Anda di halaman 1dari 15

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Nama : Apriwanto, S.Pd

Judul Modul Modul 3. Kalkulus dan Trigonometri


Judul Kegiatan Belajar (KB) KB 1. Fungsi Trigonometri
KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi, Limit Fungsi
KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan
KB 4. Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta konsep KB 1. Fungsi Trigonometri
(istilah dan 1. Definisi dasar nilai fungsi trigonometri
definisi) di modul
ini

2. Definisi 1.1 Nilai-nilai fungsi trigonometri didefinisikan:

3. Dari definisi 1.1 diperoleh identitas trigonometri

4. Teorema 1.1 Sifat dan fungsi trigonometri


5. Teorema 1.2 Aturan sinus

6. Teorema 1.3 Perluasan aturan sinus

7. Teorema 1.4 Aturan cosinus

8. Periode dan amplitudo fungsi trigonometri


Definisi 1.2

9. Teorema 1.5 Invers fungsi trigonometri

10. Fungsi dengan nilai sin(at) mempunyai periode karena

dan periode fungsi cos(ax)juga sama yaitu .

11. Fungsi dengan nilai C + Asin(a(t + b) dan C + Acos(a(t +


b)) mempunyai periode dan Amplitudo A.
12. Fungsi dengan f(x) = sin x mempunyai D =
& &
−1,1# dan R = %− , '
13. Fungsi dengan f(x) = cos x mempunyai D =
−1,1# dan R = 0, π#
14. Fungsi dengan f(x) = tan x mempunyai D = ℝ dan R =
& &
%− , '
15. Identitas invers fungsi trigonometri

Teorema 1.6 Identitas jumlah dan selisih sudut

16. Teorema 1.7 Identitas sudut ganda

17. Teorema 1.8 Identitas setengah sudut

18. Teorema 1.9 Identitas jumlah fungsi trigonometri

19. Teorema 1.10 Identitas perkalian fungsi trigonometri


KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi, Limit Fungsi

20. Fungsi f mengaitkan bilangan x dengan bilangan y, atau dapat


juga dikatakan fungsi +: , ⟶ . pemetaan dari himpunan ,
ke himpunan ..
21. Himpunan , disebut daerah asal (domain) fungsi + diberi
lambang /f, sedangkan {0 ∈ . | (2, 0) ∈ +} disebut daerah
hasil (range) fungsi f dan diberi lambang 3f.
22. Misalkan fungsi +: , ⟶ .. Fungsi + dikatakan satu-satu
atau injektif (injective) jika untuk setiap dua unsur beda di A
mempunyai peta yang beda.
23. Dipunyai fungsi +: , ⟶ .. Fungsi + dikatakan pada atau
surjektif (surjective) jika 3+ = ..
24. Fungsi +: ℝ → ℝ dikatakan bijektif apabila fungsi +
merupakan fungsi injektif dan sekaligus surjektif.
25. Dipunyai fungsi +: , ⟶ .. Fungsi + dikatakan naik jika
fungsi + melestarikan urutan.
26. Dipunyai fungsi +: , ⟶ .. Fungsi + dikatakan turun jika
fungsi 4 tak melestarikan urutan.
27. Fungsi polinomial mempunyai bentuk +(2) = 562 6 + . . . +
522 2 + 512 + 50, pangkat tertingginya menunjukkan orde atau
derajat dari fungsi polinomial tersebut. Fungsi linier, fungsi
kuadrat, fungsi kubik, dan seterusnya merupakan himpunan
bagian dari fungsi polinomial.
7(8)
28. Fungsi rasional adalah suatu fungsi berbentuk +(2) = 9(8)
dengan :(2) dan ;(2) adalah polinomial atau suku banyak
dalam 2 dan ;(2) ≠ 0.
29. Fungsi irrasional adalah fungsi aljabar yang mengandung
faktor penarikan akar. Bentuk umumnya +(2) = ><=(2)
dengan =(2) > 0.
30. Diketahui 5 ∈ ℝ, 5 > 0 dan 5 ≠ 1 fungsi + ∶ ℝ → ℝ, dengan
+(2) = 5 2 disebut fungsi eksponen. Bilangan 5 dinamakan
bilangan dasar (pokok atau basis). Fungsi ini memuat bentuk
eksponen, artinya fungsi tersebut memuat bentuk pangkat
dimana pangkatnya berisi variabel-variabel.
31. Diketahui 5 ∈ ℝ, 5 > 0 dan 5 ≠ 1 fungsi +: ℝ → ℝ, fungsi
logaritma x dengan basis a dilambangkan +(2) = log 5 2,
apabila berlaku hubungan 2 = 5 +(2) . Bilangan 5 dinamakan
bilangan dasar (pokok atau basis).
32. Misalkan + dan = adalah fungsi-fungsi dan @ suatu konstanta.
Penjumlahan dua fungsi + + =, pengurangan fungsi-fungsi + −
=, hasil kali dengan skalar @=, hasil kali dua fungsi +. =, dan
hasil bagi dua fungsi + = didefinisikan pada daerah
definisinya sebagai berikut:
(+ + =)(2) = +(2) + =(2)
(+ − =)(2) = +(2) − =(2)
@=(2) = @. =(2)
(+. =)(2) = +(2). =(2)
A A(8)
( ) (2) = , =(2) ≠ 0
B B(8)
33. Kadang-kadang dua fungsi digabung tidak menggunakan
operasi-operasi aljabar yang telah dikenal, akan tetapi dengan
cara fungsi kedua didefinisikan pada daerah hasil fungsi
pertama. Fungsi yang dihasilkan dengan cara ini dinamakan
fungsi komposisi.
34. Fungsi yang memetakan titik ke dirinya sendiri yang disebut
dengan fungsi identitas.
35. Barisan adalah suatu fungsi yang domainnya adalah
himpunan bilangan bulat positif atau bilangan asli (C) atau
himpunan bagiannya.
36. Pertanyaan mendasar dari permasalahan limit adalah apa yang
terjadi pada fungsi +(2) jika 2 mendekati suatu nilai atau
konstanta tertentu.
37. Berikut diberikan teorema dasar limit fungsi trigonometri.
Pada teorema berikut ukuran sudut yang digunakan adalah
radian.

38. Limit Sepihak


Teorema 2.11

39. Limit Tak Hingga


Definisi 2.19

Definisi 2.20

Teorema 2.12

40. Limit di Tak hingga


Definisi 2.21

Definisi 2.22

Teorema 2.13
Bukti teorema 2.14 sederhana dan diserahkan pada saudara
sebagai latihan

Teorema 2.16

Teorema 2.17

41. Kekontinuan Fungsi


Definisi 2.23

Teorema 2.18
Teorema 2.19

Definisi 2.24

Teorema 2.20

KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan

42. Gradien garis singgung grafik + pada suatu titik ditentukan


dengan melakukan pendekatan garis yang melalui titik
tersebut dan titik lainnya pada grafik yang sama.
43. Gradien garis singgung + di titik : (dinotasikan dengan D)
44. Definisi 3.1 Gradien garis singgung grafik + pada titik
:(E,+(E)) didefinisikan:

apabila limit tersebut ada dan tidak bernilai ∞ atau −∞.


45. Bentuk Lain dari definisi 3.1. diperoleh dengan
mendefinisikan 2 = E + ℎ. Dari definisi tersebut diperoleh ℎ =
2 − E dan untuk ℎ → 0 ⇔ 2 → E
46. Definisi 3.2. Turunan dari fungsi + adalah fungsi +′ dengan

47. Teorema-teorema turunan


Teorema 3.1. Jika +′(E) ada maka + kontinu pada E.
Setiap fungsi yang mempunyai turunan pada domainnya pasti
kontinu pada domainnya tetapi fungsi kontinu tidak menjamin
eksistensi turunan dari fungsi tersebut
48. Notasi lain yang biasanya digunakan dalam menuliskan
turunan adalah notasi Leibniz,

49. Turunan dari fungsi konstan

50. Turunan dari penjumlahan dan perkalian fungsi dengan


konstanta. Dengan menggunakan definisi turunan, diperoleh
turunan dari penjumlahan dan perkalian fungsi dengan
konstan

51. Turunan dari perkalian dan pembagian fungsi

52. Turunan dari 26


53. Turunan dari fungsi trigonometri.
Dengan menggunakan definisi dan teorema-teorema
turunan yang diberikan sebelumnya, diperoleh turunan untuk
fungsi trigonometri sebagai berikut

54. Aturan rantai

Apabila 0 = (+ ∘ =)(2) dan H = =(2) maka Teorema 3.7 dapat


dituliskan:

Bentuk tersebut dapat diperumum untuk komposisi lebih dari


dua fungsi. Sebagai contoh untuk komposisi 3 tiga fungsi
yaitu Apabila 0 = (+ ∘ = ∘ ℎ)(2), H = (= ∘ ℎ)(2), dan I = =(2)
maka diperoleh:

55. Turunan fungsi implisit


Fungsi yang nilai fungsinya disajikan dalam ruas yang
berbeda yaitu 0 = +(2) disebut fungsi eksplisit
56. Dengan menggunakan aturan turuan fungsi implisit dapat
diperoleh teorema perumuman turunan dari 26

57. Turunan Fungsi Invers


Fungsi invers adalah sebuah fungsi yang apabila
dikomposisikan dengan fungsi semula akan menghasilkan
fungsi identitas atau dapat dituliskan

58. Syarat suatu fungsi mempunyai invers adalah fungsi tersebut


adalah fungsi injektif dan domain dari fungsi inversnya adalah
Range dari fungsi semula.
59. Nilai ekstrim

60. Definisi 3.4 tentang nilai ekstrim relatif

61. Bilangan kritis yang merupakan calon kuat nilai ekstrim

62. Teorema eksistensi nilai ekstrim suatu fungsi


Teorema 3.12. Jika fungsi + kontinu pada selang tutup [5,J]
maka fungsi + memiliki nilai minimum dan maksimum
mutlak.

63. Teorema Rolle merupakan teorema tentang eksistensi suatu


titik di domain suatu fungsi yang turunan fungsi di titik itu
sama dengan nol
64. Teorema Rolle yang disebut dengan teorema nilai rata-rata
(TNR).

 Nilai +(J)−+(5) J−5 merupakan talibusur ,. dengan


,(5,+(5)) dan .(J,+(J)).
 Jika + memenuhi kondisi teorema ini maka terdapat suatu
garis.

65. Kemonotonan grafik fungsi

66. Kecekungan grafik fungsi


Definisi kecekungan grafik fungs

KB 4. Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral

67. Antiturunan adalah balikan dari turunan


68. Pengintegralan tak tentu adalah proses mencari antiturunan
fungsi

69.

70.
71. Teorema 4.3 (Kelinieran)
Dipunyai f dan g fungsi-fungsi yang mempunyai tururnan dan
k suatau konstanta. Untuk f dan g berlaku aturan berikut.

72.

73. Teorema 4.5 (Penggantian)

74. Teorema 4.6 (Integral Parsial)


Jika U dan V adalah fungsi-fungsi yang mempunyai turunan
pada selang buka I, maka

75.
76.

2 Daftar materi yang KB 1. Fungsi Trigonometri


sulit dipahami di 1. Invers fungsi trigonometri
modul ini 2. Rumus jumlah dan selisih fungsi trigonometri
3. Fungsi Trigonometri
4. Fungsi Invers
KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi, Limit Fungsi
1. Limit Fungsi Trigonometri
2. Limit Sepihak
3. Limit Tak Hingga
4. Limit di Tak Hingga
5. Kekontinuan Fungsi

KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan


1. Turunan dari Fungsi Trigonometri
2. Aturan Rantai
3. Turunan Fungsi Invers
4. Aplikasi Turunan
5. Turunan Invers Fungsi Trigonometri

KB 4. Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral


1. Integral Fungsi Trigonometri
2. Jumlah Riemann
3. Aplikasi Integral

3 Daftar materi yang KB 1. Fungsi Trigonometri


sering mengalami 1. Invers Fungsi Trigonometri
miskonsepsi 2. Fungsi Invers

KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi, Limit Fungsi


1. Limit Fungsi Trigonometri
2. Limit Sepihak
3. Limit Tak Hingga
4. Limit di Tak Hingga
5. Kekontinuan Fungsi

KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan


1. Turunan dari Fungsi Trigonometri
2. Aturan Rantai untuk komposisi lebih dari dua fungsi.
3. Menentukan Turunan Invers Suatu Fungsi

KB 4. Antiturunan, Integral dan Aplikasi Integral


1. Integral Parsial
2. Integral Fungsi Trigonometri
3. Konsep Jumlah Riemann
4. Aplikasi integral dengan metode cakram, cincin, sel silinder
(kulit tabung)

Anda mungkin juga menyukai