Anda di halaman 1dari 44

BAB III

POLYGON POLYLINE POINT


3.1 Polygon
1. Membuka aplikasi ArcMap.

2. Memasukkan data peta dengan mengklik opsi “add data”. Kemudian memasukkan peta
hardcopy.jpg pada file yang kita simpan. Untuk memudahkan kita dalam mencari file, klik
“Connect to Folder”.
3. Setelah berhasil memasukkan data, tampilan akan seperti ini.

4. Klik kanan pada gambar peta hardcopy.jpg kemudian pilih data frame properties.
5. Setelah tampilan seperti ini, kemudian mencari zona UTM peta dari wilayah yang dipilih
dengan mengklik opsi Project Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere lalu pilih UTM sesuai dengan wilayah masing – masing (untuk Banjarbaru Zona
UTM 50S). Setelah itu klik OK.

6. Setelah berhasil memasukkan Zona UTM maka tampilan akan seperti ini.
7. Kemudian klik catalog untuk membuat file polygon.

8. Untuk menyimpan data polygon, kita dapat mengklik kanan pada folder yang kita inginkan
lalu klik new > folder lalu masukkan nama file yang diinginkan.
9. Kemudian klik kanan pada folder yang baru dibuat, lalu klik new > shapfile kemudian
masukkan nama yang diinginkan, ubah feature type menjadi “polygon”.

10. kemudian memasukkan koordinat dengan mengklik “edit” dan masukkan zona UTM
wilayah masing – masing kemudian klik OK.
11. Setelah tahapan ke – 10 berhasil dilakukan, tampilan akan seperti ini.

12. Pada tahapan editing, pertama kita harus mengklik kanan pada layers polygon_Bbaru
kemudian klik edit features > start editing. Kalau tampilan sudah seperti ini, pastikan
construction tools di opsi polygon.
13. Mengaktifkan straisght segment untuk membuat polygon.

14. Memberi titik – titik polygon mengikuti garis peta dan double click diakhir titik. Bila sudah
diberi titik di setiap garis, hasilnya sebagai berikut.
15. Setelah itu klik editor > save edits lalu kembali klik editor dan klik stop editing.

16. Berikut hasil akhir dari polygon.


3.2 Polyline
1. Menonaktifkan layers polygon yang baru dibuat.

2. Klik kanan pada gambar peta hardcopy.jpg kemudian pilih data frame properties.
3. Setelah tampilan seperti ini, kemudian mencari zona UTM peta dari wilayah yang dipilih
dengan mengklik opsi Project Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere lalu pilih UTM sesuai dengan wilayah masing – masing (untuk Banjarbaru Zona
UTM 50S). Setelah itu klik OK.

4. Setelah berhasil memasukkan Zona UTM maka tampilan akan seperti ini.
5. Kemudian klik catalog untuk membuat polyline.

6. Untuk menyimpan data polyline, kita dapat mengklik kanan pada folder yang kita inginkan
lalu klik new > folder lalu masukkan nama file yang diinginkan.
7. Klik kanan pada folder polyline yang sudah dibuat kemudian pilih new > shapefile.

8. Setelah tampilan seperti ini, ubah nama shapefile dan ganti feature type menjadi polyline.
9. Kemudian memasukkan koordinat dengan mengklik “edit” dan masukkan zona UTM
wilayah masing – masing kemudian klik OK.

10. Setelah tahapan ke – 9 selesai dilakukan, tampilan akan seperti ini.


11. Pada tahapan editing, pertama kita harus mengklik kanan pada layers polyline_banjarbaru
kemudian klik edit features > start editing. Kemudian klik creator feature dan pastikan
construction tools di opsi line.

12. Membuat garis jalinan jalan yang menghubungkan dari satu kota ke kota lain.
13. Jika sudah buat beberapa polyline untuk menghubungkan jalinan jalan, mengaktifkan layers
polygon agar polyline terlihat jelas.

14. Klik symbol selector kemudian pilih warna dan width sesuai keinginan kemudian klik OK.
15. Setelah berhasil mengubah warna dan ketebalan line maka tampilan akan seperti ini.

16. Setelah itu klik editor > save edits lalu kembali klik editor dan klik stop editing.
17. Berikut adalah hasil akhir dari polyline.
3.3 Point
1. Membuka aplikasi ArcMap

2. Memasukkan data peta dengan mengklik opsi “add data”. Kemudian memasukkan peta
hardcopy.jpg pada file yang kita simpan. Untuk memudahkan kita dalam mencari file, klik
“Connect to Folder”.
3. Setelah berhasil memasukkan data, tampilan akan seperti ini.

4. Klik kanan pada gambar peta hardcopy.jpg kemudian pilih data frame properties.
5. Setelah tampilan seperti ini, kemudian mencari zona UTM peta dari wilayah yang dipilih
dengan mengklik opsi Project Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere lalu pilih UTM sesuai dengan wilayah masing – masing (untuk Banjarbaru Zona
UTM 50S). Setelah itu klik OK.

6. Setelah berhasil memasukkan Zona UTM maka tampilan akan seperti ini.
7. Kemudian klik catalog untuk membuat file polygon.

8. Untuk menyimpan data point, kita dapat mengklik kanan pada folder yang kita inginkan lalu
klik new > folder lalu masukkan nama file yang diinginkan.
9. Klik kanan pada folder point yang sudah dibuat kemudian pilih new > shapefile.

10. Setelah tampilan seperti ini, ubah nama shapefile dan ganti feature type menjadi point.
11. Kemudian memasukkan koordinat dengan mengklik “edit” dan masukkan zona UTM
wilayah masing – masing kemudian klik OK.

12. Setelah tahapan ke – 11 selesai dilakukan, tampilan akan seperti ini.


13. Pada tahapan editing, pertama kita harus mengklik kanan pada layers point_banjarbaru
kemudian klik edit features > start editing. Kemudian klik creator feature dan pastikan
construction tools di opsi point.

14. Mengaktifkan point untuk membuat polygon.


15. Membuat beberapa titik di pusat kota

16. Klik symbol selector kemudian pilih warna dan width sesuai keinginan kemudian klik OK.
17. Setelah itu klik editor > save edits lalu kembali klik editor dan klik stop editing.

18. Berikut ini adalah hasil akhir dari point.


3.4 Cut Polygon dan Attribute Table
1. Membuka aplikasi ArcMap.

2. Memasukkan data peta dengan mengklik opsi “add data”. Kemudian memasukkan peta
hardcopy.jpg pada file yang kita simpan. Untuk memudahkan kita dalam mencari file, klik
“Connect to Folder”.
3. Setelah berhasil memasukkan data, tampilan akan seperti ini.

4. Klik kanan pada gambar peta hardcopy.jpg kemudian pilih data frame properties.
5. Setelah tampilan seperti ini, kemudian mencari zona UTM peta dari wilayah yang dipilih
dengan mengklik opsi Project Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere lalu pilih UTM sesuai dengan wilayah masing – masing (untuk Banjarbaru Zona
UTM 50S). Setelah itu klik OK.

6. Setelah berhasil memasukkan Zona UTM maka tampilan akan seperti ini.
7. Kemudian klik catalog untuk membuat file.

8. Untuk menyimpan data, kita dapat mengklik kanan pada folder yang kita inginkan lalu klik
new > folder lalu memasukkan nama file yang diinginkan.
9. Klik kanan pada folder point yang sudah dibuat kemudian pilih new > shapefile.

10. Setelah tampilan seperti ini, ubah nama shapefile dan ganti feature type menjadi polygon.
11. Kemudian memasukkan koordinat dengan mengklik “edit” dan masukkan zona UTM
wilayah masing – masing kemudian klik OK.

12. Setelah tahapan ke – 11 selesai dilakukan, tampilan akan seperti ini.


13. Pada tahapan editing, pertama kita harus mengklik kanan pada layers point_banjarbaru
kemudian klik edit features > start editing. Kemudian klik creator feature dan pastikan
construction tools di opsi polygon.

14. Mengaktifkan straisght segment untuk membuat polygon.


15. Memberi titik – titik polygon mengikuti garis peta dan double click diakhir titik. Bila sudah
diberi titik di setiap garis, hasilnya sebagai berikut.

16. Setelah itu klik editor > save edits lalu kembali klik editor dan klik stop editing.
17. Klik symbol selector kemudian klik hollow lalu mengubah warna outline width dan terakhir
klik OK. Sehingga hasilnya seperti berikut.

18. Setelah itu mengklik kanan pada layers cutpolygon kemudian pilih edit features > start
editing kemudian klik create features lalu klik layers terakhir klik cut polygon tool.
19. Memberi titik – titik di setiap kecamatan, setelah itu klik editor > save edits lalu kembali
klik editor dan klik stop editing.

20. Klik symbol selector dan mengubah warna dan outline width kemudian klik OK.
21. Setelah diubah warnanya, hasilnya menjadi seperti ini.

22. Saat memasuki attribute table, kita dapat mengklik kanan pada layers cut polygon kemudian
pilih open attribute table.
23. Setelah tampilan seperti ini, klik table option kemudian add field.

24. Setelah add field kita dapat mengubah nama dan type menjadi text kemudian klik OK.
25. Mengubah tampilan peta hardcopy.jpg menjadi hollow untuk memudahkan kita
memberikan nama pada setiap kecamatan. Caranya adalah dengan mengklik symbol
selector kemudian klik hollow lalu mengubah warna outline width dan terakhir klik OK.

26. Mengklik pinggiran table untuk memilih kecamatan mana yang mau diberi nama terlebih
dahulu. Kemudian mengklik kanan kolom “kecamatan” lalu pilih field calculator.
27. Setelah tampilan seperti ini, memasukkan nama kecamatan sesuai yang tertera pada peta
hardcopy.jpg dan jangan lupa menambahkan tanda kutip (“) sebelum dan sesudah nama
kecamatan kemudian klik OK.

28. Mengulangi langkah ke 26 – 27 pada setiap kecamatan.


29. Setelah kita berhasil memasukkan nama seluruh kecamatan, kita dapat menonaktifkan
layers peta administratif untuk melihat hasil penamaan kecamatan dan hasilnya sebagai
berikut.

30. Mengubah tampilan dari hollow menjadi warna yang diinginkan kemudian klik OK.
31. Untuk melihat nama kecamatan yang sudah dibuat, kita dapat mengklik kanan pada layers
cut polygon > properties > display. Pada display, mengubah field dengan “kecamatan”.
Kemudian klik labels dan mengubah labels field menjadi “kecamatan”, tipe font, ukuran font.

32. Kemudian klik symbology lalu mengubah value field menjadi “kecamatan” dan mengubah
color ramp. Jangan lupa untuk menonaktifkan symbol dengan mengklik add value. Setelah
melakukan langkah 31 kemudian klik apply dan OK.
33. Setelah itu, hasilnya menjadi seperti ini.

34. Mengklik kanan pada layers cut polygon kemudian mengklik labels features.
35. Berikut hasil akhir dari Cut Polygon dan Attribute Table.

Anda mungkin juga menyukai