AG PADA TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA PASANGAN BARU DENGAN DEFISIENSI
PENGETAHUAN KELUARGA BERENCANA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBATUNG
KECAMATAN PULAU LAUT SIGAM
KABUPATEN KOTABARU
Disusun oleh :
NAMA : ROSARIA FITRIYANI, S.Kep
NIM : 1114901210380
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah........................................................................................ 4
1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.4. Tujuan ....................................................................................................... 4
1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................. 4
1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 4
1.5. Manfaat ..................................................................................................... 5
1.5.1. Manfaat Teoritis.............................................................................. 5
1.5.2. Manfaat Praktis ............................................................................... 5
ix
3.5. Pengumpulan Data..........................................................................................35
3.5.1. Wawancara............................................................................................35
3.5.2.Observasi Dan Pemeriksaan Fisik..........................................................35
3.5.3. Studi Dokumentasi.................................................................................36
3.5.4. Studi Kepustakaan.................................................................................36
3.6. Uji Keabsahan Data........................................................................................36
3.7. Analisa Data....................................................................................................37
3.7.1. Pengumpulan Data................................................................................38
3.7.2. Mereduksi Data.....................................................................................38
3.7.3. Penyajian Data......................................................................................38
3.7.4. Kesimpulan...........................................................................................38
BAB IV HASIL
4.1. Hasil................................................................................................................39
4.1.1. Gambaran Lokasi..................................................................................39
4.1.2. Pengkajian Keperawatan......................................................................39
4.1.3. Analisa Data.........................................................................................52
4.1.4. Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga...............................54
4.1.5. Prioritas Diagnosa Keperawatan..........................................................59
4.1.6. Intervensi Keperawatan........................................................................59
4.1.7. Implementasi Keperawatan..................................................................60
4.1.8. Evaluasi Keperawatan..........................................................................65
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengkajian Keperawatan................................................................................74
5.2. Diagnosa Keperawatan...................................................................................76
5.3. Intervensi Keperawatan..................................................................................78
5.4. Implementasi Keperawatan............................................................................80
5.5. Evaluasi Keperawatan....................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
pertemuan antara sel mani (Spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari
2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun
2014 yang sebesar 16,51%. Hal yang sama terjadi pada cakupan peserta KB
baru di Jawa Tengah sebesar 12,42%. Cakupan ini juga ikut menurun
1
2
pil sebesar 15,3%. Metode yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB
baru adalah Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,1%, kemudian Metode
Operasi Wanita (MOW) sebanyak 2,1% dan kondom 4,5%. (BKKBN, 2015)
kebutuhan keluarga berencana yang tidak atau belum terpenuhi (unmet need),
(BKKBN, 2010).
agar perilaku pasangan usia subur dapat berubah yaitu pasangan usia subur
kasus keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1. Bagi Perawat
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Pendidikan
Hasil dari penulisan ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi
TINJAUAN PUSTAKA
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
7
8
lesbian families).
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
diterima.
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
(single parent).
4. Fungsi ekonomi
ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah saat ini
dekade sebelumnya.
4. Perhatian kesehatan.
yang ditunjukkan atau dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satu
1. Pengkajian
a) Nama KK
b) Umur
c) Alamat
d) Pekerjaan KK
e) Pendidikan KK
f) Komposisi keluarga
g) Genogram
h) Tipe keluarga
i) Suku bangsa
j) Agama
penyakit.
e) Data Lingkungan
lingkungan masyarakat.
g) Fungsi keluarga
keluarga.
(3)Fungsi Reproduksi
masyarakat.
16
(4)Fungsi Ekonomi
alokasi efektifnya.
bulan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Problem
b. Etiologi
patofisiologis.
pengetahuan.
4. Menonjolnya masalah
Skala : 1
Masalah berat, harus segera ditangani 2
ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
masalah tidak dirasakan 0
19
5. Intervensi keperawatan
Intervensi :
kesehatannya
pilihan Intervensi :
keluarga
kebutuhan
pengetahuan.
metode kontrasepsi
bekerja
tepat
Intervensi :
kontrasepsi
22
metode tertentu.
seksual
menular seksual
Intervensi :
e) Kepanikan tidak
ada Intervensi :
kecemasan
prognosis
tepat
24
6. Implementasi keperawatan
Pada tahap ini, perawat sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu
7. Evaluasi keperawatan
(Setiadi, 2010).
mani (Spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari wanita sekitar
pertumbuhan penduduk.
kontrasepsi.
penjarangan kelahiran.
1. Dampak positif
2. Dampak negatif
dan mual
berikut :
efisien
kembang anak
2012), mencakup :
terpelihara.
anggota keluarga dan sosial setiap anggota keluarga dan bagi anak
menjadi 2 yaitu :
1. Metode sederhana
a. Tanpa alat :
b. Dengan alat :
2. Metode modern
Keluarga Berencana
1. Definisi KIE
Walyani, 2015).
2. Tujuan KIE
3. Definisi konseling
4. Tujuan konseling
manfaatnya.
metode kontrasepsi.
membantunya
masalah.
BAB III
METODE PENELITIAN
desain penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah studi
kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan
menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan
tempat serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu.
(Sujarweni, 2014). Studi kasus karya tulis ilmiah ini adalah studi untuk
33
34
dari pengkajian sampai evaluasi yang disusun secara naratif dan apabila
penulis.
ditunjukkan atau dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan
keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut
tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah saat ini membuat porsi
(Doengoes, 2010).
terjadinya pertemuan antara sel mani (Spermatozoa) dari pria dan sel telur
3.3 Partisipan
Lokasi dan waktu merupakan tempat atau lokasi kasus yang telah
dilakukan studi kasus (Notoatmojo, 2012). Lokasi studi kasus ini telah
3.5.1 Wawancara
memberikan hasil secara langsung. Hal ini digunakan untuk hal - hal
dari responden secara lebih mendalam. Kasus ini dilakukan pada klien,
untuk mencari perubahan hal - hal yang akan diteliti. Metode instrumen
disini adalah keadaan umum klien, Tanda Tanda Vital (TTV), kulit
tersebut dapat berupa gambar, tabel dan daftar pustaka. Kasus ini
konsep keluarga dan keluarga berencana dari tahun 2007 sampai tahun
2017.
sumber utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti yaitu, asuhan keperawatan keluarga Tn. Ah dan Tn. Ag
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
terstruktur).
3.7.4 Kesimpulan
HASIL
4.1 Hasil
4.1.2 Pengkajian
Tanggal pengkajian
1. Identitas Klien
Nama KK Tn Ah Tn Ag
Umur 38 Tahun 25 tahun
Alamat Rampa Lama. Rampa Lama
39
40
Aktivitas rekreasi Aktivitas rekreasi yang biasa Aktivitas rekreasi yang biasa
keluarga dilakukan keluarga Tn Ah dan dilakukan keluarga Tn Ag
Ny L adalah menonton TV di dan Ny L adalah menonton
rumah. TV di rumah.
Genogram
Klien 1
Tn. Ah Ny. L
Tn. Ag Ny. W
Klien 2
Keterangan :
/ : Sudah meninggal
: Laki – laki
Perempuan
: Klien
: Tinggal bersama
Riwayat keluarga inti Tn. Ah dan Ny. L Menurut Tn. Ag dan Ny.
mengatakan dalam W dalam keluarga mereka
keluarga mereka tidak tidak terdapat penyakit
terdapat penyakit menular. menular atau keturunan.
Biasanya Tn. Ah dan Ny. Dan juga tidak pernah
L bila sakit flu dan batuk mengalami penyakit yang
sering mengkonsumsi obat cukup serius hanya faktor
warung seperti Panadol, kelelahan saja
Puyer, Ultraflu dan
Paramex. Tn. Ah dan Ny.
L mengatakan apabila sakit
tidak pernah periksa ke
puskesmas. Tn Ah dan Ny.
L hanya mengandalkan
obat - obat dari warung.
3. Lingkungan
Sistem pendukung Keluarga Tn. Ah dan Ny. Keluarga Tn. Ag dan Ny.
keluarga L mengatakan selama W mengatakan selama
menjadi pasangan baru menjadi pasangan baru
belum pernah ada petugas belum pernah ada petugas
kesehatan yang kesehatan yang
memberikan penyuluhan memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang belum mengetahui tentang
KB selain itu keluarga Tn. KB selain itu keluarga Tn.
Ah dan Ny. L mengatakan Ag dan Ny. W mengatakan
belum memiliki fasilitas belum memiliki fasilitas
jaminan kesehatan yang jaminan kesehatan yang
dapat digunakan untuk dapat digunakan untuk
pengobatan dan perawatan pengobatan dan perawatan
di fasilitas kesehatan yang di fasilitas kesehatan yang
ada. Klien tidak ada. Klien tidak
mempunyai fasilitas mempunyai fasilitas
jaminan kesehatan karena jaminan kesehatan karena
klien mengatakan tidak klien mengatakan tidak
bisa dalam bisa dalam
menggunakannya. Saat menggunakannya. Saat
diwawancarai klien diwawancarai klien
tampak bingung tampak bingung
45
U
Luas 110 m2 - 140 m2
6 5
7
4
Keterangan
1 : Ruang tamu
2 : Kamar 1
3 : Kamar 3
4 : Kamar 2
5 : Kamar mandi
6 : Dapur
7 : Ruang makan
46
U
Luas 100 m - 120 m
2 2
6 7
5
3
Struktur nilai dan budaya Dalam keluarga Tn. Ah Dalam keluarga Tn. Ag dan
dan Ny. L menekankan Ny. W menekankan etika
etika dan sopan santun dan sopan santun dalam
dalam bergaul dengan bergaul dengan orang lain,
orang lain, saling saling menghormati dan
menghormati dan menghargai serta berani
menghargai serta berani karena benar
karena benar.
48
5. Fungsi keluarga
Fungsi reproduksi Saat ini Tn. Ah dan Ny. L Saat ini Tn. Ag dan Ny.W
tidak menggunakan alat tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena ingin kontrasepsi dan berencana
segera memiliki anak. Tn. ingin segera memiliki anak.
Ah dan Ny. L mengatakan Keluarga Tn. Ag
masih bingung harus mengatakan masih belum
menggunakan metode mengerti dalam menentukan
kontrasepsi yang mana. metode KB apa yang akan
Tn. Ah dan Ny. L masih diprogramkan. karena
bingung karena sebelumnya belum pernah
sebelumnya belum pernah ada petugas kesehatan yang
ada petugas kesehatan memberikan penyuluhan
yang memberikan tentang KB sehingga klien
penyuluhan tentang KB belum mengetahui tentang
sehingga klien belum KB.
mengetahui tentang KB
Kemampuan keluarga Tn. Ah dan Ny. L selalu Tn. Ag dan Ny. W selalu
berespon terhadap stresor berusaha belajar menjadi berusaha belajar jadi suami
dan situasi suami dan istri yang baik. dan istri yang baik. Selalu
Saling mendukung satu berusaha memenuhi
sama lainnya. kebutuhan mereka seperti
Memperhatikan, yang Tn. Ag dan Ny. W
menghormati dan inginkan.
menghargai satu sama lain
7. Harapan keluarga
8. Pemeriksaan fisik
terlihat berantakan
DS : Ketidakefektifan performa Tuntutan tinggi jadwal
Klien mengatakan jarang peran
mengikuti kegiatan
masyarakat karena
kesibukannya bekerja.
Klien (Ny. L) mengatakan
sebagai istri selain harus
menyiapkan keperluan
suaminya di rumah, Ny. L
juga merangkap mencari
nafkah di dalam
keluarganya.
DO :
Klien jarang mengikuti
kegiatan masyarakat. Klien
(Ny. L) Sebagai istri dan
sebagai karyawan swasta.
Klien 2
DS : Disfungsi proses keluarga Ketidakmampuan
Klien mengatakan karena beradaptasi dengan
masih pasangan baru perubahan peran
menikah. Klien belum
mengikuti kegiatan
lingkungan masyarakat
DO :
-
DS : Penurunan koping keluarga Krisis situasi yang dihadapi
Klien mengatakan ingin oleh individu
segera memiliki anak tetapi
hal ini belum sempat
mereka diskusikan
bersama karena suami
jarang di rumah dan ny. W
juga sibuk bekerja
DO :
Klien tampak antusias
dalam menceritakan
kesibukannya
DS : Defisiensi pengetahuan Kurang sumber pengetahuan
Keluarga Tn. Ag dan Ny. keluarga berencana
W mengatakan selama
menjadi pasangan baru
belum pernah ada petugas
kesehatan yang
memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang
KB selain itu keluarga Tn.
Ah dan Ny. W mengatakan
belum memiliki fasilitas
jaminan kesehatan yang
dapat digunakan untuk
pengobatan dan perawatan
di fasilitas kesehatan yang
ada. Klien tidak
mempunyai fasilitas
jaminan kesehatan karena
56
Klien 1
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
pemeliharaan tindakan tindakan saling percaya
kesehatan keperawatan keperawatan b. Identifiksi
berhubungan selama beberapa selama 3 hari kemampuan klien
dengan strategi hari diharapkan diharapkan dalam mengobati diri
koping tidak ketidakefektifan ketidakefektifan sendiri dengan cara
efektif pemeliharaan pemeliharaan yang tepat
kesehatan kesehatan c. Kaji ulang secara
berhubungan berhubungan berkala mengenai
dengan strategi dengan strategi jenis dan jumlah obat
koping tidak koping tidak yang dikonsumsi
efektif dapat efektif dapat d. Berikan informasi
teratasi dengan teratasi dengan untuk meningkatkan
kriteria hasil: kriteria hasil : pemahaman diri
a. Klien mampu a. Klien mampu mengenai pemberian
62
Klien 1
Hambatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
pemeliharaan tindakan tindakan saling percaya
rumah keperawatan keperawatan b. Identifikasi
berhubungan selama beberapa selama 3 hari kenyamanan
dengan kurang hari diharapkan diharapkan lingkungan
pengetahuan hambatan hambatan berdasarkan fungsi
tentang pemeliharaan pemeliharaan fisik dan kognitif
pemeliharaan rumah rumah klien
rumah berhubungan berhubungan c. Bantu ciptakan
dengan kurang dengan kurang lingkungan yang
pengetahuan pengetahuan tenang dan
tentang rumah tentang rumah mendukung
dapat teratasi dapat teratasi d. Bantu berikan
dengan kriteria dengan kriteria lingkungan yang
hasil : hasil : aman dan bersih
a. Lingkungan a. Klien mampu e. Anjurkan
klien damai menciptakan pencahayaan untuk
b. Klien mampu kebersihan memenuhi kebutuhan
mengontrol lingkungan dalam kegiatan klien
lingkungan b. Tidak ada yang
berserakan di
lantai
Klien 1
Ketidakefektifan Setelah dilakuan Setelah dilakuan a. Bina hubungan
performa peran tindakan tindakan saling percaya
berhubungan keperawatan keperawatan b. Identifikasi
dengan tuntutan selama beberapa selama 3 hari penyesuaian peran
tinggi jadwal hari diharapkan diharapkan klien terhadap
ketidakefektifan ketidakefektifan lingkungan
performa peran performa peran c. Berikan dukungan
berhubungan berhubungan kemampuan
dengan tuntutan dengan tuntutan mengatasi situasi
tinggi jadwal dapat tinggi jadwal secara berangsur -
teratasi dengan dapat teratasi angsur
kriteria hasil: dengan kriteria d. Berikan dukungan
a. Klien mampu hasil: dalam aktivitas -
menggunakan a. Klien mampu aktivitas sosial dan
strategi untuk mengenali komunitas agar bisa
menyeimbangk kebutuhan dilakukan
an aktivitas untuk e. Berikan dukungan
kerja dan peran menyeimbangk sikap terkait dengan
keluarga an aktivitas - harapan yang
b. Klien mampu aktivitas hidup realistis sebagai
mengorganisir b. Klien mampu upaya untuk
waktu dan memodifikasi mengatasi perasaan
energi untuk tanggung ketidakberdayaan
memenuhi jawab peran
63
Klien 2
Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubunga saling
pengetahuan tindakan tindakan percaya
keluarga keperawatan keperawatan b. Identifikasi
berencana selama beberapa selama 3 hari pengetahuan dan
berhubungan hari diharapkan diharapkan pemahaman klien
dengan kurang defisiensi defisiensi terhadap pilihan
sumber pengetahuan pengetahuan kontrasepsi
pengetahuan keluarga berencana berhubungan c. Diskusikan tentang
berhubungan dengan kurang metode - metode
dengan kurang sumber kontrasepsi termasuk
sumber pengetahuan dapat efektifitas efek
pengetahuan dapat teratasi dengan samping dan tanda
teratasi dengan kriteria hasil : dan gejala yang perlu
kriteria hasil : a. Klien dilaporkan ke
a. Klien mengetahui petugas kesehatan
mengetahui pengaruh nilai d. Tentukan
penggunaan - nilai dalam kemampuan dan
kontrasepsi pemilihan motivasi klien dalam
pilihan yang metode menggunakan
tepat kontrasepsi metode kontrasepsi
b. Klien b. Klien
mengetahui mengetahui
kontrasepsi efektifitas
yang dipilih metode
bekerja kontrasepsi
pilihan
Klien 2
Disfungsi proses Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
keluarga tindakan tindakan saling percaya
berhubungan keperawatan keperawatan b. Identifikasi
dengan selama beberapa selama 3 hari kemampuan adaptasi
ketidakmampuan hari diharapkan diharapkan perubahan peran
beradaptasi disfungsi proses disfungsi proses klien
dengan perubahan keluarga keluarga c. Berikan dukungan
peran berhubumgan berhubungan dalam
dengan dengan mengembangkan
ketidakmampuan ketidakmampuan suatu hubungan
beradaptasi dengan beradaptasi d. Bantu berikan model
perubahan peran dengan perubahan peran terhadap
dapat teratasi peran dapat perilaku - perilaku
dengan kriteria teratasi dengan baru dengan cara
hasil: kriteria hasil: yang tepat
a. Klien mampu a. Klien mampu e. Ajarkan perilaku -
berpartisipasi berinteraksi perilaku baru yang
dalam aktivitas dengan diperlukan untuk
b. Klien mampu tetangga memenuhi perannya
berpartisipasi b. Klien mampu
dengan orang berinteraksi
lain dengan
anggota
keluarga
c. Klien mampu
berinteraksi
dengan
anggota
64
kelompok
kerja
Klien 2
Hambatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
pemeliharaan tindakan tindakan saling percaya
rumah keperawatan keperawatan b. Identifikasi
berhubungan selama beberapa selama 3 hari kenyamanan
dengan kurang hari diharapkan diharapkan lingkungan
pengetahuan hambatan hambatan berdasarkan fungsi
tentang pemeliharaan pemeliharaan fisik dan kognitif
pemeliharaan rumah rumah klien
rumah berhubungan berhubungan c. Bantu ciptakan
dengan kurang dengan kurang lingkungan yang
pengetahuan pengetahuan tenang dan
tentang rumah tentang rumah mendukung
dapat teratasi dapat teratasi d. Bantu berikan
dengan kriteria dengan kriteria lingkungan yang
hasil : hasil : aman dan bersih
a. Lingkungan a. Klien mampu e. Anjurkan
klien damai menciptakan pencahayaan untuk
b. Klien mampu kebersihan memenuhi kebutuhan
mengontrol lingkungan dalam kegiatan klien
lingkungan b. Tidak ada yang
berserakan di
lantai
Klien 2
Penurunan koping Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
keluarga tindakan tindakan saling percaya
berhubungan keperawatan keperawatan b. Identifikasi
dengan krisis selama beberapa selama 3 hari penyesuaian peran
situasi yang hari diharapkan diharapkan klien terhadap
dihadapi oleh penurunan koping penurunan koping lingkungan
individu keluarga keluarga c. Berikan dukungan
berhubungan berhubungan kemampuan
dengan krisis dengan krisis mengatasi situasi
situasi yang situasi yang secara berangsur -
dihadapi oleh dihadapi oleh angsur
individu dapat individu dapat d. Berikan dukungan
teratasi dengan teratasi dengan dalam aktivitas -
kriteria hasil : kriteria hasil : aktivitas sosial dan
a. Klien mampu a. Klien mampu komunitas agar bisa
menggunakan mengenali dilakukan
strategi untuk kebutuhan e. Berikan dukungan
menyeimbangk untuk sikap terkait dengan
an aktivitas menyeimbang harapan yang
kerja dan peran kan aktivitas - realistis sebagai upa
keluarga aktivitas hidup ya untuk mengatasi
b. Klien mampu b. Klien mampu perasaan
menggunakan mencari ketidakberdayaan
strategi untuk informasi
beradaptasi tentang
terhadap strategi untuk
tanggung jawab aktivitas hidup
peran ganda yang
seimbang.
65
lingkungan lingkungan
Ketidakefektif 1040 Mengidentifikas 11.00 Memberikan 10.20 Mendiskusika
an performa i penyesuaian dukungan n kembali
peran peran klien dalam dalam
berhubungan terhadap aktivitas - pemberian
dengan lngkungan aktivitas sosial dukungan
tuntutan tinggi 10.50 Memberikan dan komunitas aktivitas -
jadwal dukungan dalam agar bisa aktivitas sosial
mengatasi stuasi dilakukan dan komunitas
yang sedang agar bisa
dialami dilakukan.
Klien 1
Defisiensi S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S : Klien
pengetahuan selama menjadi mulai mengerti mengatakan
keluarga berencana pasangan baru tentang metode mengerti tentang
berhubungan belum pernah ada KB metode KB yang
dengan kurang petugas kesehatan O : Klien tampak akan
sumber yang memberikan antusias dalam diprogramkan
pengetahuan penyuluhan KB mendiskusikan O : Klien tampak
O : Klien tampak metode program antusias dalam
belum mengetahui KB mendiskusikan
metode KB apa A : Masalah belum metode program
yang cocok untuk teratasi KB
diprogramkan P : Lanjutkan A : Masalah teratasi
68
c. Ajarkan perannya
perilaku -
perilaku baru
yang
diperlukan
untuk
memenuhi
perannya
PEMBAHASAN
- Opini).
5.1 Pengkajian
saat ini didapatkan bahwa keluarga Tn. Ah sebagai suami dan Ny. L sebagai
istri, kemudian keluarga Tn. Ag sebagai suami dan Ny. W sebagai istri, selain
itu keluarga Tn. Ah dan Tn. Ag belum memiliki anak. Hal ini didukung oleh
74
75
membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru, dengan tugas
keluarga Tn. Ah dan Ny. L selama menjadi pasangan baru belum pernah ada
selain itu pada keluarga Tn. Ag dan Ny. W sebagai pasangan baru memiliki
masalah yang sama dengan keluarga Tn. Ah pada sistem pendukung keluarga
saat ini selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas kesehatan
tentang KB selain itu keluarga Tn. Ah dan Ny. L mengatakan belum memiliki
perawatan di fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini didukung oleh teori
yang menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga
dan Ny. L tidak menggunakan alat kontrasepsi karena ingin segera memiliki
metode kontrasepsi yang mana. Tn. Ah dan Ny. L masih bingung memilih
jangka panjang atau jangka pendeknya, sedangkan keluarga Tn. Ag dan Ny.
metode KB apa yang akan diprogramkan. Hal ini didukung oleh teori
reproduksi keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag sesuai dengan hasil saat
dilakukan pengkajian.
diagnosa yang terdiri dari tiga komponen yaitu masalah, etiologi serta tanda
(Herdman, 2015).
pengkajian pada keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag berdasarkan data fokus
klien mengatakan selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas
pengetahuan
Ah dan keluarga Tn. Ag karena penulis lebih menekankan pada aspek yang
78
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keluarga Tn. Ah dan
keluarga Tn. Ag ketika dikaji Keluarga Tn. A dan Ny. L mengatakan selama
tentang KB selain itu keluarga Tn. A dan Ny. L mengatakan belum memiliki
kontrasepsi pilihan.
berencana pada keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag diatas maka penulis
merupakan suatu langkah awal untuk membina suatu hubungan kepada klien
pengetahuan klien terkait suatu hal yang menjadi topik pembahasan. Ketiga
atau pasangan usia subur. Keempat tentukan kemampuan dan motivasi klien
kasus ini sesuai dengan teori dan keadaan klien. Selain itu, penyusunan
pengetahuan pada keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag karena penulis lebih
menekankan pada aspek yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Implementasi dalam kasus ini sesuai dengan teori dan keadaan klien.
Tn. Ag karena penulis lebih menekankan pada aspek yang sesuai dengan
pertama pada keluarga Tn. Ah, Senin,11 Juli 2022 dimulai pukul 09.00 WIB
hari Sabtu,18 Juli 2022 dimulai pukul 09.30 yaitu memonitor kemampuan
2022 dimulai pukul 11.00 yaitu membina hubungan saling percaya dan
hari Sabtu, 18 Juli 2022 dimulai pukul 10.30 yaitu memonitor kemampuan
PKB adalah tenaga kesehatan yang meliputi : dokter, bidan, perawat dan
perilaku pasangan usia subur dapat berubah yaitu pasangan usia subur
keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag ketika dikaji Keluarga Tn. A dan Ny. L
pada keluarga Tn. Ah, Senin,11 Juli 2022 adalah data subyektif : klien
Evaluasi pada hari Rabu, 13 Juli 2022 yaitu data subyektif : klien
mengatakan mulai mengerti tentang metode KB. Data obyektif : klien tampak
84
Evaluasi pada hari Sabtu,18 Juli 2022 yaitu data subyektif : klien
Evaluasi pada keluarga Tn. Ag, pada hari Senin, 29 Mei 2017 data
bingung dalam menentukan metode yang cocok untuk mengikuti KB. Data
Evaluasi hari Kamis, Sabtu,18 Juli 2022 yaitu, data subyektif : klien
yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari adalah data subyektif
Berencana terhadap keluarga Tn. Ah dan keluarga Tn. Ag di Desa Rampa Lama
secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
6.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
komprehensif dan diperoleh hasil yaitu pada keluarga Tn. Ah dan keluarga
ada.
2. Diagnosa Keperawatan
86
87
3. Rencana Keperawatan
yaitu, yang pertama adalah bina hubungan saling percaya. Bina hubungan
hubungan kepada klien dengan saling mempercayai satu sama lain. Kedua
untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien terkait suatu hal yang menjadi
termasuk efektifitas samping dan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan
4. Tindakan Keperawatan
samping dan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan ke petugas kesehatan,
metode kontrasepsi
5. Evaluasi Keperawatan
6.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Biran, Affandi, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Jakarta.
Doengoes, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori Dan
Praktik. Jakarta : EGC.
Suarmini, Wayan, dkk. 2016. Karakter Anak Dalam Keluarga Sebagai Ketahanan
Sosial Humaniora, Vol.9 No.1.
Taufik & Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik & Konseling Dalam Praktik
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Keluarga
2022
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
pasangan baru dapat mengerti apa itu keluarga berencana, dan macam-macam alat
2. Tujuan Khusus
a. Semua pasangan baru dapat mengerti apa manfaat melakukan keluarga berencana.
kehidupan sehari-hari.
B. Sub Materi
C. Metode Kontrasepsi
1. Leaflet
E. Acara Penyuluhan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
c. Keluarga Tn.Ah dan Ny. L mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
meja
Keterangan
: Penyaji
: Fasilitator
: Peserta
MATERI
Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
1. Tujuan umum
a. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
2. Tujuan khusus
a. Pengaturan kelahiran
e. Menjarangkan kehamilan
pertumbuhan penduduk.
Menurut Arum & Sujiyatini (2011), sasaran program KB adalah sebagai berikut :
6. Meningkatkan jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam
kesehatan reproduksi
1. Kontrasepsi Oral
2. Kontrasepsi Implan
Kontrasepsi implan hanya perlu Menstruasi tidak teratur selama Wanita yang berusia diatas 35
dipasang 1 kali untuk beberapa tahun pertama tahun dan perokok tidak
pemakaian selama 3 tahun pemakaian dan penambahan dianjurkan menggunakan
berat badan kontrasepsi implan
Wanita memasukkan cincin Mual, perut kembung, retensi Cincin vagina dapat keluar
setiap 3 minggu sekali cairan, peningkatan tekanan dengan sendirinya. Apabila
kemudian selama 1 minggu darah, nyeri payudara, migrain, cincin dimasukkan kembali
cincin vagina dilepaskan. Cincin sakit kepala, pertambahan berat dalam waktu kurang dari 3 jam
yang baru digunakan untuk badan, jerawat dan gelisah (setelah keluar dengan tidak
pemakaian 1 bulan namun jarang ditemukannya sengaja) maka metode
adanya perdarahan yang tidak kontrasepsi
teratur,
Diafragma dapat Reaksi alergi dan iritasi saluran Setelah dipasang krim atau gel
digunakan oleh wanita kemih tambahan perlu dimasukkan
seelum melakukan sebelum melakukan senggama
hubungan seksual.
Kemudian dibiarkan
selama 24 jam. Khusus
penempatan ukuran
6. Kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)
IUD hanya perlu dipasang Perdarahan dan rasa nyeri Kendalanya IUD dapat terlepas
setiap 5 - 10 tahun sekali,
tergantung dari tipe yang
digunakan. Alat tersebut
harus dipasang atau
dilepas oleh dokter
Pria menarik keluar Tidak ada Metode ini tidak dapat diandalkan
penisnya dari vagina karena sperma bisa saja keluar
sebelum enjakulasi sebelum terjadi enjakulasi
Dapat mencegah Tidak ada efek samping jangka Harus dengan pembedahan oleh
kehamilan 99%, permanen panjang dan tidak mengganggu dokter dan jangan dilakukan
dan efektif senggama apabila menderita kencing manis
atau peradangan di area kemaluan
1. Status Kesehatan. Riwayat kehamilan, berat badan, obat yang sedang dikonsumsi,
kontrasepsi
3. Gaya Hidup. Bisakah anda selalu ingat untuk kontrol setiap jangka waktu yang
telah ditentukan?
4. Keinginan Untuk Memiliki Anak. Apakah anda berencana untuk memiliki anak?,
dan apakah ada metode yang lebih murah atau dicakup oleh polis asuransi kesehatan
anda?
bagi ibu yang menyusui. Namun beberapa metode kontrasepsi lainnya aman untuk
ibu menyusui dan tidak akan mempengaruhi kualitas ASI. Diantaranya adalah
kontrasepsi suntikan?. Bagaimana jika hal itu berarti anda harus mengingat – ngingat
Anggraeni & Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohma Press.
Arum & Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan Keluarga Berencana Terkini.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.
Soleha, Siti. 2016. Studi Tentang Dampak. Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penanam Paser Utara. Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4 No. 1.
Taufik & Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik & Konseling Dalam Praktik Kebidanan
Jakarta : Salemba Medika.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Keluarga
2022
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
pasangan baru dapat mengerti apa itu keluarga berencana, dan macam-macam alat
2. Tujuan Khusus
a. Semua pasangan baru dapat mengerti apa manfaat melakukan keluarga berencana.
kehidupan sehari-hari.
B. Sub Materi
C. Metode Kontrasepsi
1. Leaflet
E. Acara Penyuluhan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
secara benar
3. Evaluasi Hasil
meja
Keterangan
: Penyaji
: Fasilitator
: Peserta
MATERI
Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
1. Tujuan umum
a. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
2. Tujuan khusus
a. Pengaturan kelahiran
e. Menjarangkan kehamilan
pertumbuhan penduduk.
Menurut Arum & Sujiyatini (2011), sasaran program KB adalah sebagai berikut :
6. Meningkatkan jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam
kesehatan reproduksi
1. Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi implan hanya perlu Menstruasi tidak teratur selama Wanita yang berusia diatas 35
dipasang 1 kali untuk beberapa tahun pertama tahun dan perokok tidak
pemakaian selama 3 tahun pemakaian dan penambahan dianjurkan menggunakan
berat badan kontrasepsi implan
Wanita memasukkan cincin Mual, perut kembung, retensi Cincin vagina dapat keluar
setiap 3 minggu sekali cairan, peningkatan tekanan dengan sendirinya. Apabila
kemudian selama 1 minggu darah, nyeri payudara, migrain, cincin dimasukkan kembali
cincin vagina dilepaskan. Cincin sakit kepala, pertambahan berat dalam waktu kurang dari 3 jam
yang baru digunakan untuk badan, jerawat dan gelisah (setelah keluar dengan tidak
pemakaian 1 bulan namun jarang ditemukannya sengaja) maka metode
adanya perdarahan yang tidak kontrasepsi
teratur,
Diafragma dapat Reaksi alergi dan iritasi saluran Setelah dipasang krim atau gel
digunakan oleh wanita kemih tambahan perlu dimasukkan
seelum melakukan sebelum melakukan senggama
hubungan seksual.
Kemudian dibiarkan
selama 24 jam. Khusus
penempatan ukuran
6. Kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)
IUD hanya perlu dipasang Perdarahan dan rasa nyeri Kendalanya IUD dapat terlepas
setiap 5 - 10 tahun sekali,
tergantung dari tipe yang
digunakan. Alat tersebut
harus dipasang atau
dilepas oleh dokter
Pria menarik keluar Tidak ada Metode ini tidak dapat diandalkan
penisnya dari vagina karena sperma bisa saja keluar
sebelum enjakulasi sebelum terjadi enjakulasi
Dapat mencegah Tidak ada efek samping jangka Harus dengan pembedahan oleh
kehamilan 99%, permanen panjang dan tidak mengganggu dokter dan jangan dilakukan
dan efektif senggama apabila menderita kencing manis
atau peradangan di area kemaluan
1. Status Kesehatan. Riwayat kehamilan, berat badan, obat yang sedang dikonsumsi,
kontrasepsi
2. Menstruasi. Apakah siklus menstruasi anda teratur?. Apakah anda mengalami banyak
3. Gaya Hidup. Bisakah anda selalu ingat untuk kontrol setiap jangka waktu yang
telah ditentukan?
4. Keinginan Untuk Memiliki Anak. Apakah anda berencana untuk memiliki anak?,
dan apakah ada metode yang lebih murah atau dicakup oleh polis asuransi kesehatan
anda?
bagi ibu yang menyusui. Namun beberapa metode kontrasepsi lainnya aman untuk
ibu menyusui dan tidak akan mempengaruhi kualitas ASI. Diantaranya adalah
kontrasepsi suntikan?. Bagaimana jika hal itu berarti anda harus mengingat – ngingat
Anggraeni & Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohma Press.
Arum & Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan Keluarga Berencana Terkini.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.
Soleha, Siti. 2016. Studi Tentang Dampak. Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penanam Paser Utara. Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4 No. 1.
Taufik & Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
KELUARGA
BERENCANA
1 pertumbuhan penduduk.
3
SASARAN
Menurunkan rata - rata laju pertumbuhan penduduk secara
nasional
• Status Kesehatan. Riwayat kehamilan, berat badan, obat yang sedang dikonsumsi,
1 kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi keamanan dan keefektifan kontrasepsi
• Menstruasi. Apakah siklus menstruasi anda teratur?. Apakah anda mengalami banyak
2 kram dan perdarahan menstruasi?
• Gaya Hidup. Bisakah anda selalu ingat untuk kontrol setiap jangka waktu yang telah
3 ditentukan?
• Keinginan Untuk Memiliki Anak. Apakah anda berencana untuk memiliki anak?,
4 misalnya dalam satu sampai lima tahun yang akan datang?
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN?
• Menganggu Aktivitas Seksual. Apakah anda merasa nyaman dengan kontrasepsi yang
5 mengharuskan anda untuk menunda kehamilan?
• Ketersediaan dan Biaya. Pertimbangkan berapa anggaran anda untuk kontrasepsi dan
6 apakah ada metode yang lebih murah atau dicakup oleh polis asuransi kesehatan anda?
Pendahuluan
Latar Belakang
Masalah kependudukan yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia pada umumnya yakni jumlah penduduk yang
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman. Email: nissaniss18@gmail.com
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
besar, pertumbuhan yang tinggi, persebaran tidak merata, dan kualitas rendah.
Untuk mengatasi masalah perkembangan bidang kependudukan, perlu adanya
suatu peraturan dan kebijakan pemerintah. Agar pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan baik harus diimbangi
dengan peraturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui keberhasilan program
keluarga berencana yang harus dilaksanakan, karena jika program tersebut tidak
terlaksana dengan baik akan mengakibatkan laju penduduk yang tidak
seimbang.
Permasalahan sangat kompleks dan berkaitan satu sama lain sehingga
mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak seimbang, permasalahan
tersebut terurai seperti di suatu daerah dan kota-kota besar, umumnya masih
sangat banyak masyarakat yang kurang memahami penting program Keluarga
Berencana Nasional. Jika ditelaah secara lebih mendalam permasalahan
kependudukan di suatu daerah dapat terurai seperti, ketika penduduknya
semakin banyak karena tingkat pendudukan yang semakin tinggi dan rendahnya
kesadaran masyarakat akan Program KB, daerah tersebut akan mengalami
sebuah kondisi di mana penduduk akan sangat padat, ketika penduduk sangat
padat dan tidak diimbangi dengan aspek mobilitas yang baik misalnya seperti
aspek kesehatan, aspek ekonomi dan bahkan lapangan kerja yang terbatas
tentunya akan mengakibatkan kemiskinan dan bahkan lebih dari itu masyarakat
akan hidup dengan kondisi yang tidak kondusif kedepannya.
Salah satu program BKKBN dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
berpartisipasi dalam Keluarga Berencana adalah melalui Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) yang terdapat di Kelurahan. PKB berperan penting sebagai
pengelola, penggerak, memberdayakan serta memberikan pendekatan kepada
masyarakat dan seluruh pihak-pihak yang ikut ambil dalam pelaksanaan
program KB. Dalam praktiknya PKB menemukan banyak permasalahan di
lingkungan masyarakat. Permasalahan umum yang sering dijumpai adalah
kurangnya pemahaman masyarakat tentang program KB dengan baik.
Di Kelurahan Sungai Dama masih sering dijumpai keluarga yang memiliki
anak lebih dari dua, hal ini sangat bertolak belakang dengan visi yang diusung
oleh Pemerintah dalam Program Keluarga Berencana Nasional yaitu “dua anak
cukup”.
Peningkatan partisipasi masyarakat untuk mengikuti Program KB Nasional
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Kelurahan Sungai Dama
Kecamatan Samarinda Ilir ini tentu tidak terlepas dari peran Penyuluh Keluarga
Berencana dalam memberikan advokasi ke pemerintah Kecamatan dan KIE ke
masyarakat tersebut. PKB adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan
Keluarga Berencana Nasional. Berdasarkan uraian di atas, skripsi ini akan
membahas Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Dalam Pengendalian
Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sungai Dama Kecamatan Samarinda Ilir.
4870
Peran Penyuluh Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
(Annisa)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sungai Dama
Kecamatan Samarinda Ilir?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat Peran Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) Dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Kelurahan Sungai Dama Kecamatan Samarinda Ilir?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis Peran Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) Dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Kelurahan Sungai Dama Kecamatan Samarinda Ilir.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat
Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Dalam Pengendalian
Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sungai Dama Kecamatan Samarinda
Ilir.
Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat jadi proses pembelajaran
dan berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan informasi
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi masukkan bagi
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam meningkatkan peserta
KB-baru.
Teori dan
Konsep
Pengertian Peran
Peranan di defenisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan
masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut
sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah
kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh
orang karena menduduki status-status sosial khusus (Merton dalam Raho,
2007:67). Sedangkan pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2013:243)
merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki seseorang,
sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki
seseorang apabila orang tersebut melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Soerjono
Soekanto menyatakan bahwa syarat-syarat peran mencakup tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perilaku yang dapat dilaksanakan oleh
individu- individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
4871
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Tugas PKB
1. Perencanaan PKB/PLKB dalam bidang perencanaan bertugas meliputi
penguasaan potensi wilayah kerja sejak pengumpulan data, analisa
penentuan masalah prioritas, penyusunan rencana kerja dan memfasilitasi
penyusunan jadwal kegiatan tingkat RT, RW dan Desa/Kelurahan.
2. Pengorganisasian Tugas PLKB di bidang pengorganisasian meliputi
memperluas pengetahuan dan wawasan program, rekruitmen kader,
mengembangkan kemampuan dan memerankan kader/IMP dan mitra kerja
lainnya dalam program KB Nasional. Bila di wilayah kerjanya tidak ada
kader, PLKB/PKB diharapkan dapat membentuk kader, memberikan
pelatihan/orientasi untuk meningkatkan pengetahuna dan ketrampilan
kader, memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada
kader untuk berperan sampai dengan pengembangan kemitraan dan jaringan
kerja dengan berbagai instansi dan yang ada.
3. Pelaksana dan Pengelola Tugas PLKB/PKB sebagai pelaksana dan
pengelola melakukan berbagai kegiatan mulai penyiapan IMP dan mitra
kerja lainnya dalam melaksanakan program, memfasilitasi peran IMP dan
mitra lainnya penyiapan dukungan untuk terselenggaranya program KB
Nasional di desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling maupun
pemberian pelayanan program KB (KB-KR) dan program KS-PK.
4. Evaluasi dan Pelaporan Tugas PLKB/PKB dalam evaluasi dan pelaporan
progam KB Nasional sesuai dengan sistem pelaporan yng telah ditentukan
secara berkala.
Keluarga Berencana
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam pasal 1 disebutkan
bahwa keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengatur kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (Hartanto, 2004:27).
4873
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
kesehatan reproduksi.
b. Peningkatan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja
tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat
kesehatan reproduksiya dalam rangka menyiapakan kehidupan berkeluarga
untuk mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.
c. Peningkatan kesejahteraan dan ketahanan keluarga dengan memperhatikan
kelompok usia penduduk berdasarkan siklus hidup yaitu mulai dari janin
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia. Dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas.
d. Pembinaan kemandirian dan peningkatan cangkupan dan mutu pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi, serta ketahanan dan pemberdayaan keluarga,
terutama yang diselenggarakan oleh instusi masyarakat di daerah perkotaan
dan pedesaan
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah/ukuran (size)
penduduk yang terjadi akibat berlangsungnya peristiwa kependudukan, yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi. Untuk tingkat global (dunia), pertumbuhan
penduduk hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian. Pertumbuhan
penduduk yang disebabkan oleh dua peristiwa kependudukan tersebut dikenal
dengan pertumbuhan penduduk alami. Pada lingkup yang lebih kecil, misalnya
ditingkat negara, pertumbuhan penduduk dipengaruhi pula oleh imigrasi
penduduk ke dan keluar dari suatu negara (Noveria Mita, 2011:5).
Disebutkan pula pada Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009 bahwa
dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk
pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan sehingga penduduk
menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan
nasional, serta mampu bersaing dengan bangsa lain, dan dapat menikmati hasil
pembangunan secara adil dan merata.
Dinamika Kependudukan
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu
daerah tertentu dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk akan selalu
dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau
migrasi baik perpindahan keluar maupun ke dalam. Pertumbuhan penduduk
adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu
ke waktu.
Hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan
adalah:
1. Indikator
a. Jumlah penduduk
4874
Peran Penyuluh Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk (Annisa)
Pengertian Penduduk
Pengertian penduduk menurut beberapa para ahli adalah penduduk
adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut (Srijanti dan A.
Rahman). Pengertian penduduk lainnya dikemukakan pula oleh pakar lainnya
penduduk adalah orang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu (Jonny
Purba).
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional merupakan tahapan untuk memberi batasan
pengertian suatu istilah yang diperlukan dalam penelitian atau merupakan suatu
unsur pokok dari suatu penelitian. Maka definisi konsepsional dalam penelitian
ini adalah peran penyuluh keluarga berencana dalam pengendalian pertumbuhan
penduduk yang dilakukan melalui pelaksanaan, partisipasi, dan pemberdayaan
masyarakat guna penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat untuk merencanakan kehidupan berkeluarga dengan
baik sehingga dapat mencapai keluarga yang berkualitas serta meningkatkan
upaya kesejahteraan untuk mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang
deskripsi atau suatu keadaan secara subyektif atau obyektif penelitian seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana mestinya.
Fokus Penelitian
1. Peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana Dalam Menekan
Pertumbuhan Penduduk dalam indikator:
4875
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
Hasil Penelitian
Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam Pengendalian
Pertumbuhan Penduduk
Peran Petugas Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk adalah sebagai penghubung dalam menangani permasalahan yang ada
saat ini yaitu pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Penyuluh
Keluarga Berencana juga berperan penting dalam pengendalian pertumbuhan
penduduk dengan memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang
Keluarga Berencana. Penyuluh KB merupakan salah satu komponen dalam
upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, juga sebagai
indikator kemajuan yang telah dicapai oleh suatu daerah.
Pengelola Pelaksana Program KB
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera membahas tentang
Program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. KB juga berarti suatu tindakan perencanaan
pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur
interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuan.
Perencanaan keluarga merujuk kepada penggunaan metode-metode kontrasepsi
oleh suami istri atas persetujuan bersama, untuk mengatur kesuburan mereka
dengan tujuan untuk menghindari beban ekonomi.
Pelaksanaan program KB ditujukan untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk, berdasarkan hasil wawancara yang mengatakan bahwa pelaksanaan
program KB dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik dilihat dari peran serta
para kader dan lapisan masyarakat yang terlibat program KB sehingga dapat
membantu dalam penambahan akseptor KB baru. Namun masih ada sebagian
masyarakat yang kurang mengetahui tentang pentingnya KB dan masalah
anggaran dana dari pemerintah sehingga menyebabkan terhambatnya program
KB.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa peran penyuluh KB
dalam pengelola pelaksanaan program KB, berjalan dengan baik karena peran
masyarakat yang turut membantu dalam pelaksanaa program tersebut.
4877
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
Kesimpulan
1. Pengelola pelaksanaan kegiatan program KB, penyuluh KB masih kurang
dalam pelaksanaannya dilihat dari pertumbuhan penduduk yang meningkat
setiap tahun terutama yang disebabkan oleh kelahiran bayi.
4879
eJournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4869-4881
Daftar Pustaka
Chilcote, Ronald H, 2004. Teori Perbandingan Politik, Jakarta; PT.
RajaGrafindo Persada
FEUI, Demografi Lembaga, 2007. Dasar-Dasar Demografi, Jakarta; Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Hadari, Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press
Handayani, Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta; Pustaka Rihama
Hartanto, Hanafi, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta;
Pustaka Sinar Harapan
4880
Peran Penyuluh Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk (Annisa)
Dokumen-Dokumen:
2014, Peraturan Pemerintah RI Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan
Sistem Informasi Keluarga
2010, Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
2009, Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
1992, Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
4881