Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ALDHILA ZHAR ADHANA PRASETYO

NIM : B11.2018.05341

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK

1. Analisi eksternal menggunakan 5 force competitiveness


a. Tingkat rivalitas diantara pesaing
1. Identitas merek
Saat ini, perusahaan memiliki 4 merek utama yaitu Melody,
Modela, Margo dan Hiro. Menurut pihak perusahaan, adanya
pengaruh dari reputasi merek yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap aktivitas pembelian dipasar. Pembeli memiliki
kesetiaan atau loyalitas terhadap produk perusahaan karena
adanya kualitas yang baik, harga yang sesuai, dan hubungan
kerjasama yang baik antara pembeli dan pihak perusahaan.
Tidak sedikit pembeli yang telah mengetahui kualitas produk
yang ditawarkan sehingga mencari merek yang sama ketika
ingin melakukan pembelian berulang. Untuk dapat menyaingi
perusahaan, pendatang baru harus mampu memproduksi
produk dengan kualitas yang bagus namun harga yang
terjangkau. Identitas merek dari produk CV Citra Jaya
dikategorikan tinggi karena telah memiliki reputasi yang kuat
di pasar, terutama untuk merek Melody dan adanya pembelian
berulang yang terjadi sehingga ancaman pendatang baru pada
indikator ini tinggi.
2. Kebutuhan Modal
Kebutuhan modal yang diperlukan untuk memasuki industri
ini tergolong besar, begitu juga modal yang dibutuhkan oleh
pendatang baru dalam mengembangkan usahanya pada
industri. Pihak perusahaan menyatakan bahwa perlunya
memiliki modal baik secara materi maupun secara skill. Modal
dalam bentuk materi yaitu ketersediaan sumber dana untuk
membeli lahan, mesin, mengatasi persediaan bahan baku, alat
transportasi dan lain-lain. Sedangkan skill yang dimaksud
adalah kemampuan pendatang baru untuk melakukan proses
produksi, tersedianya sumber daya yang handal dan
memahami proses produksi. Dikarenakan kebutuhan modal
yang tinggi maka ancaman pendatang baru pada indikator ini
tergolong tinggi.
b. Ancaman pendatang baru
1. Harga dan Kualitas Produk
Produk yang dimiliki perusahaan saat ini memiliki beberapa
produk subtitusi yang memberikan fungsi serupa namun
dengan tampilan yang berbeda baik dari segi bahan baku
ataupun model. Sedangkan untuk produk komplemen yaitu
seperti meja yang merupakan pelengkap untuk kursi. Untuk
hal ini, perusahaan memang tidak memproduksi produk
komplemen sebagai pelengkap dalam varian produk
perusahaan. Berdasarkan data diatas dikatakan bahwa harga
dan kualitas produk subtitusi dan komplemen tergolong tinggi
2. Biaya Peralihan
Biaya peralihan terhadap produk subtitusi dan komplemen
tergolong sedang. Untuk perbedaan harga antara produk
subtitusi dan komplemen sendiri beragam yang dipengaruhi
oleh penggunaan bahan baku dan model produk tersebut.
Perbedaan biaya cednerung terjadi karena perbedaan
segmentasi pasar, bahan baku dan model atau desain produk.
c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
1. Penetapan harga pemasok
Penetapan harga pada setiap bahan baku ditetapkan secara
langsung oleh pemasok. Penetapan harga cenderung stabil
dalam periode tertentu. Perubahan harga yang seringkali
terjadi pada bahan baku bijih dan serbuk plastik yang
bergantung dengan harga minyak dunia dan kurs dollar. Dapat
dikatakan bahwa kemampuan pemasok dalam melakukan
penetapan harga tergolong tinggi.
2. Kuantitas Pemasok
Dalam melakukan aktivitas produksi, perusahaan perlu
untuk selalu memastikan ketersediaan bahan baku dan kualitas
bahan baku. Bahan baku pada perusahaan antara lain biji dan
serbuk plastik, plastik wrapping, kawat, pipa, cop, dan spons
kursi. Perusahaan pemasok pada CV Citra Jaya adalah PT.
Steel Pipe Industry Indonesia Tbk, PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk., CV. Himpunan Abadi, sedangkan untuk
bahan baku lainnya diperoleh dari kerjasama dengan
perusahaan kecil seperti home industry atau toko klontong.
Dalam hal ini, kuantitas pemasok dalam industri dikatakan
sedang.
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
1. Penetapan harga pembeli
Penetapan harga pada setiap jenis produk yang diberlakukan
oleh perusahaan sama pada semua distributor di seluruh
wilayah kecuali apabila pihak CV Citra Jaya yang
menanggung biaya transportasi. Perbedaaan harga produk di
wilayah yang satu dengan lainnya adalah biaya yang timbul
karena keterbatasan jarak dan lokasi distributor. Perusahaan
memiliki keleluasaan dalam melakukan penetapan harga
namun di satu sisi dapat mempengaruhi permintaan dari
pembeli. Dalam hal ini, kemampuan pembeli dalam
melakukan penetapan harga tergolong rendah.
2. Kuantitas Pembeli
Kuantitas pembeli dalam industri sangat beragam
dikarenakan produk furniture yang mencakup berbagai macam
bentuk untuk berbagai tempat dan kebutuhan dengan bahan
baku yang beragam, dari rotan, kayu, bambu, logam hingga
bahan pelengkap lainnya seperti per atau pegas dan dakron
atau kapok sehingga indikator tergolong rendah. Perbedaan ini
tentu saja dapat dijadikan perusahaan dalam industri sebagai
acuannya dalam menetapkan harga, pangsa pasar dan
segementasi pembeli. Pembeli produk furniture sendiri
tersebar pada pangsa pasar yang sangat luas dan atas
segmentasi yang berbeda-beda. Pembeli produk furniture
sendiri tersebar pada pangsa pasar yang sangat luas dan atas
segmentasi yang berbeda-beda. CV Citra Jaya, saat ini telah
mengalami perkembangan dari yang semula hanya sekitar 10
sampai 20 distributor, kini perusahaan telah memiliki 100
distributor yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

2 Analisis Internal menggunakan Value Chain

1. Primary Activities (Aktivitas Utama)

Terdapat lima kategori aktivitas primer dalam bersaing didunia bisnis, yaitu:

a) Inbound Logistics

Aktivitas yang berhubungan dalam penerimaan, penyimpanan, input kepada

produk, seperti: penanganan material, pergudangan, pengendalian persediaan,

penjadwalan transportasi, dan pengembalian pada pemasok.

b) Operations

Aktivitas yang berhubungan dengan merubah bahan baku menjadi barang jadi,

seperti: pengemasan, pemasangan, perawatan, pengujian kembali, pengoperasian

fasilitas, dan pemeliharaan peralatan.

c) Outbound Logistics

Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan

pendistribusian produk secara fisik kepada konsumen, seperti: penggudangan


barang jadi, penanganan material, pengoperasian kendaraan pengiriman barang,

pemrosesan pemesanan, dan penjadwalan.

d) Marketing and Sales

Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan sarana yang dapat digunakan

pembeli dalam membeli sebuah produk, seperti: melalui iklan, promosi, tenaga

penjualan, penetapan jumlah kuota, hubungan penyalur, dan penetapan harga.

e) Service

Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan jasa untuk meningkatkan atau

mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi, perbaikan, pelatihan, dan

penyesuaian produk.

2. Support Activities (Aktivitas Pendukung)

Aktivitas pendukung yang merupakan aktivitas pendukung dari aktivitas primer terdiri dari:

a. Procurement
Merujuk pada fungsi pembelian dari input yang digunakan dalam rantai nilai
perusahaan, bukan pada input yang dibeli itu sendiri, melainkan input yang
mencakup bahan baku, pemasok, dan bahan pendukung lainnya, serta aset seperti
mesin, peralatan kantor, maupun gedung. Walaupun input yang dibeli biasanya
dihubungkan dengan aktivitas primer, input yang dibeli ada dalam setiap aktivitas
nilai termasuk aktivitas pendukung. Pembelian secara baik yang dilakukan oleh
perusahaan dapat mempengaruhi biaya dan kualitas input yang dibeli, dan juga
aktivitas lain yang dihubungkan dengan penerimaan dan pemakaian input, serta
interaksi dengan para pemasok.
b) Technology Development
Terdiri dari sejumlah aktivitas yang dikelompokan secara luas mulai dari teknologi
yang digunakan dalam menyiapkan dokumen dan mendistribusikan barang jadi
sampai dengan teknologi yang melekat dalam produk yang dihasilkan.
c) Human Resource Management
Terdiri dari aktivitas-aktivitas yang meliputi: perekrutan, penyewaan, pelatihan,
pengembangan tenaga kerja, dan kompensasi untuk semua jenis personil.
Manajemen sumber daya mempengaruhi keunggulan bersaing melalui perannya
dalam menentukan keterampilan dan motivasi karyawan dan biaya pengangkatan
dan pelatihan.
d) Firm Infrastructure
Terdiri dari sejumlah aktivitas yang meliputi: manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akuntansi, hukum, urusan pemerintah, dan manajemen mutu.
Infrastruktur berbeda dengan aktivitas pendukung lainnya yang mendukung
keseluruhan rantai nilai dan bukan aktivitas individual. Bergantung pada apakah
perusahaan terdiversifikasi atau tidak, infrastruktur perusahaan mungkin berdiri
sendiri atau dibagi antara unit usaha dan tingkat perusahaan

Anda mungkin juga menyukai