Anda di halaman 1dari 10

Prosedur Pemeriksaan, Pengukuran,

dan Perbaikan Sistem Pendinginan


Cairan
TINUE READING BELOW
Pada sistem pendingin cairan, ketika melakukan perawatan berkala (tune up) ataupun
pembongkaran akibat gangguan maka harus dilakukan pemeriksaan dan pengukuran
pada komponen-komponennya. Komponen-komponen tersebut selain harus dilakukan
pemeriksaan secara visual meliputi adanya kebocoran, keausan, korosi, pemeriksaan
tinggi permukaan cairan, maupun penilaian pengukuran dengan menggunakan alat
ukur. Karena itu, pada dasarnya dalam sistem pendingin cairan akibat adanya
permasalahan gangguan pada salah satu komponen kemungkinan dari kinerja
komponen lainnya pun akan mengalami gangguan atau kerusakan.

Daftar Isi Artikel

1. Pemeriksaan Volume dan Kualitas Cairan Pendingin


2. Pemeriksaan, Pengukuran, dan Perbaikan Mekanisme Komponen Sistem Pendingin
3. Kesimpulan Prosedur Pemeriksaan, Pengukuran, dan Perbaikan Sistem Pendinginan
Cairan

Berikut ini merupakan prosedur dalam melakukan pembongkaran, pemeriksaan, dan


perbaikan sistem pendingin cairan pada sepeda motor empat langkah tipe sport.
Pembongkaran, pemeriksaan, dan perbaikannya meliputi pemeriksaan cairan
pendingin (coolant) dan mekanisme komponen pendingin cairan. Pemeriksaan cairan
pendingin meliputi pemeriksaan volume dan kualitas cairan pendingin. Pemeriksaan
kualitas cairan pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat dan kotoran di
sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu cairan pendingin
juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun pemeriksaan volume dan
kualitas cairan pendingin dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Volume dan Kualitas Cairan Pendingin


Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).
Permukaan cairan pendingin harus berada diantara garis Low dan Full dalam keadaan
mesin dingin. Apabila jumlah cairan pendingin kurang, maka dilakukan langkah
pemeriksaan kebocoran, perbaikan, ataupun penggantian komponen dan penambahan
cairan pendingin. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

A. Isilah radiator dengan cairan pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester di
lubang pengisian cairan pendingin pada radiator.

B. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm (17,1 psi) dan periksa
bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem
pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu, perlu diperiksa
kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan
kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok silider dan kepala
silinder.

Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator, saluran cairan pendingin, atau
lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila cairan pendingin terlalu kotor atau
banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian cairan
tersebut.
2. Pemeriksaan, Pengukuran, dan Perbaikan
Mekanisme Komponen Sistem Pendingin
Pemeriksaan, pengukuran, dan perbaikan mekanisme komponen sistem pendingin
yaitu sebagai berikut :

A. Pemeriksaan Radiator, Tutup Radiator, dan Cairan


Radiator
Periksa bagian celah atau sirip-sirip pada radiator akibat tersumbat oleh kotoran
maupun rusaknya celah atau sirip (fins) radiator dan lakukan perbaikan pada bagian
sirip-sirip yang akan menghambat masuknya udara luar menggunakan obeng minus
dan membersihkan radiator dengan menyemprotkan udara bertekanan (Kompressor).
Penyemprotkan udara dilakukan dari arah belakang ke depan. Apabila yang tersumbat
bagian sirip-sirip tersebut melebihi 20 persen, maka radiator harus diganti. Hal
tersebut dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Periksa selang radiator dari keretakan atau kebocoran, bila tidak
sesuai spesifikasi maka harus di ganti;

Langkah 2 : Memeriksa tekanan buka klep tutup radiator dengan


menggunakan radiator cap tester. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan
pembukaan katup vakum. Tekanan buka katup tutup radiator : 93.2-122.6 kPa
(13.5 – 17.8 Psi) atau 0.93-1.23 kgf/cm2 (berlaku untuk motor tipe tertentu).

Untuk
itu, pemeriksaan tutup radiator sebaiknya menggunakan pembacaan
maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang
dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
Pemeriksaan katup tekanan dan katup vakum pada tutup radiator dari
kemungkinan pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat. Berhati-
hatilah pada saat membuka tutup radiator karena cairan di dalam radiator yang
panas mempunyai tekanan tinggi sehinggs bisa menyemprot keluar dan bisa
mengakibatkan kecelakaan serius. Apabila tutup radiator dibuka dalam
keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar dan
bisa mengakibatkan kecelakaan akibat semburan cairan panas. Oleh karena
itu, pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin.
Tempatkan kain lap di atas tutup radiator, secara perlahan putar tutup radiator
satu kali ke kiri dan biarkan tekanan panas di dalam radiator keluar. Kemudian
putar tutup radiator sekali lagi ke arah kiri sambil melakukan penekanan ke
dalam dan lepaskan tutup radiator. Keluarkan cairan pendingin melalui lubang
penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.


Hampir sama dengan katup tekan, katup vakum juga berada pada tutup
radiator yang menempel di bagian bawah katup tekan. Cara pemeriksaannya
yaitu dengan menariknya ke bawah dan saat dilepas harus kembali (menutup)
pada katup tekan. Fungsi dari katup vakum ialah pada saat mesin dingin katup
vakum akan membuka dan mengakibatkan air yang ada di tangki cadangan
akan mengalir masuk ke radiator. Kerusakan yang sering terjadi pada katup
vakum adalah korosi dan terlepas (tercabut) sehingga lubang di katup tekan
akan terbuka terus.


Langkah 3 : Pemeriksaan sistem pendinginan dilakukan dengan cara
memeriksa ketinggian cairan pendingin dan kebocoran dengan pembacaan
odometer pada 500 km pertama, 3000, 6000, 9000, dan 12.000 km (sesuaikan
dengan tabel perawatan berkala buku manual service pada tiap sepeda motor)
dengan catatan sebelumnya cairan pendingin sudah terisi penuh.



Langkah 4 : Memeriksa tingkat ketinggian cairan pendingin pada tangki
cadangan. Tingkat ketinggian cairan pendingin harus berada diantara batas
Pull dan Low level dengan posisi sepeda motor tegak lurus (menggunakan
standar ganda dan tempat yang rata).

Apabila kondisi cairan pendingin kurang dari batasnya, lepaskan tutup pada
tangki cadangan dan isi dengan cairan pendingin (coolant). Pada sebagian
orang biasanya ada yang menambahkan cairan pendingin (coolant) dengan air
biasa.
Penambahan cairan pendingin dengan air biasa akan mempengaruhi
kandungan antifreeze di dalam cairan pendingin atau mengganti cairan pendingin
dengan air biasa akan membuat radiator cepat rusak. Terdapat perbedaan pH (kadar
keasaman) antara cairan pendingin dengan air biasa. Standah pH yang dianjurkan
untuk cairan pendingin (coolant) yaitu antara 7-8 pH. Pada cairan pendingin terdapat
zat additive anti karat yang dapat melindungi radiator dari karat (korosi).
Cairan pendingin (coolant) juga memiliki titik didih yang tinggi sehingga tidak mudah
menguap dibanding air biasa. Jika terpaksa penambahan dengan air biasa, dipastikan
bahwa air biasa tersebut tidak mengandung unsur garam atau asam (menggunakan
alat pengukur pH cairan atau pH meter).
Pemeriksaan secara visual dari adanya kebocoran cairan pendingin apabila volume
cairan pendingin berkurang terlalu cepat. Melakukan penggantian atau penambahan
cairan pendingin dengan cara mengisi cairan pendingin sampai pada permukaan
tangki cadangan dan melakukan langkah untuk menghilangkan adanya udara pada
system pendinginan sebagai berikut:

 Menghidupkan mesin sepeda motor dalam kondisi gigi netral dan membiarkan
mesin hidup dengan kondisi mesin stasioner selama 2-3 menit;
 Menarik tuas gas tangan sebanyak minimal 3-4 kali untuk menghilangkan udara
dari sistem pendingin;
 Jika terdapat gelembung udara yang keluar pada radiator, tandanya udara yang
terdapat pada saluran dan mekanisme sistem pendinginan sudah keluar;
 Mematikan mesin dan tambahkan cairan pendingin hingga batas atas tutup
radiator;
 Tutup kembali radiator. Kemudian isi tangki cadangan sampai batas Pull.

B. Pemeriksaan Pompa air dan Kelengkapannya

Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan pompa air,
melakukan pemeriksaan secara visual dan audio pada bearing pompa air tidak kasar
atau berisik saat mesin dihidupkan untuk pemeriksaan. Apabila tidak sesuai
spesifikasi, bearing pompa air harus diganti.
Komponen pompa air terdiri dari penutup pompa air, seal washer, plain washer,
impeller, seal mechanic, seal washer, roda gigi penggerak pompa air, poros pompa
air, dan pin pengunci.

Prosedur Pelepasan, Pemeriksaan, Penggantian, dan Perakitan Komponen


Pompa Air

Fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi di
dalam mekanisme sistem pendinginan. Pemeriksaan pompa air penting dilakukan
karena jika cairan pendingin dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, maka fungsi
pompa air ada masalah dan tidak bekerja normal. Pengaruh yang terjadi akibat pompa
air tidak berfungsi normal adalah naiknya temperatur mesin dengan cepat pada saat
mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah
tidak mampu menahan tekanan air. Oleh karena itu, untuk melepas pompa air
sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula dengan pemasangan
komponen-komponen pompa air. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak
benar akan mengakibatkan kerja pompa air tidak optimal. Selain itu, untuk
pemeriksaan pompa air dilakukan dengan membongkar, membersihkan, mengganti
seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit kembali.
Berikut merupakan langkah dalam pembongkaran, pemeriksaan, dan pemasangan
pompa air sebagai berikut :
 Langkah 1 : Membongkar pompa air dengan melepas seal dan bearing pompa air
dari bagian dalam rumah pompa air,
 Langkah 2 : Periksa poros as impeller bila mengalami retak, rusak, atau aus,
maka harus diganti,
 Langkah 3 : Periksa putaran pada bearing, apabila terasa berat maka harus
diganti,
 Langkah 4 : Periksa selang keluar radiator, apabila retak atau bocor maka harus
diganti,
 Langkah 5 : Memasang pompa air dengan mengganti seal pompa air dengan yang
baru dengan SST dan lumasi bagian luar seal pompa air,
 Langkah 6 : Pasang gasket rumah pompa air dengan mengganti dengan yang
baru, pasang plat rumah pompa air, pasang as impeller,
 Langkah 7 : Memasang unit pompa air dengan mengganti cincin O dengan yang
baru,
 Langkah 8 : Isi pompa oli dengan cairan pendingin dan periksa saluran dan
komponen sistem pendinginan dari kebocoran. Bila mengalami kebocoran,
perbaiki atau ganti komponen yang rusak tersebut,
 Langkah 9 : Ukur tekanan buka katup tutup radiator, bila tekanan tidak sesuai
spesifikasi, maka ganti tutup radiator.

C. Prosedur Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat

Prosedur pelepasan, pemeriksaan, dan pemasangan thermostat dapat dilakukan


dengan cara mengeluarkan cairan pendingin pada mesin, melepas saluran cairan
pendingin keluar (selang karet atas), dan melepas tutup rumah thermostat, kemudian
mengeluarkan thermostat dari rumahnya.

 Langkah 1 : Pemeriksaan Thermostat dengan Cara Sebagai Berikut :

Memeriksa Kerja Thermostat


Temperatur pembukaan katup thermostat mulai membuka pada suhu 80.5°-83.5°C
(176.9°-182.3°F) Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi,
thermostat perlu diganti. Caranya dengan merendam thermostat ke dalam air dan
panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.
Memeriksa tinggi pengangkatan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi minimal pengangkatan katup 3
mm (0.12 in) pada suhu batas bawah 82 ± 1.5°C (179.6 ± 2.7°F) sampai 95°C (203°F)
dengan spesifikasi untuk sepeda motor tertentu.

 Langkah 2 : Prosedur Pemasangan Thermostat dengan Cara Sebagai


Berikut :
 Memasang thermostat dengan gasket baru dan lubang by pass menghadap ke atas.
 Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan dan
masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser 10° ke kiri
atau ke kanan dari tanda.
 Memasang saluran air keluar

Kesimpulan Prosedur Pemeriksaan, Pengukuran, dan Perbaikan


Sistem Pendinginan Cairan

Pemeriksaan dan penggantian cairan pendingin secara berkala sangat penting artinya,
perawatan berkala (Tune Up) tersebut mutlak harus dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan karena hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar mesin sepeda
motor tidak mengalami masalah yang fatal akibat kurangnya pemeliharaan dan
perawatan pada sistem pendinginan. Pada dasarnya memelihara dan merawat sistem
pendinginan sepeda motor berarti sama dengan merawat mekanisme mesin.
Cairan pendingin adalah air pendingin (coolant) yang mutlak diperlukan, karena
apabila kapasitas dan kualitas air pendingin tidak pernah diperhatikan, maka akan
mengganggu proses pendinginan pada mesin sepeda motor. Kekurangan cairan
pendingin akan menyebabkan mesin overheating, yaitu temperatur mesin berlebihan
dapat mengakibatkan kerusakan komponen mesin sehingga kinerja mesin terganggu
akibat kenaikan suhu yang berlebihan. Demikian pula dengan kualitas cairan
pendingin sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem pendingin. Cairan pendingin
yang tidak pernah diganti akan menimbulkan kerak-kerak pada komponen yang
dilalui cairan pendingin sehingga proses pendinginan tidak optimal.
Terdapat beberapa tahapan atau langkah yang harus dilakukan supaya tidak terjadi
masalah pada sistem pendinginan. Dalam hal ini, pendinginan cairan dilakukan
dengan cara melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada bagian komponen Sistem
pendingin cairan. Pemeriksaan komponen pompa air meliputi pemeriksaan bearing
pompa, seal pompa, dan rotor pompa. Bearing pompa yang sudah bersuara berisik
mengindikasikan bahwa komponen telah rusak dan perlu segera diganti. Apabila
kerusakan bearing tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan pompa akan macet (tidak
dapat berputar) sehingga proses pendinginan akan terhenti. Akibatnya mesin
mengalami panas berlebih (Overheating) yang pada gilirannya komponen mesin
menjadi rusak. Karena itu, dalam melakukan pelepasan dan perakitan pompa air harus
memperhatikan prosedur atau langkah-langkah yang benar karena kesalahan
pemasangan akan mengakibatkan gangguan proses kerja pompa air. Setelah
komponen pompa dilepas ada beberapa komponen yang tidak boleh dipasang lagi
artinya, komponen tersebut harus diganti dengan yang baru. Komponen tersebut
antara lain : bearing, rotor, satuan seal, dan gasket.
Pemeriksaan thermostat diperlukan manakala air pendingin tidak dapat bersirkulasi.
Namun, demikian penyebab air tidak dapat bersirkulasi bukan semata-mata
disebabkan kerusakan thermostat. Penyebab lain dari gejala tersebut adalah kerusakan
pada pompa air, dimana rotor pompa aus atau keropos sehingga pompa air tidak dapat
menekan cairan pendingin. Prosedur pemeriksaan thermostat harus dilakukan dengan
cermat mengingat cara kerjanya didasarkan atas perubahan suhu.

© Prosedur Pemeriksaan, Pengukuran, dan Perbaikan Sistem Pendinginan Cairan


Source: https://mas-alahrom.my.id/semua-artikel/mapel/otomotif/prosedur-
pemeriksaan-pengukuran-dan-perbaikan-sistem-pendinginan-cairan

Anda mungkin juga menyukai