyarakat kita. Ada
komentar dan kontra di masyarakat yang mendorong untuk memotong jumlah jam
yang diberikan kepada program realitas, atau bahkan untuk melarang mereka
sepenuhnya. Lainnya berpendapat bahwa orang harus diizinkan untuk menonton apa
yang mereka suka, dan bahwa program reality TV membuat TV yang baik.23
Akibat tuntutan industri dan kebutuhan pasar, seringkali media memberikan
suatu label pada suatu program sebagai reality show. Padahal kenyataannya program
tersebut tidak menggunakan prinsip prinsip atau karakteristik reality showi seperti
yang dibahas di depan. Misalnya tayangan program Termehek-Mehek di Trans TV.
Dengan rating/share, adalah 7,2/26.6 (Angka 7,2 mengindikasikan sebanyak 7,2
persen responden (42,6 juta) menyaksikan acara tersebut. Adapun 26,6 menunjukkan
sebanyak angka tersebut di jam tayang program itu menyaksikan Termehek-mehek.
Untuk saat ini, sebuah program mendapat angka rating tujuh sudah merupakan
keistimewaan. Banyak program yang ratingnya justru di bawah angka 1 Namun
demikian, acara ini juga tidak lepas dari berbagai kritik, termasuk pro kontra atas
21
http://m.kompas.com/news/read/data/2009.01.06.18442321, diakses 25 maret 2011 pkl 20.30 WIB
22
Begitu banyak pengertian tentang pop culture, tetapi Alfathri Adlin, seorang pemerhati budaya dari
ITB mendefinisikan pop culture sebagai budaya komersial yang disukai dan diproduksi secara massal
dan diikuti oleh massa pula. http://www.indosiar.com/program/resensi/69219/reality-show-yang-
improved-di-layar-kaca, diakses 18 Februari 2011 pkl: 12.50 WIB.
23
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/10/30/brk. Program Reality Show Paling Diminati.
Di akses pada tanggal 18 februari 201 pukul 12:50
7
8
kebenaran informasi dan realitas yang disajikan. Kritikan ditujukan karena program
ini dinilai beberapa pihak bukanlah sebuah reality show, melainkan drama reality.24
Pro kontra yang hadir menunjukkan bahwa ada ketidakpercayaan publik atau
khalayak bahwa isi tayangan yang dihadirkan dalam suatu reality show adalah suatu
realitas nyata. Masih ada ketidakpercayaan khalayak atas isi reality show yang
dipandang bukan merupakan realitas obyektif, melainkan dibentuk dan diarahkan
media. Maka pertanyaannya kemudian adalah apakah khalayak menilai bahwa
tayangan reality show ini sesuatu yang sebenarnya merupakan realitas di tengah
masyarakat atau merupakan skenario, menggunakan scrip, pemain yang diatur, talent,
dan sebagainya. Ini memunculkan pertanyaan mengenai kepercayaan khalayak atas
isi media dalam konteks realism media ( media realism ). 25
Media realism pada studi media merupakan konsep yang sulit, tetapi kita
dapat memulai dari sudut pandang para penonton. Penonton perlu mengenal dan
mengidentifikasikan teks media yang terhubung sehingga dapat menjadi kehidupan
dan dunia yang mereka tempati. Jika hubungan telah terhubung, makapenonton akan
mendapatkan sesuatu yang sulit untuk dipahami. Realism mungkin dapat dipahami
sebagai hubungan yang spesifik antara teks–teks dan para penontonnya. Selanjutnya,
pengertian realism saat ini adalah salah satu kategori yang luas sebagai usaha untuk
memahami apa yang telah dialami. Dalam realis media terdapat hubungan pada
bidang – bidang di dalam ilmu estetika, kognitif, dan emosi, dan tentunya hubungan
dalam semua bidang genre tersebut dipelajari pada waktu yang bersamaan.26
Saat ini, remaja adalah salah satu target audiens yang cukup banyak menjadi
target acara atau tayangan reality show. Selama Desember 2010 sampai dengan Mei
2011 program acara reality show amat digandrungi oleh para penonton remaja televisi
Indonesia. Hal ini terbukti dari jumlah penonton remaja reality show yang terus
meningkat, sampai saat ini program reality show masih merajai layar kaca. Jumlah
24
www.acnielsenindonesia.com. Ariana : AGB Nielson Indonesia Top Program All Channel.
25
http://shumans.com/articles/000018.php. Reality Show Dalam Kehidupan Masyarakat.
26
Representation and Realism, http://.litnotes.co.uk/realism.htm, diakses pada tanggal 22 maret 2011,
pukul 20.30 WIB
8
9
27
http://www.adoimagazine.co.id/index.php?view=article&catid=1%3Aberita-
terkini&id=454%3Aagbnielsen-news-release-reality-show-masih-merajai-tayangan-
tv&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content, diakses 14 Maret 2009 pkl: 08.15 WIB.
28
Sarlito Sarwono. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 10.
29
Skripsi Ida Fretti Silaban, Sikap Remaja Terhadap Adegan Seks di Film Video Laser. Depok: Ilmu
Komunikasi FISIP UI, 1994. Hal. 27. Dick Hebdige dalam Hiding In The Light (1998), menyatakan
bahwa remaja telah dikonstruksikan dalam wacana “masalah” dan “kesenangan” (remaja sebagai
pembuat masalah dan remaja yang hanya gemar bersenang-senang).
9
10
persentase penonton Uya Emang Kuya terutama remaja putri kalangan bawah pada
setiap tayangannya mencapai 53% .30
Tabel I
Tabel Rata-rata Jumlah Penonton Remaja, Stasiun TV Nasional
10
11
penonton kalangan remaja dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta
segmentasi kelas menengah ke bawah. Khalayak berarti sekumpulan orang yang
heterogen dan jumlah keseluruhannya dapat dijangkau oleh satuan media yakni
televisi dengan karakteristik demografi tertentu. 32 Semua hal yang telah dijabarkan
diasumsikan menjadi daya tarik tersendiri bagi tayangan “Uya Memang Kuya”
hingga khalayak penonton memiliki ketertarikan untuk menonton. Tayangan Uya
Memang Kuya” masih mencantumkan label reality show dalam programnya33.
Panasonic Gobel Awards ke-14 untuk kategori Presenter reality show diraih
oleh Uya Kuya, yang saat penerimaan piala didampingi oleh anaknya Cinta. “ Ini
tahun keduanya saya menang jadi presenter Reality Show, memang saya kasih piala
untuk Cinta, saya ada tiga program reality show, 1,7 juta suara yang masuk saya
pasrah saja," ujar Uya ditemui di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat, Jumat
(25/3/2011). Uya memperoleh penghargaan ini melalui program acara Uya Memang
Kuya. Dia mengatakan, tahun ini meraih tiga nominasi. Saat ditanya apakah dia akan
tetap menjadi presenter, dia menjawab, "orang bilang kalau presenter cuma untuk
orang yang muda-muda, tapi walaupun saya tua, muka saya pas-pasan,berarti
masyarakat percaya sama saya."Penghargaan ini pun dipersembahkan untuknya
Cinta. Karena menurutnya cinta yang paling cocok pendapat penghargaan ini."Saya
kalah sama Cinta. Kalau dijalan pasti orang manggil Cinta..Cinta. Saya dilupakan,"
selorohnya. Uya memenangkan penghargaan ini lewat acara yang saat ini sedang
menarik perhatian publik, lantaran acara Uya Memang Kuya diharamkan. KPI sendiri
mengaku banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Komisi Penyiaran Indonesia
mengundang ulama untuk menyampaikan langsung keluhan ke kantor, untuk
diteruskan kepada stasiun televisi SCTV.34
32
Dennis McQuail. 1994. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga, hal. 33 dan 203.
33
http://www.detiknews.com/read/2011/03/29/155056/1603841/103/fatwa-haram-uya-memang-kuya
di akses pada tanggal 26 maret 2011 pukul 20:33
34
http://celebrity.okezone.com/read/2011/03/25/33/439035/menang-panasonic-award-uya-kuya-
hadiahi-cinta diakses pada tanggal 27 februari 2011 pukul 18:30
11
12
12
13
BAB I. PENDAHULUAN
13
14
14