Anda di halaman 1dari 42

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP

Sekolah : SMK BANI MUSLIM PATI


Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : X Semua Kompetemsi Keahlian/Semester 1
Materi Pokok : Serat Wedhatama pupuh pangkur
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti :
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator :


3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur.
Indikator ; 3.1.1 Peserta didik mampu memahami konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur.lisan maupun tulisan
maupun tulisan
3.1.2 Peserta didik mampu mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur lisan maupun
tulisan
3.1.3 Peserta didik mampu menelaah konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur.lisan maupun tulisan
3.1.4 Peserta didik mampu mengevaluasi konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur.lisan maupun
tulisan.

4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh Pangkur dan menulis syair tembang
Pangkur dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya secara lisan/tulis.
Indikator ; 4.1.1 Peserta didik mampu menanggapi teks tembang Pangkur (Wedhatama)
lisan maupun tulisan
4.1.2 Peserta didik mampu menulis teks tembang Pangkur lisan maupun
tulisan
4.1.3 Peserta didik mampu menyunting teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.4 Peserta didik mampu menyajikan teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke : 1
1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami konsep, struktur,
kaidah dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun tulisan
maupun tulisan
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat mengidentifikasi konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan.
3. Setelah berdiskusi dan mengisi lembar kerja, peserta didik dapat memahami dan
mengidentifikasi konsep dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur.

Pertemuan ke : 2
1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menelaah konsep, struktur,
kaidah dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun tulisan
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat mengevaluasi konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
3. Setelah berdiskusi dan mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menelaah dan
mengevaluasi konsep dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur.

Pertemuan ke : 3
1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menanggapi teks tembang
Pangkur (Wedhatama) lisan maupun tulisan
2. Setelah berdiskusi dan mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menanggapi teks
tembang Pangkur lisan maupun tulisan

Pertemuan ke : 4
1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menulis teks tembang
Pangkur lisan maupun tulisan
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menyunting teks tembang
Pangkur lisan maupun tulisan
3. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menyajikan teks tembang
lisan maupun tulisan
4. Setelah berdiskusi dan mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menulis, menyunting
dan menyajikan teks tembang Pangkur lisan maupun tulisan

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke : 1
1. Pengertian tembang macapat
2. Pengertian pupuh pangkur
3. Pengertian Serat Wedhatama
4. Isi Serat Wedhatama pupuh 2

Pertemuan Ke : 2
1. Pengertian pupuh pangkur
2. Pengertian Serat Wedhatama
3. Teks Serat Wedhatama pupuh 6

Pertemuan Ke : 3
1. Pengertian Serat Wedhatama
2. Teks Serat Wedhatama pupuh 11
Pertemuan Ke : 4
1. Contoh teks pupuh pangkur
2. Pengertian Serat Wedhatama

E. Metode Pembelajaran:
1. Model : Cooperative Learning
2. Pendekatan : Scientific
3. Metode : Problem Based learning (Pertemuan 1 dan 2)
Discovery learning (Pertemuan 3)
Project Based learning (Pertemuan 4)
Diskusi, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Problem solving

F. Alat dan Sumber belajar


1. Media
a. Slide (power point) Serat Wedhatama pupuh pangkur
b. Lembar Kerja Peserta didik
c. Lembar pengamatan
2. Alat/Bahan
a. Alat Peraga
1) Laptop
2) LCD
b. Bahan Belajar
1) Gambar dan tayangan tembang macapat.
2) Gambar dan tayangan Serat Wedhatama pupuh pangkur
3. Sumber Belajar :
a. Buku Prigel Basa Jawa Kagem SMA/SMK/MA kelas X terbitan Erlangga
b. Buku-buku lain yang relevan
c. Sumber lain yang relevan dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
d. http://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/04/19/serat-wedhatama/
e. http://apisuci.blogspot.com/2012/02/serat-wedhatama-lengkap.html
f. http://asmaraambanguncipta.wordpress.com/2012/03/28/serat-wedhatama-ajaran-
ajaran-serta-makna-antar-pupuh/
g. http://jv.wikipedia.org/wiki/Serat_Wedhatama
h. https://sabdalangit.wordpress.com/category/pintu-pembuka-rahasia-spiritual-raja-
raja-mataram/serat-wedhatama-i/

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemua
Alokasi
n Langkah – langkah
waktu
Ke
1 A. Kegiatan Pendahuluan : 10 menit
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa (Meminta
seorang peserta didik untuk memimpin doa)
2. Mengecek kehadiran peserta didik dan meminta
peserta didik untuk menyiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan, misalnya buku peserta
didik dan alat tulis.
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu

Apersepsi
1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami Serat Wedhatama.
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, peserta didik diajak memecahkan
masalah yang berkaitan dengan isi dari Serat
Wedahatama.
3. Guru memberi motivasi kepada peserta didik secara
kontekstual manfaat dan aplikasi dari Serat
Wedhatama.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu memahami dan mengidentifikasi konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks tembang
Pangkur (Wedhatama) lisan maupun tulisan maupun
tulisan. 70 menit

B. Kegiatan Inti
1. Fase 1 : Orientasi peserta didik kepada masalah
a. Guru mengajukan permasalahan dengan bantuan IT
(power point). (teks dan tembang Serat Wedhatama
pupuh pangkur pada 1)
b. Guru meminta peserta didik mengamati dan
memahami isi teks dari Serat Wedhatama pupuh
pangkur secara individu dan mengajukan pertanyaan
mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait
dengan materi yang disajikan.
c. Bila ada peserta didik yang mengalami masalah
dalam memahami materi Serat Wedhatama pupuh
pangkur pada 1, guru mempersilakan peserta didik
lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan,
guru memberikan bantuan secara klasikal.
2. Fase 2 : Mengorganisaikan peserta didik belajar
a. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
heterogen (dari sisi kemampuan, gender maupun
agama) sesuai pembagian kelompok yang telah
direncanakan oleh guru.
b. Guru memberikan Lembar Kegiatan peserta didik
(LK) yang berisikan masalah dan langkah-langkah
pemecahan serta meminta peserta didik
berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.
c. Guru berkeliling mencermati peserta didik bekerja,
mencermati dan menemukan berbagai kesulitan
yang dialami peserta didik, serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal-
hal yang belum dipahami.
d. Guru memberikan bantuan berkaitan dengan
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
kesulitan yang dialami peserta didik secara individu,
kelompok atau klasikal.
e. Mendorong peserta didik agar bekerja sama dalam
kelompok.
3. Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
a. Dengan media yang disediakan, guru meminta
peserta didik untuk menyelesaikan masalah yaitu
menemukan isi dari Serat Wedhatama pupuh pangkur
pada 2.
b. Guru meminta peserta didik berdiskusi untuk
menemukan isi dari Serat Wedhatama pupuh pangkur
pada 2.
4. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
a. Guru meminta peserta didik
menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara
rapi, rinci, dan sistematis.
b. Guru berkeliling mencermati
peserta didik bekerja menyusun laporan hasil diskusi,
dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c. Guru meminta peserta didik
menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
5. Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
a. Guru meminta semua kelompok
bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok
yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil
diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis,
santun, dan hemat waktu.
b. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok penyaji untuk
memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji
dengan sopan.
d. Guru melibatkan peserta didik
mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta
masukan dari peserta didik yang lain dan membuat
kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan peserta
didik sudah benar.
e. Selanjutnya, dengan tanya jawab,
guru mengarahkan peserta didik menyatakan isi dari
Serat Wedhatama pupuh pangkur pada 2
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
f. Dengan memperhatikan
penyelesaian dari masalah, Guru mengarahkan peserta
didik untuk dapat menemukan isi dari Serat
Wedhatama pupuh pangkur pada 2 10 menit
g. Guru mengumpulkan semua hasil
diskusi tiap kelompok

C. Kegiatan Penutup
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan tentang isi dari Serat Wedhatama
pupuh pangkur pada 2
2. Guru memberikan tugas terstruktur (PR)
3. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan.
Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
4. Guru menyampaikan manfaat dan nilai-nilai yang
bisa diambil materi tersebut bagi kehidupan
5. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang
yaitu mengenai Serat Wedhatama pupuh pangkur pada
selanjutnya
6. menutup pelajaran dengan salam
Pertemua
Alokasi
n Langkah – langkah
waktu
Ke
2 A. Kegiatan Pendahuluan : 10 Menit
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa (Meminta
seorang peserta didik untuk memimpin doa)
2. Mengecek kehadiran peserta didik dan meminta
peserta didik untuk menyiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan, misalnya buku peserta
didik dan alat tulis.
3. Meminta peserta didik untuk menanyakan kesulitan
mengenai materi sebelumnya dan /atau pekerjaan
rumah
4. Meminta peserta didik untuk memberi tanggapan
terhadap kesulitan yang muncul
5. Memberikan penguatan terhadap jawaban peserta
didik atau memberikan scaffolding untuk
menyelesaikan masalah tersebut, apabila tidak ada
peserta didik yang memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami Serat Wedhatama khususnya pupuh
pangkur.
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
dan berpikir kritis, peserta didik diajak memecahkan
masalah yang berkaitan dengan isi dari Serat
Wedahatama pupuh pangkur.
3. Guru memberi motivasi kepada peserta didik secara
kontekstual manfaat dan aplikasi dari Serat
Wedhatama pupuh pangkur
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu memahami dan mengidentifikasi konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks tembang
Pangkur (Wedhatama) lisan maupun tulisan maupun
tulisan.

B. Kegiatan Inti
1. Fase 1 : Orientasi peserta didik kepada masalah
a. Guru mengajukan permasalahan 70 menit
dengan bantuan IT (power point). (teks dan
tembang Serat Wedhatama pupuh pangkur pada 6)
b. Guru meminta peserta didik
mengamati (membaca) dan memahami masalah
secara individu dan mengajukan hal-hal yang
belum dipahami terkait masalah yang disajikan.
c. Jika ada peserta didik yang
mengalami masalah, guru mempersilakan peserta
didik lain untuk memberikan tanggapan. Bila
diperlukan, guru memberikan bantuan secara
klasikal.
d. Guru meminta peserta didik
menuliskan informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa
sendiri.
2. Fase 2 : Menanya Mengorganisaikan peserta didik
a. Guru meminta peserta didik
membentuk kelompok heterogen (dari sisi
kemampuan, gender, maupun agama) sesuai
pembagian kelompok yang telah direncanakan
oleh guru.
b. Guru membagikan Lembar
Kegiatan peserta didik (LK) yang berisikan
masalah dan langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah.
c. Guru berkeliling mencermati
peserta didik bekerja, mencermati dan menemukan
berbagai kesulitan yang dialami peserta didik, serta
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
d. Guru memberi bantuan berkaitan
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
kesulitan yang dialami peserta didik secara
individu, kelompok, atau klasikal.
e. Mendorong peserta didik agar
bekerja sama dalam kelompok.
3. Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
a. Dengan media yang disediakan, guru meminta
peserta didik untuk menyelesaikan masalah yaitu
menemukan isi dari Serat Wedhatama pupuh
pangkur pada 7.
b. Guru meminta peserta didik berdiskusi untuk
menemukan isi dari Serat Wedhatama pupuh
pangkur pada 7.
4. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
a. Guru meminta peserta didik
menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara
rapi, rinci, dan sistematis.
b. Guru berkeliling mencermati
peserta didik bekerja menyusun laporan hasil
diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c. Guru meminta peserta didik
menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan)
laporan di depan kelas.

5. Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Guru meminta semua kelompok
bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok
yang mempresentasikan (mengkomunikasikan)
hasil diskusinya di depan kelas secara runtun,
sistematis, santun, dan hemat waktu.
b. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok penyaji untuk
memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji
dengan sopan.
d. Guru melibatkan peserta didik
mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta
masukan dari peserta didik yang lain dan membuat
kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan
peserta didik sudah benar.
e. Selanjutnya, dengan tanya jawab,
guru mengarahkan peserta didik menyatakan isi
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
dari Serat Wedhatama pupuh pangkur pada 7.
f. Dengan memperhatikan
penyelesaian dari masalah, Guru mengarahkan
peserta didik untuk dapat menemukan isi dari Serat
Wedhatama pupuh pangkur pada 7.
g. Guru mengumpulkan semua hasil
diskusi tiap kelompok 10 menit
h. Guru memberikan soal untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta didik dalam
waktu 10 menit (Tes tertulis).

C. Kegiatan Penutup
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan tentang isi dari Serat Wedhatama
pupuh pangkur pada 7.
2. Guru memberikan tugas terstruktur (PR)
3. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan.
Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
4. Guru menyampaikan manfaat dan nilai-nilai yang
bisa diambil materi tersebut bagi kehidupan
5. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang
yaitu mengenai Serat Wedhatama pupuh pangkur
pada selanjutnya
6. menutup pelajaran dengan salam.

Pertemua
Alokasi
n Langkah – langkah
waktu
Ke
3 A. Kegiatan Pendahuluan : 10 Menit
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan
berdoa (Meminta seorang peserta didik untuk
memimpin doa).
2. Guru memberi salam,
dilanjutkan dengan presensi, dan menanyakan
kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses belajar
mengajar.
3. Meminta peserta didik untuk
menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya
dan /atau pekerjaan rumah.
4. Meminta peserta didik untuk
memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul.
5. Memberikan penguatan terhadap
jawaban peserta didik untuk menyelesaikan masalah
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
tersebut, apabila tidak ada peserta didik yang
memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami isi dari Serat Wedhatama pupuh pangkur
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari (misal :
tentang norma kesopanan di masyarakat)
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, peserta didik diajak mengamati
masalah yang berkaitan dengan syair Serat
Wedhatama pupuh pangkur.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu menanggapi teks tembang Pangkur
lisan maupun tulisan.
70 menit
B. Kegiatan Inti
1. Fase 1 : Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
a. Peserta didik membuat kelompok dengan masing-
masing kelompok beranggotakan 4 orang
b. Guru menampilkan contoh teks tembang Pangkur.
Peserta didik mengamati syair tersebut.
c. Kelompok peserta didik diberikan Lembar Kerja
d. Peserta didik diarahkan untuk memberikan
pendapatnya tentang syair tersebut.
2. Fase 2 : Problem Statment (Pernyataan/ identifikasi
masalah)
a. Peserta didik mengekplorasi pengetahuan dan
informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
b. Peserta didik merencanakan strategi yang akan
dipilih untuk menyelasaikan masalah dengan
bertanya pada guru bila menemui kesulitan, dan
menalar informasi dan pengetahuan yang
diperlukan untuk memcahkan masalah.
3. Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan data)
a. Peserta didik berdiskusi dengan teman
kelompoknya dan mencoba memilih strategi yang
tepat untuk memecahkan permasalahan dengan
mengaitkan pengetahuan-pengetahuan yang
relevan dalam pemecahan masalah yang diberikan.
b. Peserta didik mengerjakan LK menanggapi dan
menulis teks tembang Pangkur lisan maupun
tulisan..
4. Fase 4 : Data processing (Pengolahan data)
a. Peserta didik menelaah hasil yang didapatkan.
b. Peserta didik mencoba menyimpulkan hasil
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
pekerjaannya melalui LK yang telah dikerjakan.
5. Fase 5 : Verification (Pembuktian)
a. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan memperhatikan tanggapan dari
kelompok lain atau alternatif penyelesaian dari
kelompok lain.
b. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran dengan memberikan
penguatan positif.
6. Fase 6 : Generalization (Menarik kesimpulan)
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep
yang terkandung dalam menanggapi dan menulis
teks tembang Pangkur lisan maupun tulisan
b. Konsep yang telah disimpulkan bersama-sama
dalam kelas kemudian dikaitkan kembali dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik bersama dengan guru melakukan
generalisasi terhadap pemecahan masalah
berdasarkan hasil diskusi untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan.
d. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok.
e. Guru memberikan soal untuk dikerjakan oleh
masing-masing peserta didik dalam waktu 10 menit
(Tes tertulis).
10 menit
C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diminta menyimpulkan tentang
menanggapi dan menulis teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
2. Dengan bantuan presentasi komputer, guru
menayangkan apa yang telah dipelajari dan
disimpulkan mengenai menanggapi dan menulis teks
tembang Pangkur lisan maupun tulisan
3. Guru memberikan tugas terstruktur ( PR).
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk lebih mendalami syair Serat Wedhatama
pupuh pangkur.
5. Guru memberikan tugas remedial bagi yang belum
mencapai KKM dan tugas pengayaan bagi yang telah
mencapai KKM.
6. Guru menginformasikan materi pembelajaran
berikutnya yaitu dapat menulis, menyunting dan
menyajikan teks tembang Pangkur lisan maupun
tulisan
Pertemua Langkah – langkah Alokasi
n waktu
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu

Ke
4 A. Kegiatan Pendahuluan : 10 Menit
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan
berdoa (Meminta seorang peserta didik untuk
memimpin doa).
2. Guru memberi salam,
dilanjutkan dengan presensi, dan menanyakan
kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses
belajar mengajar.
3. Meminta peserta didik untuk
menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya
dan /atau pekerjaan rumah
4. Meminta peserta didik untuk
memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul.
5. Memberikan penguatan terhadap
jawaban peserta didik untuk menyelesaikan masalah
tersebut, apabila tidak ada peserta didik yang
memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami memproduksi teks tembang pangkur
lisan maupun tulisan
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, peserta didik diajak mengamati
berbagai teks tembang pangkur
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu peserta didik mampu menyunting
dan menyajikan teks tembang pangkur lisan maupun
tulisan
4. Guru menyampaikan metode yang akan digunakan
(Metode Project Based Learning) dalam kegiatan
pembelajaran yaitu akan diberikan suatu proyek
yang harus diselesaikan secara kelompok melalui
70 menit
diskusi dengan penyelesaian meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.
B. Kegiatan Inti
1. Tahap Perencanaan Proyek
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
b. Masing-masing kelompok diberikan Lembar
Kerja selanjutnya diarahkan untuk mengamati
petunjuk pengerjaan proyek.
c. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk
bertanya mengenai rancangan hal-hal yang harus
dilakukan dan teknik untuk menyelesaikan
proyek, apabila ada yang tidak dimengerti
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
d. Peserta didik menetapkan rencana kegiatan sesuai
dengan sistematika proyek pada rubrik penilaian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peserta didik mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek melalui
buku, kamus, internet maupun wawancara.
b. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan
penyelesaian proyek dan menyajikan data dalam
deskripsi.
c. Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok
untuk menyajikan data dalam bentuk deskripsi,
guru memperhatikan, memandu dan memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam diskusi.
d. Guru meminta peserta didik menyiapkan laporan
hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan
sistematis.
e. Guru meminta peserta didik menentukan
perwakilan kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan
kelas.

3. Tahap Penilaian
a. Guru meminta semua kelompok
bermusyawarah untuk menentukan satu
kelompok yang mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan
kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat
waktu.
b. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok penyaji untuk
memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok lain untuk
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok penyaji dengan sopan.
d. Guru melibatkan peserta didik
mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta
masukan dari peserta didik yang lain dan
membuat kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan peserta didik sudah benar.
e. Selanjutnya, dengan tanya jawab,
guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan
tentang bentuk dan cara penyajian data dalam
tabel, diagram/plot
f. Guru mengumpulkan semua hasil 10 menit
diskusi tiap kelompok
Pertemua Alokasi
Langkah – langkah
n waktu
C. Kegiatan Penutup
1. Dengan bantuan presentasi komputer, guru
menayangkan apa yang telah dipelajari dan
disimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari
hari ini.
2. Guru memberikan tugas terstruktur ( PR).
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk lebih mendalami syair
Serat Wedhatama pupuh pangkur.
4. Guru memberikan tugas remedial bagi yang belum
mencapai KKM dan tugas pengayaan bagi yang
telah mencapai KKM.
5. Guru menginformasikan materi pembelajaran
berikutnya yaitu cerkak dan memberikan tugas baca.

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar :


Pertemuan 1
1. Penilaian Proses :
a. Teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
b. Penilaian Proses :
Teknik Penilaian dan Waktu
NO Aspek yang dinilai
Bentuk Inatrumen Penilaian
1 Sikap Pengamatan (Lembar Selama
a. Taat dalam menjalankan ajaran observasi sikap, Lembar proses
agama Penilaian Diri , lembar Pembelajaran
b. Tekun penilaian antar teman, dan saat
c. Bekerjasama dalam kegiatan Penilaian Jurnal) diskusi
kelompok
d. Bertanggung jawab
e. Toleran terhadap teman
f. Kreatif dalam menyelesaikan
permasalahan
g. Jujur
h. Cermat dalam menyelesaikan
permasalahan
i. Santun dalam bertindak
j. Responsif
k. Proaktif
2 Pengetahuan Pengamatan, tugas diskusi, Selama
a. Tes kemampuan kognitif dengan dan tes tertulis essay proses
menjawab soal-soal tentang teks Pembelajaran
Serat Wedhatama pupuh dan saat
Pangkur pada 2. diskusi
b. Menjelaskan materi pembelajaran
tentang teks Serat Wedhatama
pupuh Pangkur pada 2.
3 Keterampilan Pengamatan (praktik, Pada saat
Membuat paparan dan analisis project dan portofolio) penyelesaian
tentang teks Serat Wedhatama tugas dan
pupuh Pangkur pada 2. diskusi

2. Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
1.
Pada Tembang Tegese
Nggugu karsaning priyangga
Nora nganggo peparah lamun angling
Lumuh ing ngaran balilu
Uger guru aleman
3 Nanging janma ingkang waspadeng semu
Sinamun ing samudana
Sesadon ingadu manis
Amanat/ pitutur kang kamot :

Kunci Jawaban

Pada Tembang Tegese Skor


Nggugu karsaning priyangga Melu kekarepane dhewe 100
Nora nganggo peparah lamun yen ngomong ora nganggo
100
angling waton (waton muni)
Lumuh ing ngaran balilu ora gelem dianggep bodho 100
Uger guru aleman karepe di alem 100
Nanging janma ingkang nanging manungsa kang wis
100
waspadeng semu waspada ing semu
Sinamun ing samudana wateke andhap asor 100
3
Sesadon ingadu manis prasangkane mesthi apik 100
Amanat/ pitutur kang kamot : dadi wong kuwi aja seneng nuruti
kekarepane dhewe, yen ngomong sekarepe dhewe tanpa nganggo
waton, ora gelem yen diarani bodho, kamangka ya pancen bodho.
Karepe dialem yen dheweke kuwi pinter. Bedha karo wong sing 100
waspada karo bab-bab kang isih semu, watake adhap asor, ora
gelem sombong, prasangkane mesti apik, ora seneng suudzon
marang wong liya.

Nilai = = 100
Pertemuan 2
1. Penilaian Proses :
a. Teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
b. Penilaian Proses :
Teknik Penilaian dan
NO Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Bentuk Inatrumen
1 Sikap Pengamatan (Lembar Selama proses
a. Taat dalam menjalankan ajaran observasi sikap, Lembar Pembelajaran dan
agama Penilaian Diri , lembar saat diskusi
b. Tekun penilaian antar teman,
c. Bekerjasama dalam kegiatan Penilaian Jurnal)
kelompok
d. Bertanggung jawab
e. Toleran terhadap teman
f. Kreatif dalam menyelesaikan
permasalahan
g. Jujur
h. Cermat dalam menyelesaikan
permasalahan
i. Santun dalam bertindak
j. Responsif
k. Proaktif
2 Pengetahuan Pengamatan, tugas Selama proses
a. Tes kemampuan kognitif dengan diskusi, dan tes tertulis Pembelajaran dan
menjawab soal-soal tentang teks essay saat diskusi
Serat Wedhatama pupuh
pangkur pada 8.
b. Menjelaskan materi pembelajaran
tentang teks Serat Wedhatama
pupuh pangkur pada 8.
3 Keterampilan Pengamatan (praktik, Pada saat
Membuat paparan dan analisis project dan portofolio) penyelesaian
tentang teks Serat Wedhatama tugas dan diskusi
pupuh Pangkur pada 8.

2. Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
Pada Tembang Tegese
Socaning jiwangganira
jer katara lamun pocapan pasthi
lumuh asor kudu unggul
semengah sesongaran
8 yen mengkono kena ingaran
katungkul
karem ing reh kaprawiran
nora enak iku kaki
Amanat/ pitutur kang kamot :
Kunci Jawaban :

Pada Tembang Tegese Skor


Socaning jiwangganira pangilon saka jiwa ragamu 100
katon cetha sanajan liwat pocapan
jer katara lamun pocapan pasthi 100
kang alus
lumuh asor kudu unggul emoh kalah kudu menang 100
semengah sesongaran gedhe omonge 100
yen mengkono kena ingaran yen kaya mengkono isa diarani
100
katungkul kelena
8 karem ing reh kaprawiran marem kaya wong gedhe 100
nora enak iku kaki ora becik kuwi le 100
Amanat/ pitutur kang kamot : pocapan kuwi bisa dadi pangilon saka jiwa
ragane awake dhewe. Saka pocapan, wong liya bisa mangerteni watekke
awake dhewe, sanajan pocapane kuwi alus. Sipat emoh kalah, kudu
100
menang, ora gelem ngalah, gedhe omonge. Sipat-sipat kaya mangkana
kuwi isa diarai sipate wong kang kelena. kesenengen lagake kaya wong
gedhe. sipat-sipat ala kaya mengkono kuwi ora becik ditiru.

Nilai = = 100

Pertemuan 3
1. Penilaian Proses :
a. Teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
b. Penilaian Proses :
Teknik Penilaian dan
NO Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Bentuk Inatrumen
1 Sikap Pengamatan (Lembar Selama proses
a. Taat dalam menjalankan ajaran observasi sikap, Pembelajaran dan
agama Lembar Penilaian Diri , saat diskusi
b. Tekun lembar penilaian antar
c. Bekerjasama dalam kegiatan teman, Penilaian Jurnal)
kelompok
d. Bertanggung jawab
e. Toleran terhadap teman
f. Kreatif dalam menyelesaikan
permasalahan
g. Jujur
h. Cermat dalam menyelesaikan
permasalahan
i. Santun dalam bertindak
j. Responsif
k. Proaktif
2 Pengetahuan Pengamatan, tugas Selama proses
c. Tes kemampuan kognitif dengan diskusi, dan tes tertulis Pembelajaran dan
menjawab soal-soal tentang teks essay saat diskusi
Serat Wedhatama pupuh Pangkur
pada 13.
d. Menjelaskan materi pembelajaran
tentang teks Serat Wedhatama
pupuh Pangkur pada 13.
3 Keterampilan Pengamatan (praktik, Pada saat
Membuat paparan dan analisis tentang project dan portofolio) penyelesaian
teks Serat Wedhatama pupuh pangkur tugas dan diskusi
pada 13.

2. Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
1.
Pada Tembang Tegese
Tan samar pamoring sukma
sinuksmaya winalya ing ngasepi
sinimpen telenging kalbu
pambukaning warana
13
tarlen saking liyep layaping aluyup
pindha pesating sumpena
sumusuping rasa sejati
Amanat/ pitutur kang kamot :

Kunci Jawaban

Pada Tembang Tegese Skor


Tan samar pamoring sukma ora samar pamoring sukma 100
ngresep mlebu ing sepining
sinuksmaya winalya ing ngasepi 100
semedi
sinimpen telenging kalbu disimpen ing jero ati 100
dadi pambukaning warana
pambukaning warana 100
(tabir)
wiwitine saka kahanan
13 tarlen saking liyep layaping aluyup 100
antaraning sadar lan ora
pindha pesating sumpena kaya-kaya ucule impen 100
sumusuping rasa sejati mlebune rasa kang sejati 100
Amanat/ pitutur kang kamot : ora samar nalika sukmane nyawiji, mlebu
nalika ing sajroning semadi. Mlebu ing sajroing ati, dadi pambukaning
100
tabir nalika antara sadar karo ora. Kaya-kaya wong ngimpi, mlebune
rasa kang sejati.

Nilai = = 100

Pertemuan 4
1. Penilaian Proses :
a. Teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
b. Penilaian Proses :
Teknik Penilaian dan Waktu
NO Aspek yang dinilai
Bentuk Inatrumen Penilaian
1 Sikap Pengamatan (Lembar Selama
a. Taat dalam menjalankan ajaran observasi sikap, Lembar proses
agama Penilaian Diri , lembar Pembelajara
b. Tekun penilaian antar teman, n dan saat
c. Bekerjasama dalam kegiatan Penilaian Jurnal) diskusi
kelompok
d. Bertanggung jawab
e. Toleran terhadap teman
f. Kreatif dalam menyelesaikan
permasalahan
g. Jujur
h. Cermat dalam menyelesaikan
permasalahan
i. Santun dalam bertindak
j. Responsif
k. Proaktif
2 Pengetahuan Pengamatan, tugas diskusi, Selama
a. Tes kemampuan kognitif dengan dan tes tertulis essay proses
menulis syair tembang Pangkur Pembelajara
dengan bahasa sendiri, serta n dan saat
menyajikannya secara lisan/tulis. diskusi
b. Menjelaskan materi pembelajaran
tentang penerapan menulis syair
tembang Pangkur dengan
bahasa sendiri, serta
menyajikannya secara lisan/tulis.

3 Keterampilan Pengamatan (praktik, Pada saat


a. Membuat syair tembang Pangkur project dan portofolio) penyelesaia
dengan bahasa sendiri, serta n tugas dan
menyajikannya secara lisan/tulis. diskusi
b. Mengumpulkan hasil karya syair
tembang pangkur dengan bahasa
sendiri, serta menyajikannya
secara lisan/tulis.

2. Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
1. Miliha tema babagan pendhidhikan! Sabanjure tulisen dadi wujud tembang pangkur!

Kunci Jawaban
1. Kebijaksanaan guru

Pedoman Penskoran :
No Aspek yang dinilai 0-25 0-25 0-25 0-25

1. Penentuan tema

2. Penentuan diksi dalam proses


pembuatan syair tembang pangkur

3. Langkah-langkah pengerjaan syair


tembang pangkur

4. Proses penyelesaian syair tembang


pangkur

Pati, 2 Juni 2018

Mengetahui
Kepala SMK Bani Muslim Pati Guru Mapel Bahasa Jawa

Dra. Hj. Azizah, M. M. Jayanti Ayuningsih, S. Pd


Nilai
LEMBAR KERJA DISKUSI 3.1
SERAT WEDHATAMA PUPUH PANGKUR

Kelompok : ..............................................................
Anggota : 1. ......................................................... ( ) (Ketua)
2. .......................................................... ( ) (Sekretaris)
3. .......................................................... ( ) (Anggota)
4. .......................................................... ( ) (Anggota)
5. .......................................................... ( ) (Anggota)

Hari, tanggal : ..............................................................


Kelas/Prodi : ..............................................................
Semaken tembang serat wedhatama ing ngisor iki, terus wangsulana pitakon ing ngisor!
Serat Wedhatama pupuh pangkur, Pada 2
Pada Tembang Tegese
Jinejer ing Wedhatama  
Mrih tan kemba kembenganing pambudi  
Mangka nadyan tuwa pikun  
2 Yen tan mikani rasa  
Yekti sepi sepa lir sepah asamun  
Samasane pakumpulan  
Gonyak-ganyuk nglelingsemi  

1. Golekana tegese saben larik saka tembang ing dhuwur kanthi


nggunakake basane dhewe! Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur (amanat) kang kamot sajroning tembang!

Wangsulan
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
Hari, tgl. : ..........................................

SOAL UJI KOMPETENSI 3.1


Ing trap-trapan iki, para siswa bakal diukur sepira pangertene babagan amanat utawa pitutur
kang kaamot sajroning tembang. Mula nganggo acas kasebut, wangsulana pitakon ing ngisor iki!

Pada Tembang Tegese

Nggugu karsaning priyangga

Nora nganggo peparah lamun angling

Lumuh ing ngaran balilu

Uger guru aleman

Nanging janma ingkang waspadeng semu

3
Sinamun ing samudana

Sesadon ingadu manis

Amanat/ pitutur kang kaamot :


Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
SOAL REMIDIAL 3.1 Hari, tgl. : ..........................................
Serat Wedhatama, pupuh pangkur, Pada 5

Mangkono ilmu kang nyata


Sanyatane mung we reseping ati
Bungah ingaran cubluk
Sukeng tyas yen den ina
Nora kaya si punggung anggung gumunggung
Ugungan sadina dina
Aja mangkono wong urip

Wangsulana pitakon ing ngisor iki!


1. Jlentrehna wos surasane kanthi ngancarake nggunakake basane dhewe!
Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur kang kaamot sajroning tembang!
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
SOAL PENGAYAAN 3.1 Hari, tgl. : ..........................................
Serat Wedhatama, pupuh pangkur, Pada 4

Si pengung nora nglegewa


Sangsayarda denira cacariwis
Ngandhar-andhar angendukur
Kandhane nora kaprah
Saya elok alangka longkangipun
Si wasis waskitha ngalah
Ngalingi marang sipingging

Wangsulana pitakon ing ngisor iki!


1. Jlentrehna wos surasane kanthi ngancarake nggunakake basane dhewe!
Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur kang kaamot sajroning tembang!
Nilai

LEMBAR KERJA DISKUSI 4.1

SERAT WEDHATAMA PUPUH PANGKUR

Kelompok : ..............................................................
Anggota : 1. ......................................................... ( ) (Ketua)
2. .......................................................... ( ) (Sekretaris)
3. .......................................................... ( ) (Anggota)
4. .......................................................... ( ) (Anggota)
5. .......................................................... ( ) (Anggota)

Hari, tanggal : ..............................................................


Kelas/Prodi : ..............................................................
Tugas :
1. Miliha tema babagan pendhidhikan! Sabanjure tulisen dadi wujud tembang pangkur!
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
SOAL UJI KOMPETENSI 4.1 Hari, tgl. : ..........................................
Serat Wedhatama, pupuh pangkur, Pada 11

Iku kaki takokena


Marang para sarjana kang martapi
Mring tapaking tepa tulus
Kawawa nahen hawa
Wruhanira mungguh sanjataning ngelmu
Tan mesthi neng janma wreda
Tuwin muda sudra kaki

Wangsulana pitakon ing ngisor iki!


1. Jlentrehna wos surasane kanthi ngancarake nggunakake basane dhewe!
Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur kang kaamot sajroning tembang!
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
Hari, tgl. : ..........................................
SOAL REMIDIAL 4.1
Serat Wedhatama, pupuh pangkur, Pada 12

Sapantuk wahyuning Allah


Gya dumilah mangulah ngelmu bangkit
Bangkit mikat reh mangukut
Kukutaning Jiwangga
Yen mangkono kena sinebut wong sepuh
Liring sepuh sepi hawa
Awas roroning ngatunggil

Wangsulana pitakon ing ngisor iki!


1. Jlentrehna wos surasane kanthi ngancarake nggunakake basane dhewe!
Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur kang kaamot sajroning tembang!
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
No : ..........................................
Sekolah : ..........................................
SOAL PENGAYAAN 4.1 Hari, tgl. : ..........................................
Serat Wedhatama, pupuh pangkur, Pada 14

Sajatine kang mangkono


Wus kakenan nugrahaning Hyang Widi
Bali alaming ngasuwung
Tan karem karamean
Ingkang sipat wisesa winisesa wus
Mulih mula mulanira
Mulane wong anom sami.

Wangsulana pitakon ing ngisor iki!


1. Jlentrehna wos surasane kanthi ngancarake nggunakake basane dhewe!
Andharna kanthi tulisan!
2. Andharna pitutur kang kaamot sajroning tembang!
RANCANGAN PENILAIAN PRAKTIK/ KINERJA

Satuan Pendidikan : SMK BANI MUSLIM PATI


Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi dasar : 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh pangkur.
4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh pangkur dan menulis
syair tembang pangkur dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya
secara lisan/tulis.
Indikator : 3.1.1 Peserta didik mampu memahami konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan maupun tulisan
3.1.2 Peserta didik mampu mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
3.1.3 Peserta didik mampu menganalisis konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
3.1.4 Peserta didik mampu mengevaluasi konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
4.1.1 Peserta didik mampu menginterpretasi teks tembang Pangkur
(Wedhatama) lisan maupun tulisan
4.1.2 Peserta didik mampu memproduksi teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.3 Peserta didik mampu menyunting teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.4 Peserta didik mampu menyajikan teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
Materi : Tembang macapat
Tembang macapat pupuh pangkur
Serat Wedhatama pupuh pangkur
Penilaian Praktik dilakukan dengan melihat hasil diskusi peserta didik selama
pembelajaran secara Individu/ Kelompok

Rubrik Penilaian Praktik


Kriteria Skor
Jawaban menunjukkan pengetahuan bahasa jawa mendasar yang berhubungan 4
dengan tugas ini.

Ciri-ciri:
 Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban
salah. Sedikit kesalahan dapat diterima

Jawaban menunjukkan pengetahuan bahasa jawa mendasar yang berhubungan 3


dengan tugas ini.

Ciri-ciri:
Kriteria Skor
 Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban
salah. Sedikit kesalahan dapat diterima, atau
 Salah satu bagian atau kedua-duanya dijawab salah, Sedikit kesalahan dapat
diterima, atau
 Sebagian dijawab benar, tetapi bagian sebagian salah atau tidak dijawab tetapi
metode yang digunakan sesuai.

Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan bahasa jawa 2


yang berhubungan dengan masalah ini.

Ciri-ciri:
 Dua bagian pertanyaan dijawab salah atau tidak selesai dikerjakan tetapi satu
pertanyaan dijawab dengan tepat menggunakan prosedur yang benar

Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan 1
bahasa jawa yang berhubungan dengan masalah ini.

Ciri-ciri:
 Semua jawaban salah, atau
 Jawaban benar tetapi tidak ada bukti bahwa jawaban diperoleh melalui
prosedur yang benar.

Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong 0

Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tugas unjuk kerja yang dikerjakan siswa.
Skor yang diperoleh masih harus diubah ke dalam skala angka yang ditetapkan. (Misal dalam
bentuk 0 – 100).

Skor Perolehan
Kriteria Bobot Nilai
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Sistematika pemecahan X 16
masalah X 4 16
 Bentuk penyelesaian
masalah
Ketepatan Perhitungan
 Ketepatan pengunaan X 16
rumus (konsep barisan
4
aritmatika) X 16
 Kebenaran hasil yang
diperoleh
Gambar
 Ketepatan gambar sebagai X 8
interpretasi masalah
2
 Kesesuaian gambar dalam X 8
pemecahan masalah
 Kerapian dan penyajian X 8
Skor Perolehan
Kriteria Bobot Nilai
0 1 2 3 4
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban X 6
 Pemahaman terhadap aspek X 1,5 6
hubungan

Nilai yang diperoleh 100


RANCANGAN PENILAIAN PROYEK

Satuan Pendidikan : SMK BANI MUSLIM PATI


Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi dasar : 4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh pangkur dan menulis
syair tembang pangkur dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya
secara lisan/tulis.
Indikator : 4.1.1 Peserta didik mampu menginterpretasi teks tembang Pangkur
(Wedhatama) lisan maupun tulisan
4.1.2 Peserta didik mampu memproduksi teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.3 Peserta didik mampu menyunting teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.4 Peserta didik mampu menyajikan teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
Materi : Tembang macapat
Tembang macapat pupuh pangkur
Serat Wedhatama pupuh pangkur

Tugas Proyek :

Miliha tema babagan pendhidhikan! Sabanjure tulisen dadi wujud


tembang pangkur!

Skor
No Aspek
1 2 3 4
1 Perencanaan :
a.      a. Persiapan
b.      b.  Rumusan judul

2 Pelaksanaan :
a.      a. Sistematika penulisan
b.      b. Keakuratan sumber data/informasi
c.      c. Kuantitas sumber data
d.      d. Analisis data
e.      e. Penarikan kesimpulan

3 Laporan proyek :
a.       a. Performans
b.       b. Presentasi dan penguasaan

Total skor
RUBRIK PENYELESAIAN PENILAIAN PROYEK

Kriteria Skor

Menunjukkan pemahaman yang sangat sesuai terhadap penerapan


konsep penulisan tembang macapat
Teks tembang macapat yang dibuat benar (sesuai dengan susunan) 4
Menggunakan langkah-langkah yang sesuai
Kesimpulannya benar

Menunjukkan pemahaman yang sesuai terhadap penerapan konsep 3


penulisan tembang macapat
Teks tembang macapat yang dibuat sebagian besar benar ( sesuai
dengan susunan)

Menggunakan langkah-langkah yang sesuai


Kesimpulannya benar
Menunjukkan pemahaman yang sesuai sebagian terhadap penerapan
konsep penulisan tembang macapat

Teks tembang macapat yang dibuat kurang benar 2


Menggunakan langkah-langkah yang kurang sesuai
Kesimpulannya kurang benar
Menunjukkan pemahaman yang tidak sesuai terhadap penerapan
konsep penulisan tembang macapat

Teks tembang macapat yang dibuat tidak benar atau tidak cocok 1
Menggunakan langkah-langkah yang tidak sesuai
Kesimpulannya tidak benar
PENILAIAN PENUGASAN

Satuan Pendidikan : SMK BANI MUSLIM PATI


Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi dasar : 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh pangkur.
4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh pangkur dan menulis
syair tembang pangkur dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya
secara lisan/tulis.
Indikator : 3.1.1 Peserta didik mampu memahami konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan maupun tulisan
3.1.2 Peserta didik mampu mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
3.1.3 Peserta didik mampu menganalisis konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
3.1.4 Peserta didik mampu mengevaluasi konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks tembang Pangkur (Wedhatama) lisan maupun
tulisan
4.1.1 Peserta didik mampu menginterpretasi teks tembang Pangkur
(Wedhatama) lisan maupun tulisan
4.1.2 Peserta didik mampu memproduksi teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.3 Peserta didik mampu menyunting teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
4.1.4 Peserta didik mampu menyajikan teks tembang Pangkur lisan
maupun tulisan
Materi : Tembang macapat
Tembang macapat pupuh pangkur
Serat Wedhatama pupuh pangkur
Tugas

Pada Tembang Tegese


Jinejer ing Wedhatama  
Mrih tan kemba kembenganing pambudi  
Mangka nadyan tuwa pikun  
2 Yen tan mikani rasa  
Yekti sepi sepa lir sepah asamun  
Samasane pakumpulan  
Gonyak-ganyuk nglelingsemi  
Rubrik Penilaian
Kriteria Skor
 Produk (hasil kerja) sesuai dengan konsep dan prinsip bahasa jawa 4
 Kerja kreatif
 Produk (hasil kerja) asli
 Diselesaikan tepat waktu
 Kerapian sangat baik
 Produk (hasil kerja) sesuai dengan konsep dan prinsip bahasa jawa 3
 Kerja kurang kreatif
 Produk (hasil kerja) asli
 Diselesaikan tidak tepat waktu
 Kerapian cukup baik
 Produk (hasil kerja) kurang sesuai dengan konsep dan prinsip bahasa jawa 2
 Kerja tidak kreatif
 Produk (hasil kerja) asli
 Diselesaikan tidak tepat waktu
 kerapian kurang baik
 Produk (hasil kerja) sesuai dengan konsep dan prinsip bahasa jawa 1
 Kerja tidak kreatif
 Produk (hasil kerja) tidak asli
 Diselesaikan tidak tepat waktu
 Kerapian tidak baik
 Tidak ada laporan hasil kerja yang dapat disajikan di depan kelas
Tidak melakukan tugas produk 0

Rubrik Tugas

Kelompok
No. Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kesesuaian dengan konsep dan
prinsip bahasa jawa
2 Kreativitaas
3 Keaslian produk
4 Ketepatan waktu
5 Kerapian
Lampiran 1
A. Tembang Macapat
1. Pangerten
Macapat iku tembang tradhisional ing tlatah Jawa. Saben bait macapat nduwèni baris
kalimat sing diarani gatra, lan saben gatra nduwé sawetara guru wilangan (suku kata) tinamtu,
lan dipungkasi nganggo uni pungkasan sing diarani guru lagu. Macapat kanthi jeneng sing béda
uga bisa ditemokaké jroning kabudayan Bali, Sasak, Madura, lan Sunda. Sajabané kuwi macapat
uga naté ditemokaké ing Palembang lan Banjarmasin. Biasané macapat dimaknani
minangka maca papat-papat, yaiku cara maca saben patang wanda (suku kata). Nanging bab iki
dudu siji-sijiné makna, penafsiran liya uga ana. Macapat dikira muncul ing pungkasan
jaman Majapahit lan wiwitané pengaruh Walisanga, nanging bab iki mung kanggo kahanan ing 
Jawa Tengah. Sebab ing Jawa Wétan  lan Bali macapat wis dikenal sadurungé teka Islam
Karya-karya kasusastran klasik Jawa saka jaman Mataram Anyar, umumé ditulis
nganggo metrum macapat. Sawijining tulisan jroning wangun prosa utawa gancaran umumé ora
dianggep minangka asil karya sastra nanging mung kayadéné 'daftar isi' waé. Sawetara conto
karya sastra Jawa sing ditulis jroning tembang macapat kalebu Serat Wedhatama, Serat
Wulangreh, lan Serat Kalatidha
Puisi tradhisional Jawa utawa tembang biyasané dipérang dadi telung kategori: tembang
cilik, tembang tengahan lantembang gedhé. Macapat digolongaké kategori tembang cilik lan
uga tembang tengahan, déné tembang gedhé arupa kakawin utawa puisi tradhisional Jawa Kuna,
nanging ing jaman Mataram Anyar, ora dipatrapaké prabédan antara suku kata dawa lan
cendhak. Saliyané kuwi tembang tengahan uga bisa ngarujuk marang kidung, puisi tradhisional
jroning basa Jawa Tengahan.
Yèn dibandhingaké karo kakawin, aturan-aturan jroning macapat kuwi béda lan luwih
gampang dipatrapaké jroning basa Jawa amarga béda karo kakawin sing didhasaraké
marang basa Sangskerta, jroning macapat prabédan antara suku kata dawa lan cendhak
dilirwakaké.
Aturan-aturan jroning macapat mau antara liya:
a. Guru gatra : wilangan larik/gatra saben pada (Indonesia: bait).
b. Guru wilangan : wilangan wanda (Indonesia: suku kata) saben gatra.
c. Guru lagu : tibané swara wanda ing pungkasan ing saben gatra.
Déné, tembang utawa sekar sejatiné ana werna-werna. Lumrahé dipérang dadi telung
jenis, yaiku: Sekar alit, sekar tengahan lan sekar ageng.
Macapat kerep dijarwakaké minangka maca papat-papat awit carané maca pancèn rinakit
saben patang wanda. Nanging iki dudu siji-sijiné makna, penafsiran liyané uga ana. Sawijining
pakar Sastra Jawa, Arps ngandaraké sawetara makna liya ing bukuné Tembang in two traditions.
Sajabané sing wis kasebut ing dhuwur, makna liya yakuwi tembung -pat ngarujuk
marang cacahing tandha diakritis (sandhangan) jroning aksara Jawa sing relevan jroning
panembangan macapat.
Banjur miturut Serat Mardawalagu, sing dikarang dening Ranggawarsita, macapat
minangka cekakan saka frasa maca-pat lagu sing tegesé "nglegokaké nada
kapapat". Saliyané maca-pat-lagu, isih ana manèh maca-sa-lagu, maca-ro-lagu lan maca-tri-lagu.
Miturut ujaring kandha maca-sa klebu kategori paling tuwa lan diciptakaké déning para Déwa
lan diturunaké marang pandita Walmiki lan ditangkaraké déning sang pujangga istana
Yogiswara saka Kedhiri. Nyatané iki klebu kategori sing saiki disebut kanthi jeneng tembang
gedhé. Maca-ro klebu tipe tembang gedhé yakuwi cacahing bait (pada?) saben pupuh bisa
kurang saka papat sauntara kuwi cacahing sukukata (wanda?) jroning saben bait (pada) ora
mesthi padha lan diciptakaké déning Yogiswara. Maca-tri utawa kategori sing katelu
yakuwi tembang tengahan sing miturut ujar diciptakaké déning Resi Wiratmaka, pandhita istana
Janggala lan disampurnakaké déning Pangeran Panji Inokartapati lan saduluré.
Wusanané, macapat utawa tembang cilik diciptakaké déning Sunan Bonang lan diturunaké
marang para wali.
2. Sejarah
Macapat minangka sebutan metrum puisi jawa tengahan lan jawa anyar, sing nganti saiki
isih ditresnani masarakat, nyatané pancèn angèl dilacak sajarahé. Poerbatjaraka mratélakaké yèn
macapat lair bebarengan karo geguritan abasa jawa tengahan, nalika macapat wiwit dikenal,
durung diweruhi sacara premana. Pigeaud nduwèni panemu yèn tembang macapat dipigunakaké
ing wiwitan periode Islam. Pratélan Pigeaud sing asipat informasi kira-kira iku isih perlu
diupayakaké kacocogan tauné sing mesthi. Déné Karseno Saputra ngira-ira adhedhasar analisis
marang sawetara panemu lan pratélan. Yèn nyata pola metrum sing dipigunakaké ing tembang
macapat padha karo pola metrum tembang tengahan lan tembang macapat tuwuh ngrembaka
sairing karo tembang tengahan, mula banjur dikira-kira yèn tembang macapat wis ana ing
kalangan masarakat saora-orané taun 1541 masèhi. Pangira-ira iki adhedhasar angka taun sing
ana ing kidung Subrata, Juga Rasa Dadi Jalma = 1643 J utawa 1541 masèhi. ( Saputra,1992:14)
Bab iki adhedhasar pola metrum macapat sing paling wiwitan sing ana ing kidung Subrata.
Watara taun iku tueuh geguritan abasa jawa kuno, jawa tengahan lan jawa anyar yaiku kekawin,
kidung lan macapat. Taun pangira-ira kuwi cocog uga karo panemuné Zoetmulder luwih kurang
ing abad XVI ing jawa urip bebarengan telu basa, yaiku jawa kuno, jawa tengahan lan jawa
anyar. Jroning Mbombong manah I (Tejdohadi Sumarto,1958 :5) disebutaké
yèn tembang macapat ( sing nyakup 11 metrum ) diciptakaké déning Prabu Dewawasesa utawa
Prabu Banjaransari saka Sigaluh ing taun Jawa 1191 utawa taun Masèhi 1279. Ananging miturut
sumber liya, macapat ora mung diciptakaké déning sawiji uwong, nanging déning sawetara wali
lan bangsawan. (Laginem,1996:27). Para pancipta iku yakuwi Sunan Giri Kedaton, Sunan Giri
Prapen, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Murya, Sunan Kali Jaga, Sunan
Drajat, Sunan Kudus, Sunan Geseng, Sunan Majagung, Sultan Pajang, Sultan Adi Eru Cakra lan
Adipati Nata Praja. Nanging miturut kajian ilmiah ana loro panemu sing nduwèni prabédan
ngenani lairé macapat. Panemu sepisan mratélakaké yèn tembang macapat iku luwih tuwa
tinimbang tembang gedhé lan panemu kaloro suwaliké. Kajaba panemu iku isih ana panemu liya
ngenani lairé macapat adhedahsar perkembangan basa.
a. Tembang macapat luwih tuwa tinimbang tembang gedhé Panemu pisanan nganggep yèn
tembang macapat luwih tuwa tinimbang tembang gedhé tanpa wretta utawa tembang
gedhé kawi miring. Tembang macapat timbul ing zaman Majapahit pungkasan nalika
pengaruh kabudayan Islam wiwit surut ( Danusuprapta, 1981 : 153-154 ). Diandaraké
déning Purbatjaraka yèn lairé macapat bebarengan karo kidung, kanthi anggepan yèn
tembang tengahan ora ana. ( Poerbatjaraka, 1952 : 72 )
b. Tembang macapat luwih anom tinimbang tembang gedhé Panemu kaloro nganggep yèn
tembang macapat lair ing wektu pengaruh kabudayan Hindu tansaya tipis lan rasa
kabangsan wiwit tuwuh, yaiku ing zaman Majapahit pungkasan. Lairé macapat urut-
urutan karo kidung banjur muncul tembang gedhé abasa jawa pertengahan, sabanjuré
muncul macapat abasa jawa anyar. Lan ing zaman Surakarta wiwitan muncul tembang
gedhé kawi miring. Wangun gubahan abasa jawa anyar sing akèh disenengi yaiku kidung
lan macapat. Prosès pamunculané wiwit nalika lair karya-karya abasa jawa pertengahan
sing biasa disebut kitab-kitab kidung, banjur muncul karya-karya abasa jawa anyar arupa
kitab-kitab suluk lan kitab-kitab niti. Kitab suluk lan kitab niti iku mènèhi sumbangan
sing gedhé marang perkembangan macapat.
c. Tembang macapat adhedhasar perkembangan basa Jroning hipotesis Zoetmulder ( 1983 :
35 ) disebutaké yèn sacara linguistik basa jawa pertengahan dudu arupa pangkal basa
jawa anyar, nanging arupa rong cawang sing kapisah lan divergen ing basa jawa kuna.
Basa jawa kuna minangka basa umum sajroning periode Hindu – Jawa nganti runtuhé
Majapahit. Wiwit tekané pengaruh Islam, basa jawa kuna tuwuh miturut rong arah sing
béda siji lan sijiné lan nuwuhaké basa jawa pertengahan lan basa jawa anyar. Sabanjuré,
basa jawa pertengahan lan kidungé berkembang ing Bali lan basa jawa anyar kanthi
macapat-é tuwuh ing Jawa. Malah nganti saiki tradisi panulisan karya sastra jawa kuna
lan pertengahan isih ana ing Bali.

3. Sekar Macapat utawa Sekar Alit


Macapat iki uga sinebut tembang macapat asli, kang umumé dienggo sumrambah ing
ngendi-ngendi. Urut-urutané tembang Jawa iku padha karo lelakoning manungsa saka mulai
bayi abang nganti tumekaning pati. Mungguh kaya mangkéné urut-urutané tembang kaya kang
ing ngisor iki:
a. Maskumambang: Gambaraké jabang bayi sing isih ono kandhutané ibuné, sing durung
kawruhan lanang utawa wadon, Mas ateges durung weruh lanang utawa wadon,
kumambang ateges uripé ngambang nyang kandhutané ibuné.
b. Mijil: Ateges wis lair lan wis cetha priya utawa wanita.
c. Sinom: Ateges kanoman, minangka kalodhangan sing paling wigati kanggoné wong
anom supaya bisa ngangsu kawruh sak akèh-akèhé.
d. Kinanthi: Saka tembung kanthi utawa nuntun kang ateges dituntun supaya bisa mlaku
ngambah panguripan ing alam ndonya.
e. Asmarandana: Ateges rasa tresna, tresna marang liyan (priya lan wanita lan kosok
baliné) kang kabèh mau wis dadi kodrat Ilahi.
f. Gambuh: Saka tembung jumbuh / sarujuk kang ateges yèn wis jumbuh / sarujuk banjur
digathukaké antarane priya lan wanita sing padha nduwèni rasa tresna mau, ing
pangangkah supaya bisaa urip bebrayan.
g. Dhandhanggula: Nggambaraké uripé wong kang lagi seneng-senengé, apa kang digayuh
bisa kasembadan. Kelakon duwé sisihan / bojo, duwé anak, urip cukup kanggo sak
kulawarga. Mula kuwi wong kang lagi bungah / bombong atine, bisa diarani lagu
ndandanggula.
h. Durma: Saka tembung darma / wèwèh. Wong yen wis rumangsa kacukupan uripé, banjur
tuwuh rasa welas asih marang kadang mitra liyané kang lagi nandang kacintrakan, mula
banjur tuwuh rasa kepéngin darma / wèwèh marang sapadha - padha. Kabèh mau
disengkuyung uga saka piwulangé agama lan watak sosialé manungsa.
i. Pangkur: Saka tembung mungkur kang ateges nyingkiri hawa nepsu angkara murka.
Kang dipikir tansah kepingin wèwèh marang sapadha - padha.
j. Megatruh: Saka tembung megat roh utawa pegat rohe / nyawane, awit wis titi wanciné
katimbalan marak sowan mring Sing Maha Kuwasa.
k. Pocung: Yen wis dadi layon / mayit banjur dibungkus mori putih utawa dipocong sak
durungé dikubur.
4. Sekar Madya utawa Sekar Tengahan
Macapat jenis iki kayadéné tembang Kidung kang asring dienggo rikala jaman
Majapahit.
a. Jurudemung
b. Wirangrong
c. Balabak

5. Sekar Ageng
Sekar macapat Ageng (gedhé) mung ana siji, yaiku Girisa. Yen dideleng seka angèlé,
sekar macapat ageng kaya tembangKakawin ing jaman kuna.
Supaya luwih gampang mbédakaké siji lan sijiné guru gatra, guru wilangan lan guru lagu saka
tembang-tembang mau, bisa ditata jroning tabel kaya ing ngisor iki:
Sekar Macapat
Sekar Macapat Guru gatra Guru wilangan Guru lagu
Mijil 6 10, 6, 10, 10, 6, 6 i, o, e, i, i ,u
Sinom 9 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 a, i, a, i, i, u ,a ,i, a
Dhandhanggula 10 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7 i, a, e, u, i, a, u ,a ,i, a
Kinanthi 6 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8 u, i, a, i, a, i
Asmarandana 7 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8 a, i, e, a, a, u, a
Durma 7 12, 7, 6, 7, 8, 5, 7, a, i, a, a, i, a, i
Pangkur 7 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8, a, i, u, a, u, a, i
Maskumambang 4 12, 6, 8, 8 i, a, i, a, a
Pucung 4 12, 6, 8, 12 u, a, i, a
Jurudhemung 7 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8 a, u, u, a, u, a, u
Wirangrong 6 8, 8, 10, 6, 7, 8 i, o, u, i, a, a
Balabak 6 12, 3, 12, 3, 12, 3 a, e, a, e, u, e
Gambuh 5 7, 10, 12, 8, 8 u, u, i, u, o
Megatruh 5 12, 8, 8, 8, 8 u, i, u, i, o
Girisa 8 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, a, a, a, a, a, a, a, a

Tuladha
Sinom Kinanthi Megatruh
 Pangéran kang sipat murah (8/a)  Padha gulangen ing kalbu  Sigra milir sang gèthèk sinangggabajul (12/u)
 Njurungi kajating dasih (8/i) (8/u)  Kawan dasa kang njagèni (8/i)
 Ingkang temen tinemenan (8/a)  Ing sasmita amrih lantip (8/i)  Ing ngajeng miwah ing pungkur (8/u)
 Pan iku ujaring dalil (8/i)  Aja pijer mangan néndra  Sinangga ing kanan kèring (8/i)
 Nyatané ana ugi (7/i) (8/a)  Sang gèthèk lampahnya alon (8/o)
 Iya Kiyageng ing Tarub (8/u)
 Kaprawiran dèn kaèsthi (8/i)

 Wiwitané nenedha (7/a)


 Pesunen sariranira (8/a)
 Sudanen dhahar lan guling Wirangrong
 Tan pedhot tumekèng siwi (8/i)
(8/i)  Tan pantes akèh ngawruhi (8.i)
 Wayah buyut canggah warèngé kang
tampa (12/a)
 Mulané lamun miraos (8/o)
 Dipun ngarah-arah ywa kabanjur (10/u)
Asmarandana
Dhandhanggula  Yèn uwis kawijil (6/i)
 Anjasmara ari mami (8/a)
 Éling-éling pra kadang dèn éling (10/i)  Tan kena tinututan (7/a)
 Masmirah kulaka warta (8/a)
 Uripira ing ndonya tan lama (10/a)  Mulané dipun prayitna (8/a)
 Anèng
 Bebasan mung mampir ngombé (8/e)
kuta Prabalingga (8/o)
 Cinecep nulya wangsul (7/u)
 Prang tanding lan
 Mring asalé sangkané nguni (9/i) Wurubisma (8/a)
 Begja kang wus pana (7/a)  Kariya slamet wong ayu
 Sangkan paranipun (6/u) (8/u)
 Dedalan kang dèn ambah (8/a)  Pun kakang pamit palastra
 Mrih rahayu lumampah margi utami (8/a)
(12/i)
 Sejatining kasidan (7/a)

6. Pesen jroning Macapat


Ing sajroning tembang macapat kakandhut angkah awujud pesen. I Made Purna
mratélakaké yèn : “ manéka makna lan swasana sing dikandhut ing sajroning tembang macapat
kanggo ngandaraké pesen utawa amanat. Kandhutan pesen sing kasusun jroning wangun tetalèn
tembung mawa kaidah utawa pathokan sing baku “ Miturut Teeuw sing dikutip déning Laginem,
miturut konsèp semiotik, karya sastra dianggep minangka otonom lan komunikatif. Komunikatif
nduwèni makna yèn karya sastra diwadhahi jroning model komunikasi. Jroning model
komunikasi ana unsur komunikator (penyampai), message (pesan), komunikan (penerima).
Komponen-komponen iku kanthi fungsiné dhéwé-dhéwé bisa dianggo njlèntrèhaké manéka
konsèp jroning macapat. Minangka sawijining pesen, macapat nduwèni ciri lan makna miturut
angkah sing dikarepaké. Conto:
a. Serat Wulangrèh Isi serat iki luwih ditujokaké marang para pemuda. Ing sajeroné ana
pesen ngenani kawaskithan, kapekaan marang tandha-tandha, kajujuran lan kasabaran,
rasa urmat lan sapanunggalané.
b. Serat Tripama Isi pesen serat iki diandaraké liwat pralambang utawa penampilan lakon
pewayangan minangka tuladha utawa simbul. Ana telu tokoh sing dadi tuladha yaiku
Bambang Sumantri utawa Patih Suwanda saka epos Arjuna Sastrabahu, Kumbakarna
saka epos Ramayana lan Adipati Karna utawa Basukarna saka epos Mahabarata. Miturut
katelu tuladha kasebut, isi pesené arupa tuladha sipat ksatria sing pantes dianut.
c. Wirawiyata Isi pesen iki ditujokaké marang prajurit amarga nyangkut masalah ajaran
keprajuritan. Bab sing kakandhut arupa janji prajurit, disiplin, kataatan, katakwaan, ora
anngak lan ora sawenang-wenang.
d. Serat Panitisastra Pokok-pokok ajaran utawa pesen sing ana jroning karya iku arupa adat
istiadat, sopan santun, nilai karta lan derma, tenggang rasa, pendhidhikan anak minangka
pendhukung nilai sosial wong tuwa lan sanak sedulur, kawruh kanggo ngandelaké
katakwaan marang Gusti kang murbèng dumadi.
e. Wulang Estri Isi pesen jroning serat iki ditujokaké marag para wanita sing bakal
nglakoni urip bebrayan. Supaya kauripan rumah tanggané apik, sejahtera lair batin,
isterikudu mangertèni aturan rumah tangga, ngerti watak utawa sipat bojo, teliti, lan ora
olèh ndhisiki kekarepané bojo. Ajaran iki disimbulaké kanthi paraga Dewi Adaniggar
saka Cina, Putri Raja Ternate, Dewi Citrawati lan lima driji tangan. Simbol-simbol iku
mènèhi gambaran ngenani kegagalan kegagalan lan keberhasilan omah-omah.
f. Candra Rini Isi pesen jroning serat iki arupa ajaran moral tumrap kaum wanita jroning
urip omah-omah. Konsep ajaran sing awangun deskripsi sifat, watak, prilaku
istri Arjuna supaya dadi conto lan dituladhani déning kaum wanita. Istri Arjuna sing
djadi perlambang yakuwi Sumbadra, Manuhara, Ulupi, Gandawati, Srikandi, Manikarja,
Maeswara, Rarasati lan Sulastri.
g. Serat Dumbasawala Serat Dumbasawala isi ajaran utawa pesen sing dikarepaké dadi
tuladha déning warga kratonSurakarta wektu semana. Isi pesen iku utamané ing babagan
kepahlawanan (kaprajuritan), Etika ( tingkah laku ), religiusitas (ketuhanan ) lan sosial.
B. Serat Wedhatama
Serat Wédhatama kuwi sawijining karya susastra Jawa gagrag anyar kang
ngamot filsafatJawa mliginé bab kawruh manunggaling kawula gusti. Teks iki ditulis déning
Kanjeng Gusti Pangéran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV kang lair kanthi asma Raden
Mas Sudira ing dina Senin Paing, tanggal 8 Sapar, taun Jimakir, windu Sancaya, taun Jawa
1738, utawa taun Masehi 3 Maret 1811. Tembung Serat Wédhatama dumadi saka telung wanda,
yaiku: serat, wédha lan tama. Serat, tegesé tulisan utawa kasusastran, wédha, tegesé kawruh
utawa ajaran, lan tama, dumadi saka tembung utama kang tegesé apik, dhuwur utawa luhur.
Dadi Serat Wedhatama duwèni pangertèn: sawijining susastra kang ngemot kawruh ajaran
kautaman uga kaluhuran uripé manungsa. Serat Wédhatama kalebu salah sawijining susastra
Jawa sing banget misuwur lan unggul utamané ing babagan reroncèning tembung uga kawruh
kautaman uripé manungsa.

SERAT WEDHATAMA
PUPUH I
PANGKUR
Pada 1
Mingkar-mingkuring ukara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba
sinukarta, mrih kretarta pakartining ilmu luhung,kang tumrap ing tanah Jawa, agama ageming aji

Pada 2
Jinejer ing Weddhatama, mrih tan kemba kembenganing pambudi,mangka nadyan tuwa pikun,
yen tan mikani rasa, yekti sepi sepa lir sepah asamun,samasane pakumpulan, gonyak-ganyuk
nglelingsemi.

Pada 3
Nggugu karsane priyangga, nora nganggo peparah lamun angling,lumuh ingaran balilu, uger
guru aleman, nanging janma ingkang wus waspadeng semu, sinamun samudana, sesadoning adu
manis.

Pada 4
Si pengung nora nglegewa, sangsayarda denira cacariwis, ngandhar-andhar
angendukur, kandhane nora kaprah, saya elok alangka longkangipun, si wasis waskitha ngalah,
ngalingi marang sipingging.
Pada 5
Mangkono ilmu kang nyata, sanyatane mung we reseping ati,bungah ingaran cubluk, sukeng
tyas yen den ina, nora kaya si punggung anggung gumunggung, ugungan sadina dina, aja
mangkono wong urip.

Pada 6
Uripa sapisan rusak, nora mulur nalare ting saluwir, kadi ta guwa kang sirung,  sinerang ing
maruta, gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung, pindha padhane si mudha, prandene
paksa kumaki.

Pada 7
Kikisane mung sapala, palayune ngendelken yayah wibi, bangkit tur bangsaning luhur, lah iya
ingkang rama, balik sira sarawungan bae durung, mring atining tata krama, nggon-anggon
agama suci.
Pada 8
Socaning jiwangganira, jer katara lamun pocapan pasthi, lumuh asor kudu unggul, sumengah
sesongaran,yen mangkono kena ingaran katungkul, karem ing reh kaprawiran, nora enak iku
kaki.

Pada 9
Kekerane ngelmu karang, kakarangan saking bangsaning gaib, iku boreh paminipun, tan
rumasuk ing jasad, amung aneng sajabaning daging kulup, Yen kapengkok pancabaya,
ubayane mbalenjani.

Pada 10
Marma ing sabisa-bisa, babasane muriha tyas basuki, puruitaa kang patut, lan traping angganira,
Ana uga angger ugering kaprabun, abon aboning panembah, kang kambah ing siang ratri.

Pada 11
Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen
hawa, Wruhanira mungguh sanjataning ngelmu, tan mesthi neng janma wreda, tuwin muda
sudra kaki.

Pada 12
Sapantuk wahyuning Allah, gya dumilah mangulah ngelmu bangkit, bangkit mikat reh
mangukut, kukutaning Jiwangga, Yen mangkono kena sinebut wong sepuh, liring sepuh sepi
hawa, awas roroning ngatunggil.

Pada 13
Tan samar pamoring Sukma, sinukma ya winahya ing ngasepi, sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning waana, tarlen saking liyep layaping ngaluyup, pindha pesating supena,
sumusuping rasa jati.

Pada 14
Sajatine kang mangkono, wus kakenan nugrahaning Hyang Widi, bali alaming ngasuwung, tan
karem karamean, ingkang sipat wisesa winisesa wus, mulih mula mulanira, mulane wong anom
sami.

Anda mungkin juga menyukai