JURNAL
rivai_ras@yahoo.com
Abstract
This article tries to elaborate national security in terms of science and an overview of the historically
paradigmatic transformation. The study of national resilience in Indonesia has developed dynamically as
a response to the development of strategic environment. Various approaches ranging from
interdisciplinary to transdisciplinary are described as part of discovering the scholarly format of this
study. This study is in its development into a universal approach and refers to the sciences related to the
good governance, assessment of national strength and national security leadership. Also the study of
national resilience is able to predict the potential of a nation's fall-wake or the failure of state
administration to realize security and development. And the consequences of this study requires an
interdisciplinary approach even trans-disciplinary.
Keywords: strategic study; paradigmatic transformation; interdisciplinary-transdisciplinary; national
interests
Copyright © 2018 Jurnal Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia. All rights reserved
2
Dosen Ketahanan Nasional, Kajian Stratejik Ketahanan Nasional SKSG Universitas Indonesia
13
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
14
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
sejumlah pemikir Orde Lama dari komunitas 2012). Paradigma merupakan suatu cognitive
militer lebih memikirkan persoalan kajian map yang dapat membantu untuk memetakan
tentang ‘kekuatan apa yang ada di dalam negara’ realitas yang terjadi guna meyakinkan proses
agar suatu negara dapat bertahan. Kedua, penalaran tentang peristiwa-peristiwa yang
semangat heuristik (1968) yang mengkaji kompleks dan multidimensional.
tentang ‘kekuatan apa yang seharusnya Paradigma menawarkan model tertentu dalam
dikembangkan oleh negara’ dalam mengelola melihat realitas atau bagaimana dunia
stabilitas. Ketiga, berkembangnya pendekatan memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi
logika (1969) yang mengkaji tentang ‘kekuatan secara empirik. Kajian ketahanan nasional dapat
dan daya tahan minimal yang harus dimiliki dipandang sebagai fenomena sosial dan politik
negara’ dalam menghadapi ancaman intra dan dihubungkan dengan teori yang dikembangkan
antar-negara. Keempat, meluasnya konsep berdasarkan pengalaman empirik dan ditinjau
pendekatan analitis (1972) yang mengkaji dari teori-teori stratejik serta ketahanan nasional
tentang ‘kondisi dinamis suatu negara’ yang (Subramanyam, 2003) Implikasinya adalah
berisi keuletan dan ketangguhan sebagai modal bahwa secara metodologis, pendekatan yang
dalam pengembangan kemampuan (from ability dikembangkan dalam berbagai dimensi yang
to capability). kompleks dapat dilihat secara lebih sederhana
Tulisan ini berupaya melakukan dua hal berdasarkan model penalaran teori ketahanan
sekaligus, yaitu pertama melakukan elaborasi nasional (many to one).
terkait dengan bidang keilmuan ketahanan Perbedaan paradigma mempunyai pengaruh
nasional dan kedua, mengupas gambaran tentang pada perbedaan pusat perhatian dalam melihat
transformasi paradigmatik kajian ketahanan suatu masalah dan sekaligus memiliki
nasional. Tulisan in berhadapan dengan realitas kecenderungan bias dari apa yang seharusnya
adanya pendekatan paradigma realisme, menjadi fokus dari kajian tersebut bilamana
rasionalistik dan revolusioner. Melalui dua tidak mempunyai basis keilmuan yang tegas.
langkah tersebut, diharapkan dapat memberikan Beberapa paradigma atau tradisi dalam kajian
konstribusi pemikiran mengenai stratejik sebagai landasan dalam melihat
‘kajian-kajian ketahanan nasional’ sebagai suatu fenomena-fenomena ketahanan nasional adalah
ilmu yang dapat dikembangkan dengan paradigma realistik, rasionalistik, dan
pendekatan interdisiplin hingga pendekatan revolusioner. Paradigma yang dianut sejumlah
transdisiplin yang setara dengan ‘kajian-kajian peneliti bidang kajian ketahanan nasional sejak
stratejik’. Perang Dunia I dan II, pemikiran ketahanan
yang bekembang banyak merujuk pemikiran
2.Tinjauan Paradigmatik tradisi realisme menurut Hobbes (2008) dan
Ketahanan Nasional Machiavelli 2005). Teori-teori yang dibangun
Upaya pengembangan kajian ketahanan nasional dalam periode tersebut yang berkaitan dengan
tidak terlepas dari cara berpikir paradigmatik teori ketahanan nasional mencakup teori
sebagai sebuah kerangka kerja intelektual zerosum-game dalam hubungan antar-negara,
(intellectual framework) yang menstrukturkan teori politik kekuatan (power politics), dan teori
satu pemikiran tentang seperangkat fenomena. tatakelola pemerintahan yang menempatkan
Konsekuensinya adalah ketahanan nasional harus negara sebagai aktor utama dalam urusan
diletakkan sebagai sebuah fenomena yang dapat ketahanan (state-centric concept of security).
dikaji secara ilmiah berdasarkan prioritas Hal ini berarti bahwa isu ketahanan nasional,
paradigma yang dianut oleh setiap individu, termasuk keamanan di dalamnya, menjadi
komunitas atau suatu negara-bangsa (Kuhn, keniscayaan bagi setiap negara, karena
15
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
diasumsikan bahwa setiap negara mempunyai sosial dan hubungan antar negara yang
potensi ancaman dari negara lain (Morgenthau, mengaitkan antara individu, warga sipil dan
2005). negara di dalam mendukung penguatan eksistensi
Sejak berakhirnya Perang Dunia II pada 1945 negara (Kant, 2008). Di samping itu, paradigma
hingga peristiwa 11 September 2001, paradigma revolusioner yang notabene bertumpu pada aktor
realistik relatif masih berkembang dan utama individu,dimana isu moralitas (moral
mewarnai kajian-kajian stratejik terkait imperatives) menjadi keharusan di dalam
ketahanan nasional. Dalam periode yang sama menopang stabilitas dan kinerja demokrasi.
sejumlah negara memilih tradisi rasionalistik Tinjauan paradigmatik ketahanan
pemikiran Hugo Grotius sebagai pemikiran nasional dalam tiga tradisi tersebut menjadi
jalan tengah untuk menjawab tantangan tantangan keilmuan dalam kajian-kajian stratejik.
kajiankajian stratejik yang kemudian mulai Tantangan utama adalah bagaimana memahami
diterapkan dalam paradigma ketahanan banyaknya aliran pemikiran (school of thought)
nasional. Dari perspektif Grotius ketahanan dalam memecahkan masalah di bidang kajian
nasional dipahami sebagai kajian internasional yang bersifat interdisiplin. Perbedaan paradigma
yang memikirkan tentang kondisi yang digunakan oleh sejumlah negara di dunia
masingmasing kekuatan negara untuk tetap dalam memandang fenomena ketahanan
stabil, damai, dan bertahan dari segala ancaman nasional, akan membedakan karakter kajian yang
yang tidak hanya mengandalkan aspek domestik akan dikembangkan secara spesifik di
tetapi juga aspek internasional. Karenanya masingmasing universitas.
Grotius memandang bahwa pengaruh politik Sebagai ilustrasi, kajian ketahanan nasional di
negara secara internasional penting dalam negara-negara berkembang atau yang
mengatasi konflik dengan mempertimbangkan pemerintahannya masih otoriter, cara
kerjasama sebagai bagian yang tidak memandang tentang isu-isu ketahanan nasional
terpisahkan dalam kajian strategis (Jeffery, berbeda dibandingkan dengan negara maju dan
2006). Tradisi ini juga disebut sebagai tradisi demokratis. Kondisi ini disebabkan oleh adanya
yang bersifat internasionalistik yang orientasi pemikiran yang bersifat tradisional dan
menekankan pentingnya dukungan komunitas relatif tertutup, sehingga pengembangan kajian
internasional dalam membangun ketahanan ketahanan nasional bersifat eksklusif dan dekat
suatu bangsa dan negara. Karena itu, kekuatan dengan paradigma realistik. Sedangkan secara
negara tidak terbatas hanya pada kekuatan ilmiah, kajian ketahanan nasional dihadapkan
militer, melainkan pada kebutuhan akan pada sejumlah disiplin ilmu yang telah menjadi
pentingnya lembaga-lembaga, norma-norma, basis pengembangannya saat ini lebih merujuk
aturan-aturan dan diplomasi yang dinilai lebih pada referensi kajian stratejik. Fokus dari kajian
penting dalam mengembangkan kajian stratejik modern menjadi meluas hingga pada
ketahanan nasional. isu-isu demokrasi, keterbukaan, hubungan
Berbeda dengan paradigma realistik dan sosial, hubungan lintas budaya, perdamaian,
rasionalistik, terdapat paradigma revolusioner hukum dan kemanusiaan yang mempunyai
yang berkembang pasca peristiwa 11 keterhubungan dengan kajian-kajian yang
September 2001, yang saat ini banyak dirujuk bersifat universal.
oleh para ahli dan pengkajian strategis dalam
mengembangkan teori-teori keamanan dan 3.Esensi Keilmuan Ketahanan Nasional
ketahanan. Paradigma ini juga disebut sebagai dalam Konteks Strategis
tradisi universalistik seperti pemikiran Kant yang Pada negara-negara maju esensi keilmuan
mengedepankan masalah-masalah hubungan ketahanan nasional lebih banyak merujuk pada
16
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
17
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
dunia nyata yang sifatnya multifaceted dan sangat memengaruhi adalah melalui pendekatan
bersifat operasional. Misalnya, pembangunan filsafat keilmuan sosialpolitik. Sedangkan secara
ketahanan untuk menghadapi berbagai aksiologis, produkproduk ketahanan nasional
ancaman bencana baik karena alam maupun dapat menjadi konsep grand strategy dalam
manusia. Untuk itu, menurut Rodin kerangka rangka mengembangkan tata kelola negara,
kerja ketahanan mencakup readiness, dalam dimensi keamanan dan pembangunan.
responsiveness, dan revitalization. Di
samping itu, kajian ketahanan modern yang 4.Ketahanan Nasional sebagai Kajian
bersifat strategis maupun operasional harus Stratejik
didekati secara holistik, terintegrasi, inklusif Ketahanan Nasional merupakan kajian modern
dan berkelanjutan (Rodin, 2014). yang dikembangkan oleh para pemikir strategis
pada 1960-an. Kajian ketahanan nasional pada
Sedangkan dalam perspektif Indonesia sejak awalnya hanya dikenal di Indonesia, dan mulai
kajian ketahanan nasional dikembangkan, dipahami masyarakat internasional sebagai
ketahanan didefinisikan sebagai kondisi dinamis applied science baru yang mempunyai kesetaraan
suatu bangsa yang berisi keuletan dan dengan kajian strategis berbasis akademis pada
ketangguhan yang mampu mengembangkan 1980-an. Kajian Bremmer (2008; lihat juga
ketahanan, kekuatan nasional dalam Acemoglu &
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, Robinson, 2012) bersifat interdisipliner yang
hambatan dan ancaman baik yang datang dari memusatkan perhatian pada kombinasi kajian
dalam maupun dari luar. Juga secara langsung strategis dan manajemen.
ataupun tidak langsung dapat membahayakan Secara strategis, ketahanan nasional merupakan
integritas, identitas serta kelangsungan hidup kajian tentang jatuh bangunnya suatu negara-
bangsa dan negara (Sunardi, 2004). bangsa melalui pendekatan teoriteori katastropik,
Oleh karena itu, kajian ketahanan teori kelembagaan dan J Curve terkait gagal dan
nasional secara ontologis merupakan kondisi suksesnya suatu pemerintahan (lihat Gambar 3).
dinamis suatu tata kelola pemerintahan negara Kajian ini banyak menggunakan teori-teori
yang dapat menentukan keberlangsungan kebijakan publik dan kekuatan nasional (national
pembangunan, mempunyai kemampuan untuk power) yang dimiliki oleh masing-masing negara
menghadapi dan mencegah berbagai realitas melalui pendekatan teori-teori politik kekuatan
ancaman melalui pemberdayaan kekuatan dalam konteks hubungan antar negara. Bahkan
nasional. Secara epistemologis, ketahanan dalam perkembangan mutakhir kajian ketahanan
nasional merupakan ilmu pengetahuan yang nasional mulai bergeser dan berkembang secara
dapat diilmiahkan dengan pendekatan ‘konsep revolusioner menempatkan definisi ketahanan
politeknik’ dengan cara mengukur kemampuan nasional sebagai wujud dari stabilitas dan kinerja
elemen kekuatan nasional. Termasuk di negara (state stability and performance) dalam
dalamnya keuletan dan ketangguhan (yang perspektif demokrasi (Lane & Ersson, 1994).
dimaknai sebagai hasil dari pembangunan Sedangkan terkait kajian manajemen, diarahkan
nasional), entitas masyarakat, struktur wilayah pada kajian keamanan dan pembangunan serta
geografi (konsep ruang), aktor-aktor dan lembaga pengelolaan berbagai sumberdaya yang
yang terkait pemerintahan nasional, serta berhubungan dengan prinsip efisiensi dan
mencakup sistem-sistem penangkalan. efektivitas.
Untuk itu, dalam melakukan kajian ketahanan
nasional secara ilmiah dapat dilihat dalam
berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang
18
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
19
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
Sejumlah peristiwa ini merupakan fenomena dapat dipandang sebagai cerminan kajian politik
menarik yang patut dicermati dan dikaji yang berhubungan dengan stabilitas dan kinerja
dihadapkan pada konsep ketahanan nasional negara (state stability and state performance).
suatu negara. Pada banyak negara, kajian Kajian strategis ketahanan nasional yang
ketahanan nasional dikembangkan sejalan berkembang pada abad 21, dikategorikan sebagai
dengan kajian keamanan nasional yang kajian tentang konsep dasar bagi stategi besar
berhubungan dengan grand strategy suatu negara yang mampu merespon stabilitas
negara. Kajian ini menggambarkan “bagaimana keamanan, perdamaian dan demokrasi agar
memahami karakter-karakter strategis yang negara tetap eksis dan berkelanjutan. Suatu
bersifat konstan dan normatif (strategic negara dapat dikatakan ‘berketahanan’ apabila
constants and norms), melingkupi kajian mempunyai kekuatan cukup untuk dapat
lingkungan fisik negara, karakter nasional, mengendalikan stabilitas dan perdamaian negatif.
hubungan antara perang dan negara serta Dalam teori konflik sosial ditekankan bahwa
mekanisme keseimbangan kekuatan negara”. pendekatan stabilitas adalah bentuk deeskalasi
yang efektif. Sedangkan untuk menggandakan
5.Transformasi-Paradigmatik dalam ‘ketahanan’ harus membangun kinerja
Pengembangan Kajian Stratejik ‘demokrasi’ yang substansial dan dapat
Transformasi-paradigmatik kajian ketahanan menjamin perdamaian. Salah satu kinerja yang
nasional mengalami pergeseran makna strategis dimaksud adalah aspek kepemimpinan dalam tata
pasca Reformasi 1998. Ketahanan nasional yang kelola pemerintahan yang baik (good
secara definitif menggambarkan kondisi governance) guna mewujudkan tata kehidupan
dinamis suatu bangsa dapat dipandang sebagai dan cita-cita nasional yakni, stabil, teratur, aman,
output performance dari suatu kebijakan negara sejahtera dan demokratis.
yang dilakukan oleh pemerintahan yang
berkuasa. Ketahanan nasional bukan berarti 6. Simpulan
hanya meninjau kondisi fenomena nasional Secara ilmiah dalam memahami kajian
yang terjadi secara internal atau inward looking, ketahanan nasional harus berbasis pada suatu
tetapi juga dapat bersifat eksternal atau outward kajian yang bersifat interdisiplin dengan suatu
looking. Pengaruh internasional merupakan paradigma yang mampu merespon
salah satu faktor yang dapat menguatkan atau perkembangan lingkungan strategis. Paradigma
melemahkan ketahanan suatu negara, sehingga ketahanan nasional bukan berarti berlaku
pengelolaan lingkungan strategis negara dapat domestik dan eksklusif, tetapi ketahanan nasional
dikembangkan sampai pada pembentukan yang dapat dilihat sebagai kajian yang berlaku secara
lebih luas yakni universal dan dapat diterapkan di semua negara
‘ketahanan regional’. di dunia. Karena itu transformasi paradigmatik
Transformasi secara paradigmatik ketahanan menjadi penting karena menjadi suatu
nasional pada dasarnya disebabkan oleh adanya keniscayaan untuk tumbuh dan berkembangnya
fakta empirik, bahwa model ketahanan nasional kajian ketahanan nasional sebagai kajian stratejik
yang dikembangkan pada masa pemerintahan dan merujuk pada ilmu-ilmu yang berkorelasi
otoriter (Orde Baru) dinilai gagal karena tidak dengan urusan tata kelola pemerintahan yang
mampu mendukung keberlangsungan model baik, penilaian kekuatan nasional dan
pemerintahan tersebut. Karenanya, paradigma kepemimpinan keamanan nasional. Selain itu,
ketahanan nasional yang berlaku dalam masa itu kajian ketahanan nasional mampu memprediksi
dinilai belum in-line dengan substansi demokrasi, potensi jatuhbangunnya suatu bangsa ataupun
sehingga makna ketahanan nasional secara ilmiah gagalberhasilnya pemerintahan negara dalam
20
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
mewujudkan keamanan dan pembangunan. Dari Jeffery, R. 2006. Hugo Grotius in International
sejumlah cakupan fokus kajian tersebut, secara Thought. The Palgrave Macmillan
metodologis mempunyai kesamaan dengan Kant, I. 2008. On the Metaphysics of Morals and
kajian-kajian internasional dalam Ethics. A & D Publishing
pengembangannya. Untuk itu, generalisasi Kuhn, TS. 2012. The Structure of Scientific
penalaran keilmuan dapat bersifat konvergen Revolutions: 50th Anniversary Edition.
sehingga diperlukan pendekatan interdisiplin University of Chicago Press
bahkan trans-disiplin. Lane, JE & Ersson, S. 1994. Comparative
Pada hakikatnya, kajian ketahanan nasional Politics: An Introduction and New
berkaitan dengan isu stabilitas negara dan Approach. Wiley.
kinerja demokrasi yang dianutnya. Oleh karena Machiavelli, N. 2005. The Prince. Oxford
itu, kajian ini sesungguhnya terletak pada University Press
kemampuan negara untuk dapat menstabilisasi Morgenthau, H. 2005. Politics Among Nations:
kondisi nasionalnya, dengan tetap The Struggle for Power and Peace.
mempertimbangkan aspek keterbukaan sebagai McGraw-Hill Education
wujud kinerja negara yang baik dalam interaksi Rodin, J. 2014. The Resilience Dividend:
internasional. Ketahanan nasional saat ini tidak Managing Disruption, Avoiding
lagi bisa berdiri sendiri tanpa didukung oleh Disaster, and Growing Stronger in an
ketahanan regional maupun global, artinya Unpredictable World. Profile Book
dimensi kajian ketahanan nasional meluas Spear, J dan Williams, PD. 2012 Security and
menjadi kajian strategis dalam pengertian kajian Development in Global Politics: A
yang bersifat universal. Critical Comparison. Georgetown
University Press
Referensi: Stember, M. 1991. “Advancing The Social
Acemoglu, D dan James Robinson, 2012. Why Sciences Through The Interdisciplinary
Nations Fail: The Origins of Power, Enterprise”, The Social Science Journal,
Prosperity, and Poverty. Crown Volume 28, Issue 1, 1991
Publishing Group Subramanyam, K. 2003. Self Reliance and
Baylis, J, Wirtz, JJ, dan Gray, CS. 2013. National Resilience. Abhinav
Strategy in the Contemporary World. Publications
OUP Oxford Sunardi, RM. 2004. Pembinaan Ketahanan
Bremmer, I. 2008. The J Curve: A New Way to Bangsa dalam Rangka Memperkokoh
Understand Why Nations Rise and Fall. Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Simon and Schuster Indonesia: Teori Ketahanan Nasional,
Clausewitz, Cv. 2007. On War. Oxford
Geostrategi Indonesia, dan Ketahanan
University Press Regional. Kuaternita Adidarma
Glaser, CL. 2010. Rational Theory
Tellis, AJ. 2001. Measuring National Power in
of International Politics: The Logic of
the Postindustrial Age. Rand
Competition and Cooperation.
Corporation
Princeton University Press
Hasil diskusi tentang pemikiran Daoed Joesoef
Gray, CS. 1999. Modern Strategy. Oxford
(Mantan Menteri Pendidikan
University Press
dan
Hobbes, T. 2008. Leviathan. Simon and
Schuster.
21
E-ISSN: 22620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1, No.1, 2018
22