ABSTRAK
Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan sumber
energi terbarukan. MFC berupa sel elektrokimia yang menghasilkan listrik akibat aktivitas mikroba yang
mendegradasi senyawa organik. Untuk menentukan apakah MFC dapat diaplikasikan menjadi teknologi praktis,
dilakukan evaluasi melalui parameter kinetika berbasis Monod dan efisiensi coulomb serta efisiensi energi.
Penelitian ini menggunakan reaktor tubular single chamber membranless dengan volume 0,5 L dan 5 L. Fokus
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh peningkatan volume reaktor terhadap parameter kinetika dan
efisiensi sistem. Data hasil percobaan di laboratorium berhasil dimodelkan dengan persamaan Monod. Nilai
parameter kinetika untuk sistem MFC dengan volume 0,5 L adalah Pmax 0,032 mW/m2 dan Ks 772,98 mg/L,
sedangkan untuk reaktor 5 L nilai Pmax sebesar 1,59 mW/m2 dan Ks 399,97 mg/L. Nilai efisiensi coulomb
tertinggi untuk reaktor 0,5 L adalah sebesar 0,435% dan 2,84% untuk reaktor 5 L. Nilai efisiensi energi tertinggi
pada sistem MFC adalah 0,015% dengan reaktor 5 L. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai parameter
kinetika dan nilai efisiensi pada peningkatan volume reaktor dari 0,5 L ke 5 L. Peningkatan yang terjadi cukup
signifikan, pada parameter Pmax terjadi peningkatan hingga 50 kali lipat.
Kata kunci: efisiensi, Microbial Fuel Cell, parameter kinetika, peningkatan volume reaktor, reaktor tubular
tanpa membran
ABSTRACT
Microbial fuel cell (MFC) is a technology developed to obtain new sources of renewable energy. MFC form an
electrochemical cell which generates electricity as a result of microbial activities that degrade organic
compounds. To determine whether the MFC can be adapted to a practical technology, evaluation conducted
through the kinetic parameters based Monod equation, coulombic efficiency, and energy efficiency. This study
uses a single chamber membranless tubular reactor with a volume of 0.5 L and 5 L. The focus of this study was
to evaluate the effect of enhanced reactor volume to kinetic parameters and system efficiency. Data from
experiments in the laboratory successfully modeled with Monod equation. Value kinetic parameters for the MFC
system with a volume of 0.5 L is Pmax 0,032 mW/m2 and Ks 772.98 mg/L, whereas for the 5 L reactor Pmax
value of 1.59 mW/m2 and Ks 399.97 mg/L. The highest value for the coulombic efficiency of 0.5 L reactor is
equal to 0.435% and 2.84% for reactors 5 L, and highest value of energy efficiency in the system MFC is
0.015% for reactor 5 L. The results showed an increase in the value of kinetic parameters and efficiency on
enhancing of the reactor volume from 0.5 L to 5 L. The increase was significant, for Pmax parameter increased
up to 50 times.
Keywords: efficiency, enhanced reactor volume, Microbial Fuel Cell, kinetic parameters, tubular membranless
reactor
Estimasi Parameter Kinetika elektron yang dihasilkan per mol O2, Van =
Persamaan Monod merupakan salah satu volume liquid dalam kompartemen anoda (L),
persamaan dasar yang banyak digunakan S = konsentrasi substrat dalam satu siklus
untuk membangun model kinetika pada sistem batch (g/L). Untuk substrat berupa limbah,
MFC (Logan, 2008; Torres dkk., 2007; nilai konsentrasi substrat dinyatakan dalam
Picioreanu dkk., 2007). Pada persamaan bentuk perubahan COD.
Monod, laju pertumbuhan sel dapat Dalam sistem MFC, efisiensi energi
dinyatakan sebagai fungsi dari konsentrasi menyatakan jumlah energi yang diperoleh
substrat. Persamaan Monod secara umum dibandingkan dengan jumlah energi total yang
mengasumsikan hanya untuk pertumbuhan terkandung dalam substrat. Nilainya dapat
uniselular, yang bisa ditulis sebagai: dihitung dari rasio daya yang diproduksi
dalam interval waktu t dibagi dengan
(3) perubahan entalpi reaksi, yang dalam
dimana µ (mg/s) laju pertumbuhan spesifik, persamaan matematis, dapat dituliskan
µmax (mg/s) laju pertumbuhan spesifik sebagai berikut (Liu dkk., 2005):
maksimum, S (mg/L) konsentrasi substrat,
dan Ks (mg/L) konstanta paruh jenuh. (6)
Persamaan Monod juga dapat digunakan dengan Ep (J) merupakan total energi yang
untuk menghitung laju degradasi substrat diproduksi sel yang dihitung dengan
dengan mengasumsikan substrat hanya mengintegrasikan daya terhadap waktu, dan
didegradasi oleh enzim spesifik oleh mikroba ETi merupakan total energi teoritis yang bisa
tertentu. Laju degradasi substrat akan diproduksi. ETi dapat dihitung berdasarkan
sebanding dengan konsentrasi mikroba yang persamaan berikut:
dapat mendegradasi substrat. Substrat
berkontribusi dalam pertumbuhan (7)
mikroorganisme, sehingga laju degradasi
substrat dapat disetarakan dengan laju (8)
pertumbuhan mikroba, dan memberikan dengan : Ep adalah energi yang diperoleh dari
persamaan seperti di bawah ini (Okpokwasili sel MFC (Joule), P adalah daya (watt), t b
dan Nweke, 2005): adalah waktu untuk satu siklus batch, E Ti
adalah energi teoritis yang bisa dihasilkan,
∆H adalah perubahan entalpi reaksi (J/mol), S i
(4)
adalah konsentrasi substrat (g/L), v adalah
dengan q (mg/s) laju degradasi substrat
volume liquid dalam kompartemen anoda (L),
spesifik, dan qmax (mg/s) laju degradasi
dan Mi adalah berat molekul substrat (g/mol).
substrat maksimum.
Berdasarkan mekanisme produksi listrik
dalam MFC yang melibatkan metabolisme HASIL DAN PEMBAHASAN
mikroba, maka persamaan Monod sangat Produksi Listrik dengan Substrat Glukosa
sering diaplikasikan untuk menggambarkan Percobaan MFC dengan menggunakan
model matematis dalam MFC (Logan, 2008). glukosa dilakukan dalam mode fed-batch,
yaitu konsentrasi awal glukosa ditingkatkan
Perhitungan Nilai Efisiensi untuk setiap batch percobaan. Percobaan
Nilai efisiensi coloumb adalah nilai yang dilakukan sebanyak lima batch. Pada Gambar
membandingkan antara listrik yang terukur 2 di bawah ini dapat dilihat profil tegangan
saat MFC beroperasi dibandingkan dengan terukur dengan glukosa sebagai substrat, yang
listrik keluaran secara teoritis. Berikut dihasilkan oleh sistem MFC dengan volume
persamaan untuk menghitung efisiensi reaktor 0,5 L (a) dan 5 L (b). Konsentrasi
coloumb untuk sistem batch, glukosa yang digunakan untuk setiap batch-
nya berturut-turut adalah 100 mg/L, 200
(5) mg/L, 400 mg/L, 600 mg/L dan 800 mg/L.
dengan CE = Coulombic efficiency, MS = berat
molekul O2, I = arus (A), F = konstanta
Faraday (98485 C/mol elektron), b es = mol
(b)
Gambar 2. Profil produksi listrik pada reaktor
(a) 0,5 L dan (b) 5 L dengan substrat glukosa (a)
potensial pada system, sehingga tegangan Sama halnya dengan EC, nilai EE juga
yang terukur akan bernilai rendah. mampu mengevaluasi proses transfer elektron
yang terjadi pada sistem MFC. Nilai EE
Efisiensi Produksi Listrik MFC dengan sendiri mengevaluasi dengan membandingkan
Substrat Glukosa jumlah daya listrik yang terukur terhadap
Efisiensi sistem MFC, paling umum jumlah energi total yang seharusnya diperoleh
ditinjau melalui Efisiensi Coulomb (EC) dan dari reaksi degradasi senyawa organik.
Efisiensi Energi (EE). Kedua nilai efisiensi ini Gambar 6 menunjukkan hasil perhitungan EE
biasa dijadikan penentu apakah MFC dapat untuk setiap batch percobaan pada kedua
diaplikasikan menjadi teknologi praktis, baik reaktor yang digunakan.
sebagai penghasil energi maupun sebagai
sistem pengolah limbah (Lee, 2007).
Nilai EC bisa digunakan untuk melihat
keefektifan transfer elektron pada sistem yang
telah ditumbuhi biofilm. EC berkaitan dengan
jumlah elektron yang dikonversi menjadi arus
listrik dibandingkan dengan jumlah elektron
secara keseluruhan akibat dari sejumlah
material organik yang terdegradasi. Gambar 5
di bawah ini menunjukkan nilai EC untuk
setiap batch pada kedua reaktor yang
digunakan.
sekitar biofilm. Dalam sistem dengan menggunakan kultur campuran dan glukosa