Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KEKURANGAN DALAM PENYIARAN BERITA


LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
(LPP TVRI)
“STUDI KASUS LPP TVRI SULAWESI TENGGARA”

OLEH:

RISKI WAHYUNA (201951042)

JURUSAN SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN INFORMATIKA

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai lembaga penyiaran milik pemerintah


mempunyai peran yang besar dalam sistem komunikasi di Indonesia. Pada akhir tahun 1989,
TVRI telah menjangkau 70 %.wilayah Indonesia. Ini berarti siarannya dapat diterima di
sebagian besar tanah air baik di daerah perkotaan maupun sampai pada pelosok-pelosok
pedesaan.

Fungsi TVRI sebagai media penerangan, pendidikan, dan hiburan, sekaligus juga sebagai
sumber informasi bagi semua yang menggunakannya. Dalam pada itu siaran yang· dilakukan
TVRI tentunya akan disesuaikan dengan sasaran penonton dan fungsi yang diharapkan.

Salah satu siaran TVRI yang dipancarkan secara nasional melalui berbagai stasiun daerah
dan swasta adalah Berita Nasional. Suatu acara pemberitaan mengenai berbagai peristiwa
penting atau minimal yang dianggap penting yang terjadi di tanah air. Tentu saja disini.
Adalah peristiwa penting atau mempunyai nilai berita menurut ukuran TVRI. Pada
hakekatnya ukuran-ukuran kapan suatu peristiwa dianggap bernilai berita adalah dapat dilihat
dari beberapa unsur-unsur seperti: a) termasa (baru) ; b) Proximity (jauh dekatnya) ; c)
Penting ; d) Keluarbiasaan ; e) Akibat ·yang mungkin ditimbulkan berita itu. f) Ketegangan
yang ditimbulkan oleh berita ; g) tangan yang terlihat dalam berita ; h) Unsur Seks ;
i}Kemajuan-kemajuan yang diberitakan ; k) Emosi yang tim bulkan dan ; 1) Humor yang ada
dalam berita (Subiakto Hendri,1990).

Di samping unsur-unsur nilai berita, pada dasarnya suatu media tidak pernah lepas dari
kegiatan pemilihan berita. Tidak semua berita yang mempunyai nilai berita l ayak untuk
ditayangkan atau diliput. Ada kecenderunyytgan tertentu pada media yang berbeda, sesuai
dengan garis kebijakan atau selera dari pemgambil keputusan jurnalistik, atau faktor
keterbatasan perangkat. Dalam kaitan itu pada model pemberitaan di TVRI dapat dilihat
kecenderungan pemberitaannya melalui analisis isi yang dilakukan s ecara sistematis dengan
mengamati semua isi berita pada kurun waktu tertentu. Kecenderungan itu bisa dilihat baik
dari jenis beritanya, tokoh-tokoh yang sering muncul dan dari mana berita itu terjadi. Dengan
diketahui beberapa kecenderungan pemberitaan secara empiris, maka dapat pula terbaca peta
pelitan, apakah seimbang antara pemberitaan satu dengan yang lain, jenis berita satu dengan
yang lain lakukan ada dominasi peliputan. Hal-hal semacam ini perlu diketahui dan
dianalisist mengingat peran TVRI yang masih besar sebagai satu-satunya lembaga penyiaran
televisi yang mempunyai hak menyiarkan berita. Untuk itu masukan·-masukan yang
berkenaan dengan sisa. ran berita tidaklah berlebihan jika dikatakan amat diperlukan.
Terutama dengan maksud agar dapat digunakan sebagai ·bahan pertimbangan menentukan
strategi pemberitaan yang lebih memadai sesuai dengan fungsinya.

Analisis ini akan mendeskripsikan bagaimana kecenderungan fasilitas dalam melakukan


penyiaraan berita Hanya saja ini tidak sarnpai menganalisis efek yang ditimbulkan oleh
kecenderungan pola berita tersebut. Untuk hal semacam ini diperlukan suatu perumusan
masalah tersendiri sebagai lanjutan analisis proses penyiaraan berita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembuatan penyiaran berita di kantor LLP TVRI SULTRA?
1.3 Tujuan Analisis
1. Untuk menggetahui kekurangan dalam proses penyiaran berita.
1.4 Manfaat Analisis
1. Menjadikan pengetahuan dalam halnya proses pembuatan berita
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaam
2.2.1 Sejarah Singkat LPP TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang


nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk
kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas
sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa
yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai
perekat sosial. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses
belajar berdemokrasi.

Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk
Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta.
Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu
bagian dari organisasi, dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai
Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film. Dalam era
Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2000 yang menetapkan status
TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan. Kemudian
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT
TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. Selanjutnya, melalui
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI
ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan
oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI
adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat, serta
melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat.
BAB III

PEMBAHASAN

Sistem adalah rangkaian yang saling berhubungan antar beberapa bagian dari yang
terkecil, apabila suatu bagian/sub bermasalah maka bagian yang lain ikut bermasalah. Suatu
kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan atau berkaitan.

Video adalah banyaknya rangkaian frame gambar yang diputar dengan cepat.
Masingmasing frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Video
juga dapat diartikan suatu gabungan dari beberapa gambar mati dengan jumlah ratusan,
ribuan, atau bahkan jutaan jumlahnya yang dibaca secara teratur dan berurutan dalam satuan
waktu dengan kecepatan tertentu.

Audio adalah getaran yang merambat melalui gelombang elektromagnetik yang


sampai pada genderang telinga kita. Sistem audio terdiri dari pembangkit sinyal audio,
pemroses sinyal dan pengubah sinyal audio menjadi bunyi. Pembangkit sinyal audio atau
sumber sinyal salah satu contohnya adalah microphone. Microphone mengubah sinyal
akustik menjadi sinyal listrik. Pada bagian pemroses sinyal ini, sinyal yang dikeluarkan oleh
pembangkit sinyal menjadi sinyal yang cukup kuat untuk diubah menjadi bunyi oleh speaker.
Alat untuk menguatkan sinyal audio adalah amplfier. Amplifier mengubah atau memperbesar
amplitudo sinyal yang diterima. (Hafids, 2020)

Studio adalah sistem yang mempunyai peran dalam sebuah stasiun penyiaran. Sistem
studio pada umumnya terintegrasi dengan berbagai unit sistem seperti bagian video, audio,
pencahayaan serta alat pendukung seperti properti dan lain-lain. Studio sebagai penyuplai
program acara terbagi menjadi dua, yaitu siaran langsung seperti program berita yang
memiliki informasi untuk disiarkan, dan siaran rekam seperti program acara yang direkam
terlebih dahulu baik program acara drama dan nondrama.

Standar sistem penyiaran televisi di seluruh dunia terbagi menjadi 3 kelompok


diantaranya NTSC (National Television Standards Committee), PAL (Phase Alternating
Line) dan SECAM (Sequential colour Avec Memoire). Sistem ini diberlakukan karena
adanya penyesuaian dengan produk elektronik yang berkaitan dengan penggunaan televisi
misalnya kamera dan video di setiap negara dikarenakan sistem yang dipakai dalam
penyiaran oleh masing-masing negara berlainan, sehingga perdagangan yang menyangkut
barang elektronik misalnya televisi, kamera dan video terhambat masalah sistem yang dipakai
di setiap Negara berbeda. Beberapa tahun kemudian dikembangkan perangkat Multi System
yang mampu menerima sistem warna yang berbeda. Dan sistem ini sampai sekarang masih
bertahan dan dipakai oleh semua produsen barang elektronik yang menyangkut audio visual.
Untuk Indonesia menggunakan sistem PAL.

Seperti yang telah diketahui bahwa media penyiaran televisi yang harus paling
menonjol serta menarik untuk ditonton bersama walaupun belum berstatus sebagai televisi
swasta itu tidak akan mempengaruhi rankting program-program yang menarik dan
mengedukasi untuk ditonton dalam proses penayanggan.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan kerja praktik di TVRI khususnya dibidang maintenance, saya


yang sedang melaksanakan analisis disana lebih banyak belajar dalam menyiapkan seluruh
peralatan yang dibutuhkan dalam proses penyiaran berita. Untuk ikut kerja ketika saat sedang
siaran saya belum bisa karena sudah ada ahlinya. Tetapi sayai diperbolehkan untuk melihat
bagaimana proses produksi acara dengan bimbingan pembimbing. Menanyakan pembimbing
ketika sayai ingin bertanya saat proses produksi acara berlangsung karena tidak
diperkenankan untuk bertanya kepada karyawan yang sedang bekerja karena nantinya akan
mengganggu pekerjaannya. Seperti pada judul laporan saya diatas disini tidak akan
mendalami bagaimana proses penyiaran berita berlangsung tetapi lebih memperhatikan apa
yang menjadi kekurangan dalam penyiaraan berlangsung. Melakukan pengamatan serta
mendokumentasikan apa yang yang menjadi kekurangan LPP TVRI SULAWESI
TENGGARA dalam melakukan penyiaraan berita.

A. Jadwal waktu penelitian

1.minggu I : persiapan
2.minggu II - IV : pengumpulan data,pengelolahan dan analisis data secara garis besar.
3.minggu V – IX : penyusunan laporan draf,mulai dari bab I sampai bab V
4.minggu X – XII: laporan akhir.

Gambar. Foto pelaksanaan penyiaran berita

Gambar tersebut diambil melalui kamera handphone yang mungkin hasil dari
pemotretan tersebut tidak terlalu menghasilkan gambar seperti yang diinginkan tetapi bisa
membuat saya berasumsi bahwa ada banyak kekurangan dalam melakuakan proses
penyiaaran berita pada LPP TVRI SULTRA, menurut saya penataan ruangan dalam proses
penyiaaran masih sangat banyak kekurangan seperti penyediaan ruangan yang seharusnya
lebih luas dari pada yang kita lihat bersama pada gambar diatas tersebut, tujuanya agar
pengambilang video dan kualitas suara yang dihasilkan lebih bagus dan lebih menarik lagi
untuk ditonton.
Kemudian penyediaan ruangan yang disediakan dalam penyiaraan berita seharusnya
lebih tertutup ini bertutujuan untuk menghindari suara-suara aktivitas karyawan lainnya yang
sedang melakukan aktivitas masing-masing. Seperti yang bisa dilihat pada gambar diatas
ruangan yang dipakai adalah ruangan yang masih belum tertutup karena dibagian atap
ruangan seharusnya ditutupi plafon tetapi masih dibiarkan terbuka yang menurut saya itu
akan menganggu pembawa berita dalam melakukan siaran. Lighting juga sangat
mempengaruhi dalam pembuatan video penyiaraan berita yang seharusnya pihak TVRI
SUlTRA dapat menyediakan pencahayaan yang lebih besar lagi agar hasil dari video tersebut
dapat menarik untuk ditonoton. Kemudian untuk pembawa berita seharusnya di sediakan
tempat duduk tujuannya agar pembawa berita tidak merasakan pegal-pegal dalam
membawakan berita karena hal ini dapat menganggu juga proses berjalannya acara, apalagi
jikalau berita atau jam tayang yang di tentukan oleh pihak pengelola memberikan waktu
durasi pembawaan berita yang lumayan cukup lama.
Hal ini dibenarkan oleh wakil ketua II LPP TVRI SULTRA, Bagian program oleh Hadi
Purnomo bahwa masih banyak kekurangan yang harus dibenahi diwilayah lingkungan kantor
LPP TVRI SULTRA, khususnya dalam proses penyediaan peliputan berita serta proses
penyiaraan berita yang masih banyak menbutuhkan alat serta fasilitas dalam penyiaran berita.

Gambar. Wawancara bagian program


Gambar diatas adalah proses wawancara tentang penyediaan fasilitas dalam penyiaraan
berita maupun proses peliputan berita, kepala bagian program tersebut membenarkan bahwa
masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dalam pembuatan maupun penyiaraan berita,
kepala program juga menuturkan bahwa jika dalam pembuatan berita serta penyiaraan dapat
menghasilkan tontonan yang lebih menarik.

BAB V
PENUTUP
Demikian laporan pada Lembaga Penyiaran Publik TVRI dibuat. Berdasarkan tujuan
yang diharapkan dan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan dan saran yang berkaitan
tentang pelaksanaan analisis kekurangan dalam penyiaran program penyiaraan berita LPP
TVRI SULAWESI TENGGARA.
5.1 Kesimpulan
Dari laporan yang saya susun, kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu:
1. Kualitas standar dalam produksi suatu acara yaitu penyediaan ruangan dan lighting.
2. Semua perangkat yang telah saya sampaikan di laporan ini bukanlah alat yang tetap.
Perangkat bisa saja berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi.
5.2 Saran
Di zaman yang sekarang sudah canggih, seharusnya kualitas standar video bisa
ditingkatkan lagi. Karena perangkat-perangkat sistem video pun sudah ada yang support
kualitas yang lebih tinggi dari kualitas High Definition
Daftar pustaka

1. faizal hafids,2020. Laporan kerja praktek lembaga penyiaran publik Televisi RI ( LPP
TVRI) intruksi perangkat audit.dan univ.muhamadiyah Prof.DR Hamka,Jakarta 2020.
2. DRS.subiakto hendi,1990,analisis ISO.siaran berita nasional televisi republic
Indonesia,Departemen pendidikan dan kebudayaan,direktorat jenderal pendidikan tinggi univ
airlangga 1990.

Anda mungkin juga menyukai