Anda di halaman 1dari 3

SKRIP PERTANDINGAN BERCERITA

TAHAP 1 (SR)
PERINGKAT DAERAH LIMBANG

TAHUN 2022

NAMA MURID : NUR WAFA QAMARINA BINTI ABDULLAH


SEKOLAH : SK KAMPUNG PAHLAWAN

Assalammualaikum dan salam sejahtera, barisan hakim yang arif lagi bijaksana,

guru-guru dan rakan-rakan yang saya kasihi sekalian. Tajuk cerita saya ialah Sang

Monyet Menjadi Raja.

Pada suatu hari, raja rimba, Sang Singa merayau di dalam hutan. Malangnya, ia

terkena anak panah pemburu. Sang Singa mengerang kesakitan.

Kebetulan, Sang Monyet berada di situ. “Wahai Sang Monyet, pergilah panggil

kawan-kawan kita. Tolonglah selamatkan aku segera. Monyet memanggil binatang-

binatang lain.

Tidak lama kemudian, semua binatang pun sampai ke tempat Sang Singa.

Malangnya, Sang Singa sudah mati. Semua binatang pun bersedih. Mereka

sayangkan Sang Singa kerana Sang Singa merupakan raja yang baik hati dan adil.

Mereka ingin memilih raja baharu untuk menggantikan Sang Singa.


Masing-masing mencadangkan satu persatu binatang di hutan itu untuk menjadi raja.

Namun, semuanya menolak.

Tiba-tiba Sang Monyet bersuara. “Oleh kerana tiada siapa yang sanngup menjadi

raja, biarlah aku yang menjadi raja. Lagipin aku nampak seperti manusia dan aku

lebih cerdik dari kamu semua. Semua binatang yang ada di situ berpandangan

sesama mereka. Akhirnya, mereka semua setuju sebulat suara untuk melantik Sang

Monyet menjadi raja mereka.

Setelah Sang Monyet menjadi raja, ia pun melantik Sang Musang untuk menjadi

penasihatnya. Perangainya berubah menjadi sombong. Kadang-kadang ia

menghina binatang-binatang yang kecil dan lemah.

Pada suatu hari, Sang Musang menghadap Sang Monyet. “Tuanku, hamba

ternampak banyak buah-buahan yang ranum di sebelah sana. Kalau tuanku mahu

ke sana, hamba boleh tunjukkan,” kata Sang Musang.

Setelah sampai di tempat itu, Sang Monyet menerkam ke arah longgokan buah-

buahan. Belum sempat Sang Monyet memakan buah-buahan itu, tiba-tiba pintu

perangkap itu pun tertutup.

“Tolong…tolong…, lepaskan aku.


“Ha…ha…ha…ha…Kasihan. Raja yang bijak terkena perangkap. Macamana kamu

hendak memerintah seluruh hutan ini? Kami tidak mahu raja yang bodoh dan

sombong seperti kamu,” kata Sang Musang lalu meninggalkan tempat itu.

“Kalau aku tidak menjadi raja, tentu aku tidak masuk perangkap. Aku menyesal…,

menyesal,” kata kata Sang Monyet berasa sedih.

Sejak hari itu, Sang Monyet kini insaf dan menyesal atas sikap buruknya itu. Namun

semuanya sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Sang Monyet ditangkap

oleh Si Pemburu.

Oleh itu kawan-kawan, kita hendaklah saling menghormati antara satu sama lain

suipaya kita dapat hidup dengan harmoni. Hindari sikap sombong dan bangga diri.

Ini penting dalam menjamin hubungan yang baik dan akrab dengan yang lain.

Sekian terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai