Anda di halaman 1dari 2

HEPATITIS PADA ANAK

Hepatitis merupakan proses inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang dapat disebabkan
oleh infeksi, obat - obatan, gangguan metabolik maupun autoimun. Infeksi yang disebabkan
birus,bakteri, maupun parasis merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut. Hepatitis virus
merupakan penyebab terbanyak infeksi yang terdiri dari 6 jenis hepototropik yaitu virus hepatitis
A, B, C, D, E, dan G. Semuanya memberikan gambaran klinis yang hampir sama, bervariasi
mulai dari asimptomatis, bentuk klasik, sampai hepatitis fulminan yang dapat menyebabkan
kematian. Kecuali viru shepatitis G yang memberikan gejala sangat ringan, semua infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis dapat berlanjut dalam bentuk subklinis atau penyakit hati yang
progresif dengan komplikasi sirosis atau timbulnya karsinoma hepatoseluler. Virus hepatitis
A,C,D,E dan G adalah virus RNA sedangkan virus hepatitis B adalah virus DNA. Virus hepatitis
A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis sedangkan virus hepatitis B,C, dan D menyebabkan
infeksi kronis.1,6,7

I. HEPATITIS A

Hepatitis A merupakan penyakit self limiting disease dan memberikan kekebalan seumur
hidup. Virus hepatitis A menyebar secara fecal-oral, terkontaminasisaat memakan sesuatu
yang telah terkontaminasi oleh kotoran orang yang terinfeksi virus ini. Virus Hepatitis A lebih
mudah menyebar di area yang kebersihannya kurang terjaga.1,2

Hepatitis Virus A (HAV) adalah noneveloped virus berukuran 27nm dan merupakan RNA
virus rantai tunggal, dari famili picornavirus, terdiri dari satu serotipe, tiga atau lebih genotipe,
bereplikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi. Kerusakan hepar yang terjadi disebabkan
karena mekanisme imun yang diperantaisel-T.1

I.1. Patogenesis

Virus masuk ke saluran pencernaan, kemudian masuk ke aliran darah menuju hati melalui
vena porta, lalu menginvasi ke hepatosit, dan bereplikasi sehingga menyebabkan sel hepatosit
menjadi rusak. Setelah itu virus keluar dan masuk ke ductus biliaris yang akan dieksresikan
bersama feses. Hepatosit yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang ditandai
dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang akan menekan ductus biliaris
sehingga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan ekskresi bilirubin ke
usus. Keadaan ini menimbulkan ketidak seimbangan antara uptake dan eksresi bilirubin dari
sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direct) akan terus
menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan refluks ke pembuluh darah dan
dieksresikan juga melalui urine. Sehingga akan bermanifestasi kuning (ikterus) pada sklera,
kulit dan BAK berwarna teh pekat .1
. DAFTAR PUSTAKA

1. Arief, Samsul. Hepatitis Virus. Dalam : Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi Anak.


Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020: 265-293.
2. Crawford J, Liu C. Robbins and Cotran. Pathologic Basis of Disease. Edisi ke 8.
Saunders Elseifer, Philadelphia; 2010.h.444-50
3. Ranuh G, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko.
Pedoman I munisasi di Indonesia. Edisi ke 5.Jakarta : Badan Penerbit IDAI ;2014.h.247-
53,335-40.
4. Djer M,Sekartini R,Handryastuti RAS, Hidayati EL, Juniar I. Current evidence in
pediatric practices. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM; 2014.
H.12-13.
5. Wedemeyer H, Manns MP. Epidemiology, pathogenesis and management of hepatitis D
: update and challenges a head . Ed.7.Vol. 1. Nature Reviews Gastroenterology &
Hepatology; 2010. P. 31-40.
6. Jurnalis, Yusri Dianne; Sayoeti, Yorva; Russelly, Adria. Hepatitis C pada Anak. Jurnal
Kesehatan Andalas, 2014, 3.2.
7. Chang, Mei‐Hwei. Chronic hepatitis virus infection in children. Journal of
gastroenterology and hepatology, 2008, 13.5: 5

Anda mungkin juga menyukai