DEFINISI
A. Pengertian Privasi
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang
pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut
keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keingingan untuk berinteraksi dengan orang
lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain
(Dibyo Hartono, 1986)
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk
melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendaki. Privasi merupakan suatu
proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk mampu mendapatkan privasi,
seseorang harus terampil membuat keseimbangan antara keinginannya dengan keinginan
orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya. (Amos, 1977)
B. Tujuan Privasi
Privasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas pribadi. Privasi
merupakan bagian terpenting dari ego seseorang atau identitas diri.
2. Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi. Dalam kesendirian seseorang bisa
berteriak keras-keras, menangis, memandang wajahnya sendiri di cermin, dan
berbicara dengan dirinya sendiri.
3. Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri.
4. Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain. salah satu
alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan melindungi percakapan yang
dibuatnya.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan ini adalah di seluruh kawasan rumah sakit baik pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit mengingat bahwa kewajiban rumah sakit adalah
menghormati hak privasi pasien. Harapan dari seorang pasien selain ingin sehat kembali
pada kondisi semula adalah mendapatkan privasi di rumah sakit ketika mereka berada di
rumah sakit. Berdasarkan hak pasien, maka rumah sakit berkewajiban untuk
menghormati hak pasien terutama dalam menjaga hak privasi pasien. Upaya rumah sakit
memberikan dan melindungi hak privasi pasien dapat dituangkan dalam berbagai upaya.
Privasi Pasien
Menurut pengertian privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang
untuk tidak diganggu kesendiriannya. Begitu juga dengan pasien yang merupakan personal
yang membutuhkan privasi. Privasi tersebut diharapakan dapat dipenuhi oleh Rumah Sakit.
beberapa jenis privasi yang mungkin diharapkan adalah :
1. Privasi dari Karyawan Rumah Sakit (Pemberi layanan kesehatan)
2. Privasi dari pasien lain dan keluarganya
3. Privasi dari pengunjung
4. Privasi dari media massa
Dari proses asesmen dan pemeriksaan fisik tersebut dapat diketahui bahwa
memang dalam proses assesment terdapat beberapa proses yang sudah seharusnya
petugas rumah sakit tetap bisa menjaga privasi pasien. Beberapa pemeriksaan fisik yang
harus diperhatikan :
a) Pendamping Pasien
Rumah Sakit membatasi jumlah pendamping pasien saat menjalani pemeriksaan
yaitu satu orang.
b) Jenis Kelamin Pasien
Pemeriksaan fisik disesuaikan dengan jenis kelamin pasien, jika pasien tersebut
perempuan maka petugas yang memeriksa adalah petugas perempuan, begitu
sebaliknya.
c) Ruang pemeriksaan
Rumah Sakit Mata Mayarakat Jawa Timur sudah menyediakan ruang pemeriksaan
yang cukup privasi dimana ruang tersebut terdapat tirai yang memisahkan antara
ruang konsultasi dan ruang pemeriksaan.
Penyampaian Informasi Diagnosa
- Orang yang pertama kali untuk diinformasikan terkait diagnosa yang diderita
pasien adalah pasien itu sendiri, kecuali pasien tersebut tidak dalam keadaan
sadar diri atau sakit jiwa, pasien bayi dan anak-anak, dan keadaan pasien tidak
normal (tuna rungu dan tuna wicara)
- Dokter harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pasien, jika pendamping
pasien menanyakan informasi terkait diagnosa yang diderita oleh pasien.
Berikut hal yang harus diperhatikan mengenai pelepasan informasi rekam medis
pasien :
a. Petugas rumah sakit dilarang menyebarkan informasi rekam medis pasien yang
bersifat medik kepada orang lain yang tidak berkepentingan.
b. Permohonan permintaan informasi medis pasien harus secara tertulis.
c. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang ditandatangani
dan diberi tanggal oleh pasien.
d. Rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas permintaan
pengadilan dengan surat kuasa khusus tertulis dari Direktur.
e. Jika terdapat peneliti, atau survey wawancara maka harus ada ijin Direktur dan
terdapat surat pernyataan menolak atau setuju dari pasien.
3. Pemberian Terapi
Semua terapi pengobatan, tindakan medis dan informasi medis yang berkaitan
pada status kesehatan pasien harus dikomunikasikan dengan pasien terutama penjelasan
apa yang diderita dan tindakan yang hendak dilakukan. Dan meminta persetujuan pasien
(informed consent) untuk tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien tersebut.
4. Transportasi Pasien
Transfer pasien dilakukan di dalam dan di luar Rumah Sakit, maka sudah
seharusnya jika Rumah Sakit tetap menjaga privasi pasien sekalipun dalam hal transfer
pasien. Salah satu hal yang harus dilakukan adalah melindungi tubuh pasien dengan
selimut.
BAB III
DOKUMENTASI
Dokumentasi terkait pelayanan kebutuhan privasi pasien dan pelepasan informasi adalah :
1. General Consent Rawat Jalan
2. General Consent Rawat Inap
BAB IV
PENUTUP
Buku panduan perlindungan hak privasi pasien di Rumah Sakit Mata Mayarakat Jawa
Timur disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan yang mengutamakan hak
pasien yang berhak dalam mendapatkan privasi ketika pasien berada di Rumah Sakit. sudah
kewajiban Rumah Sakit untuk menghormati dan memberikan layanan yang melindungi privasi
pasien sehingga pasien dapat merasakan kenyamanan.
Buku panduan ini merupakan panduan bagi seluruh staf Rumah Sakit, dan bukan buku
standar yang bersifat mutlak oleh karena itu untuk pelaksanaan dilapangan dapat dikembangkan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing di Rumah Sakit.