Daftar Isi
Oleh karena itu, individu yang melek sains adalah mereka yang
memahami konsepsi dan gagasan utama yang menjadi landasan
pemikiran ilmiah dan teknologi; bagaimana pengetahuan tersebut
di peroleh; dan sejauh mana pengetahuan tersebut dapat di
benarkan berdasarkan bukti atau penjelasan teoretis yang rasional.
Catatan Penjelasan
Pernyataan berikut di tawarkan untuk memperjelas arti dan
penggunaan definisi literasi sains ini untuk tujuan penilaian PISA
2018.
G. Organisasi Domain
Untuk keperluan penilaian, definisi literasi sains PISA 2018 dapat di
cirikan sebagai terdiri dari tiga aspek yang saling terkait seperti
pada Tabel 1.
Isu-isu pribadi, lokal/nasional dan global, baik masa kini maupun sejarah, yang
Konteks
menuntut pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemahaman tentang fakta-fakta utama, konsep dan teori penjelasan yang membentuk
dasar pengetahuan ilmiah. Pengetahuan tersebut mencakup pengetahuan tentang
Pengetahua dunia alami dan artefak teknologi (pengetahuan konten), pengetahuan tentang
n bagaimana ide-ide tersebut di hasilkan (pengetahuan prosedural), dan pemahaman
tentang alasan yang mendasari prosedur ini dan pembenaran untuk penggunaannya
(pengetahuan epistemik).
Dan konteks untuk item dalam penilaian sains PISA juga telah di
kategorikan ke dalam lima aplikasi sains dan teknologi:
Keanekaragaman
Tindakan ramah
hayati, keberlanjutan
lingkungan, Distribusi penduduk,
Kualitas ekologis, pengendalian
penggunaan dan pembuangan sampah,
lingkungan polusi, produksi dan
pembuangan bahan dampak lingkungan
hilangnya
dan perangkat
tanah/biomassa
References
American Association for the Advancement of Science (1989),
Science for All Americans, Oxford University Press, New York. [5]
Bloom, B. (ed.) (1956), Taxonomy of Educational Objectives,
Book 1: Cognitive Domain,Longmans Publishing. [21]
Brookhart, S. and A. Nitko (2011), “Strategies for constructing
assessments of higher order thinking skills”, Assessment of
Higher Order Thinking Skills, pp. 327-359. [20]
COSCE (2011), Informe ENCIENDE, Enseñanza de las Ciencias en
la Didáctica Escolar para edades tempranas en España,
Confederación de Sociedades Científicas de España, Madrid. [6]
Fensham, P. (1985), “Science for all: A reflective essay”, Journal
of Curriculum Studies, Vol. 17/4, pp. 415-435. [7]
Kuhn, D. (2010), “Teaching and learning science as argument”,
Science Education, Vol. 94/5, pp. 810-824,
http://dx.doi.org/10.1002/sce.20395. [17]
Longino, H. (1990), Science as Social Knowledge, Princeton
University Press, Princeton. [16]
Millar, R. and J. Osborne (eds.) (1998), Beyond 2000: Science
Education for the Future, School of Education, King’s College
London. [8]
Ministry of Education, Chinese Taipei (1999), General Senior High
School Curriculum, Ministry of Education website. [11]
National Research Council (2012), A Framework for K-12 Science
Education: The National Academies Press, Washington, D.C. [9]
OECD (2006), Assessing Scientific, Reading and Mathematical
Literacy: A Framework for PISA 2006 [3]
Rychen, D. and L. Salganik (eds.) (2001), The Definition and
Selection of Key Competencies, OECD website. [4]
OECD (1999), Measuring Student Knowledge and Skills: A New
Framework for Assessment, OECD Publishing, Paris. [1]
Osborne, J. (2010), “Arguing to Learn in Science: The Role of
Collaborative, Critical Discourse”, Science, Vol. 328/5977, pp.
463-466. [18]
Webb, N. (1997), Criteria for Alignment of Expectations and
Assessments in Mathematics and Science Education, National
Institute for Science Education, Washington, D.C. [22]
Menyukai ini:
Terkait