Anda di halaman 1dari 12

Pemahaman 

tingkat kekerasan batu permata


Batu permata merupakan campuran dari unsur-unsur mineral. Setiap mineral
yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk
kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen
(bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan amorf, yang artinya tak mempunyai
bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan
akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan
lambat.

Mineral sendiri bisa diartikan sebagai suatu zat yang terdapat dalam alam
dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal
yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris
tertentu.

Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk


mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan,
bahwa mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita
ketahui ada mineral yang berbentuk: lempeng, tiang, limas atau kubus.

Salah satu mineral penting yang sering digunakan sebagai bahan hiasan
adalah kristal yakni sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris
dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-
kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat
terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium.

Kristal artinya mempunyai bentuk yang agak setangkup (simetris) dan yang pada
banyak sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi bangin yang
tersendiri sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.

Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan
mempunyai struktur kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat
mempunyai batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan kristal (hablur) &
bidang rata itu disebut muka kristal.

Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:

– REGULER, Kubus atau ISOMETRIK ketiga poros sama panjang dan berpotongan
tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)
– TETRAGONAL (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain, dua
poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit, rutil,
zircon).
– HEKSAGONAL (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga
poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut 120
derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu dan
panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).
– ORTOROMBIS (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros
berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua poros
tadi (berit, belerang, topaz)
– MONOKLIN (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari
porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros tadi
(gips, muskovit, augit)
– TRIKLIN (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan berpotongan
serong satu sama lain(albit, anortit, distin)

Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:

1. perbandingan panjang poros – poros hablur

2. besarnya sudut persilangan poros – poros hablur

Untuk mengenal kekerasan batu permata, perlu juga dipahami apa yang
disebut gores. Kristal /mineral yang mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan
pada lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan di tempat
penggosokan tersebut suatu garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain
dari mineral itu sendiri.

 Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.


 Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam-logaman atau memberi garis merah darah
 Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis
putih)

Belahan

Belahan adalah kecenderungan batu permata untuk membelah ke arah tertentu


menyusur permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan ke arah
mana ikatan-ikatan di antara atom relative lemah dan biasanya reta-retak
menunjukan arah belah.

Belahan ialah sifat untuk menjadi belah menurut bidang yang agak sama licinnya

 belahan baik sekali


 baik
 sedang
 buruk
 tidak ada belahan sama sekali

Warna batu permata

Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang


gelombang, beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum yang
dapat dilihat. Spektrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah, oranye,
kuning, hijau, biru, nila dan violet.

Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan memengaruhi energi dan


akan terjadi perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi biasanya
akan terlihat berwarna kelam, sedangkan yang mengandung alumunium
biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga ada mineral yang berwarna tetap
seperti air (berkristal) dan dinamakan Idhiochromatic

Di sini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu zat
dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang merupakan mineral-
mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau; azurite
warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit warnanya hitam; augitwarnanya
hijau; gutit warnanya kuning hingga coklat; hematite warnanya merah dsbnya.

Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan


allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya
sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities). Impurities
adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan
biasanya tidak hadir dalam campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi
dalam batu permata rendah.

Aneka warna batu permata ini sangat mempersona manusia sehingga manusia
memberi gelar “mulia” pada batu-batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari
satu unsur mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang bersisi
delapan karena adanya zat campuran yang berbeda akan menyebabkan warna
yang berbeda : tidak berwarna, kuning, kuning muda, agak kebiru-biruan, merah,
biru agak hijau, merah jambu, merah muda, agak kuning coklat, hitam yang
dinamakan carbonado, hijau daun.
Banyak mineral hanya memperlihatkam warna yang terang pada bagian-bagian
yang tipis sekali. Mineral yang lebih besar dan tebal selalu memberi kesan yang
hitam, tanda demikian antara lain diperlihatkan oleh banyak mineral.

Warna hijau muda; jika warna tersebut makin tua berarti makin bertambah
Kadar Fe di dalam molekulnya.

Berat Jenis (BD) batu permata

Untuk mengetahui mineral yang belum diketahui BD-nya dipakai alat yang
disebut cairan berat :

 Pertama : Bromoform (ChBr)


 Kedua : Joodmethylin (Ch2 J2)
 Ketiga : Cclerici yaitu larutan Thallium malonat formiat

Mineral dengan BD < 2,68 mineral ringan

 kwarsa: 2,57
 albit: 2,62
 oligoklas: 2,64

Mineral dengan BD > 2,68 mineral berat

 Labradorit: 2,70
 Anortit: 2,76
 Augit hornblende: 3,20
 Maskotit: 2,90
 Biotitit: 3,00
 Korundum: 3,20
 Turmalin

Mineral dengan BD 3,3 – 4 mineral amat berat

 olifin
 starolit
 granat / garnet

Mineral dengan BD > 4 dan kekerasan = 7

 Zirkon
BD = 2,65 Mineral tergolong dalam fraksi enteng dan bias rangkapnya tergolong
rendah yaitu terdiri dari

 Kuarsa kristalen; bergkristal (tidak berwarna); amathis atau kecubung


 opal = sebetulnya gel asam kersik
 chalsedon; jenis kristalnya jenis kripto (kwarsa kripto kristalen); k = 7; struktur
kristalnya baru tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop.
 agat; jenis kristalnya jenis kripto (kwarsa kripto kristalen) = k = 7; struktur kristalnya
baru tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop
 Oniks, jenis kristalnya jenis kripto (kwarsa kripto kristalen) = k = 7; struktur
kristalnya baru tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop
 jaspis
 besi kersik
 opal tanggung (half opal) = sifat membelah tidak ada pecahannya berupa kerang.

BD = 2,9 – 3,3

 Nefrit = Jade = Giok {Ca2 (Mg, Fe)5 (OH)2Si8O22} aktinolit atau Amfibol kalsium
magnesium besi; bentuk menyerabut atau asbes tiform; warna kelabu, kehijau-
hijauan atau kekuning-kuningan; adanya garis kembar; warna plagioklas putih,
kadang – kadang kehijau-hijauan, hijau tua, coklat, hitam, kadang-kadang tembus
pandang (transparan), tembus cahaya (Translucent) atau opal; bidang belah
berpotongan dengan sudut 550 dan 1250 ; K = 5 – 6; apabila dipanaskan
mengeluarkan air yang menunjukkan bahwa ia terbentuk dalam suasana hidro
(perhatikan adanya gugusan OH) atau dikenal sebagai AMFIBOL.

BD = 3,3 – 3,6

 Epidot ( H2 M4 “M6”’ Si6O26, M”); dari batu-batuan endapan atau sedimen yang
lebih tua; k = 6,5; Hijau- hijau kekuning-kuningan, terdapat jenis yang berwarna
merah; belahan baik; mengristal monoklin, prisma; bias cahaya dan bias rangkap
kuat.

BD = 3,5 – 5,3

 Granat/Garnet (M3” M2”’ SiO3O12); dari batuan sedimen tua; kristal reguler; bias
cahaya keras, tidak berbias rangkap (Isotrop); K = 7; belahan baik; warna merah,
merah coklat, kuning dan hijau jarang, tidak berwarna sama sekali.

BD = 4
 Korundum (Al2O3) tersusun sangat padat; tak berwarna –bermacam-macam warna;
K = 9; Oktahedron/Hexagonal; Bias tinggi; Bias rangkapnya rendah. (3,9 – 4,1)
 Spinel (M” = Mg, Zr, Fe; M”’ = Cr, Al, Mn); hijau tua; K = 7,5 – 8; Biasnya tinggi,
Mengkristal secara reguler; bersifat isotrop dalam optiknya; belahannya seringkali
buruk

BD = 4,2

 Ortit termasuk golongan Epidot hanya dalam persenyawaannya berbeda disebabkan


kadar Ce yang tinggi; K= 5,6; merah coklat, coklat merah tua – kuning atau coklat
kuning; kristal gemuk seperti prisma;
 Turmalin {H9Al3(B.OH)2Si4O19}; K= 7; Heksagonal, belahan buruk, Bias sedang;
Pleokroisnya sangat kuat; jernis seperti air, Coklat biru sampai hitam, turmalin biru
agak jarang diketemukan.

Tiap-tiap batu permata yang sudah dikenal berat jenisnya dapat diketahui nilai
keras batu, dari berat batu dapatlah dihitung karat dari permata tersebut. Karat
adalah satuan berat yang setimbang dengan seperlima gram. Satuan ini disebut
karat metrik.

Jika kita timbang berat intan, tidak dikatakan berat intan 1 gram tetapi berat
intan adalah 5 karat, demikian yang lain batu rubi beratnya 17,8 karat, batu
sapphire 7 karat dsbnya.

Nama-nama batu permata, kristal, dan mineral terkenal

 Agate
 Amazonite
 Amber
 Ametrine
 Ammolite
 Andalusite
 Apatite
 Aquamarine ( Beryl )
 Axinite
 Aventurine
 Benitoite
 Beryl
 Bixbite ( Beryl )
 Bloodstone / Akik darah
 Bone
 Cat’s eye
 Carnelian
 Cassiterite
 Chalcedony
 Charoite
 Chrysoberyl (mata kucing): Alexandrite
 Chrysocolla
 Chrysolite (krisolit)
 Chrysoprase
 Coral
 Cordierite
 Cubic Zirconia
 Danburite
 Diamonds / Berlian / Intan
 Dinososaur Bone
 Diopsite
 Dolomite
 Drusy
 Euclase
 Enstatie
 Fluorite
 Fosfor
 Permata Garnet (Batu delima, mata kucing): Rhodolite
 Heliodore (Beryl)
 Hematite
 Iolite
 Kunzite
 Idocrase
 Jadeite/giok
 Labradorite: Spectrolite
 Permata Lapis Lazuli
 Larimar
 Malachite (malakit)
 Matlockit
 Montana Agate
 Moonstone (batu biduri bulan, biduri laut)
 Morgan Hill
 Nephrite/nefrit (jade)
 Olivine
 Orthoclase
 Opal (kalimaya)
 Padparadscha
 Phenakite
 Pyrope
 Palmwood
 Pearl / Mutiara
 Pectolitej
 Peridot
 Pyrite
 Quarz
 Kristal Quartz (Kuarsa): termasuk di dalamnya Aventurine, Carnelian, Citrine,
 Kristal Agate (akik)
 Kristal Amethyst (kecubung)
 Kristal Chalcedony
 Onyx (batu krisopras)
 Permata Jasper
 Rhodonite
 Ruby
 Rutile
 Rubicelle (spinel)
 Permata Ruby (Batu merah delima / mirah delima / mirah, Batu nilem, yaspis merah,
akik merah, rubi)
 Scapolite (yellow)
 Sphene
 Spodumene
 Strontium titanate
 Kristal Sapphire (Batu nilam, lazurit, safir)
 Spinel
 Permata Sunstone
 Sugilite
 Tanzanite
 Permata Tiger’S Eye (mata kucing)
 Kristal Topaz (Batu cempaka, topas, yakut kuning)
 Kristal Tourmaline: Rubelite (merah), Dravite (kuning), Verdelite (hijau), Indicolite
(biru)
 Turquoise (Batu yakut biru, pirus)
 Violan
 Yag
 Zircon
 Zoisite

Tingkat kekerasan batu permata berdasar


Skala Mohs
Skala kekerasan mineral Mohs mengklasifikasikan resistensi goresan terhadap
berbagai mineral melalui kemampuan suatu bahan keras menggores bahan
yang lebih lunak. Skala ini diciptakan tahun 1812 oleh geolog dan mineralog
Jerman Friedrich Mohs dan merupakan satu dari beberapa definisikekerasan
dalam teknik material.  Metode perbandingan kekerasan dengan melihat mineral
mana yang mampu menggores mineral lain sudah lama ada, pertama kali
disebutkan oleh Theophrastus dalam tulisannya Tentang Batuan sekitar tahun 200
SM, diikuti Plinius yang Tua dalam Naturalis Historia sekitar tahun 77 M.

Skala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan satu sampel materi
alami untuk menggores materi yang lain. Sampel materi yang digunakan Mohs
adalah semua mineral. Mineral adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar.
Batuan teruat dari satu atau beberapa mineral.

Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika skala ini dibuat, intan
ditempatkan di puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini dengan
menemukan bahan terkeras yang dapat menggores suatu bahan lunak atau
sebaliknya. Misalnya, jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun
tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai
4 dan 5.

Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih
keras daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras
daripada korundum. Tabel di bawah memperlihatkan perbandingan dengan
kekerasan absolut yang diukur menggunakan sklerometer dengan contoh
gambar.

Kekerasan Mohs Mineral Formula kimia Kekerasan absolut Gambar

1 Talek Mg3Si4O10(OH)2 1
Kekerasan Mohs Mineral Formula kimia Kekerasan absolut Gambar

2 Gipsum CaSO4·2H2O 3

3 Kalsit CaCO3 9

4 Fluorit CaF2 21

5 Apatit Ca5(PO4)3(OH–,Cl–,F–) 48

6 Feldspar Ortoklas KAlSi3O8 72

7 Kuarsa SiO2 100

8 Topaz Al2SiO4(OH–,F–)2 200

9 Korundum Al2O3 400

10 Intan C 1600

Pada skala Mohs, grafit (bagian utama dari “timbal” pensil) memiliki tingkat
kekerasan 1,5; kuku 2,2–2,5; koin tembaga 3,2–3,5; pisau saku 5,1; badan pisau
5,5; kaca jendela 5,5; dan file 6,5.[9] Sebuah pelat garis (porselen non-kaca)
memiliki tingkat kekerasan 7,0. Penggunaan bahan-bahan biasa dengan
kekerasan yang sudah diketahui dapat menjadi cara sederhana untuk
memperkirakan posisi suatu mineral pada skala ini.

Daftar mineral dan skala Mohsnya:

Kekerasan Zat atau mineral


0.2–0.3 sesium, rubidium
0.5–0.6 litium, natrium, kalium
1 talk
1.5 galium, stronsium, indium, timah, barium, talium, timbal, grafit
2 boron nitrida heksagonal, kalsium, selenium, kadmium, sulfur, telurium, bismut
2.5–3 magnesium, emas, perak, aluminium, seng, lantanum, serium, jet (lignit)
3 kalsit, tembaga, arsenik, antimon, torium, dentin
4 fluorit, besi, nikel
4–4.5 platinum, baja
5 apatit, kobal, zirkonium, paladium, tooth enamel, obsidian (kaca vulkanik)
5.5 berilium, molibdenum, hafnium
6 ortoklas, titanium, mangan, germanium, niobium, rodium, uranium
6–7 kaca, kuarsa gabungan, besi pirit, silikon, rutenium, iridium, tantalum, opal
7 kuarsa, vanadium, osmium, renium
7.5–8 baja keras, tungsten, zamrud, spinel, Phenakite, beril, Euclase, zirkon
8 topas, zirkonia kubik
8.5 krisoberil, kromium, Yttrium aluminium garnet (YAG)
9–9.5 korundum (rubi, safir), silikon karbida (karborundum), tungsten karbida, titanium karbida, stisovit
9.5–10 renium diborida, tantalum karbida, titanium diborida, boron [11][12][13]
10 intan/berlian, karbonado (berlian hitam)
>10 intan nanokristalin (hiperintan, fulerit ultrakeras)

Perbandingan antara Kekerasan (Mohs) dan Kekerasan (Vickers):

Nama Kekerasan (Vickers)


mineral Kekerasan (Mohs) kg/mm2
Grafit 1–2 VHN10=7 – 11
Tin 1½ – 2 VHN10=7 – 9
Bismut 2 – 2½ VHN100=16 – 18
Emas 2½ – 3 VHN10=30 – 34
Perak 2½ – 3 VHN100=61 – 65
Kalkosit 2½ – 3 VHN100=84 – 87
Tembaga 2½ – 3 VHN100=77 – 99
Galena 2½ VHN100=79 – 104
Spalerit 3½ – 4 VHN100=208 – 224
Heazlewoodit 4 VHN100=230 – 254
Karolit 4½ – 5½ VHN100=507 – 586
Goetit 5 – 5½ VHN100=667
Hematit 5–6 VHN100=1,000 – 1,100
Kromit 5½ VHN100=1,278 – 1,456
Anatas 5½ – 6 VHN100=616 – 698
Rutil 6 – 6½ VHN100=894 – 974
Pirit 6 – 6½ VHN100=1,505 – 1,520
Bowieit 7 VHN100=858 – 1,288
Euklas 7½ VHN100=1,310
Kromium 9 VHN100=1,875 – 2,000

Anda mungkin juga menyukai