Anda di halaman 1dari 3

TEKS EKSPLANASI

NAMA : NINDYA RIZKA YUNIAR


KELAS : XI MIPA 7
NO. ABSEN : 25
GENDANG BELEQ

Gendang Beleq merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah sangat lama
berkembang dan dikenal dengan baik oleh masyarakat suku Sasak. Gendang beleq merupakan
alat tabuh atau gendang besar yang saat ini sering kita temukan sebagai alat kesenian daerah
Gumi Sasak. Dengan perkembangan yang sangat pesat pada akhir-akhir ini, kesenian tradisional
Gendang Beleq telah tumbuh kembali menjadi kesenian yang sangat populer pada seluruh
lapisan masyarakat suku Sasak.

Nama kesenian Gendang Beleq diambil dari salah satu alat musik yang digunakan yaitu dua
buah gendang berukuran besar dan panjang. Bentuk kesenian tradisional Gendang Beleq yang
kita temukan dewasa ini merupakan perkembangan bentuk karena pengaruh kesenian Bali yaitu
tawaq-tawaq. Perubahan bentuk kesenian ini pertama kali terjadi sekitar tahun 1800 M, ketika
Anak Agung Gede Ngurang Karang Asem memerintah di gumi Sasak.

Sebelumnya, kesenian Gendang Beleq hanya terdiri atas sebuah Jidur (gendang besar yang
berbentuk beduq), sebuah gong dan sebuah suling. Demikian besar pengaruh kebudayaan Bali
pada waktu itu, sehingga peralatan kesenian ini berkembang sesuai dengan alat yang digunakan
pada kesenian tawaq-tawaq. Akan tetapi, agar tidak meninggalkan nilai-nilai Islam, para seniman
suku Sasak pada waktu itu tetap mempertahankan bentuk gendang besar yang menyerupai beduq
yang digunakan di masjid. Selain itu, jumlah personil yang digunakan pun dibatasi pada jumlah
13 atau 17 orang pemain. Bilangan ini menunjukkan bilangan rakaat dalam shalat. Demikian
pula dengan tata cara memainkan alat ini merupakan implementasi dari pelaksaan shalat
berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat dengan nilai-nilai keislaman.
Gendang beleq dapat dimainkan dengan berjalan atau duduk. Komposisi berjalan mempunyai
aturan tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak mempunyai aturan. Pada waktu dimainkan
pembawa gendang beleq akan memainkannya sambil menari, demikian juga pembawa petuk,
copek dan lelontek. Gerakan – gerakan dalam tarian ini pun sangat variatif tergantung
penggunaannya. Tarian ini biasanya diciptakan sendiri oleh para pemainnya. Gerakan – gerakan
akan berbeda setiap fungsi. Misalkan gerakan untuk penyambutan, gerakan untuk pertunjukan
dan lomba – lomba antar kelompok maupun gerakan untuk meniringi arak – arakan acara
pernikahan (nyongkolan).

Sebuah grup gendang beleq biasanya terdiri dari 15 – 17 orang yang biasanya semua laki –
laki. Gendang beleq sebenarnya merupakan salah satu instrumen yang ada pada tarian ini.
Disebut gendang beleq karena salah satu musiknya adalah gendang beleq (gendang besar).
Gendang beleq (gendang besar ) ini biasanya terbuat dari kulit sapi, besi tua dan kayu yang
panjangnya bisa mencapai lebih dari satu meter dan disandang pada pundak dua pemain.

Pada umumnya gendang beleq (gendang besar) dicat hitam putih dengan pola kotak – kotak.
Di Lombok kedua warna itu memang mempunyai arti simbolis. Hitam adalah lambang keadilan
sedangkan putih adalah lambang kesucian. Selain itu, hitam juga diibaratkan sebagai bumi dan
putih diibaratkan sebagai langit yang keduanya merupakan kekuatan yang harus selalu ada dalam
kehidupan manusia.

Kesenian Gendang Beleq ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal
di pulau Lombok, NTB. Dalam perkembangannya, kesenian ini masih terus dilestarikan dan
dikembangkan oleh beberapa kelompok kesenian yang ada di pulau Lombok. Gendang Beleq ini
juga sering ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan, khitanan, acara adat, penyambutan
tamu besar, festival budaya dan beberapa acara besar lainnya.

Anda mungkin juga menyukai