Anda di halaman 1dari 33

MODUL 4

AC/DC MOTORS AND GENERATORS


Dwi Saputri (13117031)
Asisten : Oktario (13116072)
Tanggal Percobaan : 04/08/2020
EL3208_A-5_Praktikum_Sistem_Tenaga_Elektrik
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak—Pada praktikum modul 4 kali mengenai AC/DC


motors and generators ini terdapat 6 unit yaitu
fundamentals for rotating machines, Motors and II. LANDASAN TEORI
Generators, Special Characteristics of DC Motors, AC
Induction Motors, Synchronous Motors, dan Three-Phase A. Prinsip Elektromagnet Berputar
Synchronous Generators (Alternators) yang terdapat Gambar 1-2a menunjukkan bagaimana magnet A dari Gambar
beberapa exercise di setiap unitnya. Motor AC adalah 1-1b dapat diganti dengan elektromagnet. Sebuah gulungan
motor listrik yang digerakkan oleh arus bolak-balik (AC). kawat dililitkan di sekitar inti besi. Ujung-ujungnya koil
Motor AC biasanya terdiri dari dua bagian dasar, stator terhubung ke sumber daya dc untuk membuat aliran arus di
luar memiliki kumparan yang disuplai dengan arus bolak- koil dan menghasilkan kutub magnet utara dan selatan.
balik untuk menghasilkan medan magnet yang berputar, Magnet A sekarang menjadi elektromagnet. Ketika
dan rotor bagian dalam yang melekat pada poros keluaran elektromagnet diputar secara manual, magnet B juga berputar,
yang menghasilkan medan magnet berputar kedua. Motor seperti ketika dua magnet digunakan. Sepintas, pengaturan ini
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang sepertinya tidak menawarkan keuntungan karena benda
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau pertama (elektromagnet) masih harus diputar untuk
gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai menyebabkan rotasi objek kedua (magnet B). Selanjutnya,
Motor Arus Searah. untuk mencegah lead menghubungkan sumber daya dc dan
elektromagnet dari memutar, the Sumber harus diputar karena
Kata Kunci— Motors, Generatos, AC, DC, Three-Phase. elektromagnet berputar, yang tidak terlalu mudah.

I. PENDAHULUAN

Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga


mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator
arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik
sering disebut juga seabagai alternator, generator AC
(alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan
sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang
sama dengan medan putar pada stator.

Adapun tujuan dari percobaan modul 4 ini ialah :

1. Dapat memahami prinsip kerja dari motor dan generator


2. Dapat mengetahui prinsip Elektromagnet berputar
3. Dapat megetahui mengenai Daya motor, kerugian dan
juga efisiensi.
4. Dapat mengetahui karakteristik pengaturan tegangan.
5. Dapat memahami sinkronisasi generators.
Namun, jika polaritas sumber daya dc terbalik seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1-2b, posisi kutub utara dan selatan alih rotasi.
pada elektromagnet berada dipertukarkan dan magnet B
berputar setengah putaran. Karena itu, pengaturan ini C. Motor DC
memungkinkan magnet B harus diputar tanpa harus memutar
elektromagnet, arahnya rotasi sedang tidak ditentukan. Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat
Dengan menggabungkan dua elektromagnet, dua daya dc yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau
sumber, dan mengubah tegangan dan polaritas sumber, gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
dimungkinkan untuk membuat magnet B berputar ke arah Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki
tertentu tanpa harus memindahkan yang lain benda dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau
(elektromagnet). Gambar 1-3 menunjukkan bagaimana DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor
pengaturan elektromagnet Gambar 1-2 dapat dimodifikasi Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-
untuk mencapai tujuan ini. Saat arus dalam dua elektromagnet perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan
(I1 dan I2) adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-3, sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan
kutub magnet berubah polaritas secara berurutan pada saat Bor Listrik DC.
yang tepat, dan rotasi searah jarum jam arah terjadi karena Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan
proses tarik-tolakan berulang. Oleh karena itu, switching arus sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan
yang sederhana telah menghasilkan padanan listrik a magnet istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat
berputar. Prinsip operasi semua motor didasarkan pada berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum
produksi setara listrik magnet yang berputar untuk jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC
menghindari rotasi manual.
tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam
berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor
Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm
hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V
hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor
Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya
maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut
sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih
cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor
DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan
operasional yang ditentukan maka Motor DC tersebut tidak
dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan
yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar
30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka
motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan
akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya
sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun
pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan
akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga
1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan).
Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall
B. Motor AC Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena
Motor AC adalah motor listrik yang digerakkan oleh arus mengalami beban maksimal.
bolak-balik (AC). Motor AC biasanya terdiri dari dua
bagian dasar, stator luar memiliki kumparan yang disuplai D. Generator AC
dengan arus bolak-balik untuk menghasilkan medan Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga
magnet yang berputar, dan rotor bagian dalam yang mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator
melekat pada poros keluaran yang menghasilkan medan arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis
magnet berputar kedua. Medan magnet rotor dapat menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus
diproduksi oleh magnet permanen, arti penting Bolak-balik sering disebut juga seabagai alternator,
keengganan, atau belitan listrik DC atau AC. generator AC (alternating current), atau generator sinkron.
Yang kurang umum, motor linier AC beroperasi dengan Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
prinsip yang sama dengan motor yang berputar tetapi rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada
bagiannya yang diam dan bergerak diatur dalam stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan
konfigurasi garis lurus, menghasilkan gerakan linier alih-
putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar III. METODOLOGI
dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada
stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena A. Alat dan Bahan
kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti
kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung 1. PC / laptop yang terhubung dengan internet.
dengan jala-jala. 2. Web LVSM LABVOLT.

B. Langkah Kerja
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat
dibagi menjadi 2 yaitu : Berisi prosedur percobaan. Sebaiknya gunakan diagram alir.
1. Generator 1 fasa Generator yang dimana dalam
sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan 1. Unit 1 Fundamentals for Rotating Machines
kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis 1.1. Ex. 1-1 Prime Mover and Brake Operation
dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya 1.1.1. Speed, polarity and direction of rotation
lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu Merangkai rangkaian
dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu
lagi dengan huruf U.
2. Generator yang dimana dalam sistem melilitnya
terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang mana
kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu
ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua
ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y dan
akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda
dengan huruf W – Z.

E. Generator DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik


yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Set speed 250rpm, lalu ukur n (prime
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis mover speed), observasi arah putaran
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat prime mover.
eksitasinya terhadap jangkar (anker), Konstruksi
Generator DC Pada umumnya generator DC dibuat 1.1.2. Measuring the opposition torque caused by the
dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub driven machine
rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban
lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah Dari rangkaian sebelumnya, ukur data
generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar berikut friction torque (TF)
menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi
generator DC.
1.1.3. Measuring the prime mover friction torque
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian
mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin Tekan tombol FUNCTION selama 3 detik
DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, pada Four-Quadrant Dynamometer/Power
belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Supply.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan
rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan Set speed 1500rpm. Lalu ukur opposition
secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan torque (TOPP) dan TOPP(MACHINE)
harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus
dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel
dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, 1.1.4. Brake operation
gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas
sikat arang.
Merangkai rangkaian Merangkai rangkaian

Set speed 1500rpm. Turunkan knob Set knob tegangan hingga speed 1500rpm
kontrol torsi hingga torsi bernilai 1Nm. dan knob torsi hinnga 1.3Nm. Lalu ukur n
Simpan data. TOUT , Pm , PA , Pfield , Pin , dan efisiensi.

1.1.5. Measuring the output torque of a drive motor 1.2.2. Efficiency versus mechanical output power
Dari rangkaian sebelumnya, atur kembali Dari rangkaian sebelumnya, atur
knob tegangan hingga kecepatan motor kembali knob kontrol torsi menjadi
1500rpm. Lalu ukur TOUT(uncorrected) 0Nm. Atur knob tegangan power supply
dan juga TOUT(corrected). Simpan data. hingga speed 1500rpm. Catat data EA,
IA, Efield, Pfield, T, n, Pm, dan
Pm/(Pin+Pfield). kemudian naikkan
1.2. Ex. 1-3 Motor Power, Losses, and Efficiency nilai knob torsi hingga 2Nm dengan
1.2.1. Prime mover efficiency measurement rentang 0.2Nm. Untuk tiap pengaturan
torsi, catat dc motor voltage, current,
electrical input power, field voltage,
field power, output torque, speed,
mechanical output power, and efficiency
ke tabel data.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai


Prime mover (dc motor) mechanical
output power dan sumbu y sebagai Prime
mover (dc motor) efficiency.

2. Unit 2 DC Motors and Generators


2.1. Ex. 2-1 The Separately-Excited DC Motor
2.1.1. Determining the armature resistance
Merangkai rangkaian 2.1.3. Speed decrease versus armature current
Dari hasil data yang terukur sebelumnya,
buat grafik dengan sumbu x sebagai arus
armature dan sumbu y sebagai kecepatan
motor DC.

Dari hasil data yang terukur sebelumnya,


buat grafik dengan sumbu x sebagai
Separately-excited dc motor Torque dan
sumbu y sebagai Separately-excited dc
motor speed.

2.2. Ex. 2-2 Separately-Excited, Series, Shunt, and


Compound DC Motors
2.2.1. Speed versus armature voltage characteristic of
a separately-excited dc motor
Ukur nilai EA dan IA untuk mencari nilai
RA. Lalu sambungkan terminal A-B. Merangkai rangkaian

Ukur nilai EA, IA, If, T, dan n. Lalu pada


power supply atur knob tegangan agar
bernilai 10%, 20% hingga 100% dan ukur
data lagi.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai Ukur nilai EA dan IA untuk mencari nilai
tegangan armature dan sumbu y sebagai RA. Lalu sambungkan terminal A-B.
kecepatan motor DC.

2.1.2. Motor torque versus armature current


Dari rangkaian sebelumnya, atur kembali
knob kontrol torsi menjadi 0Nm. Atur
knob tegangan power supply hingga
speed 1500rpm. Catat data EA, IA, Ifield,
T, dan n. Kemudian naikkan nilai knob
torsi hingga 2.3 Nm dengan rentang
0.2Nm. Untuk tiap pengaturan torsi, atur Ukur nilai EA, IA, If, T, dan n. Lalu pada
knob tegangan pada power supply agar power supply atur knob tegangan agar
sama dengan nilai EA yang terukur bernilai 10%, 20% hingga 100% dan ukur
sebelumnya. Catat data EA, IA, Ifield, T, data lagi.
dan n setiap kenaikan torsi.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai


tegangan armature dan sumbu y sebagai
Buat grafik dengan sumbu x sebagai arus kecepatan motor DC.
armatur dan sumbu y sebagai torsi motor
DC.
2.2.2. Torque versus armature current characteristic
of a separately-excited dc motor
Dari rangkaian sebelumnya, atur kembali 2.3. Ex. 2-3 Separately-Excited, Shunt, and Compound DC
knob kontrol torsi menjadi 0Nm. Atur Generators
knob tegangan power supply hingga 2.3.1. Output voltage versus speed characteristic of a
speed 1500rpm. Catat data EA, IA, Ifield, separately-excited dc generator
T, dan n. Kemudian naikkan nilai knob Merangkai rangkaian
torsi hingga 1.5 Nm dengan rentang
0.2Nm. Untuk tiap pengaturan torsi, atur
knob tegangan pada power supply agar
sama dengan nilai EA yang terukur
sebelumnya. Catat data EA, IA, Ifield, T,
dan n setiap kenaikan torsi.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai arus


armatur dan sumbu y sebagai torsi motor
DC.

2.2.3. Speed versus torque characteristic of a series


motor
Set Four-Quadrant Dynamometer/Power
Merangkai rangkaian Supply beroperasi sebagai clockwise
primer mover

Ukur nilai EO, EA, IA, If, T, dan n. Lalu


pada power supply untuk tiap nilai
kecepatan primer mover dari 150rpm
hingga 1500rpm. Catat data pada setiap
keniakan speed pada tabel.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai


Separately-excited dc generator speed dan
Set knob tegangan agar bernilai seperti sumbu y sebagai Separately-excited dc
percobaan 2.2.2. generator output voltage.

2.3.2. Output current versus torque characteristic of a


separately-excited dc generator
Naikkan nilai knob torsi hingga 2.3 Nm
dengan rentang 0.2Nm. Untuk tiap
pengaturan torsi, atur knob tegangan pada
power supply agar sama dengan nilai EA
yang terukur sebelumnya. Catat data EA,
IA, Ifield, T, dan n setiap kenaikan torsi.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai torsi


motor seri dan sumbu y sebagai kecepatan
motor seri.
Merangkai rangkaian Set R1 menjadi seperti berikut.

Set prime mover speed menjadi sama


dengan kecepatan motor DC. Ukur data
Eo dan If. Turunkan knob FIELD
RHOSTAT searah jarum jam hingga
penuh lalu ukur Eo dan If.

Lalu atur knob FIELD RHOSTAT berada


di posisi tengah lalu ukur Eo dan If.

2.3.4. Voltage versus current characteristic of a


separately-excited dc generator operating at a
fixed speed
Dari data yang diperoleh sebelumnya,
buat grafik dengan sumbu x sebagai
Separately-excited dc generator output
current dan sumbu y sebagai Separately-
excited dc generator output voltage.
Ukur nilai EO, EA, IA, If, T, dan n. Lalu
pada power supply untuk tiap nilai
kecepatan primer mover dari 150rpm 3. Unit 3 Special Characteristics of DC Motors
hingga 1500rpm. Catat data pada setiap 3.1. Ex. 3-1 Armature Reaction and Saturation Effect
keniakan speed pada tabel. 3.1.1. Effect of the armature reaction on torque

Buat grafik dengan sumbu x sebagai


Torque applied to the separately-excited
dc generator dan sumbu y sebagai
Separately-excited dc generator output
current.

2.3.3. Output voltage versus field current of a


separately-excited dc generator
Merangkai rangkaian Merangkai rangkaian

Ukur nilai IO, If, T, dan n. Naikan Ukur nilai IO, If, T, dan n. Naikan
kecepatan prime mover hingga mendekati kecepatan prime mover hingga mendekati
nilai arus armature pada motor DC. Catat nilai arus armature pada motor DC. Catat
data pada setiap keniakan speed pada data pada setiap keniakan speed pada
tabel. tabel.

Buat grafik dengan sumbu x sebagai DC Buat grafik dengan sumbu x sebagai DC
generator output current dan sumbu y generator output current dan sumbu y
sebagai Torque applied to the dc sebagai Torque applied to the dc
generator. generator.

3.1.2. Effect of the saturation on torque 3.2. Ex. 3-2 The Universal Motor
3.2.1. Direction of rotation of a dc series motor
Merangkai rangkaian
3.2.3. Direction of rotation of a universal motor
operating on dc power
Merangkai rangkaian

Atur knob tegangan pada power supply


hingga motor seri berputar dengan
1000rpm +- 25rpm. Ukur data Es dan
arah rotasi dengan IA dan If yaitu positif. Atur knob tegangan pada power supply
hingga motor seri berputar dengan
1000rpm +- 25rpm. Ukur data Es dan
arah rotasi dengan IA dan If yaitu positif.
Tukar hubungan kabel 7 dengan N lalu
atur lagi knob tegangan pada power
supply hingga motor seri berputar dengan
1000rpm +- 25rpm. Ukur data Es dan Tukar hubungan kabel 7 dengan N lalu
arah rotasi dengan IA dan If yaitu positif. atur lagi knob tegangan pada power
supply hingga motor seri berputar dengan
1000rpm +- 25rpm. Ukur data Es dan
arah rotasi dengan IA dan If yaitu positif.
Tukar terminal A dan B lalu atur lagi
knob tegangan pada power supply hingga
motor seri berputar dengan 1000rpm +-
25rpm. Ukur data Es dan arah rotasi Tukar terminal A dan B lalu atur lagi
dengan IA dan If yaitu positif. knob tegangan pada power supply hingga
motor seri berputar dengan 1000rpm +-
3.2.2. DC series motor operating on ac power 25rpm. Ukur data Es dan arah rotasi
dengan IA dan If yaitu positif.
Ganti sumber dc tegangan variabel di
sirkuit dengan sumber tegangan variabel
ac. Di jendela Pengukuran, atur meter 3.2.4. Universal motor operating on ac power
EA, IA, dan If. Atur kecepatan motor seri
1000 rpm +- 25rpm. Lalu ukur Es dan
arah rotasi.

Tukar terminal A dan B lalu atur lagi


knob tegangan pada power supply hingga
motor seri berputar dengan 1000rpm +-
25rpm. Ukur data Es dan arah rotasi
dengan IA dan If yaitu positif.

Atur kno tegangan pada power supply


hingga motor series berhenti berputar. lalu
ukur impedansi Za.
Ganti sumber dc tegangan variabel di Merangkai rangkaian
sirkuit dengan sumber tegangan variabel
ac. Di jendela Pengukuran, atur meter
EA, IA, dan If. Atur kecepatan motor seri
1000 rpm +- 25rpm. Lalu ukur Es dan
arah rotasi.

Tukar terminal A dan B lalu atur lagi


knob tegangan pada power supply hingga
motor seri berputar dengan 1000rpm +-
25rpm. Ukur data Es dan arah rotasi
dengan IA dan If yaitu positif.

Atur kno tegangan pada power supply


hingga motor series berhenti berputar. lalu
ukur impedansi Za.
Nyalakan Catu Daya dan atur kenop
kontrol tegangan sehingga tegangan
3.2.5. Effect of the compensating winding saluran yang ditunjukkan oleh meter E
Merangkai rangkaian garis 1 sama dengan tegangan saluran
nominal motor induksi sangkar-tupai

Ukur nilai kecepatan motor. dan buat


grafik.

4.2. Ex. 4-2 Eddy-Current Brake and Asynchronous


Generator
4.2.1. Demonstrating eddy-current braking

Atur knob tegangan pada power supply


hingga motor seri berputar dengan
1000rpm +- 25rpm. Ukur data Es.

Atur knob tegangan hinnga universal


motor berhenti berputar. Lalu catat
impedansi Za.

4. Unit 4 AC Induction Motors


4.1. Ex. 4-1 The Three-Phase Squirrel-Cage Induction
Motor
4.1.1. Characteristics of a squirrel-cage induction
motor
Merangkai rangkaian
4.3. Ex. 4-3 Effect of Voltage on the Characteristics of
Induction Motors
4.3.1. Effect of voltage on the speed of an induction
motor
Merangkai rangkaian

Atur knob tegangan hingga kecepatan


prime mover 150rpm. Lalu ukur data n ,
IEM, TBRAKING, dan arah rotasi.

Nyalakan Catu Daya dan atur kenop


kontrol tegangan sehingga tegangan
4.2.2. Asynchronous generator operation saluran yang ditunjukkan oleh meter E
garis 1 sama dengan 75% dari tegangan
Merangkai rangkaian saluran nominal motor induksi. Lalu ukur
n.

5. Unit 5 Synchronous Motors


5.1. Ex. 5-1 The Three-Phase Synchronous Motor
5.1.1. Starting a three-phase synchronous motor

Atur knob torsi hingga 1.3Nm, lalu ukur


P, Q, Pm, n, dan T.
Merangkai rangkaian Merangkai rangkaian

Atur EXCITER full CW, lalu ukur


TPULLOUT, ILINE, dan n .

6. Unit 6 Three-Phase Synchronous Generators (Alternators)


6.1. Ex. 6-1 Synchronous Generator No-Load Operation
6.1.1. Synchronous generator no-load operation

Atur EXCITER full CW, lalu ukur T START Merangkai rangkaian


dan n.

5.1.2. Characteristics of a three-phase synchronous


motor

Lalu ukur If dan buat grafiknya.

5.2. Ex. 5-2 Synchronous Motor Pull-Out Torque


5.2.1. Synchronous motor pull-out torque

Nyalakan Catu Daya. Atur kecepatan


penggerak utama (ditunjukkan oleh
pengukur Kecepatan di jendela
Pengukuran) sehingga sama dengan
kecepatan nominal Motor / Generator
Sinkron. Amati bentuk gelombang pada
osilskop dan ihat pergeseran fasa yang
terjadi

6.1.2. Characteristics of a synchronous generator


Merangkai rangkaian Merangkai rangkaian

Ukur data Eo, If, f, dan n pada tabel data. Ukur data Eo dan frekuensi..

6.2. Ex. 6-2 Voltage Regulation Characteristics 6.4. Ex. 6-4 Generator Synchronization
6.2.1. Voltage regulation characteristics 6.4.1. Generator synchronization
Merangkai rangkaian

6.4.2. Effect of the torque and field current on the


generator operation

IV. HASIL DAN ANALISIS

A. UNIT 1 FUNDAMENTALS FOR ROTATING MACHINES

A.1. EXERCISE 1.1 Prime Mover and Brake Operation


(Model 8960 -2 )
A.1.1. Rangkaian 1 (Figure 1-11) Prime Mover Circuit
Pada percobaan ini akan dilakukan percobaan dengan Four-
Quadrant Dynamometer/ Power Supply yang beroperasi dalam
mode penggerak utama, dengan menghubungkan rangkaian
seperti pada gambar 1.1. dan dengan pengaturan yang sesuai
pada Four-Quadrant Dynamometer/Catu Daya. Kemudian
Buat grafik dari tabel data yang diperoleh. akan didapatkan nilai dari banyaknya putaran yang terjadi atau
torsi dan juga torque meter untuk menentukan output torsi
6.3. Ex. 6-3 Frequency and Voltage Regulation motor DC. Berikut ini merupakan gambar rangkaian skematik
6.3.1. Effect of the load on the output voltage and the dan juga rangkaian yang telah di rangkai pada web LVSIM :
frequency
Gambar 1.1. Rangkaian Prime Mover

Gambar 1.4. Rangkaian skematik DC motor coupled to a Brake

Gambar 1.2. Rangkaian Prime Mover pada web LVSIM

Didapatkan nilai atau data seperti dibawah ini :


 n(Prime Over Speed) = 3000r/Nm
 Direction Rotation = Searah jarum jam
 Torque (Tf) = -0,304 Nm

Gambar 1.5. Rangkaian DC motor coupled to a brake pada web


LVSIM
Dibawah ini merupakan nilai-nilai yang dihasilkan pada
rangkaian tersebut:

 Torque (Tout) = 2,216 Nm


Didapatkan nilai Tout sebesar 2,216 Nm.

Gambar 1.3. Four Quadrant Dynamometer/ Power Supply

A.1.2. Rangkaian 2 (Figure 1-12) DC Motor Coupled to a


Brake
Berikut ini adalah rangkaian skematik dan juga rangkaian
yang telah di rangkai pada web LVSIM.
Gambar 1.8. Rangkaian Prime Mover pada web LVSIM

Berikut ini merupakan nilai-nilai yang dihasilkan:

 n(Prime Over Speed)=625 rpm


 Direction Rotation = Searah jarum jam
 Torque (Tf) = -10,41 Nm
Gambar 1.6 Metering DC motor
 n(Prime Over Speed) = 1484 rpm
 Direction Rotation = Searah jarum jam
A.2. EXERCISE 1.2 Prime Mover and Brake Operation (
Model 8960-1)  Torque (Tf) = -0,192 Nm (saat nilai n = 1484 rpm)
A.2.1. Rangkaian 1 (Figure 1-16) Prime Mover Circuit
Dapat dilihat bahwa ketika arus dinaikkan maka putaran akan
Berikut ini merupakan gambar rangkain skematik dan juga
semakin cepat dan nilai Torque nya akan semakin besar.
rangkaian pada web LVSIM yang mengacu pada rangkaian
skematik :

Gambar 1.9. Metering ketika nilai torsi berada pada nilai awal
Gambar 1.7. Prime Mover Circuit
A.3.1. Rangkaian 1 (Figure 1-20) Setup For Measuring the
DC motor Power, Losses, and Efficiency
Dibawah ini merupakan gambar rangkaian yang digunakan :

Gambar 1.10. Metering ketika nilai torsi sekitar 1500 rpm

A.2.2. Rangkaian 2 (Figure 1-17) DC Motor Coupled to a


Brake Gambar 1.13. Rangkaian pengukuran untuk mengukur daya
Berikut ini adalah gambar rangkaian pada percobaan ini: motor DC, Kerugian dan Efisiensi

Gambar 1.14. Rangkaian pada web LVSIM

Nilai-nilai yang dihasilkan :


 Kecepatan = 1495 rpm
 Daya mekanikal = 40.17 W
 Daya armature = 70.32 W
Gambar 1.11. Rangkaian DC motor Couple to a brake  Daya kumparan = 46.36
 Daya input = Parm + Pfield = 116.68 W
 Efisiensi = 34.42%
 Tout = 0,256 Nm

Pm = n x Tout / 9,55 = 1495 x 0,256 / 9,55 = 40,07


Pm = n x Tout / 84,51 = 1495 x 0,256 / 84,51 = 4,52

Gambar 1.12. Rangkaian pada web LVSIM

 Tout (Uncorected) = 0.996 Nm


 Tout (Corrected) = 1.315 Nm
Gambar 1.15. Metering
A.3. EXERCISE 1.3 Motor Power, Losses, and Efficiency
B. UNIT 2 DC MOTORS GENERATORS

B.1. Exercise 2-1( Figure 2-14) The Separately-Excited DC


Motor
Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran resistansi
jangkar dari motor DC/ Generator karena tidak
memungkinkan untuk mengukur armature resistansi langsung
dengan ohm meter konvensional karena non- linier
karakteristik sikat motor menyebabkan hasil yang salaha
ketika nilai arus terlalu kecil. Rasio tegangan jangkar terhadap
arus jangkar menghasilkan resistansi jangkar secara langsung.
Berikut ini merupakan gambar rangkaian skematik dan juga
rangkaian pada web LVSIM yang telah dirangkai dengan
mengacu pada rangkaian skematik :

Gambar 2.3. Metering (Armatur dan resistansi)


RA = EA/IA = 220 / 7,719 = 28,50Ω

Gambar 2.1. Rangkaian Motor DC terpisah yang dihubungkan


pada Rem Gambar 2.4. Grafik Torque Vs Current

Gambar 2.2. Rangkaian Motor DC terpisah yang dihubungkan


pada rem di web LVSIM

Gambar 2.5. Grafik Speed Vs Current


Tabel 2. Motor Torque Vs Armatur Current

Brake Brake
Torque I arm Speed Torque I arm Speed
(N.m) (A) (rpm) (N.m) (A) (rpm)
0.2 0.28 1500 0.2 0.28 1500
0.4 0.379 1483 0.4 0.379 1483
0.6 0.518 1460 0.6 0.518 1460
0.8 0.661 1438 0.8 0.661 1438
1 0.81 1416 1 0.81 1416
1.2 0.961 1394 1.2 0.961 1394
1.4 1.127 1372 1.4 1.127 1372
Gambar 2.6. Grafik Speed Vs Armature Voltage 1.6 1.308 1348 1.6 1.308 1348
1.8 1.499 1324 1.8 1.499 1324
Voltage Earm Iarm I field Torque Speed 2 1.692 1300 2 1.692 1300
Knob (V) (A) (A) (N.m) (rpm) Tabel 3. Speed Vs Armatur Current
10% 24.09 0.179 0.19 0.367 118.2
B.2. Exercise 2.2 ( Figure 2-20) Separately-Excited, Series,
20% 51.32 0.2 0.19 0.406 284.2
Shunt, and Compound DC Motors
30% 77.7 0.218 0.19 0.439 445.6 Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran data dan
40% 104.6 0.233 0.19 0.469 611.4 membuat grafik kecepatan motor versus tegangan jangkar dan
juga membuat grafik motor versus arus jangkar kemudian
50% 130.7 0.245 0.19 0.495 772.3 akan dilakukan penghubungan motor DC sebagai motor seri.
60% 157.7 0.257 0.19 0.518 939 Berikut ini merupakan gambar rangkaian skematik dan juga
70% 184.4 0.264 0.19 0.538 1104 gambar rangkaian yang telah di rangkai pada web LVSIM :

80% 210.2 0.271 0.19 0.555 1263


90% 236.7 0.277 0.19 0.571 1428
100% 263.5 0.283 0.19 0.584 1595
Tabel 1. Motor Speed Vs Armatur Voltage

Brake
Torque I arm Torque
(N.m) (A) (N.m)
0.2 0.28 0.577
0.4 0.379 0.72
0.6 0.518 0.918
0.8 0.661 1.117
1 0.81 1.317
1.2 0.961 1.513 Gambar 2.8. Rangkaian Separately-Excited DC motor Coupled
1.4 1.127 1.715 to a Brake

1.6 1.308 1.917


1.8 1.499 2.114
2 1.692 2.31
2.2 1.964 2.509
Torque Speed
(N.m) (rpm)
0.256 1505
0.404 1482
0.602 1452
0.8 1421
1.001 1391
Gambar 2.9. Rangkaian pada web LVSIM 1.199 1359
Berikut ini merupakan data-data yang dihasilkan pada 1.401 1325
percobaan ini :
1.601 1301
Voltage Voltage Speed 1.799 1264
Knob (V) (rpm)
1.999 1190
10% 24.48 135.5
2.203 960.5
20% 50.91 324.8 Tabel 6. Torque-Speed
30% 77.35 523.3
B.2.1. Rangkaian 2. (Figure 2-22) Shunt Motor Circuit
40% 104 721.8
50% 131.2 921.5 Berikut ini adalah gambar rangkaian dan juga data yang
dihasilkan :
60% 158.1 1122
70% 183.9 1319
80% 210.3 1515
90% 236.5 1712
100% 262.6 1908
Tabel 4. Speed-Voltage

Brake Torque Current Torque


(N.m) (A) (N.m)
0.2 0.346 0.256
Gambar 2.10. Shunt Motor Circuit
0.4 0.467 0.404
0.6 0.632 0.602
0.8 0.81 0.8
1 0.987 1.001
1.2 1.187 1.199
1.4 1.411 1.401
1.6 1.615 1.601
1.8 1.854 1.799
2 2.383 1.999
2.2 3.662 2.203 Gambar 2.11. Rangkaian Shunt Motor pada web LVSIM
Tabel 5. Torque-Current
Data yang dihasilkan pada percobaan ini:
speed torque
1808 0.204
1781 0.4
1750 0.6
1728 0.801
1719 0.996
1685 1.201
1622 1.404 Gambar 2.14. Rangkaian Cumulative Compound Motor Circuit
pada web LVSIM
2952 1.559
Tabel 7. Shunt Speed Torque Nilai-nilai yang dihasilkan pada percobaan ini:

Speed Torque
1495 0.199
1411 0.402
1340 0.604
1281 0.802
1228 1
1180 1.202
1136 1.4
1094 1.608
1059 1.804
1026 2

Gambar 2.12. Grafik Shunt Speed Torque 993.5 2.198


Tabel 8. Cummulative Compound Speed Torque
B.2.2. Rangkaian 3 (Figure 2-23) Cumulative Compound
Motor Circuit
Berikut ini merupakan gambar rangkaian skematik dan juga
rangkaian yang telah dibuat pada web LVSIMyangmengacu
pada rangkaian skematik dan juga data-data yang dihasilkan
dari percobaan ini :

Gambar 2.15. Grafik Cummulative Compound Torque


Gambar 2.13. Rangkaian Cumulative Compound Motor Circuit
B.3. Exercise 2-3 Separately-Excited, Shunt, and Compound
DC Generators
B.3.1. Rangkaian 1 (Figure 2-31) Separately-Excited DC
generator Coupled to a Prime Mover ( No Electrical Load)
Berikut ini merupaka gambar rangkaian dan juga garfik dan
nilai yang dihasilkan pada percobaan ini:

Gambar 2.19. Grafik Speed Vs Output Voltage

Gambar 2.16. Separatelly-Excited DC generator Coupled to a


prime mover (No Load)

Gambar 2.20 Output Voltages Vs Field Current

Gambar 2.21. Output Voltages Vs Fields Current 3 Rheostat

Gambar 2.17. Rangkaian pada Web LVSIM

Berikut ini merupakan nilai, grafik, dan data yang dihasilkan :

Gambar 2.22. Output Voltage Vs Field Current 2 Rheostat


Middle

Gambar 2.18. Grafik Torque Vs Output Current

Gambar 2.23. Output Voltage Vs Field Current


Gambar 3.2. Rangkaian yang telah dirangkai pada web LVSIM

Dan berikut ini merupakan nilai yang dihasilkan pada


percobaan ini :

 E1 = 100,9
 I1 = 13,28
Gambar 2.24. Grafik Out Voltages Vs Current

C. UNIT 3 Special Characteristics of DC Motors

C.1. Exercise 3-1 Armature Reaction and Saturation Effect


C.1.1. Rangkaian 1 ( Figure 3-5) Separately-Excited DC
Generator Coupled Prime Mover
Pada percobaan ini akan dilakukan percobaan mengenai
Generator DC yang digabungkan secara terpisah, ditambah
dengan Prime Mover. Berikut ini adalah rangkaian skematik
dan juga rangkaian yang telah dirangkai pada web LVSIM
yang mengacu pada rangkaian skematik :
Gambar 3.3. Metering

C.1.2. Rangkaian 2 (Figure 3-6) Separately-Excited DC motor


Coupled to a brake.
Berikut ini adalah gambar rangkaian yang digunakan pada
percobaan ini :

Gambar 3.1. Rangkaian Skematik


Gambar 3.4. Rangkaian Skematik
C.2. Exercise 3-2 The Universal Motor
C.2.1. Rangkaian 1. (Figure 3-11) Series Motor Coupled to a
Brake
Pada percobaan ini yaitu mengenai Motor seri yang
digabungkan ke rem dengan menggunakan rangkaian
skematik seperti dibawah ini dan juga rangkaian yang telah di
rangkai pada web LVSIM :

Gambar 3.5. Rangkaian pada web LVSIM


Nilai yang didapatkan :
 I2 = 0,494

Gambar 3.9 Rangkaian Series Motor Coupled to a brake

Gambar 3.6. Metering


C.1.3. Rangkaian 3

Gambar 3.10. Rangkaian pada web LVSIM


Nilai-nilai yang dihasilkan pada percobaan ini :
 E1 = 109,3
 I1 = 7,686
 I2 = 7,686
Gambar 3.7. Rangkaian pada web LVSIM

Nilai yang diahsilkan :


 E1 = 100,9
 I1 = 13,28
 I2 = 0,099

Gambar 3.11. Metering

C.2.2. Rangkaian 2. (Figure 3-12) DC powered Universal


Motor Coupled to a brake
Berikut ini adalah gambar rangkaian yang digunakan pada
percobaan ini :
Gambar 3.8. Metering
Gambar 3.12. Rangkaian DC-Powered Universal Motor Coupled
to a Brake
Gambar 3.15. Rangkaian skematik

Gambar 3.13. Rangkaian yang telah dirangkai pada web LVSIM


Gambar 3.16. Rangkaian pada web LVSIM
Nilai-nilai yang didapatkan : Nilai – nilai yang didapatkan :
 I1 = 6,034
 I1 = 1,88  I2 = 6,034
 I2 = 1,88

Gambar 3.17. Metering

Gambar 3.14. Metering C.2.4.Rangkaian 4 (Figure 3-14) AC Powered Shunt Motor


Berikut ini merupakan gambar rangkaian skematik dan
C.2.3. Rangkaian 3 ( Figure 3-13) AC-Powered Universal rangkaian yang telah dirangkai pada web LVSIM yang
motor (with compensating winding)Coupled to a brake. mengacu pada rangkaian skematik :
Pada percobaan ini yaitu mengenai motor universal
bertenaga AC dengan menggunakan belitan kompensasi yang
digabungkan pada rem. Berikut ini adalah gambar rangkaian
skematik dan juga rangkaian yang telah dibuat pada web
LVSIM yang mengacu pada rangkaian skematik:

Gambar 3.18. Rangkaian AC-Powered Shunt motor


Gambar 5.1. Rangkaian Motor sinkron yang terhubung dengan
Gambar 3. 19. Rangkaian AC-Powered Shunt motor pada web rem
LVSIM

Berikut ini merupakan nilai yang dihasilkan pada percobaan


ini :
 E1 = 99,76
 I1 = 3,884
 I2 = 3,884

Gambar 5.2. Rangkaian Motor Sinkron yang terhubung dengan


rem pada web LVSIM

Berikut ini merupakan data yang didapatkan pada percobaan :

 Torsi Starting Exciter On = 1.411 N.m


 Torsi Starting Exciter Off = 0 N.m

Gambar 3.20. Metering Rangkaian AC-Powered Shunt motor

D. UNIT 4. AC INDUCTION MOTORS

D.1. Exercise 4-1 The Three-Phase Squirrel-Cage Induction


Motor.
D.2. Exercise 4-2 Eddy-Current Brake and Asynchronous
Generator
D.3. Exercise 4-3 Effect of Voltage on The Characteristics of
Induction Motors Gambar 5.3. Torsi Start Exciter 0
D.4. Single Phase Induction Motors

E. Synchronous Motors

E.1. Exercise 5-1 The Three-Phase Synchronous Motor


Pada percobaan 5-1 yaitu mengenai motor sinkronisasi tiga
fase yang mana akan dilihat bagaimana memulai tiga fase
motor sinkron dengan rotor dari jenis electromagnet. Berikut
ini merupakan gambar rangkaian skematik pada percobaan ini
Gambar 5.4. Torsi Start Exciter 1
:

E.2. Exercise 5-2 Synchronous Motor Pull-Out Torque


Pada percobaan ini akan dilakukan pengaturan arus ke
berbagai nilai dan ukur torsi tarikan. Berikut ini merupakan
gambar rangkaian yang digunakan :

Gambar 5.7. Data Exciter 100%

Gambar 5.5. Rangkaian skematik

Gambar 5.8. Data Exciter 75%

Gambar 5.6. Rangkaian yang telah dibuat pada web LVSIM

Dibawah ini merupakan data yang dihasilkan :

a. Pull-out Torque
 Field Current, Exciter On = 0.231 A
 Pullout Torque, Exciter Off = 0.256 N.m
 Line Current in Sync = 0.231 A
Gambar 5.9. Data Exciter 50%
 Line Current, Start to Out of Sync = 0.87 A
 Speed, Start to Out of Sync = 37 rpm
 Exciter Posisi 25%
Field Current = 0.258 A
Pullout Torque = 0.256 N.m

 Exciter Posisi 50%


Field Current = 0.313 A
Pullout Torque = 0.256 N.m

 Exciter Posisi 75%


Field Current = 0.397 A Gambar 5.10. Data Exciter 25%
Pullout Torque = 0.256 N.m

 Exciter Posisi 100%


Field Current = 0.467 A
Pullout Torque = 0.256 N.m
F no load 1500rpm exc 75% 50
F no load 1000 rpm exc 75% 33.3
F no load 1000 rpm exc 25% 33.3

Frekuensi ukur 49.9


Frekuensi hitung 50

Gambar 5.11. Data Exciter 0%

F. UNIT 6. Three-Phase Synchronous Generators


(Alternators)

F.1. Exercise 6-1 Synchronous Generator No-Load Operation


Berikut ini merupakan gambar rangkaian yang digunakan :

Gambar 6.3. Data no Load

Gambar 6.1. Rangkaian Skematik


Gambar 6.4. Data no Load 1000 rpm

Gambar 6.2. Rangkaian pada web LVSIM


Berikut ini merupakan data yang dihasilkan :
Gambar 6.5. Data No Load 1000 rpm Exciter 25%
0
Phase Shift 120
E no load 1500rpm exc 75% 229.3
E no load 1000 rpm exc 75% 153.1
E no load 1000 rpm exc 25% 129.8

If no load 1500rpm exc 75% 0.334


If no load 1000 rpm exc 75% 0.334
If no load 1000 rpm exc 25% 0.244
Gambar 6.6. Data Frekuensi

Gambar 6.9. Osiloskop No Load 1000 rpm Exciter 25%

F.2. Exercise 6-2 Voltage Regulation Characteristics


Pada percobaan ini akan dilakuakn pengaturan kecepatan
rotasi dan juag bidang arus dari generator sinkron. Dilakukan
juga variasi pada nilai beban resistif yang terhubung ke
generator. Kemudian akan diulangi dengan mengguanakan
beban induktif dan beban kapasitif. Berikut in merupakan
rangkaian skematik yang digunakan pada percobaan ini :

Gambar 6.7. Osiloskop no Load

Gambar 6.10. Rangkaian Skematik

Gambar 6.8 Osiloskop No Load 1000 rpm Gambar 6.11. Rangkaian pada web LVSIM

Berikut ini merupakan nilai-nilai yang dihasilkan pada


percobaan ini :

R value E I out I field Freq Speed


4400 375.4 0.049 0.304 50 1500
2200 368.6 0.096 0.304 49.99 1499
1467 360.9 0.142 0.304 49.99 1499
1100 352 0.184 0.304 49.99 1499
880 342.5 0.224 0.304 49.99 1499
733 332 0.261 0.304 49.99 1499
629 320.9 0.294 0.304 49.99 1499
Tabel 6.1 Variasi Nilai Beban Resistif

XL value E I out I field Freq Speed


4400 358.1 0.046 0.304 49.99 1499
2200 337.9 0.087 0.304 49.99 1499
1467 319.2 0.124 0.304 49.99 1499 Gambar 6.12. Rangkaian Skematik
Data yang didapatkan dari percobaan ini :
1100 301.8 0.157 0.304 49.99 1499
Effect on load
880 285.9 0.186 0.304 49.99 1499
E0 nominal 380.3 V
733 271.2 0.212 0.304 49.99 1499
f nomonal 49.98 Hz
629 258.1 0.235 0.304 49.99 1499
Tabel 6.2 Variasi Nilai Beban Induktif
Eo resistive 361 V

XC value E I out I field Freq Speed f resistive 49.99 Hz

4400 404 0.052 0.304 49.99 1499


Eo L 319.2 V
2200 429.3 0.112 0.304 49.99 1499
fL 49.99 Hz
1467 455.3 0.179 0.304 49.99 1499
1100 483.3 0.253 0.304 49.99 1499 Eo C 455.3 V
880 512 0.334 0.304 49.99 1499 fC 49.99 Hz
733 542 0.426 0.304 49.99 1499
F.4. Exercise 6-4 Generator Synchronization
629 571.3 0.525 0.304 49.99 1499 Dibawah ini merupakan rangkaian yang digunakan pada
Tabel 6.3. Variasi Nilai Beban Kapasitif percobaan in :

F.3. Exercise 6-3 Frequency and Voltage Regulation


Pada percobaan ini akan di lakukan pengaturan kecepatan
rotasi dan bidang generator sinkron saat ini sehingga frekuensi
dan tegangan output sama dengan nilai nominal. Berikut ini
merupakan gambar rangkaian skematik yang digunakan :

Gambar 6.13 Rangkaian Skematik


Gambar 6.18. Data Terminal Normal
Gambar 6.14 Rangkaian pada web LVSIM

Berikut ini merupakan data-data yang dihasilkan pada


percobaan ini :

Gambar 6.19. Data Switch naik

Gambar 6.15. Lampu Terminal Normal

Gambar 6.20. Data Saat Terminal tukar

Gambar 6.16. Lampu saat Terminal 1 dan 2 Ditukar

Gambar 6.17. Switch naik


V. SIMPULAN

1. Semakin besar nilai arus maka kecepatan putaran torsi


akan semakin cepat.
2. generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
3. Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan
sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan
istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat
berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum
jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor
DC tersebut dibalikan.
4. Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian
mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian
mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal
box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

VI. REFERENSI

[1] A.K.Charles, S.N.O Matthew, Fundamentals of Electric


Circuits(Fourth Edition), Chapter 5, United States, 2009.
[2] MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA ELEKTRIK
ELEKTRO ITERA
Lampiran

Unit Test 1
1. C
2. B
3. C
4. D
5. A
6. D
7. C
8. C
9. B
10. B

Unit Test 2
1. C
2. A
3. A
4. C
5. B
6. B
7. D
8. D
9. B
10. A

Unit Test 3
1. C
2. D
3. A
4. B
5. B
6. A
7. B
8. A
9. A
10. C

Unit Test 4
1. B
2. A
3. C
4. D
5. C
6. D
7. A
8. B
9. C
10. D
Unit Test 5
1. A
2. B
3. C
4. D
5. B
6. B
7. D
8. A
9. C
10. A

Unit Test 6
1. B
2. A
3. C
4. D
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. A

Anda mungkin juga menyukai