Anda di halaman 1dari 8

p- ISSN : 2407 – 1846

TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

EVALUASI PRODUKSI LISTRIK SUMBER ENERGI TERBARUKAN


SEL ELEKTROKIMIA BERBASIS MIKROBA PADA VOLUME
REAKTOR YANG BERBEDA

Tania Surya Utami1*, Rita Arbianti2, Guruh Mehra Mulyana3


Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, 16424
*
E-mail address: nana@che.ui.ac.id

ABSTRAK
Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan sumber
energi terbarukan. MFC berupa sel elektrokimia yang menghasilkan listrik akibat aktivitas mikroba yang
mendegradasi senyawa organik. Untuk menentukan apakah MFC dapat diaplikasikan menjadi teknologi praktis,
dilakukan evaluasi melalui parameter kinetika berbasis Monod dan efisiensi coulomb serta efisiensi energi.
Penelitian ini menggunakan reaktor tubular single chamber membranless dengan volume 0,5 L dan 5 L. Fokus
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh peningkatan volume reaktor terhadap parameter kinetika dan
efisiensi sistem. Data hasil percobaan di laboratorium berhasil dimodelkan dengan persamaan Monod. Nilai
parameter kinetika untuk sistem MFC dengan volume 0,5 L adalah Pmax 0,032 mW/m2 dan Ks 772,98 mg/L,
sedangkan untuk reaktor 5 L nilai Pmax sebesar 1,59 mW/m2 dan Ks 399,97 mg/L. Nilai efisiensi coulomb
tertinggi untuk reaktor 0,5 L adalah sebesar 0,435% dan 2,84% untuk reaktor 5 L. Nilai efisiensi energi tertinggi
pada sistem MFC adalah 0,015% dengan reaktor 5 L. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai parameter
kinetika dan nilai efisiensi pada peningkatan volume reaktor dari 0,5 L ke 5 L. Peningkatan yang terjadi cukup
signifikan, pada parameter Pmax terjadi peningkatan hingga 50 kali lipat.

Kata kunci: efisiensi, Microbial Fuel Cell, parameter kinetika, peningkatan volume reaktor, reaktor tubular
tanpa membran

ABSTRACT
Microbial fuel cell (MFC) is a technology developed to obtain new sources of renewable energy. MFC form an
electrochemical cell which generates electricity as a result of microbial activities that degrade organic
compounds. To determine whether the MFC can be adapted to a practical technology, evaluation conducted
through the kinetic parameters based Monod equation, coulombic efficiency, and energy efficiency. This study
uses a single chamber membranless tubular reactor with a volume of 0.5 L and 5 L. The focus of this study was
to evaluate the effect of enhanced reactor volume to kinetic parameters and system efficiency. Data from
experiments in the laboratory successfully modeled with Monod equation. Value kinetic parameters for the MFC
system with a volume of 0.5 L is Pmax 0,032 mW/m2 and Ks 772.98 mg/L, whereas for the 5 L reactor Pmax
value of 1.59 mW/m2 and Ks 399.97 mg/L. The highest value for the coulombic efficiency of 0.5 L reactor is
equal to 0.435% and 2.84% for reactors 5 L, and highest value of energy efficiency in the system MFC is
0.015% for reactor 5 L. The results showed an increase in the value of kinetic parameters and efficiency on
enhancing of the reactor volume from 0.5 L to 5 L. The increase was significant, for Pmax parameter increased
up to 50 times.

Keywords: efficiency, enhanced reactor volume, Microbial Fuel Cell, kinetic parameters, tubular membranless
reactor

PENDAHULUAN ikatan kimia senyawa organik menjadi energi


Usaha untuk pengadaan energi alternatif listrik dengan memanfaatkan reaksi katalitik
yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan oleh mikroorganisme (Du dkk., 2007). MFC
sudah banyak dilakukan guna memenuhi menyediakan kesempatan baru untuk produksi
kebutuhan energi sekarang dan di masa yang energi yang berkelanjutan dari bahan bakar
akan datang. Microbial Fuel Cell (MFC) yang biodegradable, dan dapat mereduksi
adalah suatu teknologi yang mampu senyawa substrat (Rabaey & Verstraete,
mengubah energi yang tersimpan dalam 2005).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Evaluasi kinerja MFC merupakan salah


satu proses untuk mengetahui keberhasilan
sistem MFC yang dikembangkan. Parameter
utama yang dikaji adalah nilai daya listrik
yang dihasilkan. Dalam sistem MFC, daya
listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh
berbagai faktor operasional. Untuk
menentukan apakah MFC dapat diaplikasikan
menjadi teknologi praktis, dilakukan evaluasi
melalui parameter kinetika berbasis Monod
dan efisiensi coulomb serta efisiensi energi.
Kedua parameter efisiensi ini menunjukkan
tingkat keefektifan sistem dalam
menghasilkan listrik terkait dengan proses Gambar 1. Reaktor yang digunakan
transfer elektron yang terjadi.
Parameter kinetika dan efisiensi yang Masing-masing reaktor dihubungkan
didapat nantinya akan dibandingkan dengan dengan rangkaian listrik dan resistor. Nilai
parameter kinetika dan efisiensi pada reaktor resistor optimal untuk reaktor 0,5 L adalah
yang sudah diperbesar volumenya. Tujuan 820 Ω dan untuk reaktor 5 L adalah 560 Ω.
dilakukan pembesaran volume adalah untuk Pengambilan data tegangan dengan
tahap awal evaluasi sistem MFC agar menggunakan multimeter APPA 109N yang
diperoleh gambaran hubungan listrik keluaran dihubungkan dengan personal computer (PC).
dengan volume reaktor yang digunakan. Semua percobaan dilakukan pada kondisi
Penelitian ini diharapkan dapat menunjang ruang (27oC).
pengaplikasian MFC. Pada penelitian ini limbah cair tempe
dimanfaatkan sumber inokulumnya saja untuk
METODE membentuk biofilm pada permukaan anoda
Persiapan Inokulum Bakteri reaktor. Untuk studi kinetika digunakan
Konsorsium bakteri dari limbah cair substrat tunggal glukosa untuk mempermudah
tempe diinkubasi pada suhu ruang (27oC) analisis. Limbah tidak digunakan karena
selama 24 jam. Konsorsium dicampurkan terdapat banyak makromolekul dalam
dengan campuran dari limbah, larutan buffer, kandungannya sehingga menyulitkan analisis
dan elektrolit dengan komposisi 45:45:10 terhadap sistem. Selain itu, limbah juga sulit
(v/v) sebanyak 1% (v/v), dan diamkan selama divariasikan konsentrasi awalnya.
7 hari untuk proses penumbuhan biofilm pada
permukaan anoda. Perhitungan Data
Data dari multimeter yang diperoleh
Kondisi Operasi dan Konstruksi Reaktor adalah tegangan listrik (mV atau V). Data
Reaktor tanpa membran berbentuk tubular diubah menjadi data arus dengan
yang digunakan, dibuat dari bahan akrilik memasukkan nilai resistor yang digunakan,
dengan volume 0,5 L dan 5 L (Gambar 1). mengikuti Persamaan (1).
Anoda dan katoda terbuat dari karbon yang
dibentuk dengan ukuran tertentu. Anoda yang (1)
digunakan berbentuk silinder berjumlah empat dimana I (A) arus, V (V) tegangan, dan R
buah, dengan luas 0,0042 m2 untuk reaktor 0,5 (ohm) resistor.
L dan 0,0304 m2 untuk reaktor 5 L. Katoda Data arus digunakan untuk menghitung
yang digunakan hanya berjumlah satu buah power density. Power density digunakan
berbentuk plat, dengan luas katoda 0,002 m2 untuk menentukan daya yang dihasilkan per
untuk reaktor 0,5 L dan 0,013 m2 untuk meter luas anoda yang digunakan.
reaktor 5 L. Katoda kontak langsung dengan
udara luar, atau disebut air-cathode. (2)
dimana P (mW/m2) power density and A (m2)
luas permukaan anoda.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Estimasi Parameter Kinetika elektron yang dihasilkan per mol O2, Van =
Persamaan Monod merupakan salah satu volume liquid dalam kompartemen anoda (L),
persamaan dasar yang banyak digunakan S = konsentrasi substrat dalam satu siklus
untuk membangun model kinetika pada sistem batch (g/L). Untuk substrat berupa limbah,
MFC (Logan, 2008; Torres dkk., 2007; nilai konsentrasi substrat dinyatakan dalam
Picioreanu dkk., 2007). Pada persamaan bentuk perubahan COD.
Monod, laju pertumbuhan sel dapat Dalam sistem MFC, efisiensi energi
dinyatakan sebagai fungsi dari konsentrasi menyatakan jumlah energi yang diperoleh
substrat. Persamaan Monod secara umum dibandingkan dengan jumlah energi total yang
mengasumsikan hanya untuk pertumbuhan terkandung dalam substrat. Nilainya dapat
uniselular, yang bisa ditulis sebagai: dihitung dari rasio daya yang diproduksi
dalam interval waktu t dibagi dengan
(3) perubahan entalpi reaksi, yang dalam
dimana µ (mg/s) laju pertumbuhan spesifik, persamaan matematis, dapat dituliskan
µmax (mg/s) laju pertumbuhan spesifik sebagai berikut (Liu dkk., 2005):
maksimum, S (mg/L) konsentrasi substrat,
dan Ks (mg/L) konstanta paruh jenuh. (6)
Persamaan Monod juga dapat digunakan dengan Ep (J) merupakan total energi yang
untuk menghitung laju degradasi substrat diproduksi sel yang dihitung dengan
dengan mengasumsikan substrat hanya mengintegrasikan daya terhadap waktu, dan
didegradasi oleh enzim spesifik oleh mikroba ETi merupakan total energi teoritis yang bisa
tertentu. Laju degradasi substrat akan diproduksi. ETi dapat dihitung berdasarkan
sebanding dengan konsentrasi mikroba yang persamaan berikut:
dapat mendegradasi substrat. Substrat
berkontribusi dalam pertumbuhan (7)
mikroorganisme, sehingga laju degradasi
substrat dapat disetarakan dengan laju (8)
pertumbuhan mikroba, dan memberikan dengan : Ep adalah energi yang diperoleh dari
persamaan seperti di bawah ini (Okpokwasili sel MFC (Joule), P adalah daya (watt), t b
dan Nweke, 2005): adalah waktu untuk satu siklus batch, E Ti
adalah energi teoritis yang bisa dihasilkan,
∆H adalah perubahan entalpi reaksi (J/mol), S i
(4)
adalah konsentrasi substrat (g/L), v adalah
dengan q (mg/s) laju degradasi substrat
volume liquid dalam kompartemen anoda (L),
spesifik, dan qmax (mg/s) laju degradasi
dan Mi adalah berat molekul substrat (g/mol).
substrat maksimum.
Berdasarkan mekanisme produksi listrik
dalam MFC yang melibatkan metabolisme HASIL DAN PEMBAHASAN
mikroba, maka persamaan Monod sangat Produksi Listrik dengan Substrat Glukosa
sering diaplikasikan untuk menggambarkan Percobaan MFC dengan menggunakan
model matematis dalam MFC (Logan, 2008). glukosa dilakukan dalam mode fed-batch,
yaitu konsentrasi awal glukosa ditingkatkan
Perhitungan Nilai Efisiensi untuk setiap batch percobaan. Percobaan
Nilai efisiensi coloumb adalah nilai yang dilakukan sebanyak lima batch. Pada Gambar
membandingkan antara listrik yang terukur 2 di bawah ini dapat dilihat profil tegangan
saat MFC beroperasi dibandingkan dengan terukur dengan glukosa sebagai substrat, yang
listrik keluaran secara teoritis. Berikut dihasilkan oleh sistem MFC dengan volume
persamaan untuk menghitung efisiensi reaktor 0,5 L (a) dan 5 L (b). Konsentrasi
coloumb untuk sistem batch, glukosa yang digunakan untuk setiap batch-
nya berturut-turut adalah 100 mg/L, 200
(5) mg/L, 400 mg/L, 600 mg/L dan 800 mg/L.
dengan CE = Coulombic efficiency, MS = berat
molekul O2, I = arus (A), F = konstanta
Faraday (98485 C/mol elektron), b es = mol

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Kinetika Produksi Listrik MFC dengan


Substrat Glukosa
Studi kinetika dilakukan untuk melihat
profil densitas daya listrik keluaran dari
sistem MFC sebagai fungsi dari konsentrasi
substrat tunggal yang digunakan. Studi ini
juga dilakukan untuk membandingkan hasil
listrik yang diproduksi antara kedua volume
reaktor yang digunakan, sehingga dapat
diperkirakan pengaruh peningkatan volume
(a) terhadap produksi listrik maksimum pada
sistem MFC.

(b)
Gambar 2. Profil produksi listrik pada reaktor
(a) 0,5 L dan (b) 5 L dengan substrat glukosa (a)

Peningkatan konsentrasi glukosa


mengakibatkan peningkatan tegangan
maksimum dan waktu operasi pada masing-
masing batch. Peningkatan tegangan
disebabkan oleh semakin banyaknya molekul
organik sebagai sumber elektron yang dapat
didegradasi oleh bakteri, sehingga
menyebabkan pula waktu yang dibutuhkan
mikroba untuk memecah glukosa semakin
panjang. (b)
Peningkatan konsentrasi awal glukosa Gambar 3. Profil daya listrik pada reaktor (a)
juga menyebabkan semakin stabilnya 0,5 L dan (b) 5 L dengan substrat glukosa
tegangan maksimum yang terukur. Fenomena Studi kinetika yang dilakukan pada
ini merepresentasikan komunitas mikroba penelitian ini berdasarkan persamaan Monod.
sudah semakin stabil dan dapat beradaptasi Persamaan ini dipilih karena bisa
dengan baik terhadap lingkungan barunya. menggambarkan secara sederhana kinetika
Hal ini dapat terlihat pada grafik dengan pertumbuhan mikrobial baik dalam kultur
semakin lebarnya puncak yang terbentuk pada murni ataupun campuran. Persamaan Monod
setiap batch. Hasil sama juga didapatkan oleh juga biasa digunakan untuk mempelajari
Zielke (2006) yang memvariasikan kinetika reaksi enzimatik yang tidak hanya
konsentrasi asetat sebagai substrat. Tegangan melibatkan satu enzim, melainkan berbagai
yang dihasilkan terus meningkat ketika asetat jenis enzim (Kovar, 1998; Logan, 2008),
divariasikan konsentrasinya dari 0 mg/L sehingga persamaan Monod dirasa cocok
hingga 800 mg/L (Zielke, 2006). untuk digunakan dalam studi kinetika MFC
dengan kultur campuran dan melibatkan
reaksi enzimatik oleh bakteri.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tujuan utama pemodelan sistem MFC


dengan persamaan Monod adalah untuk
melihat keterkaitan antara densitas daya listrik
yang dihasilkan dengan konsentrasi substrat
awal. Hasil pemodelan ini dapat digunakan
untuk memahami proses transfer elektron oleh
mikroba baik pada reaktor dengan volume 0,5
L dan volume 5 L. Parameter kinetika yang
dikaji dalam penelitian ini berkaitan langsung
dengan densitas daya yang diproduksi. (a) (b)
Data densitas daya dari percobaan dengan Gambar 4. Kurva fitting data hasil penelitian
substrat glukosa digunakan sebagai dasar dengan data hasil estimasi (a) reaktor 0,5 L dan
untuk menentukan parameter kinetika dari (b) reaktor 5 L
sistem. Densitas daya yang digunakan untuk
estimasi parameter kinetika adalah densitas Ks menyatakan konsentrasi substrat pada
daya maksimum pada masing-masing batch saat densitas daya yang dihasilkan sama
yang ditunjukkan sebagai puncak tertinggi dengan setengah kali densitas daya
pada Gambar 3. Tabel 1. di bawah ini maksimum yang dapat dihasilkan oleh sistem
merupakan hasil estimasi parameter kinetika MFC (Logan, 2008). Ks juga merupakan
berdasarkan persamaan Monod beserta nilai konstanta kesetimbangan ikatan antara
kuadrat error hasil estimasi terhadap data hasil substrat dan enzim yang dihasilkan oleh
penelitian. Fitting juga dilakukan untuk bakteri. Nilai Ks yang kecil menunjukkan
memperlihatkan secara visual hubungan data ikatan yang kuat antara substrat dan enzim,
hasil penelitian dengan data hasil estimasi, sebaliknya nilai Ks yang besar menunjukkan
yang diperlihatkan pada Gambar 4. ikatan yang lemah antara substrat dan enzim
(Abdi, 2008).
Tabel 1. Parameter kinetika berbasis Monod Berdasarkan hasil yang didapat, reaktor
0,5 L memiliki nilai Ks yang tinggi
Pmax Ks Kuadrat menunjukkan lemahnya ikatan yang terjadi
Reaktor
(mW/m2) (mg/L) Error antara bakteri penghasil enzim dan substrat.
0,5 L 0,03 772,89 5,40 x 10-6 Ikatan yang lemah ini membuat substrat yang
5L 1,59 399,99 5,62 x 10-3 terdegradasi tidak optimal, sehingga
dibutuhkan substrat dengan konsentrasi yang
Pmax menyatakan densitas daya lebih tinggi untuk mencapai Pmax. Dalam
maksimum yang dapat dihasilkan dari sistem sistem MFC, aspek kinetika dikaji
MFC yang digunakan. Nilai Pmax merupakan berdasarkan densitas daya yang dihasilkan.
representasi dari laju pertumbuhan maksimum Degradasi substrat yang ditinjau hanya
pada persamaan Monod, dimana pada degradasi substrat oleh bakteri yang bisa
pertumbuhannya bakteri menggunakan menghantarkan elektron. Rendahnya nilai
substrat yang ada di lingkungannya. Pada saat Pmax diikuti dengan nilai Ks yang tinggi
bakteri memecah substrat untuk tumbuh mengindikasikan transfer elektron yang terjadi
dihasilkan elektron yang dimanfaatkan oleh tidak maksimal.
sistem MFC sebagai listrik (Logan, 2008;
Kovar, 1998). Nilai Pmax untuk reaktor Jika ditinjau dari hambatan sistem, MFC
dengan volume 5 L memiliki nilai 50 kali dengan reaktor 0,5 L memiliki hambatan
lebih besar dibandingkan dengan yang internal yang tinggi. Tingginya hambatan
diperoleh dari reaktor 0,5 L. sistem akan menghambat pertumbuhan
komunitas mikroba exoelectrogen (Picoreanu,
2007) dan substrat akan banyak didegradasi
oleh mikroba non-exoelectrogen (Lee, 2007).
Hal ini mengakibatkan substrat yang
terdegradasi tidak menghasilkan beda

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

potensial pada system, sehingga tegangan Sama halnya dengan EC, nilai EE juga
yang terukur akan bernilai rendah. mampu mengevaluasi proses transfer elektron
yang terjadi pada sistem MFC. Nilai EE
Efisiensi Produksi Listrik MFC dengan sendiri mengevaluasi dengan membandingkan
Substrat Glukosa jumlah daya listrik yang terukur terhadap
Efisiensi sistem MFC, paling umum jumlah energi total yang seharusnya diperoleh
ditinjau melalui Efisiensi Coulomb (EC) dan dari reaksi degradasi senyawa organik.
Efisiensi Energi (EE). Kedua nilai efisiensi ini Gambar 6 menunjukkan hasil perhitungan EE
biasa dijadikan penentu apakah MFC dapat untuk setiap batch percobaan pada kedua
diaplikasikan menjadi teknologi praktis, baik reaktor yang digunakan.
sebagai penghasil energi maupun sebagai
sistem pengolah limbah (Lee, 2007).
Nilai EC bisa digunakan untuk melihat
keefektifan transfer elektron pada sistem yang
telah ditumbuhi biofilm. EC berkaitan dengan
jumlah elektron yang dikonversi menjadi arus
listrik dibandingkan dengan jumlah elektron
secara keseluruhan akibat dari sejumlah
material organik yang terdegradasi. Gambar 5
di bawah ini menunjukkan nilai EC untuk
setiap batch pada kedua reaktor yang
digunakan.

Gambar 6. Efisiensi Energi


untuk setiap batch percobaan

Konsentrasi awal glukosa yang lebih


besar, cenderung menghasilkan nilai EE yang
lebih kecil. Fenomena ini menggambarkan
bahwa peningkatan densitas daya listrik tidak
sebanding dengan peningkatan konsentrasi
awal substrat. Meningkatnya kompetisi antar
komunitas mikroba dalam sistem dapat
menghasilkan beragam aktivitas metabolik
yang mengurangi densitas daya listrik
keluaran.
Gambar 5. Efisiensi Coulomb Rendahnya nilai EE bisa disebabkan oleh
untuk setiap batch percobaan energy losses pada sistem. Sitorus (2010)
menerangkan bahwa hasil listrik yang terukur
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai EC dari sistem MFC akan lebih kecil
yang terus menurun seiring dengan dibandingkan dengan hasil listrik keluaran
penambahan nilai konsentrasi awal glukosa. secara teoritis. Hal ini dikarenakan adanya
Nilai EC yang rendah terjadi karena potensial berlebih, yaitu kehilangan potensial
rendahnya densitas biofilm eksoelektrogen yang berkaitan dengan transfer elektron dan
pada permukaan anoda akibat kompetisi antar hambatan internal.
komunitas mikroba (Lee, 2007). Pada Mode operasi batch juga memungkinkan
penelitian ini, glukosa yang terdegradasi lebih terjadinya penurunan nilai densitas daya
banyak disebabkan oleh aktivitas mikroba (Arbianti, 2004). Mode operasi batch tanpa
non-eksoelektrogen yang memicu rendahnya menggunakan stirrer dapat menghambat laju
produksi arus dan rendahnya nilai EC. transfer massa dan tingginya gradien
konsentrasi substrat antara fasa ruah dan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

sekitar biofilm. Dalam sistem dengan menggunakan kultur campuran dan glukosa

sebagai substrat, sangat jarang komunitas Nasional Sains dan Teknologi


eksoelektrogen langsung memecah glukosa. Lingkungan.
Menurut Lee dkk., (2007), komunitas Caye M., Drapcho, Nghiem Phu Nhuan, T. H.
eksoelektrogen lebih menyukai produk hasil W. 2008. Biofuels Engineering Process
fermentasi dari glukosa seperti asetat, untuk Technology. McGraw Hill.
kemudian didegradasi kembali menghasilkan Du, Zhuwei et.al. 2007. A state of the art
elektron. Oleh karena itu, dalam sistem review on microbial fuel cell: A
dengan kultur campuran sangat diperlukan promising technology for wastewater
kolaborasi antara aktivitas metabolik mikroba treatment and bioenergy. USA: Elsevier.
fermentatif dengan metabolik mikroba Kovar, Karin. 1998. Growth Kinetics of
eksoelektrogen. Hal ini akan memicu Suspended Microbial Cells: From
tingginya concentration loss, yang SingleSubstrate-Controlled Growth to
mengakibatkan lapisan biofilm semakin Mixed-Substrate Kinetics. Microiology
menebal, namun lebih didominasi oleh and molecular biology review. vol. 62
biomassa inert yang tidak mampu no. 3, p. 646-666.
menghasilkan arus. Kondisi ini dapat Picioreanu C., Head I.M., Katuri K.P.,
menghambat laju transfer massa dan Loosdrecht M.C.M.v., Scott K. 2007. A
menurunkan konsentrasi elektron donor pada computational model for biofilm-based
permukaan anoda, yang pada akhirnya microbial fuel cells. Water Research.
berdampak pada rendahnya nilai efisiensi 41: 2921– 2940.
energi (Lee dkk., 2007). Lee, H.S., et.al. 2007. Evaluation of energy-
conversion efficiencies in microbial fuel
cells (MFCs) utilizing fermentable and
SIMPULAN DAN SARAN
non-fermentable substrates. Water
Hasil estimasi nilai parameter kinetika
Research. 42(6-7): 1501-1510.
berbasis persamaan Monod adalah, untuk
Liu, H., Cheng, S., Logan, B.E. 2005.
reaktor 0,5 L nilai Pmax sebesar 0,032
Production of Electricity from Acetate
mW/m2 dan Ks 772,98 mg/L, sedangkan
or Butyrate Using a Single-Chamber
untuk reaktor 5 L nilai Pmax sebesar 1,59
Microbial Fuel Cell. Environ. Sci.
mW/m2 dan Ks 399,97 mg/L. Nilai EC
Technol. 39: 658-662.
tertinggi untuk reaktor 0,5 L adalah sebesar
Logan and Regan. 2006. Electricity-producing
0,435% dan 2,84% untuk reaktor 5 L. Nilai
bacterial communities in microbial fuel
EE tertinggi pada sistem MFC dengan reaktor
cells. TRENDS in Microbiology. 14:
0,5 L adalah 0,000179% dan 0,0152% untuk
512-518.
reaktor 5 L.
Logan B.E. 2008. Microbial Fuel Cells. John
Secara keseluruhan terjadi peningkatan
Wiley & Sons Inc. New Jersey.
nilai parameter kinetika dan nilai efisiensi
Okpokwasili, G.C., Nweke, C.O. 2005.
baik EC maupun EE pada peningkatan
Microbial growth and substrate
volume reaktor dari 0,5 L ke 5 L. Peningkatan
utilization kinetics. African Journal of
yang terjadi cukup signifikan, pada parameter
Biotechnology. 5 (4): 305-317.
Pmax terjadi peningkatan hingga 50 kali lipat.
Rabaey, Korneal and Verstraete, Willy. 2005.
Microbial Fuel Cells: Novel
DAFTAR PUSTAKA Biotechnology for Energy Generation.
Abdi, Saba. 2008. Enzyme Kinetics-2. TRENDS in Biotechnology. vol.23, no.
http://faculty.ksu.edu.sa/73637/Docume 26.
nts/ Enzyme%20kinetics-2.pdf (Diakses Sitorus, Berlian. 2010. Diservikasi Energi
15 Juni 2016, pukul 09.39 WIB). Terbarukan melalui penggunaan air
Arbianti, Rita. 2014. Penggunaan Microbial buangan dalam sel elektrokimia berbasis
Fuel Cell untuk Pengolahan Limbah mikroba. Jurnal ELKHA. vol.2, no.1.
Cair Tempe dengan Mengukur Torres C.I., Marcus A.K., Rittmann B.E. 2007.
Penurunan Nilai Chemical Oxygen Kinetics of consumption of fermentation
Demand (COD). Prosiding Seminar products by anode-respiring bacteria.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Applied Microbial and Cell Physiology. 77(3):


689-697.
Zielke, E.A. 2006. Application of Microbial
Fuel Cell technology for a Waste Water
Treatment Alternative.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Anda mungkin juga menyukai