Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN KADAR KOLESTEROL METODE POCT DARAH TETESAN

PERTAMA DAN DARAH TETESAN KEDUA

Manuscript

Ratna Sari Ariskawati


G1C015005

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2019

*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
Perbandingan kadar Kolesterol metode POCT darah tetesan pertama dan darah
tetesan kedua

Ratna Sari Ariskawati1, Ana Hidayati Mukaromah2 , Fitri Nuroini2


1. Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
2. Laboratorium patologi klinik Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Info Artikel Abstrak


Pemeriksaan kadar kolesterol menggunakan sampel darah
kapiler dengan metode POCT (Point Of Care Test). Proses
pengambilan darah kapiler untuk pemeriksaan kadar kolesterol
metode POCT sebaiknya menggunakan darah tetesan kudua
karena darah tetesan pertama masih mengandung sisa alkohol
dan sisa cairan jaringan yang dapat menyebabkan terjadinya
hasil kadar kolesterol rendah sehingga menimbulkan kesalahan
dalam intrepretasi hasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Keywords : perbandingan kadar kolesterol metode POCT darah tetesan
pertama dan darah tetesan kedua. Metode penelitian yang
Kolesterol, darah tetesan
digunakan adalah penelitian observasional analitik. Penelitian
pertama dan darah tetesan dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Universitas
kedua, POCT Muhamadiyah Semarang pada bulan juni 2019. Sampel
menggunakan darah kapiler sebanyak 16 Hasil kadar kolesterol
darah tetesan pertama minimal 101 mg/dL, maksimal 269
mg/dL. Kadar kolesterol darah tetesan kedua minimal 112
mg/dL dan maksimal 283 mg/dL. Terdapat perbandingan darah
tetesan pertama lebih rendah dari darah tetesan kedua

Pendahuluan (Annies, 2015). Jenis kolesterol ada 4


Kolesterol merupakan yaitu kolesterol LDL (Low Density
komponen darah yang membentuk Lipoprotein), HDL (High Density
lemak, didalam lemak terdapat berbagai Lipoprotein), VLDL (Very Low Density
zat seperti trigliserida, fosfolipid, asam Lipoprotein) dan Kilomikron. LDL
lemak bebas dan kolesterol. Kolesterol merupakan kolesterol jahat yang mudah
secara umum berfungsi untuk melekat pada dinding pembuluh darah
membangun dinding sel tubuh dan (Astuti, 2015). Kolesterol HDL
beberperan penting dalam memproduksi merupakan kolesterol baik yang
hormon seks, vitamin D, serta berperan berfungsi untuk membersihkan
penting dalam menjalankan fungsi saraf pembuluh darah dari kolesterol LDL
dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011). yang berlebihan (Siswono, 2006).
Kadar kolesterol yang tinggi Peningkatan kadar kolesterol total dalam
dalam darah merupakan permasalahan darah dikarenakan mengkonsumsi
yang serius, hal ini dikarenakan salah makanan tinggi lemak, jika tidak
satu faktor resiko dari berbagai macam diimbangi dengan olah raga yang teratur
penyakit tidak menular seperti jantung

*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
akan berdampak kurang baik bagi (2009), penggunaan sampel darah tetesan
kesehatan (Mackey, 2004). pertama pada pemeriksaan glukosa
Prevalensi hiperkolesterolemia diketahui bahwa kadar glukosa sampel
di Indonesia menurut Survei Kesehatan rendah. Tujuan penelitian ini untuk
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 ada mengetahu perbandingan kadar
kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% kolesterol metode POCT darah
dan meningkat seiring bertambahnya tetesan pertama dan darah tetesan
usia pada kelompok usia 53-64 tahun kedua.
sebesar 15,5%. Prevalensi Metode Penelitian
hiperkolesterolemia berdasarkan jenis Jenis penelitian yang digunakan
kelamin di Indonesia sebesar 1,5% pada adalah penelitian observasional Analitik.
laki-laki dan 2,2% pada perempuan, Penelitian dilakukan di Laboratorium
(Kemenkes RI, 2004). Riset Kesehatan Patologi Klinik Universitas
Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013 Muhammadiyah Semarang pada bulan
proporsi penduduk Indonesia dengan Juni 2019. Objek penelitian ini adalah
kadar kolesterol diatas normal lebih kadar kolesterol pada mahasiswa DIV
tinggi pada perempuan yaitu sebesar Analis Kesehatan Universitas
39,6% jika dibandingkan dengan laki- Muhammadiyah Semarang angkatan
laki sebesar 30%. Beberapa faktor yang 2015. Alat dan bahan yang digunakan
berpengaruh terhadap kadar kolesterol pada penelitian ini adalah Blood Lancet,
total adalah pola makan tinggi serat, pola Autoklik, Alkohol swab, Glucometer,
makan tinggi lemak, kebiasaan merokok, dan strip test Kolesterol. Pengukuran
jenis kelamin, obesitas dan aktifitas fisik kadar kolesterol dengan metode POCT
(Annies, 2015). diperoleh data yang berupa kadar
Kadar Kolesterol darah dapat kolesterol metode POCT darah tetesan
dilakukan dengan beberapa metode pertama dan darah tetesan kedua. Data
seperti metode spektrofotometer, metode dianalisis dengan uji Paired t Test.
Heksokinase Biolis 24i, metode POCT, Hasil
metode CHOD-PAP. Berdasarkan survei Hasil penelitian kadar kolesterol
POCT masih banyak digunakan karena metode POCT darah tetesan pertama dan
penggunaannya sangat mudah, metode darah tetesan kedua ditampilkan dalam
POCT memiliki kelemahan yaitu bentuk grafik pada Gambar 4.
pengambilan darah yang tidak sesuai
SOP sehingga dapat menyebabkan hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol
tinggi palsu atau rendah palsu. Sampel 300
yang digunakan untuk pemeriksaan 200
POCT adalah darah kapiler tetesan kedua
100
dan seterusnya akan tetapi diinstalasi
0
kesehatan masih banyak yang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516
menggunakan tetesan pertama untuk
pemeriksaan kadar kolesterol. T1 T2
Hal tersebut disebabkan oleh,
informasi yang kurang terhadap
penggunaan sampel darah tetesan kedua Gambar 1. Grafik hasil pemeriksaan kadar
untuk pemeriksaan POCT. Sesuai dengan kolesterol metode POCT darah
penelitian Tonyuskhina & Nicholas

*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
tetesan pertama dan darah tetesan (Gandasoebrata, 2013). Cairan jaringan
kedua yang membentuk kira-kira 30% cairan.
Sel menerima garam, makanan dan
Gambar 1, menunjukkan kadar kolesterol oksigen melepaskan semua hasil
darah tetesan pertama lebih rendah buangannya kedalam cairan jaringan,
dibandingkan dengan kadar kolesterol sehingga terjadi pertukaran antara air
darah tetesan kedua. Sampel no.2 dan zat-zat yang terlarut yang
menunjukkan angka selisih rerata yang bergantung dari beberapa daya
cukup besar yaitu 30 mg/dL. tekanan, seperti tekanan osmotik
koloid yang dibentuk oleh protein
Tabel 1. Data Deskriptif Rerata Kadar plasma akan bekerja sama dengan
kolesterol metode POCT darah tekanan jaringan yang mana tekanan
tetesan pertama dan darah tetesan cenderung menarik sisa cairan
kedua. jaringan yang ada didalam sel menuju
ke dalam darah kapiler (Pearch,
Std.
N Mean Min Max
Deviation 2009). Pada pemeriksaan kadar
Tetesan 16 160.75 101 269 40.470 kolesterol darah tetesan kedua
pertama didapatkan hasil lebih tinggi hal ini
Tetesan 16 174.25 122 283 39.332
kedua
karena sampel darah pada
pemeriksaan sudah tidak
Tabel 1, Menunjukkan nilai rerata kadar mengandung sisa alkohol yang belum
kolesterol darah tetesan pertama 160.75 kering dan sisa cairang jaringan yang
mg/dL, sedangkan nilai rerata pada dapat menyebabkan terjadinya
dykadar kolesterol darah tetesan kedua pengenceran sehingga terjadi
adalah 174.25 mg/dL. Hasil uji Sample t keslahan pada interpretasi hasil
Test terdapat perbedaan signifikan hasil pemeriksaan.
kadar kolesterol metode POCT darah
Simpulan
tetesan pertama dan darah tetesan kedua.
Kadar kolesterol metode POCT
Pembahasan
darah tetesan pertama dengan rerata
Kadar kolesterol darah tetesan
160,75 mg/dL lebih rendah dari darah
pertama lebih rendah dibandingkan
tetesan kedua dengan rerata 174,25
dengan kadar kolesterol darah tetesan
mg/dL.
kedua. Hal ini disebabkan karena darah
DAFTAR PUSTAKA
tetesan pertama masih mengandung sisa
alkohol dan cairan jaringan yang Annies. 2015. Kolesterol dan penyakit
disebabkan adanya sedikit pemijatan saat jantung coroner. Ar-Ruzz
penusukan jari. Perbandingan kadar Media. Yogyakarta.
kolesterol darah tetesan pertama masih
mengandung sisa alkohol 70% saat Astuti, Noviya. 2015. Makanan-
penusukan yang belum kering dapat MakananTinggi Kolesterol.
mempengaruhi kadar pemeriksaan. Flashbooks. Yogyakarta.
Sehingga kadar yang dihasilkan lebih
rendah, sebaiknya bahan untuk Dalam RSUD Swadana Tarutung.
pemeriksaan menggunakan tetesan kedua

*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id
Gandasoebrata R. 2009. Penuntun Siswono. 2008. Stimulasi dan Nutrisi
Laboratorium Klinis. Dian Penting Untuk Bayi
Rakyat. Jakarta. https://keluargasehat.wordpres.
com/2008/04/02/stimulasi-
Gandasoebrata R. 2013. Penuntun dan-nutrisi-bayi/. Diakses pada
Laboratorium Klinis. Dian tanggal 12 Desember 2018.
Rakyat. Jakarta.
Sitepoe M. 1992. Kolesterol Fobia.
Mackay J, Mensah GA. 2004. The Atlas Gramedia Pustaka Utama. B.
off Heart Disease and Stroke. Batticaca. Jakarta.
Geneva WHO, 30-49.
Tonyushikina K & Nichold J.H. 2009.
Mumpuni Y, Wulandari A. 2011. Cara Glucose meters: A Review
Jitu Mengatasi Kolesterol. of Technical Challenges to
ANDI. Yogyakarta. Optaining Accurate Result.
Jurnal of Diabets Science
Pearce, Evelyn C, 2009. Anatomi dan
and Technolog,
Fisiologi untuk paramedic.
PT Gramedia Pustaka
Umum : Jakarta

*Corresponding Author:
Ratna Sari Ariskawati
Gmail:riskawati2797@gmail.com
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Semarang Indonesia 50273

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai