Anda di halaman 1dari 6

ProsesPembentukan

1 Samuel 3: 1-21
Seorang Pendeta dari Gereja Sadleback Amerika Serikat yang Bernama Rick Warren
pernah berkata “Allah tidak tertarik sama sekali pada kenyamanan anda tetapi karakter anda.
Allah akan memakai Firman Allah, Roh Kudus dan bahkan penderitaan untuk membentuk
Anda. Penampilan anda yang paling tidak anda sukai, peristiwa yang paling anda ingin lupakan
dan paling menyakitkan dalam hidup anda justru Tuhan akan pakai untuk pelayanan besar
anda. Jika Ia mengijinkan Anak-Nya yang dikasihiNya menderita, ditolak, dipermalukan dan
disiksa, makaIa juga yang mengasihi anda akan mengijinkan anda mengalami hal yang sama –
jika anda ingin bertumbuh serupa dengan Kristus’. Goal dari pembentukan Tuhan atas hidup
kita adalah menjadi serupa seperti Kristus. Di momen Paskah hari ini mengingatkan kita bahwa
kebangkitan Kristus 2000 tahun yang lalu telah memberikan kesempatan bagi kita untuk
mengalami janji keselamatan dan menikmati AnugerahNya didalam persekutuan bersamaNya.
Minggu yang lalu kita sudah mendengar Khotbah yang disampaikan dengan Tema
“Dipanggil untuk melayani”(Ada 3 Poin tentang Panggilan) dan pagi hari ini tema Khotbah yang
akan disampaikan adalah tentang “Proses Pembentukan”. Kita akan belajar dari seorang tokoh
Alkitab yaitu Samuel, yang adalah seorang Nabi dan juga Seorang Hakim-hakim yang terakhir
bangsa Israel.
Perjalanan Samuel menjadi seorang nabi besar di tengah-tengah bangsa Israel dimulai dari
seorang anak yang masih belia atau seorang anak yang masih kecil diperkirakan berusia 3-4
tahun dia diserahkan kepada TUHAN dan tinggal dibait Allah dalam pengawasan imam Eli.
DIdalam 1 Samuel Pasal 3, menjelaskan bahwa Samuel yang muda itu sudah menjadi pelayan
TUHAN dibawah pengawasan Imam Eli, dan pada masa itu Firman TUHAN jarang; penglihatan-
penglihatan pun tidak sering bahkan didalam 1 sam 3:6 mengatakan bahwa Samuel belum
mengenal TUHAN; Firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
Setelah3 kali tidak mengenali suara TUHAN dengan bertanya kepada Imam Eli, akhirnya
Ketika TUHAN memanggil Samuel yang keempat kalinya dia meresponi suara itu dengan
berkata“Berbicaralah, sebab hambaMu ini mendengar”. Pengalaman pertama mendengar
suara TUHAN dan meresponi suara itu, membawa Samuel mengalami pertumbuhan didalam
pengenalan yang benar akan TUHAN..
DIdalam 1 Samuel pasal 2 & pasal 3 ada beberapa bagian yang seperti nya memberikan
informasi terkait pertumbuhan Samuel, mulai dari seorang anak kecil yang menjadi pelayan
Tuhan di bawah pengawasan Imam Eli (2:11), lalu dia makin besar (2:21), lalu bukan Saja makin
besar tapi juga makin disukai di hadapan TUHAN dan manusia (2:26), dan
selanjutnyadikatakansekalilagi di pasal 3:19 ‘Samuel makinbesar dan TUHAN menyertaidia dan
tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur’ . Semua itu menunjukkan satu
perkembangan yang signifikan dalam diri Samuel.
Saat Samuel semakin bertumbuh keatas, disisi lain ada satu kondisi dari Imam Eli dan
keluarganya yang sedang mengalami kehancuran serta vonis terakhir darinabi Allah Ketika
mengumumkan kutukan atas keluarganya, karena kejahatan anak-anaknya. 1 Sam 2:12
“Adapun anak-anak Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN”.
Dari Kisah ini kita akan menemukan perbedaan besar antara Samuel dan anak-anak dari Imam
Eli, kemudian perbedaan antara keluarga Samuel dan keluarga dari Imam Eli. Ada gambaran
yang sangat kontras; ketika seorang nabi Allah datang mengumumkan kutukan atas keluarga
Eli. Sedangkan keluarga Samuel, Ketika Hana dan Elkana datang ke Yerusalem, mereka
mendapatkan berkat demi berkat dari Allah (Ada legacy Roh pengenalan akan TUHAN dari
Hana dan Elkana kepada Samuel).
Kita akan melihat bagaimana TUHAN membentuk Samuel menjadi seorang Nabi untuk
mempersiapkan jalan bagi proyek TUHAN yang besar dalam mempersiapkan seorang Raja besar
sepanjang sejarah Israel yaitu Raja Daud yang melalui keturunannya akan melahirkan
Juruselamat dunia. (Samuel masuk dalam Irisan benang merahnya TUHAN untuk
mempersiapkan seorang Raja Israel yang sangat berpengaruh yaitu Raja Daud)
Kita akan belajar bagaimana TUHAN membentuk Samuel dari seorang anak kecil menjadi
seorang nabi besar ditengah-tengah bangsa Israel.
1. Pengalaman bertemu Tuhan (Mendengar suara TUHAN)
Didalam 1 Samuel 3: 4-10 memberikan gambaran kepada kita bagaimana Samuel
mengalami pengalaman pertama mendengar suara TUHAN dan mengalami TUHAN Ketika
TUHAN berdiri disana dan memanggilnya pada kali yang keempat, kemudian Samuel
menjawab“Berbicaralah, sebab hambaMu ini mendengar”. TUHAN memanggil Samuel
dengan namanya, namun saat itu TUHAN berdiri disana dan memanggil dengan
penampakan khusus dalam kemuliaan Allah yang dapat dilihat dan dirasakan Samuel.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “mendengar” dan “mendengarkan” memiliki
arti yang berbeda. “Mendengar” artinya “dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga”;
atau “tidak tuli”. Namun, “mendengarkan” berarti “mendengarakan sesuatu dengan
sungguh-sungguh”; “memperhatikan”; “mengindahkan”.
Kalau kita maumendengar suara Tuhan, kita pun perlu belajar untuk mendengarkan.
Belajar untuk fokus pada suara Tuhan di tengah-tengah kebisingan dunia dengan segala
keinginannya.

Berbagai keinginan duniawi dan dosa dapat menyamarkan bahkan melenyapkan suara
Tuhan dalam hidup kita. Hal inilah yang terjadi pada Eli dan anak-anaknya. Mereka terlena
pada kenyamanan hidup dan tidak mengindahkan Tuhan. Berbeda dengan Samuel kecil
yang suka dekat-dekat dengan Tuhan. Bahkan, Alkitab mencatat ia tidur di dekat Peti
Perjanjian TUHAN (ay.3). Tidaklah heran jika suara Tuhan terdengar begitu nyata baginya.
Saat kita datang kepada TUHAN, hendaknya kita pun datang dengan hati yang terbuka dan
mau mendengarkan suara Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sebab ketika Tuhan berbicara
Dia tidak sekedar bersuara, tetapi Dia hendak memberikan tuntunan ilahi-Nya kepada kita
melalui FIrmanNya.
Allah memanggil Samuel dengan Namanya, tetapi Samuel mengira Eli yang memanggilnya
sehingga ia berlari menemui Eli (Ayat 4-5). Ketidaktahuan Samuel tentang penglihatan-
penglihatan dari yang Maha Kuasa, sehingga dia menganggapnya sebagai satu-satunya
panggilan dari Eli, padahal sebenarnya panggilan dari Allah.
Kesalahan-kesalahan seperti ini sering kita alami tanpa kita sadari. Allah memanggil kita
melalui FirmanNya, tetapi kita terbiasa menganggapnya sebagai panggilan dari hamba
Tuhan, sehingga kita menjawab apa adanya, atau menganggapnya sebagai panggilan untuk
orang lain. SuaraNya berseru tetapi hanya orang yang berhikmat yang memahamiNya
sebagai suaraNya.
Allah memanggil banyak orang melalui pelayanan FIrman, dan mereka menjawab seperti
Samuel “Inilah aku”, tetapi mereka tidak melihat Allah atau mencerna suaraNya dalam
panggilan tersebut, maka kesan terhadapnya pun segera hilang, kemudian mereka
berbaring lagi dan keyakinan mereka tidak membuahkan apa-apa.
Ketika Allah memanggilnya sebanyak 3 kali dan Samuel tidak mengenali suara itu.
Perhatikanlah, panggilan yang dirancang oleh anugrah TUHAN akan diulangi dan diulangi
lagi sampai berhasil, yaitu sampai kita menyambut panggilan tersebut.
Allah akan berbicara kepada kita, Ketika kita telah menyiapkan diri untuk mendengar apa
yang dikatakanNya (Maz 85:9, Hab 2:1). Pada waktu kita duduk untuk membaca Firman
TUHAN dan mendengarkan FirmanNya, kita harus menyiapkan diri dengan menyerahkan
diri kepada terang dan Kuasa Firman : “Berbicaralah TUHAN, sebab hambaMu ini
mendengar”.
(Kesaksian Mengalami Anugerah TUHAN-Menyadari sebagai manusia berdosa)
Ketika Samuel mengalami dan mendengarkan suara TUHAN, dan meresponi suara TUHAN,
saat itu juga ada ruang bagi TUHAN untuk bekerja lebih dahsyat dalam kehidupan Samuel.

2. Dibentuk dalam pengenalan yang benar akan Tuhan

Alkitab mencatat bahwa Samuel dan Yesus memiliki kesamaanya itu semakin besar dan
semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia (1 Sam. 2:26, Luk
2:52).

1 Sam 2:26: Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik dihadapan
TUHAN maupun dihadapan manusia.
Lukas 2:52; Dan YESUS makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Mereka bertumbuh dengan seimbang tak hanya tumbuh secara fisik dengan tubuh
semakin besar tetapi juga secara rohani dan sosial – dikasihi Allah dan manusia
(Bertumbuh secara Holistik).
Jendela 4/14 adalah istilah yang dicetuskan oleh Dr. Luis Bush untuk
menyebutkan sebuah kelompok demografisnusia 4 hingga 14 tahun, yang perlu
mendapat prioritas dalam pelayanan untuk diraih bagi Kristus. “4/14 Window” atau
“Jendela 4/14” adalah sebuah sistem yang merujuk bagaimana menjangkau, menginjili,
dan memenangkan anak-anak berusia antara 4 sampai 14 tahun.

Secara psikologis, diyakini bahwa anak-anak usia ini berada pada fase terbu ka untuk
menerima apa saja, baik untuk hal-hal positif maupun negatif; dan semua itu
membentuk paradigma, atau mindset, atau cara pandang mereka terhadap perjalanan
hidup mereka yang masih panjang.

Samuel adalah seorang pelayan di Bait Allah yang mendengar panggilan Tuhan saat
berumur 12 tahun menurut para penafsir (Jendela 4/14). Masih sangat muda untuk
ukuran pelayan Tuhan di Bait Allah. Samuel bertugas menjaga tabut Allah, dan
memelihara lampu rumah Allah, yaitu mengisinya dengan minyak setiap sore, supaya
tetap menyala sepanjang malam, sangat sederhana. Ia hidup ditengah suasana di mana
kondisi bangsa yang sangat bobrok sehingga dijelaskan di pasal 3:1 bahwa penglihatan
sangat jarang. Ini berartibahwa Tuhan tidak berkenan kepadaumat-Nya waktu itu.
Selain itu, Samuel juga hidup di tengah-tengah lingkungan yang melalaikan ketetapan
Tuhan, seperti yang diperbuat oleh anak-anak imam Eli, Hofni dan Pinehas. Sebagai
imam, mereka hidup bercela dan tak bermoral. Samuel menyaksikan sendiri kelakuan
bejat Hofni dan Pinehas, anak-anak Imam Besar Eli, yang tidak mengindahkan Tuhan.
Walaupun Samuel dikeliling kebejatan tersebut, dia tetap bertumbuh dalam
pengenalan yang benar akan TUHAN.
(Hofni & Pinehas Meninggal saat berperang melawan bangsa Filistin).
Didalam 1 samuel 3:7 : “Samuel belum mengenal TUHAN; Firman TUHAN belum
pernah dinyatakan kepadanya”.
Sebelum Samuel mengenal TUHAN secara pribadi, mungkin dia tahu Firman yang
tertulis dan terbiasa dengan pikiran Allah didalamnya, namun dia belum mengerti cara
Allah menyatakan diri kepada hamba-hambaNya dan para Nabi, sehingga semua
inibaru dan asing baginya. Mungkin dia akan segera sadar atas sebuah pernyataan Ilahi
seandainya hal itu datang melalui sebuah mimpi atau sebuah penglihatan.
Tuhan memanggil Samuel sampai Samuel mengenal dan meresponi Suara itu.
Pengalaman pertama mendengar dan meresponi suara TUHAN, membawa Samuel
mengalami pertumbuhan didalam pengenalan yang benar TUHAN.
Orang yang sedang melayani TUHAN belum tentu hidup dalam pengenalan yang benar
akan TUHAN, tetapi mereka yang bertumbuh dan hidup dalam pengenalan yang benar
akan TUHAN pasti akan memberikan diri untuk melayani TUHAN. (Keterlibatan tidak
cukup tanpa sebuah pengenalan akan TUHAN). Hofni-Pinehas Vs Samuel.

Berjalannya waktu, Samuel makin bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Alkitab
mencatat, bahwa Tuhan menyertai dia dan tidak ada satu pun dari apa yang telah
difirmankan-Nya kepada Samuel dibiarkan-Nya gugur.

Didalam 1 Samuel 3:19 ‘Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak
adasatu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur’ . Hal ini menunjukkan
bagaimana Samuel hidup didalam keintiman dengan TUHAN dan terjadi
perkembangan yang signifikan dari Samuel dalam pengenalan yang benar akan Allah.

3. Dibentuk didalam ketaatan akan Firman TUHAN


1 Samuel 8: 10: Dan Samuel menyampaikan segala Firman TUHAN kepada bangsa itu,
yang meminta seorang raja kepadanya.
Ketaatan Samuel kepada Allah adalah yang paling mencolok dari teladan dan karakter
Samuel. Sejak Kecil, Samuel hidup sesuai dengan kehendak TUHAN. Tiada satupun cerita
Samuel didalam Alkitab yang memberitahukan pemberontakannya kepada TUHAN. Samuel
hidup dalam ketaatan dari bait suci sampai pengunduran dirinya sebagai pemimpin bangsa
Israel. Ketika Samuel tidak senang dengan permintaan dari orang Israel meminta raja,
Samuel tetap bertanya kepada TUHAN. Karakter ini bersesuaian dengan maksud nama
Samuel didalam Alkitab“TUHAN MAHA MENDENGAR”.
Dari Interaksi antara Allah dan Samuel berkenaan dengan pertanyaan Samuel tentang raja
berikutnya, kita dapat melihat hal-hal berikut:
- Tuhan memilih saul sebagai raja dan Samuel mengurapinya (1 Samuel 10:1)
- Tuhan menolak Saul karena ketidaktaatannya, dan Samuel mengatakan tentang
penolakan itu kepada Saul (1 Samuel 15:26)
- Tuhan memilih Daud menjadi raja yang baru, dan Samuel diperintahkan untuk pergi dan
mengurapinya (1 Samuel 16:1)
Kita dapat melihat bahwa Samuel selalu melakukan apa yang sejak semula telah diperintahkan
oleh TUHAN. Dengan kata lain, Samuel adalah seorang yang hidup didalam ketaatan akan
Firman TUHAN/ Perintah TUHAN.
Firman Allah berkata bahwa sebagai orang-orang percaya yang telah dilahirkan kembali, kita
adalah anggota dari satu tubuh KRISTUS (1 Kor 12;12-31), dengan KRISTUS sebagai kepalanya
(Kolose 1:18). Oleh Karena itu, sebagai mana anggota tubuh jasmani tunduk sepenuhnya
kepada kepala, demikian pula kita, sebagai anggota tubuh KRISTUS, kitapun harus tunduk
sepenuhnya kepada kepala dari tubuh, yaitu TUHAN. Dia adalah TUHAN, dan kita adalah
hamba-hambaNya. Ia membuat keputusan, dan kita melaksanakannya.
(Yehezkiel 36:27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-
peraturan-Ku dan melakukannya.
Secara alamiah, mungkin kita akan berpikir bahwa orang Kristen hidup di dalam
ketaatan dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik melakukan
kehendak Allah. Tetapi ayat renungan ini memberikan informasi kepada kita bahwa “Roh yang
Tuhan berikan dan berdiam di dalam batin kita yang membuat kita hidup seturut dengan
segala ketetapan-2 Tuhan." 
Setiap kita yang sudah hidup didalam Kristus tidak dirancang untuk hidup dengan
kekuatan sendiri, Tetapi Roh Kudus-lah yang menjadi kunci untuk kita hidup bertumbuh
dalam ketaatan.
Di dalam Yohanes 16:4-15 ketika Yesus berbicara kepada murid-muridNya tentang pekerjaan
Roh Kudus:

 Roh kuduslah yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman, (Menginsafkan kita akan dosa2 kita).
 Roh itu yang akan memimpin kita dalam seluruh kebenaran, memberitakan kepada
kita hal-hal yang akan datang, memberitakan kepada kita apa yang diterima dari
Yesus, dan segala sesuatu yang Bapa punya itulah yang akan disampaikan kepada
kita.
Orang-orang yang dipenuhi Roh Kuduslah yang akan hidup didalam ketaatan penuh kepada
kehendak Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai