Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS SWOT PROGRAM TV 86 DAN THE POLICE


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Manajemen Produksi
Media Tv Dan Radio
Dosen Pengampu: Dody Ginanjar, M. Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (Jurnalistik 1)

Nama Anggota Kelompok:


1. Yolla Wida Yollanda (044119402)
2. Oktiarani Berta (044119321)
3. Naufal Tiftazani (044119319)
4. Muhamad Heru Nasrulloh (044118312)
5. Galih Matyas Nurfauzie (044117486)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Manajemen Produksi Media
Televisi dan Radio.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan
referensi dari berbagai sumber yang telah kami cantumkan pada lembar Daftar
Pustaka sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah tugas mata kuliah Manajemen Produksi Media Televisi
dan Radio yang membahas mengenai “Analisis SWOT Program TV 86 dan The
Police” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bogor, 15 Januari 2022

   

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................3
1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH.............................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Media Baru...............................................................................................................4
2.2 Laporan Penelitian...................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................8
PEMBAHASAN....................................................................................................................8
3.1 Acara 86 Net TV........................................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................10
4.2 SARAN..............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktifitas menonton televisi kebanyakan berawal dari sebuah kebutuhan


akan informasi dan hiburan yang kemudian berpola dan menjadi kebiasaan
keseharian. Aktivitas menonton televisi merupakan proses yang rumit, dalam
praktik domestik, dimana umumnya hanya dapat dipahami dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Hal ini karena televisi hanyalah satu di antara sekian banyak industri
hiburan yang memberikan kesenangan. Di lain pihak televisi mempunyai hubungan
interaktif dengan institusi hiburan lain. Televisi memiliki daya tarik dan nilai di
masing-masing segmen yang saling dukung dan menguntungkan. Dalam hal ini,
kekuatan televisi terletak pada kemampuannya membuat orang menonton televisi
untuk mencari informasi, pengetahuan dan hiburan. Setiap televisi memiliki segmen
dari berbagai program yang ditayangkannya. Boleh jadi setiap program yang
dikembangkan mempunyai daya pikat masing masing terhadap audiens yang serupa,
atau berbeda. Setiap program siaran televisi berlangsung secara kompetitif,seiring
dengan respon audiens. Jadi pemilihan program itu sendiri merupakan respons
media televisi atas ritme budaya masyarakat. Jika dilihat secara umum televisi
memiliki keterkaitan dengan segmen pasar audience yang beragam di masyarakat.
Konsekuensinya media televisi harus bekerja berorientasi pada profit dan akumulasi
modal yang relatif besar. Oleh karena itu media televisi senantiasa mengintegrasikan
diri ke dalam aktivitas industri. (Albaran, 1996:5). Dari fenomena inilah televisi
merupakan lahan bisnis informasi dan hiburan yang semakin berkembang. Hal itu
nampak dengan munculnya beberapa televisi swasta yang ditopang dengan padat
modal untuk menghasilkan produk iklan komersil yang sangat kompetitif.
Perkembangan media televisi yang syarat teknologi, tersebut menjadikan para
pembisnis bidang informasi dan periklanan ikut terpacu pertumbuhannya.
Setidaknya mereka mendapatkan pasar terbuka yang sangat kompetitif.
Program-program televisi terdiri dari berbagai macam jenis acara yang
tujuannya antaralain untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik para

iv
penonton. Salah satu program televisi saat ini yang ada adalah program reality show,
yaitu sebuah acara televisi (TV) yang menggambarkan seakan-akan adegan benar-
benar berlangsung tanpa sebuah skenario. Dari beragam program atau tayangan
reality show di stasiun TV yang saat ini ditayangkan di Indonesia adalah program 86
di NET TV dan The Police di TV7 atau yang kini menjadi TRANS7. Program 86 di
NET TV muncul perdana pada 2 Agustus 2015. Program reality show acara 86
diproduksi oleh NET TV bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan menayangkan topik-topik mengenai tugas keseharian beberapa
anggota polisi. Dalam program ini pemirsa diajak bersama melihat keseharian
beberapa anggota polisi mulai dari menertibkan pelanggar lalu lintas,
penggerebekan, hingga pengungkapkan sindikat narkoba. Namun selain perihal
tugas kepolisian, dibahas juga sisi humanis dari seorang polisi yang tentunya
merupakan seorang manusia. Sedangkan profile dari Program The Police di
TRANS7 program yang menayangkan aktivitas para polisi dalam usaha memelihara
kedamaian, menangkap pelaku kejahatan, melakukan penertiban lalu lintas, serta
menunjukan cerminan yang baik bagi masyarakat. tayang setiap Senin, Selasa,
Kamis, dan Jum‟at pukul 22.30 WIB, dan hari Rabu pukul 23.00 WIB, program
acara yang menayangkan kegiatan polisi dalam melakukan tugas ini mengajak
penonton untuk menyaksikan kejadian yang sesungguhnya terjadi di lapangan ketika
polisi bertugas sejak tahun 2018. Tayangan reality show The Police TRANS7 mulai
tayang dan bisa disaksikan dengan durasi 60 menit.
Berdasarkan pengamatan langsung kelompok peneliti dari kedua program
TV yang berada di channel yang berbeda tersebut, keduanya memiliki kesamaan
yaitu sebuah program reality show yang pemeran utamanya adalah anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan dari program acara yang ditayangkan kepada khalayak. Berkaitan
dengan fenomena yang diteliti maka tujuan penelitian makalah ini adalah untuk
menganalisis program acara 86 dan The Police dengan pengukuran SWOT.

v
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Apa kekuatan (strength) dari masing- masing program acara 86 dan The Police?
2. Apa kelemahan (weakness) dari masing- masing program acara 86 dan The
Police?
3. Apa peluang (opportunities) dari masing- masing program acara 86 dan The
Police?
4. Apa ancaman (threats) dari masing- masing program acara 86 dan The Police?
5. Bagaimana perbandingan kedua program acara 86 dan The Police dengan
pengukuran analisis SWOT?

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kekuatan (strength) dari masing- masing program acara 86 dan The
Police.
2. Mengetahui kelemahan (weakness) dari masing- masing program acara 86 dan
The Police.
3. Mengetahui peluang (opportunities) dari masing- masing program acara 86 dan
The Police.
4. Mengetahui ancaman (threats) dari masing- masing program acara 86 dan The
Police
5. Mengetahui perbandingan kedua program acara 86 dan The Police dengan
pengukuran analisis SWOT.

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Baru
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat
dewasa ini, telah membuat dunia terasa makin luas dan ruang seolah menjadi tak
berjarak lagi. Perubahan informasi kini tidak lagi dalam jangka minggu ataupun
hari bahkan jam sudah mulai terkalahkan dengan waktu tiap detik. Istilah ‘media
baru’ (new media) telah digunakan sejak tahun 1960-an mencakup seperangkat
teknologi komunikasi yang semakin berkembang dan beragam. Dalam bukunya
Teori Komunikasi Massa, McQuail menjelaskan bahwa “Media Baru atau New
Media adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang
sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan
ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi”.
Menurut Denis McQuail ciri utama media baru adalah adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun
pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.

Klaim status paling utama sebagai media baru dan mungkin juga sebagai
media massa adalah internet. Meskipun demikian, ciri-ciri massal bukanlah
karasteristik utamanya. Castells berpendapat bahwa pada awalnya, internet
dimulai sebagai alat komunikasi nonkomersial dan pertukaran data antara
profesioanal, tetapi perkembangan selanjutnya adalah internet sebagai penyedia
barang dan jasa, dan sebagai alat komunikasi pribadi dan antarpribadi. Teori difusi
dan inovasi, Everett M. Rogers, seperti yang dikutip oleh Nurudin, dikatakan
bahwa “Komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat
untuk mempengaruhi orang – orang. Dengan demikian inovasi (penemuan), lalu
disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk
mengikutinya. Penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana media memiliki
pengaruh yang sangat kuat untuk membentuk opini publik. Masyarakat akan
diarahkan pada sebuah isu atau pemberitaan yang dibawa oleh media massa.
Dalam menyampaikan suatu pesan kepada khalayak tentu seorang komunikator
membutuhkan media dalam menyampaikannya.

vii
Banyak sekali media atau jenis komunikasi massa yang digunakan dan
dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan. Perkembangan zaman juga
mempengaruhi jenis komunikasi massa yang ada. Di era digital seperti ini ada
beragam pilihan media yang bisa digunakan seperti televisi, media cetak bahkan
media online. Kebutuhan akan informasi pada saat ini, membuat manusia lebih
memilih media yang mudah dan cepat diakses untuk mendapatkan informasi.
Bahkan pada faktanya saat ini hampir semua manusia atau masyarakat yang hidup
di era digital seperti memiliki alat atau teknologi yang digunakan untuk
mengakses informasi seperti smartphone, atau sejenisnya. Maka komunikator
akan sangat dimudahkan dalam hal ini untuk menyampaikan pesan kepada orang
banyak. Dengan semakin menjamurnya penggunaan internet dan didukung
dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, terjadilah
pemekaran (konvergensi) dari media-media yang sudah ada sebelumnya yang
dikenal dengan new media atau media baru. Teori konvergensi seperti yang
dikutip Septiawan, (2005:135) dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme
Kontemporer, menyatakan bahwa “Berbagai perkembangan bentuk media massa
terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya.

Menurut Romli (2012:30), Per definisi, online media (media online)


disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new
media(media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online di
situs web (website) internet. Secara teknis atau fisik, media online adalah media
berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Menurut
Septiawan Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergesikan seluruh
karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena itu, apa yang berubah bukanlah
substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya (Hilf, 2000).

Kehadiran media online memunculkan generasi baru jurnalistik yakni


jurnalistik online. Jurnalistik online (online journalism) disebut juga cyber
jounalism, jurnalistik internet, dan jurnalistik web (web journalism) merupakan
generasi baru jurnalistik setelah jurnalistik konvensional (jurnalistik media cetak,
seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism – radio dan
televisi).

viii
Dalam jurnalistik online ini, proses penyampaian informasi dilakukan
dengan menggunakan media internet. Perkembangan internet yang pesat saat ini
telah melahirkan beragam bentuk media online seperti contohnya website dan
portal yang digunakan sebagai media untuk menyebarkan berita dan informasi.

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak


pernah menghilangkan teknologi yang lama, namun mensubstansinya. Jurnalisme
online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional, namun meningkatkan
intensitasnya dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet
dengan media tradisional.

2.2 Laporan Penelitian


Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah banyak memberikan
dampak terhadap pertumbuhan stasiun televisi yang ada di Indonesia. Tumbuh
serta bertambahnya stasiun televisi tentu bertambah pula jumlah program-program
yang tersaji didalamnya sehingga kian beragam, dari program berita atau
nonberita, semacam film, sinetron, iklan, variety show, dan reality show.

Seperti penelitian yang ditemukan oleh penulis yaitu “ Strategi Produser


Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Acara 86 Di Net TV” Program 86
merupakan program reality show, dengan menyajikan materi nya dengan topik
dan tema yang beragam dan tidak hanya terfokus pada satu tema, dan mengangkat
sebuah kasus. Program 86 adalah program yang memiliki durasi tayang yaitu 60
menit. Materi yang didapat di kembangkan dan memberikan update an kasus-
kasus atau meminta materi dan berkoordinasi kepada koordinator liputan dan
koordinator liputan daerah seputar kasus-kasus yang dapat dijadikan materi live
oleh delapan enam. Proses nya adalah dengan membuat proyeksi liputan pada hari
sebelumnya, sehingga koordinator liputan dapat mencari bahan materi yang di
inginkan oleh produser delapan enam. Dalam perencanaan program pun
pembagian tugas yang dilakukan antara lain, bertanggung jawab pada segmen 1
sampai 5. Selain itu, 86 juga memiliki produser runner untuk mengatur posisi
materi yang akan tayang terlebih dahulu dan urutanurutan materi yang kuat
sampai yang lemah, serta menaruh di bawah rundown materi-materi yang tidak
kuat atau sering dikatakan materi cadangan ketika durasi masih ada.

ix
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan informan, dan
mengamati langsung diketahui bahwa strategi program yang dilakukan produser
dalam tahap perencanaan program secara konseptual berjalan dengan baik demi
penyajian tayangan yang informatif, komprehensif, edukatif dan juga variatif.
Dengan tahap perencanaan program yang telah dilakukan, maka dapat digunakan
oleh produser untuk mengembangkan materi yang akan ditayangkan 86 sehingga
menjadi program yang berkualitas dengan penyusunannya yang informatif serta
inovatif.

x
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Acara 86 Net TV
86 (Delapan Enam) yaitu program reality show yang diproduksi secara kerjasama
sela NET. dan Kepolisian Negara Republik Indonesia mengenai keseharian
beberapa bagian polisi. Nama program ini sendiri berasal dari kode
sandi POLRI yang berfaedah dipahami atau roger that dalam bahasa Inggris.

Dalam program ini, pemirsa akan diajak bersama melihat keseharian beberapa
bagian polisi yang memacu adrenalin, mulai dari menertibkan pelanggar lalu
lintas, penggerebekan, sampai pengungkapan sindikat narkoba. Namun selain soal
tugas mereka, akan dibahas juga sisi humanis dari seorang polisi yang tentunya
yaitu seorang manusia biasa juga, terutama pengaturan prioritas tugas yang
menuntut kesiagaan setiap kala dengan keluarga yang menunggu di rumah.
Diharapkan dari program ini, pemirsa mampu menghargai kerja polisi dalam
menertibkan lingkungan dengan menaati hukum yang jadi tanpa ditegur dahulu.

Sebagai acara yang langsung di produksi oleh Net TV dan atas dasar saran dari
POLRI untuk menyajikan kegiatan polisi sehari-hari dengan tujuan mengedukasi
masyarakat agar lebih mengetahui kembali apa peranan polisi. Sebagai program
televisi, 86 Net TV memiliki kekuatan dalam menyajikan konten-konten yang
eksklusif karena tindakan yang dilakukan adalah khusus bagi kalangan polisi saja
tidak bisa dilakukan oleh eh masyarakat awam. Selain itu, program 86 juga
memberi banyak dampak bagi masyarakat yang tentunya itu baik bagi masyarakat
dan tidak sedikit pula yang berdampak kurang baik bagi masyarakat. Dampak
baik yang ditimbulkan dari acara 86 ini adalah penonton menjadi lebih
mengetahui peraturan yang ada di Indonesia misalnya peraturan lalu lintas
peraturan tentang obat-obatan terlarang dan banyak yang lainnya.

Di setiap kekuatan maka terdapat kelemahan, kelemahan dari program 86 di Net


TV ini salah satunya adalah memberikan pertanyaan bagi masyarakat terkait
tayangan yang mereka terima apakah itu asli ataupun nyata atau hanya sekedar
settingan belaka. Lebih lanjut, dengan berbagai Citra yang muncul di masyarakat
terkait kepolisian maka program 86 juga turut memberikan pandangan skeptis

xi
masyarakat akan Citra polisi yang cenderung belum baik. Kelemahan yang
lainnya adalah dari segi produksi, tim yang ditugaskan untuk meliput acara 86
harus lebih kuat baik fisik maupun mental daripada yang lain karena orang yang
terlibat dalam produksi akan meliput aksi-aksi yang dilakukan oleh polisi.

Dalam keberlangsungan acaranya, 86 memiliki peluang dalam memperbaiki Citra polisi


di masyarakat agar kembali bagus dan membuat sebagian orang yang tidak percaya
dengan cara polisi kembali percaya. Dengan dibuatnya liputan mengenai aksi polisi
dalam menangkap penjahat, mengamankan lalu lintas, memberikan contoh yang
seharusnya dilakukan oleh polisi maka dari itu acara ini ini berpeluang untuk
meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap instansi kepolisian republik
Indonesia.

3.1

xii
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, McQuail menjelaskan bahwa
“Media Baru atau New Media adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi
yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan
digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat
komunikasi”.
Dengan semakin menjamurnya penggunaan internet dan didukung dengan
kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, terjadilah pemekaran
(konvergensi) dari media-media yang sudah ada sebelumnya yang dikenal dengan
new media atau media baru. Menurut Romli (2012:30), Per definisi, online media
(media online) disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media
internet), dan new media(media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji
secara online di situs web (website) internet.
Seperti penelitian yang ditemukan oleh penulis yaitu “ Strategi Produser
Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Acara 86 Di Net TV” Program 86
merupakan program reality show, dengan menyajikan materi nya dengan topik
dan tema yang beragam dan tidak hanya terfokus pada satu tema, dan mengangkat
sebuah kasus. Selain itu, 86 juga memiliki produser runner untuk mengatur posisi
materi yang akan tayang terlebih dahulu dan urutanurutan materi yang kuat
sampai yang lemah, serta menaruh di bawah rundown materi-materi yang tidak
kuat atau sering dikatakan materi cadangan ketika durasi masih ada.
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan informan, dan
mengamati langsung diketahui bahwa strategi program yang dilakukan produser
dalam tahap perencanaan program secara konseptual berjalan dengan baik demi
penyajian tayangan yang informatif, komprehensif, edukatif dan juga variatif.
Dengan tahap perencanaan program yang telah dilakukan, maka dapat digunakan
oleh produser untuk mengembangkan materi yang akan ditayangkan 86 sehingga
menjadi program yang berkualitas dengan penyusunannya yang informatif serta
inovatif. Dampak baik yang ditimbulkan dari acara 86 ini adalah penonton
menjadi lebih mengetahui peraturan yang ada di Indonesia misalnya peraturan lalu
lintas peraturan tentang obat-obatan terlarang dan banyak yang lainnya.
Kelemahan yang lainnya adalah dari segi produksi, tim yang ditugaskan untuk
meliput acara 86 harus lebih kuat baik fisik maupun mental daripada yang lain
karena orang yang terlibat dalam produksi akan meliput aksi-aksi yang dilakukan
oleh polisi.

xiii
4.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berkut:

1. Pada saat pelaksanaan penggambilan gambar sebaiknya meningkatkan kualitas


baik dari segi gambar maupun peran kepolisian dalam saat produksi
berlangsung.
2. Sebaiknya Tim 86 dan Tim The Police tetap mempertahankan kedalaman
investigasinya sehingga masyarakat dapat menikmati dan memilih program ini
karena informasi yang diberikan sangat bermanfaat dan memiliki proses
penelusuran yang panjang.
3. Sebaiknya Tim 86 dan Tim The Police tidak hanya melakukan investigasi dengan
baik karena pembuatan film saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan baik
karena merupakan tugas yang terpentingnya.
4. Sebaiknya film 86 dan the police memiliki durasi jam tayang yang lebih lama
karena memiliki edukasi terhadap masyarakat.

xiv

Anda mungkin juga menyukai