Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jalan Ir. P.H.M. Noor No.13B RT.04 Pembataan Kec. Murung Pudak Kode Pos 71571
Telp.(0526) 2021508 Fax.(0526) 2021508, 2021496
Website : www.pu.tabalongkab.go.id E-mail : pu@tabalongkab.go.id

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


JASA KONSULTANSI

SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

NAMA PPK : THOMAS SIGIT MUGIARTO, S.Pd, ST, MA

NAMA PEKERJAAN : PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN SP. 3 TALAN


- TALAN (2)

TAHUN ANGGARAN 2019


RANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI
Pekerjaan : Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2)

URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang : Salah satu strategi pembangunan Kabupaten Tabalong tahun


2015 sampai tahun 2019 dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran yang diinginkan adalah Pengembangan prasarana dan
sarana perkotaan dan perdesaan.
Pembangunan perkotaan dan perdesaan dilakukan secara
terpadu, saling memperkuat dan merupakan bagian dari
pembangunan daerah. Untuk menciptakan keterkaitan antar kota
dan desa perlu dikembangkan prasarana dan sarana perkotaan
dan perdesaan agar memberi manfaat bagi keduanya.
Kebutuhan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur di
perkotaan dan perdesaan semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya mobilitas masyarakat dalam upaya memenuhi
hajad hidup dan kebutuhan terhadap berbagai aktifitas.
Disamping itu, pengembangan prasarana dan sarana perkotaan
dan perdesaan juga merupakan upaya untuk meningkatkan
kualitas perkotaan dan perdesaan. Kebutuhan terhadap sarana
infrastruktur merupakan kebutuhan mendasar bagi
perkembangan kehidupan masyarakat dan karenanya
merupakan kewajiban pemerintah secara bertahap untuk
memenuhi kebutuhan infrastruktur ini sebagai bentuk layanan
yang dapat membawa masyarakatnya pada tingkatan
kesejahteraan yang lebih layak.
Kebijakan umum Kabupaten Tabalong dalam menerjemahkan
strategi dan arah kebijakan pembangunan lima tahunan, yang
salah satunya adalah pengembangan prasarana dan sarana
perkotaan dan perdesaan sebagaimana telah disebutkan diatas,
ditempuh kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah
b. Meningkatkan pengelolaan dan konservasi pengembangan
sumber daya air
c. Pembangunan pusat kawasan perkantoran pemerintahan
Pada SKPD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tabalong kebijakan untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas infrastruktur wilayah dilaksanakan dengan
program :
a. Program pembangunan jalan dan jembatan
b. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
c. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
d. Program pembangunan turap/talud/bronjong
e. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Turap/Talud/Brojong
f. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Salah satu kegiatan dalam program pembangunan jalan dan
jembatan sebagaimana disebutkan diatas adalah Kegiatan
Pembangunan Jembatan Kabupaten Bentang Panjang dimana
didalamnya terdapat paket pekerjaan Perencanaan Teknis
Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2).

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 1 dari 15 halaman
Agar pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan
Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2) dapat berhasil guna, tepat waktu
dan tepat mutu diperlukan tenaga professional yang bekerja
penuh waktu untuk membantu pelaksana kegiatan dalam
melakukan perencanaan teknis terhadap rencana pelaksanaan
Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2).
Untuk keperluan tersebut maka dialokasikanlah dana untuk
pekerjaan jasa konsultansi perencanaan konstruksi berupa
Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sp. 3
Talan - Talan (2).

2. Maksud Dan : a. Maksud dari pengadaan pekerjaan jasa konsultansi


Tujuan perencanaan konstruksi ini adalah untuk membantu Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam melaksanakan Perencanaan
Teknis Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2) yang
dilaksanakan oleh tenaga professional dengan keahlian profesi
yang sesuai.
b. Tujuan dari pengadaan pekerjaan jasa konsultansi perencanaan
konstruksi ini adalah tersedianya dokumen Detail Engineering
Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Spesifikasi
Teknis Sesuai permen PUPR No. 07 tahun 2019 dan RKK
(Rencana Keselamatan Konstruksi) Pembangunan Jembatan Sp.
3 Talan - Talan (2)

3. Target/Sasaran : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan


jasa konsultansi perencanaan konstruksi ini adalah tersedianya
dokumen rencana teknis Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan -
Talan (2) sebagai dasar pelaksanaan konstruksi nantinya.

4. Lokasi : Kecamatan Banua Lawas.


Pekerjaan

5. Nama : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan


Organisasi pengadaan konsultansi:
Pengadaan a. SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tabalong
b. PPK : Thomas Sigit Mugiarto, S. Pd, ST, MA

6. Sumber Dana : a. Sumber Dana : APBD


dan Perkiraan
b. Harga Pekiraan Sendiri (HPS) : Rp. 99.988.020,- (Sembilan
Biaya (HPS)
Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh
delapan Ribu Dua Puluh Rupiah).

DATA PENUNJANG
7. Data Dasar : 1. Renstra SKPD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tabalong 2015-2019
2. RPJMD Kabupaten Tabalong 2015-2019
3. Harga Satuan Dinas Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2019.
4. Standar satuan Harga Barang/Jasa APBD Tahun Anggaran 2019.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 2 dari 15 halaman
8. Standar Teknis : - Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 07/SE/M/2015 tanggal 23 April 2015 tentang Pedoman
Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan.
- Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat
ditinggalkan :
 SNI 03-1725-1989, Pedoman perencanaan pembebanan
jembatan jalan raya.
 SNI 2838:2008, Standar perencanaan ketahanan gempa
untuk jembatan
 SNI 03-2850-1992, Tata cara pemasangan utilitas di jalan
 RSNI T-02-2005, Standar pembebanan untuk jembatan.
 RSNI T-03-2005, Standar perencanaan struktur baja untuk
jembatan
 RSNI T-12-2004, Standar perencanaan struktur beton untuk
jembatan
 Pd-T-13-2004-B, Pedoman penempatan utilitas pada daerah
milik jalan
 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor
12/SE/M/2010 tentang peta gempa 2010.
- Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;

9. Studi-Studi : -
Terdahulu

10 Referensi : Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa berdasar pada


Hukum referensi hukum, pedoman, kriteria dan standart yang berlaku di
.
Indonesia secara umum maupun secara khusus.

RUANG LINGKUP

11 Lingkup : Ruang lingkup pekerjaan jasa konsultansi ini adalah


Pekerjaan menyusun/membuat dokumen Detail Engineering Design (DED),
.
Rencana Anggaran Biaya (RAB), Spesifikasi Teknis Sesuai permen
PUPR No. 07 tahun 2019 dan RKK (Rencana Keselamatan Konstruksi)
Pembangunan Jembatan Sp. 3 Talan - Talan (2) dari hasil survey
dan analisis sesuai kaidah teknis yang berlaku:
Jumlah jembatan yang direncanakan adalah 1 (satu) buah
jembatan dengan bentangan sesuai hasil pengukuran di lapangan.

SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk
mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian
tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi
lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak
dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa
harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu
berlebihan atau terlalu minimal. Jenis-jenis survey atau investigasi
yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor
Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apa bila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey
Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Halaman 3 dari 15 halaman
1) Pengukuran Topografi
a) Tujuan pengukuran topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah area rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan,
serta 1:500 untuk perencanaan jembatan.
b) Lingkup Pekerjaan pengukuran topografi
(1) Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari Kayu keras
dengan ukuran 10x10x75 cm, ditempatkan
pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok
BM dipasang pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang minimal 3, masing-masing
1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1
(buah) disekitar sungai yang posisinya aman
dari gerusan air sungai.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20
cm, dicat warna kuning, Dinas Pekerjaan
Umum, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam. Patok BM yang sudah terpasang,
kemudian di photo sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
(2) Pengukuran titik control horizontal
- Pengukuran titik control horizontal dilakukan
dengan system poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis atau pun
elektronis.
- Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan Ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit
jenis T2 atau yang setingkat.
(3) Pengukuran titik control vertikal
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua
titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Halaman 4 dari 15 halaman
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2BT =
BA + BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus
dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
(4) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
di sepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus (misalnya: sungai, persimpangan
dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang
lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
theodolit.
(5) Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan:

Lebar Interval, Interval,


Kondisi koridor, (m) (m)
(m) Jalan Jembata
- Datar, baru n/
landai,dan 75+ 75 50 25
lurus

- Pegunungan 75+ 75 25 25

- Tikungan 50 (luar)+
25 25
100 (dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus


digunakan alat theodolit.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 5 dari 15 halaman
(6) Pengukuran pada perpotongan rencana trase
jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 200 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase
jembatan masing- masing minimum 100 m dari
garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun
jalan sebesar 25 m. Pengukuran situasi
lengkap menampilkan segala obyek yang
dibentuk alam maupun manusia di sekitar
persilangan tersebut.
-
c) Persyaratan pengukuran topografi
(1) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo
kotak dan nivo tabung.
- Sumbu II tegak lurus sumbu I.
- Garis bidik tegak lurus sumbu II
- Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
- Kesalahan indeks vertical =0. b.
Pemeriksaan alat sifat datar:
- Sumbu I vertikal,dengan koreksi nivo kotak
dan nivo tabung.
- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah
nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus
dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
(2) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah
sebagai berikut :
a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengukuran GPS pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari
5”.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 6 dari 15 halaman
(3) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi, Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga
3 desimal (ketelitian 1 cm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai
titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
- Seluruh perhitungan menggunakan sistim
komputerisasi.
(4) Keluaran
- Penggambaran polygon harus dibuat dengan
skala 1:500.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-
nya.
- Pada setiap lembar gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik polygon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) aga rdicantumkan nilaiX,
Y ,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.

2) Survey Lalu Lintas


Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi
jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan
waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata- rata
sebagai dasar perencanaan jembatan.

Survey lalu lintas meliputi kegiatan:


(1) Survey volume kendaraan
Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah
depan maupun dari arah belakang harus dicatat.
Setiap lajur minimal 2 orang dengan peralatan yang
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Halaman 7 dari 15 halaman
digunakan 1 orang 1 counter serta format survey yang
telah ditentukan.
(1.1) Pengelompokan Kendaraan
Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan
dibagi kedalam 10 kelompok mencakup
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.
Golongan/ Jenis Kendaraan yang masuk
Kelompok kelompok ini adalah

1 Sepeda motor,sekuter,sepeda
kumbang dan kendaraan
bermotor

2 roda3 Jeep, dan Station Wagon.


Sedan,

3 Opelet, Pick-up opelet, Sub


urban, Combi, Minibus

4 Pick-up, Micro Truck dan Mobil


hantaran atau Pick-up Box

5a Bus Kecil
5b Bus Besar
6 Truk 2 sumbu
7a Truk 3 sumbu
7b Truk Gandengan
7c Truk Semi Trailer
8 Kendaraan tidak bermotor,
sepeda, becak, andong/dokar,
gerobak sapi

(1.2) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data
harus mengacu pada buku Manual Kapasitas
Jalan Indonesia.

3) Survey Penyelidikan Tanah (Mektan)


Tujuan penyelidikan tanah dalam pekerjaan ini adalah untuk
menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan
bahan jembatan, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan
termasuk perkiraan kuantitasnya.
Kegiatan penyelidikan tanah meliputi Sondir (Pneutrometer
Static).
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah
keras, menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan
tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap
kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan
pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada
daerah alluvium yang mengandung komponen berangkal dan
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Halaman 8 dari 15 halaman
kerakal serta batu gamping yang berongga, karena hasil nya
akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam
20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada
2
mano meter berturut-turut menunjukan harga > 150kg/cm ,
alat sondir terangkat ke atas, apabila pembacaan mano
meter belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat
sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal
jangkar. Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat
(JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus
(qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat
(JHP) secara kumulatif.

4) Survey Hidrologi
Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan
dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air
yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus)
yang diperlukan.
Lingkup pekerjaan survey hidrologi ini meliputi:
a. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah
yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data
tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika dan/atau instansi terkait di kota terdekat dari
lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada
seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi:
lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah
hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana
dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7
tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan local
dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang
aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang
diperlukan.
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No:03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No:03-1724-1989SKBI-1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai).

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 9 dari 15 halaman
PROSES ANALISA STRUKTUR JEMBATAN
Setelah semua data dikumpulkan kemudian data tersebut
dianalisa dan dilakukan desain jembatan, baik itu bangunan bawah
maupun bangunan atas jembatan. Dalam perencanaan teknik
jembatan konsultan harus berdasarkan peraturan perencanaan
yang telah ditetapkan atau sesuai SNI. Terutama diharapkan desain
yang tahan terhadap gempa. Untuk hal ini Konsultan mengacu
pada SNI 2833 tahun 2008 tentang “Perencanaan ketahanan
gempa untuk jembatan”. Dalam standar ini dijelaskan dinamika
struktur agar setiap perencana akan menguasai segi kekuatan,
keamanan dan kinerja ketahanan gempa jembatan dalam suatu
proses perencanaan utuh.

PENGGAMBARAN
1) Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis
dari setiap detail perencanaan dan mengajukannya kepada
pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
a. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas
Jembatan.
b. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas
pembebanan.
2) Gambar Rencana (Final Design)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah
rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna jasa
dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan
yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar symbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.

PERHITUNGAN KUANTITAS PEKERJAAN FISIK


a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus
sesuai dengan spesifikasi yang dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara
keseluruhan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan
semua jenis mata pembayaran (pay item)
c. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar rupah, bahan,
dan peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan.
d. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan
untuk semua mata pembayaran yang mengacu pada Permen
PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
e. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya
pekerjaan konstruksi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 10 dari 15 halaman
12 Keluaran : Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi perencanaan konstruksi ini adalah :
.
- Detail Engineering Design (DED);
- Rencana Anggaran Biaya (RAB);
- Spesifikasi Teknis yang terdiri dari
- Spesifikasi bahan bangunan konstruksi
- Spesifikasi perlatan konstruksi dan perlatan bangunan
- Spesifikasi Proses/kegiatan
- Spesifikasi metode konstruksi/metode
pelaksanaan/metode kerja dan
- Spesifikasi jabatan kerja konstruksi.
- RKK (Rencana Keselamatan Konstruksi)
Yang dilengkapi dengan Laporan Teknik yang terdiri dari:
1. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Penyelidikan Tanah harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota terdekat.
- Hasil Penyelidikan Sondir
- Rekomendasi.

2. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk Deskripsi BM (sebagai
lampiran).

3. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
- Data proyek.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/perhitungan.

4. Laporan Survey Lalulintas

Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap


yang berisi:
1. Foto dokumentasi
2. Data lapangan
3. Perhitungan
4. Laporan teknik
5. Laporan Hasil Analisa Struktur Bangunan Bawah Jembatan

13 Peralatan, : Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas yang diberikan oleh PPK:

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 11 dari 15 halaman
. Material,
Personil dan
- fasilitasi perijinan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen

14 Peralatan dan : Kendaraan Roda 4, Kendaraan Roda 2, theodolit, peralatan sondir,


Material dari Komputer, Printer, Alat Tulis Kantor
.
Penyedia Jasa
Konsultansi

15 Lingkup : Penyedia Jasa memiliki kewenangan sebagai berikut :


Kewenangan 1. Mendapatkan bantuan akses terhadap kebutuhan data yang
.
Penyedia Jasa tersedia yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya.
2. Menyatakan pendapat lain selama tidak keluar dari KAK yang
telah ditetapkan dan proposal/usulan/penawaran teknis yang
tertera dalam kontrak.
3. Penyedia Jasa dapat mengundang narasumber lain yang
berkualifikasi lebih tinggi daripada tenaga ahli yang ditugaskan
penyedia jasa dalam hal memberikan penjelasan terkait apabila
terjadi ketidaksepakatan dalam hal lingkup teknis. Akan tetapi
keputusan sesuai dengan pernyataan kontrak serta pembebanan
biaya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
4. Penyedia Jasa dapat menggunakan instrument dan standar lain
yang relevan yang lebih tinggi dari standar teknis yang
dipersyaratkan.

16 Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi ini adalah:
Penyelesaian 60 (enam puluh) Hari Kalender sejak ditandatanganinya Surat
.
Pekerjaan Perintah Mulai Kerja (SPMK)

17 Personil : Pengala
Jumlah
Jumla Jumlah
No Posisi Kualifikasi man h Orang /
Org
. Bulan Bulan
Tenaga Ahli
1 Team Leader / S1 Teknik ≥5 th 1.0 2.0 2.0
Ahli Teknik Sipil SKA Ahli
Jembatan (203) Teknik
Jembatan
(203) min.
Madya
2 Ahli Geoteknik S1 ≥3 th 1.0 1.0 2.0
(216) Teknik,SKA
Ahli
Geoteknik
(216)
3 Ahli Geodesi S1 ≥3 th 1.0 1.0 2.0
(217) Teknik,SKA
Ahli Geodesi
(217)
Tenaga
Pendukung
1 Juru Ukur / D3 teknik ≥2 th 1.0 1.0 1.0
Teknisi Survey Sipil
Pemetaan
(TS004)
2 Juru Gambar / STM ≥2 th 1.0 1.5 1.5
Draftman -Sipil Bangunan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 12 dari 15 halaman
(TS003)
3 Staf Administrasi SLTA/ ≥1 th 1.0 2.0 2.0
Sederajat
4 Operator SLTA/ ≥1 th 1.0 2.0 2.0
Komputer Sederajat

18 Jadwal : Kebutuhan waktu dan jadwal terhadap pelaksanaan pekerjaan ini disusun sendiri
Tahapan oleh perencana dan dimuat dalam penawaran teknis.
.
Pelaksanaan
Pekerjaan

LAPORAN

19 Laporan : Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka


Pendahuluan acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang
masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan,
metode/cara pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data
serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan
pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi
yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa.
Laporan Pendahuluan disusun dalam format A4 sebanyak 5
eksemplar buku serta softcopy (CD) dan diserahkan paling lambat
pada hari kalender ke-15 (lima belas) setelah penandatangan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).

20 Laporan Antara : Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan
dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini
.
diserahkan pada hari kalender ke-45 (empat puluh lima) setelah
diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku dan softcopy
(CD).

21 Laporan Akhir : Laporan Akhir berisi:


- Hasil Penyelidikan Tanah
.
- Hasil Analisis Topografi
- Pembuatan Gambar Topografi
- Hasil Analisis Hidrologi
- Hasil Analisis LHR
- Hasil Analisis Struktur Jembatan
- Perhitungan & Perencanaan jembatan
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir.
Laporan ini akan diserahkan pada akhir masa kontrak pada hari ke-
60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak
5 (lima) buku dan softcopy (Harddisk).
Lampiran dan laporan akhir ini adalah keluaran sebagaimana
ditetapkan pada angka 12 KAK.

HAL-HAL LAIN

22 Produksi dalam : Semua Pekerjaan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dengan
.
semaksimal mungkin memanfaatkan produk dalam negeri (jika
diperlukan penunjang), kecuali ditetapkan lain pada angka 15 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri

23 Persyaratan : Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 13 dari 15 halaman
. Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka harus sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

24 Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sesuai


Pengumpulan dengan standar teknis berlaku yang dapat dipertanggung
.
Data Lapangan jawabkan.

25 Alih : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
.
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.

Tanjung, September 2019

Pejabat Pembuat Komitmen

THOMAS SIGIT MUGIARTO, S.Pd, ST, MA


NIP. 19740709 199903 1 004

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Halaman 14 dari 15 halaman

Anda mungkin juga menyukai