Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini hampir semua orang menggunakan media televisi. Setiap orang
menghabiskan beberapa jam bahkan hampir seharian duduk menikmati tayangan
televisi.1 Televisi adalah bagian dari dunia penyiaran. Definisi broadcasting atau
penyiaran menurut J. B Wahyudi adalah suatu proses penyelenggaraan siaran, mulai
dari perencanaan, persiapan produksi, hingga penyelesaian produksi menjadi paket
siap siar dan siarannya sendiri. Wadah dari semua kegiatan ini disebut organisasi
penyiaran atau badan penyiaran.2
Dunia pertelevisian pun mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Perkembangan tersebut terutama di Indonesia ditandai dengan munculnya stasiun
televisi swasta pertama pada tahun 1989 yaitu RCTI, lalu disusul dengan stasiun
televisi swasta lainnya yaitu SCTV (1990), TPI (1991), ANTV (1993) dan Indosiar
(1994). Setelah era tersebut lahir dan berkembang lagi stasiun-stasiun televisi swasta
baru lainnya seperti Metro TV (2000), Trans TV (2001), Global TV (2002), TV7
(2000, dan sejak tahun 2006 menjadi Trans 7), Lativi (2002, sejak tahun 2008
menjadi TV One).3
Hadirnya dinamika baru yang luas dalam pertelevisian di Indonesia,
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses informasi ataupun
hiburan melalui komunikasi massa, tanpa harus meninggalkan rumah. Kemudahan ini
memposisikan televisi dalam masyarakat menjadi salah satu bagian dari kehidupan
sehari-hari, dalam rangka memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Selain
menjadi sarana hiburan, televisi yang mampu diakses oleh hampir semua orang,

1
http://www.radarbanten.com, diakses, pada tanggal 22 maret 2011, pukul 20.30 WIB, judul Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Awasi Kampanye Di Radio & TV
2
J. B Wahyudi. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung : Alumni. Hal. 283.
3
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=new&detail. Perkembangan televisi di
Indonesia

1
2

bermanfaat terhadap pemberdayaan masyarakat antara lain dalam mengatasi


ketegangan-ketegangan di masyarakat melalui tayangan hiburan .4
Dampak media massa dalam sebuah masyarakat membuat persepsi baru
bahwa media massa, masyarakat, budaya massa dan budaya tinggi secara simultan
saling berhubungan satu sama lain. Corak hubungan faktor-faktor di atas bersifat
“interplay”. Tentu saja perubahan makna sosial tersebut juga dipengaruhi oleh
perkembangan sosial baru dalam era modernisasi. Dalam proses ini ada beberapa
pertimbangan yang perlu dilihat. Perkembangan media massa baru seperti televisi
sempat mengubah persepsi sosial masyarakat karena pengaruhnya yang sedemikian
dahsyat. Bahkan dapat dikatakan bahwa televisi mampu menjadi sentra kehidupan
sosial meski tidak menutup kemungkinan bahwa media cetak juga tetap mempunyai
kekuatan yang cukup signifikan dalam masyarakat.5
Media massa seperti toleransi mempunyai beberapa fungsi atau peran social,
yaitu fungsi pengawasan social, fungsi interpretasi, fungsi transmisi nilai, dan fungsi
hiburan. Fungsi pengawasan media adalah fungsi yang khusus menyediakan
informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja di lingkungan mereka.
Media massa meng-up date pengetahuan dan pemahaman manusia tentang
lingkungan sekitarnya. Fungsi interpretasi adalah fungsi media yang menjadi sarana
memproses, menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal
yang diketahui oleh manusia.6
Kemampuan televisi dalam memberikan hiburan yang menarik bagi
masyarakat, secara psikologis akan membantu mereka menghilangkan kepenatan dari
aktifitas yang telah dijalani. Mengingat pada umumnya hiburan dipandang sebagai
sesuatu yang menyenangkan dan selalu dibutuhkan oleh setiap manusia. Teori
Stimulasi menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu berusaha
memenuhi hasrat ingin tahu, mencari pengalaman baru dan selalu berusaha
4
Jalaludin Rakhmat. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 205.
5
Veven, Verdana.2001. Televisi dan Prasangka Budaya Massa. Media Lintas Inti Nusantara. Jakarta
hal 97-98
6
Onong Uchjana Effendy. 1984. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung : Alumni. Hal. 28

2
3

menghindari kebosanan.7 Maka kehadiran televisi melalui tayangan-tayangannya


yang segar dengan berbagai jenis kategori (genre) acara seperti komedi, kuis,
talkshow, gameshow, reality show, musik, sinetron, dan film bioskop bisa menjadi
sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan atau
keingintahuan masyarakat akan hiburan.8
Salah satu jenis tayangan televisi yang mampu menghibur ialah acara reality
show. Hal ini karena reality show menyajikan realitas atau kejadian sesungguhnya
yang dikemas dengan konsep yang apik agar terlihat menarik, dan dinikmati sebagai
acara refreshing.9
Reality show pada awalnya merupakan suatu acara yang diselenggarakan di
televisi dan temanya bisa bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat,
hingga menjebak kekasih dan kawan. Dalam program reality show kondisi sosial
ekonomi berbagai budaya masyarakat Indonesia dan karakter asli seseorang tak
segan-segan untuk ditampilkan di layar kaca sebagai konsumsi publik. Yang
membedakannya dari acara-acara televisi lainnya adalah tidak adanya naskah atau
jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya
pun bukanlah selebritis yang biasa hadir di layar kaca kemudian disiarkan dan
ditonton oleh orang banyak.10
Sadar atau tidak sadar, sekarang reality show sudah menjadi bagian dalam
hidup kita, suka atau tidak suka, paling tidak kita pernah mendengar dua suku kata
ini. Dahulu, reality show konsepnya sederhana sekali, hanya memotret kehidupan
orang awam (bukan artis). Yang disorot kehidupannya lumayan senang dan yang
menonton jadi terhibur.11 Masyarakat telah dimanjakan oleh kehadiran tayangan

7
Op Cit hal. 212
8
ibid
9
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 21 April 2009, pkl: 21.03
10
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=reality+show+adalah&meta, diakses 10 Maret 2009 pkl :
10.00 WIB.
11
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 21 April 2009, pkl: 21.03
WIB.

3
4

reality show. Memang acara tersebut semata-mata hanyalah untuk hiburan, tetapi di
lain pihak reality show menjadi ladang bisnis bagi pengusaha televisi.12
Dalam program reality show, situasi dan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan
lain-lain dari masyarakat Indonesia dan karakter asli seseorang tak segan-segan
untuk ditampilkan di layar kaca sebagai konsumsi publik. Yang membedakannya dari
acara-acara televisi lainnya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang
disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya pun bukanlah
selebritis yang biasa hadir di layar kaca kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang
banyak.13 Sadar atau tidak sadar, sekarang reality show sudah menjadi bagian dalam
hidup kita, suka atau tidak suka, paling tidak kita pernah mendengar dua suku kata
ini. Dahulu, reality show konsepnya sederhana sekali, hanya memotret kehidupan
orang awam (bukan artis). Yang disorot kehidupannya lumayan senang dan yang
menonton jadi terhibur.14
Selain acara sinetron dan tayangan televisi lainnya yang lebih dulu hadir,
program reality show menampilkan tayangan yang sesuai dengan realitas yang ada di
masyarakat, tayangan ini mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat, sebab
reality show menokohkan “orang biasa” yang terasa lebih dekat dengan pemirsanya.
Penampilan yang tanpa make up, pakaian yang biasa dan rumah yang bersahaja serta
jauh dari keglamoran gaya hidup dianggap memiliki persamaan dengan jutaan
pemirsa. Kesan “orang biasa” dengan permasalahan hidup sehari-hari yang sama
dengan orang banyak juga merupakan atribut yang mewakili pemirsa di rumah. Ini
membuat pemirsa merasakan dan mengidentifikasi dirinya sebagai tokoh dalam
reality show. Dalam waktu yang sama, pemirsa juga bisa merasa dirinya bagian dari
suatu kelompok yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan tokoh tersebut.
Kemunculan perasaan “senasib dan sepenanggungan” itulah yang selanjutnya
12
http://www.blog.merbabu.com/ipank/2009/02/18/reality-show-not-reality/ ,diakses 22 April 2009
pkl: 21.14 WIB.
13
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=reality+show+adalah&meta, diakses 10 Februari 2011
pkl : 10.00 WIB.
14
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/14/muda/1024717.htm, diakses 10 Februari 2011, pkl: 21.03
WIB.

4
5

membuat pemirsa suka menyaksikan hal-hal yang ada di reality show. Dibandingkan
dengan acara-acara lain seperti sinetron, reality show dianggap lebih relevan oleh
pemirsanya karena dianggap lebih mewakili mereka. Sosok dan permasalahan dalam
reality show lebih akrab dengan keseharian pemirsa. Inilah yang kemudian
mendorong banyak orang untuk menyaksikan, memperhatikan dan selanjutnya
menyukai reality show. Penonton pada dasarnya, menikmati melihat kehidupan
orang lain dan orang tersebut juga menikmati bisa tampil di televisi. 15 Hal ini juga
ditunjukkan dengan penelitian yang sudah ada bahwa masyarakat senang menonton
drama kehidupan orang lain yang ditayangkan di stasiun televisi.16
Reality show pertama di Indonesia adalah Katakan Cinta yang tayang sejak 19
Januari 2003 di RCTI setiap hari Minggu pukul 16.30 WIB. Katakan Cinta
merupakan tayangan yang sukses membidik pasar remaja dengan mendapatkan
audience share sebanyak 25% dari seluruh pemirsa televisi yang menyaksikan
tayangan televisi pada jam tayangnya (data rating AGB Nielsen). Katakan Cinta
terpilih sebagai reality show terfavorit dalam ajang Panasonic Awards 2003 dan
nominator reality show terfavorit Panasonic Awards 2004.17
Tema Reality show bisa bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat,
hingga menjebak kekasih dan kawan. Beberapa contoh program yang berlabelkan
reality show antara lain:
“Termehek – mehek” yang ditayangkan di Trans TV setiap hari Sabtu pukul 18.15,
minggu 18.15. Sebuah Drama Reality, pencarian yang akan mempertemukan client
dengan orang yang sangat ingin ditemuinya (target) karena sebuah alasan khusus,
dimana klient tidak tahu keberadaan sang target sekarang (lost contact). Setelah
berhasil melakukan pencarian, host kemudian akan mempertemukanclient dengan
sang target. Konflik akan terjadi pada saat proses pertemuan clientdengan target.
15
http://shumans.com/articles/000018.php. diakses 12 Februari 2011 pkl 11.45 WIB.
16
Satu contoh yang penulis temukan adalah Skripsi Amalia Damayanti. Komodifikasi Kepedulian
Sosial Di Media : Analisis Wacana Kritis Terhadap Tayangan Reality Show “Uang Kaget” Di
Televisi. Skripsi. Jakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Alzhar Indonesia.
2006, hal. 118.
17
http://www.katakancinta.com/about/ diakses 12 Februari 2011, pkl 12.30 WIB.

5
6

Program akan diperkuat dengan testimony dari client, target, dan bahkan host.
Melalui testimoni, penonton dapat melihat dan merasakan apa yangsedang dirasakan
oleh client, target, dan host. Acara reality show ini menggunakan pendekatan drama
dan hiburan.18
Contoh program yang berlabelkan reality show lainnya adalah “Orang
ketiga” yang ditayangkan di trans TV pada hari Senin, selasa, rabu, kamis, jumat
pukul 16.30. Program orang ketiga ini adalah sebuah tayangan yang memiliki konsep
untuk membantu pihak-pihak yang memiliki permasalahan dalam sebuah hubungan
(relationship), namun benang merah dari program ini adalah kita melibatkan orang
ketiga yang memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang sedang mengalami
masalah. Jadi posisi orang ketiga disini adalah sebagai pemberi/pencari informasi.
Program juga lebih menekankan pengintaian dan pencarian. Acara reality show ini
menggunakan pendekatan drama dan hiburan.19
Rating adalah pemindai untuk menunjukkan jumlah persentase penonton.
Bahkan rating seringkali menjadi indikator akan keberhasilan suatu program yang
dijadikan patokan berbagai stasiun TV. Hal ini membuat industri TV menjadikan
keputusan akan keberlangsungan program atau keputusan penayangan atau tidaknya
program berdasarkan kepada rating yang ada. 20
Program sejenis pun menuai hasil yang bagus di beberapa stasiun TV. SCTV
misalnya paling menikmati booming reality show. SCTV setidaknya memiliki tujuh
program bergenre yang sama, dan semuanya menuai hasil yang bagus—rata-rata di
atas 1.8/15.2. Mulai dari Cinta Lama Bersemi Kembali, Pacaran Pertama,
Backstreet, Cinta Lokasi, Cinta Monyet, Kontak Jodoh dan Uya Emang Kuya
semuanya bisa memikat pemirsa. Stasiun RCTI misalnya menghadirkan program
yang mirip langsung head to head dengan SCTV.  Program Mata-mata, You Percaya
I Percaya, Kacau, Gantian Dong, Katakan Cinta, Bedah Rumah. Katakan Cinta,

18
http/www.transtvprogram realityshow.com di akses padatanggal 27 juli 2011 pukul 20:33
19
ibid
20
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=rating+adalah. Di akses pada tanggal 28 juli 2011 pukul
21:00

6
7

adalah program lama, yang dulu pernah sukses, tetapi sempat turun, akhirnya
dimunculkan seperti halnya Bedah Rumah. Herannya, SCTV dan RCTI beberapa kali
menjadi penguasa di slot tersebut. 21
Produk tayangan reality show di televisi merupakan salah satu ekspresi pop
culture (budaya popular). Program reality show juga memberikan hadiah yang sangat
menggiurkan bagi peserta acara tersebut, baik berupa uang, barang maupun fasilitas
lainnya.22 Reality Show telah menjadi sangat populer selama dekade terakhir.
mendapatkan khalayak yang besar dan menghasilkan banyak uang untuk penyiaran.
Namun demikian, realitas TV juga sering menjadi topik hangat, dengan beberapa
orang percaya bahwa itu adalah tidak berharga dan buruk bagi masyarakat kita. Ada
komentar dan kontra di masyarakat yang mendorong untuk memotong jumlah jam
yang diberikan kepada program realitas, atau bahkan untuk melarang mereka
sepenuhnya. Lainnya berpendapat bahwa orang harus diizinkan untuk menonton apa
yang mereka suka, dan bahwa program reality TV membuat TV yang baik.23
Akibat tuntutan industri dan kebutuhan pasar, seringkali media memberikan
suatu label pada suatu program sebagai reality show. Padahal kenyataannya program
tersebut tidak menggunakan prinsip prinsip atau karakteristik reality showi seperti
yang dibahas di depan. Misalnya tayangan program Termehek-Mehek di Trans TV.
Dengan rating/share, adalah 7,2/26.6 (Angka 7,2  mengindikasikan sebanyak 7,2
persen responden (42,6 juta) menyaksikan acara tersebut. Adapun 26,6 menunjukkan
sebanyak angka tersebut di jam tayang program itu menyaksikan Termehek-mehek.
Untuk saat ini, sebuah program mendapat angka rating tujuh sudah merupakan
keistimewaan. Banyak program yang ratingnya justru di bawah angka 1 Namun
demikian, acara ini juga tidak lepas dari berbagai kritik, termasuk pro kontra atas

21
http://m.kompas.com/news/read/data/2009.01.06.18442321, diakses 25 maret 2011 pkl 20.30 WIB
22
Begitu banyak pengertian tentang pop culture, tetapi Alfathri Adlin, seorang pemerhati budaya dari
ITB mendefinisikan pop culture sebagai budaya komersial yang disukai dan diproduksi secara massal
dan diikuti oleh massa pula. http://www.indosiar.com/program/resensi/69219/reality-show-yang-
improved-di-layar-kaca, diakses 18 Februari 2011 pkl: 12.50 WIB.
23
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/10/30/brk. Program Reality Show Paling Diminati.
Di akses pada tanggal 18 februari 201 pukul 12:50

7
8

kebenaran informasi dan realitas yang disajikan. Kritikan ditujukan karena program
ini dinilai beberapa pihak bukanlah sebuah reality show, melainkan drama reality.24
Pro kontra yang hadir menunjukkan bahwa ada ketidakpercayaan publik atau
khalayak bahwa isi tayangan yang dihadirkan dalam suatu reality show adalah suatu
realitas nyata. Masih ada ketidakpercayaan khalayak atas isi reality show yang
dipandang bukan merupakan realitas obyektif, melainkan dibentuk dan diarahkan
media. Maka pertanyaannya kemudian adalah apakah khalayak menilai bahwa
tayangan reality show ini sesuatu yang sebenarnya merupakan realitas di tengah
masyarakat atau merupakan skenario, menggunakan scrip, pemain yang diatur, talent,
dan sebagainya. Ini memunculkan pertanyaan mengenai kepercayaan khalayak atas
isi media dalam konteks realism media ( media realism ). 25
Media realism pada studi media merupakan konsep yang sulit, tetapi kita
dapat memulai dari sudut pandang para penonton. Penonton perlu mengenal dan
mengidentifikasikan teks media yang terhubung sehingga dapat menjadi kehidupan
dan dunia yang mereka tempati. Jika hubungan telah terhubung, makapenonton akan
mendapatkan sesuatu yang sulit untuk dipahami. Realism mungkin dapat dipahami
sebagai hubungan yang spesifik antara teks–teks dan para penontonnya. Selanjutnya,
pengertian realism saat ini adalah salah satu kategori yang luas sebagai usaha untuk
memahami apa yang telah dialami. Dalam realis media terdapat hubungan pada
bidang – bidang di dalam ilmu estetika, kognitif, dan emosi, dan tentunya hubungan
dalam semua bidang genre tersebut dipelajari pada waktu yang bersamaan.26
Saat ini, remaja adalah salah satu target audiens yang cukup banyak menjadi
target acara atau tayangan reality show. Selama Desember 2010 sampai dengan Mei
2011 program acara reality show amat digandrungi oleh para penonton remaja televisi
Indonesia. Hal ini terbukti dari jumlah penonton remaja reality show yang terus
meningkat, sampai saat ini program reality show masih merajai layar kaca. Jumlah
24
www.acnielsenindonesia.com. Ariana : AGB Nielson Indonesia Top Program All Channel.
25
http://shumans.com/articles/000018.php. Reality Show Dalam Kehidupan Masyarakat.
26
Representation and Realism, http://.litnotes.co.uk/realism.htm, diakses pada tanggal 22 maret 2011,
pukul 20.30 WIB

8
9

rata-rata penonton reality show di 10 kota di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya,


Medan, Semarang, Bandung, Makasar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar,
Banjarmasin menurut survei AGB Nielsen, angkanya terus mengalami peningkatan
sejak kwartal 3, dengan jumlah penontonnya 4,5 juta atau sekitar 82,5%
dibandingkan dengan capaian pada kuartal 1 dengan jumlah penonton sekitar 1,5 juta
atau sekitar 21,9%. Saat ini total jam tayang program yang ditonton oleh kebanyakan
remaja (10-19 tahun) di 10 stasiun televisi swasta nasional ini mencapai 7 jam
perhari. Dan Trans TV mendominasi siaran reality show dengan menayangkan rata-
rata siar 1,5 jam perhari, sementara posisi kedua dan ketiga di duduki oleh RCTI dan
ANTV yang masing-masing menayangkan rata-rata siar 1 jam perhari. Pergerakan
positif rating reality show mulai tampak sejak Desember 2010 dan mencapai
puncaknya pada Mei 2011.27
Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak-
kanak ke masa dewasa. Dari berbagai definisi mengenai remaja, perbedaan utama
dari masing-masing definisi sesungguhnya, terletak pada batasan usianya. Menurut
PBB sendiri batasan usia remaja ialah 15-24 tahun. Sedangkan di Indonesia batasan
usia remaja menurut sensus penduduk tahun 1980 adalah 14-24 tahun. 28 Usia remaja
sering diidentikan dengan waktu luang, kebebasan dan semangat pemberontak.29
Di akhir pekan pada jam tersebut, program yang berhasil menarik paling
banyak pemirsa remaja adalah program hiburan (musik, hiburan ringan dan reality
show). Kebanyakan remaja menyaksikan sinetron, selain program pencarian bakat
dan reality show. Penelitian ini akan fokus pada khalayak remaja putri dari kalangan
bawah, khususnya kelompok remaja putri. Hal ini dbuktikan dengan jumlah

27
http://www.adoimagazine.co.id/index.php?view=article&catid=1%3Aberita-
terkini&id=454%3Aagbnielsen-news-release-reality-show-masih-merajai-tayangan-
tv&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content, diakses 14 Maret 2009 pkl: 08.15 WIB.
28
Sarlito Sarwono. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 10.
29
Skripsi Ida Fretti Silaban, Sikap Remaja Terhadap Adegan Seks di Film Video Laser. Depok: Ilmu
Komunikasi FISIP UI, 1994. Hal. 27. Dick Hebdige dalam Hiding In The Light (1998), menyatakan
bahwa remaja telah dikonstruksikan dalam wacana “masalah” dan “kesenangan” (remaja sebagai
pembuat masalah dan remaja yang hanya gemar bersenang-senang).

9
10

persentase penonton Uya Emang Kuya terutama remaja putri kalangan bawah pada
setiap tayangannya mencapai 53% .30
Tabel I
Tabel Rata-rata Jumlah Penonton Remaja, Stasiun TV Nasional

Sumber : www.agbnielsen.co.id tahun 2010


Meski ada kenaikan jumlah penonton pada jam-jam tersebut, jam menonton
para remaja justru berkurang 2 jam 36 menit dibandingkan bulan lalu menjadi 61 jam
24 menit. Jam menonton mereka berkurang hampir di sepanjang hari, kecuali di pagi
hari (06.00-10.00), yang bertambah 15 menit menjadi hampir 10 jam dan di jam
tayang utama, yang naik sekitar 1 jam 6 menit menjadi hampir 23 jam di sepanjang
bulan Oktober. Seiring dengan bertambahnya jam tayang sejumlah program, jam
menonton para remaja bertambah paling banyak terutama pada program spesial, yaitu
dari rata-rata total hanya 23 menit menjadi 47 menit. Selain itu, jam menonton
program olahraga pun naik.31
Salah satu stasiun televisi yang menyajikan konsep program tayangan reality
show adalah SCTV dan salah satu reality shownya adalah “Uya Memang Kuya”.
“Uya Memang Kuya” merupakan tayangan reality show yang menghibur serta
mempunyai ciri khas dan berbeda dari realiy show lainnya karena reality show ini
menghipnotis khalayak untuk mengeluarkan unek - uneknya yang secara sengaja mau
di hipnotis. Pihak tim kreatif membidik sejumlah target khalayak yakni khalayak
30
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com, diakses 20 Mei 2011, pkl 23.45 WIB
31
Ibid,diakses 26 maret 2011, pkl 23.45 WIB

10
11

penonton kalangan remaja dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta
segmentasi kelas menengah ke bawah. Khalayak berarti sekumpulan orang yang
heterogen dan jumlah keseluruhannya dapat dijangkau oleh satuan media yakni
televisi dengan karakteristik demografi tertentu. 32 Semua hal yang telah dijabarkan
diasumsikan menjadi daya tarik tersendiri bagi tayangan “Uya Memang Kuya”
hingga khalayak penonton memiliki ketertarikan untuk menonton. Tayangan Uya
Memang Kuya” masih mencantumkan label reality show dalam programnya33.
Panasonic Gobel Awards ke-14 untuk kategori Presenter reality show diraih
oleh Uya Kuya, yang saat penerimaan piala didampingi oleh anaknya Cinta. “ Ini
tahun keduanya saya menang jadi presenter Reality Show, memang saya kasih piala
untuk Cinta, saya ada tiga program reality show, 1,7 juta suara yang masuk saya
pasrah saja," ujar Uya ditemui di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat, Jumat
(25/3/2011). Uya memperoleh penghargaan ini melalui program acara Uya Memang
Kuya. Dia mengatakan, tahun ini meraih tiga nominasi. Saat ditanya apakah dia akan
tetap menjadi presenter, dia menjawab, "orang bilang kalau presenter cuma untuk
orang yang muda-muda, tapi walaupun saya tua, muka saya pas-pasan,berarti
masyarakat percaya sama saya."Penghargaan ini pun dipersembahkan untuknya
Cinta. Karena menurutnya cinta yang paling cocok pendapat penghargaan ini."Saya
kalah sama Cinta. Kalau dijalan pasti orang manggil Cinta..Cinta. Saya dilupakan,"
selorohnya. Uya memenangkan penghargaan ini lewat acara yang saat ini sedang
menarik perhatian publik, lantaran acara Uya Memang Kuya diharamkan. KPI sendiri
mengaku banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Komisi Penyiaran Indonesia
mengundang ulama untuk menyampaikan langsung keluhan ke kantor, untuk
diteruskan kepada stasiun televisi SCTV.34

32
Dennis McQuail. 1994. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga, hal. 33 dan 203.
33
http://www.detiknews.com/read/2011/03/29/155056/1603841/103/fatwa-haram-uya-memang-kuya
di akses pada tanggal 26 maret 2011 pukul 20:33

34
http://celebrity.okezone.com/read/2011/03/25/33/439035/menang-panasonic-award-uya-kuya-
hadiahi-cinta diakses pada tanggal 27 februari 2011 pukul 18:30

11
12

Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa-Madura kembali


menggelar 'bahtsul masa'il' atau pembahasan masalah yang menjadi perhatian
masyarakat. Dalam 'bahtsul masa'il', yang diselenggarakan di Pondok Pesantren
Darussalam, Trenggalek, Jawa Timur, Maret 2011, salah satunya menyepakati fatwa
haram program televisi 'Hipnotis Uya Memang Kuya'. Tontonan yang biasanya
tayang setiap petang di sebuah stasiun televisi itu diharamkan dengan dasar bahwa
sering mengumbar aib diri dan aib orang lain. Padahal yang demikian, menurut
perumus fatwa, sangat bertentangan dengan Islam yang melarang menyebarkan aib.
Bahkan ada perintah kepada umat Muslim agar menutup aibnya, melindungi aib
saudara dan sesama muslim lainnya.35
Apa yang dihasilkan dalam 'bahtsul masa'il' itu sebenarnya bukan suatu hal
yang baru, sebab dalam munas-nya di Jakarta, tahun 2010, Majelis Ulama Indonesia
(MUI) mengeluarkan 7 fatwa baru.Dari ketujuh fatwa itu yang paling menarik dan
dibincangkan banyak orang adalah soal fatwa haram infotainmen. Fatwa ini bukan
hanya ditujukan kepada produser infotainmen, televisi yang menayangkan, namun
juga kepada pemirsanya. Menurut Ketua Komisi Fatwa MUI, Ma'ruf Amin,
hukumnya haram menceritakan aib, kejelekan orang, gosip, dan hal-hal lain terkait
pribadi kepada orang lain dan atau khalayak hukum. Selain itu hukumnya juga haram
membuat berita yang mengorek dan membeberkan aib.36

I.2 PERMASALAHAN PENELITIAN


Seperti apa tingkat kepercayaan penonton terhadap program reality show
“Uya Emang Kuya” remaja putri kalangan bawah ?
35
http://www.detiknews.com/read/2011/03/29/155056/1603841/103/fatwa-haram-uya-memang-kuya
diakses pada tanggal 27 februari 2011 pukul 23:00
36
ibid

12
13

I.3 TUJUAN PENELITIAN


Untuk mengetahui seperti apa tingkat kepercayaan penonton terhadap
program reality show “Uya Emang Kuya” remaja putri kalangan bawah ?

I.4 SIGNIFIKANSI PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi akademis,
praktis maupun sosial.

1.1.1 Signifikansi Akademis


Memperkaya kajian tentang media televisi khususnya riset khalayak
(Audience research) mengenai konsep TV Realism pada program reality show.
1.1.2 Signifikansi Praktis
Hasil penelitian studi pada kasus “uya emang kuya” dapat memberikan
masukan yang bermanfaat bagi pelaku penyiaran televisi khususnya tim
kreatif acara tersebut agar bisa meningkatkan konsep yang lebih inovatif lagi
dan lebih jujur, terbuka mengenai konsep dan label acara yang mereka usung.
1.1.3 Signifikansi Sosial
Penelitian ini bisa membentuk manfaat bagi masyarakat untuk dapat
memahami suatu tayangan. Dengan demikian masyarakat dapat memilah
suatu program acara yang mereka bisa percayai informasinya dan mana yang
tidak, berdasarkarkan realitas yang diajikan media
.
I.5 Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman dan pelaksanaan terhadap penelitian ini
maka peneliti menyusun sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

13
14

Berisi Latar Belakang Masalah, Permasalahan Penelitian, Tujuan Penelitian,


Signifikasi Penelitian dan Sistematika Penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA


Bab ini memuat tentang temuan-temuan hasil penelitian dan analisis data dari
temuan tersebut.

BAB V DISKUSI DAN PENUTUP


Bab ini menerangkan diskusi / interpretasi yang diberikan peneliti kesimpulan
serta saran bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.

14

Anda mungkin juga menyukai