Anda di halaman 1dari 2

Yeremia- Suatu Panggilan

Yeremia 1: 5 – “Sebelum aku membentuk engkau dalam rahim ibunya, Aku telah mengenal engkau,
dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan
engkau sebagai nabi bagi bangsa-bangsa.”

Suatu pekerjaan lazimnya mencari orang yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang
dikehendaki. Tentu anda pernah mendengar tentang ciri-ciri yang sering menjadi
idaman para majikan apabila mengambil pekerja. Beberapa kriteria yang dicari oleh
seorang majikan adalah seperti ; integriti, mempunyai kecerdasan, mudah mesra,
kecekalan diri, kepimpinan, dan beberapa lagi kriteria yang hebat-hebat

Namun dalam pekerjaan Tuhan Allah, Dia membentuk seseorang agar sesuai dengan
karya yang telah ditetapkan Allah baginya.

Tuhan mengenali Yeremia sebelum Yeremia lahir.

”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, dan sebelum engkau lahir, Aku sudah
memilih dan mengangkat engkau untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer. 1:5).
Demikianlah panggilan Allah kepada Yeremia.

Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun ketiga belas dari pemerintahannya
datanglah firman TUHAN kepada Yeremia. (Yer 1:2)

Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun, yang
kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda hingga penduduk Yesusalem diangkut ke
dalam pembuangan dalam bulan kelima. (Yer 1:3)

Sebagai seorang anggota keimamatan orang Lewi, Yeremia telah dididik untuk pekerjaan suci
sejak masih kecil. Pada tahun-tahun persiapan yang menyenangkan itu ia sedikit saja
menyadari bahwa ia telah diurapi sejak lahir untuk menjadi “nabi bangsa-bangsa,” dan ketika
panggilan Ilahi datang, ia diselubungi dengan perasaan ketidaklayakannya. “Ah, TUHAN
Allah!” serunya, “Sesungguhnya aku ini tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”
(Yeremia 1:6)

Di dalam diri Yeremia yang masih muda, Allah melihat orang yang akan berlaku benar kepada
tanggungjawabnya dan yang akan berdiri demi kebenaran terhadap perlawanan besar. Pada
waktu masih anak-anak ia telah membuktikan kesetiaannya; dan kini ia harus menahan
kesukaran, sebagai serdadu salib yang baik. “Janganlah katakan: Aku ini masih muda,” kata
Tuhan membujuk pesuruh pilihan-Nya itu; “tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah
engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan. Janganlah
takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman Tuhan. (Para Nabi dan Raja, Volume 4 Halaman 31)

Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa


Panggilan ini memperlihatkan kepada kita beberapa hal yang penting diperhatikan.

Pertama, Allahlah yang memanggil Yeremia. Yeremia tidak memanggil dirinya sendiri.
Yeremia tidak mengajukan diri. Yeremia tidak melamar. Tetapi, Allahlah yang memanggil.
Allah yang berinisiatif. Allahlah yang ”melamar”.

Kedua, panggilan Yeremia tanpa ”kualifikasi”. Kata kualifikasi perlu diberi tanda kutip karena
kalaupun ada kualifikasi, Allahlah yang melengkapi semua persyaratan itu. Bukan persyaratan
yang diajukan Allah, melainkan pernyataan. Pernyataannya: Allah telah menetapkan Yeremia
sebagai nabi sebelum membentuk Yeremia.

Tersirat di sini, sebelum Allah membentuk Yeremia (lih. pula Mzm 71:6), Dia telah
menetapkan Yeremia untuk menjadi nabi Allah. Kalau perusahaan biasanya mencari orang
yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, Allah membentuk orang agar sesuai
dengan karya yang telah ditetapkan Allah baginya.

Ketiga, Yeremia dipanggil Allah untuk bekerja. Tidak ada yang dipanggil untuk berpangku
tangan menjadi penganggur. Mereka dipanggil untuk berkarya. Dengan kata lain, Allah telah
menetapkan seseorang untuk melakukan sebuah karya tertentu. Karena telah
menetapkannya, Allah menciptakan orang tersebut agar mampu mengerjakan tugas yang
telah dipersiapkan sebelumnya.

Sehingga, sanggahan Yeremia – ”Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara,
sebab aku ini masih muda.” (Yer. 1:6) – menjadi sangat tidak relevan. Pengakuan Yeremia
bahwa dia tidak pandai bicara tak lagi menjadi soal karena Allah telah melengkapinya dengan
kemampuan di bidang lain. Bahkan, kalau Yeremia merasa tidak punya kepandaian apa pun,
yang juga perlu diingat ialah Allah telah menetapkannya sebelum dia lahir. Artinya, Allah telah
menyiapkan Yeremia untuk dapat memenuhi panggilannya itu.

Bahkan, juga menarik untuk diperhatikan, Allah telah siap menambah kekurangan Yeremia
tadi. Perhatikan janji Tuhan ini: ”Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke
dalam mulutmu.” (Yer. 1:9). Yeremia tidak perlu kepandaian bicara karena Allah sendirilah
yang akan menaruh perkataan-perkataan-Nya ke dalam mulut Yeremia.

Tersurat, Yeremia tak perlu menyusun bahan pembicaraan. Allah sendiri telah menempatkan
bahan pembicaraan itu pada mulut Yeremia. Dengan kata lain, Yeremia tinggal membuka
mulutnya saja. Persoalan tentulah menjadi lain seandainya Yeremia mengunci mulutnya
sendiri. Jadi, Yeremia tinggal membuka mulutnya saja karena bahan pembicaraan telah
dipersiapkan Allah.

Nah sekarang, apakah panggilan khusus Allah kepada Saudara dan saya?

Mari kita menyahut panggilan daripada Tuhan dengan menyatakan, SAYA AKAN PERGI!
UTUSLAH SAYA!

Anda mungkin juga menyukai