Perihal: Undangan FGD “Inisiatif Multipihak Daerah untuk Pemulihan Ekonomi dan Ekosistem
melalui Pembangunan Sawit Berkelanjutan di Indonesia”
Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini, kami sampaikan bahwa Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR)
sedang melaksanakan proyek penelitian “Scaling-up Pendekatan Yurisdiksi untuk Sektor Sawit di
Indonesia” yang didukung oleh Walmart Foundation. Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, kami
mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion-FGD)
berjudul “Inisiatif Multipihak Daerah untuk Pemulihan Ekonomi dan Ekosistem melalui Pembangunan
Sawit Berkelanjutan di Indonesia”. FGD ini bertujuan untuk menyampaikan dan mendiskusikan hasil awal
studi dan topik-topik terkait untuk mendukung sawit berkelanjutan. FGD ini akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 20 April 2022
Waktu : 13.15 – 16.00 WIB
Tautan Zoom : https://zoom.us/j/95945225795
Meeting ID : 959 4522 5795
Password : 414578
Sebagai bahan pendukung, kami sampaikan kerangka acuan kegiatan (terlampir). Konfirmasi kehadiran
dapat disampaikan melalui tautan https://forms.office.com/r/Pri75fjga4 atau kepada staf kami Sdri. Sonya
Dyah Kusumadewi (s.dyah@cgiar.org/0822-1165-7785) atau Sdri. Lila Juniyanti (l.juniyanti@cgiar.org).
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Latar belakang
Presidensi G20 tahun ini bertempat di Indonesia dengan tema ‘Recover together, Recover Stronger’, yang
mengedepankan agenda pemulihan ekonomi global ditengah krisis pandemi dan perubahan iklim. Indonesia
merupakan penyelenggara dan negara anggota G20 yang masuk dalam daftar sepuluh negara dengan emisi
gas rumah kaca terbesar di dunia (UNEP 2021). Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan Indonesia sebesar
965,3 MtCO2e atau setara 2% emisi dunia di tahun 2018 (Climate Watch 2019). Mayoritas emisi ini,
khususnya tahun 2010-2017, berasal dari sektor hutan dan lahan, khususnya hilangnya hutan, dekomposisi
gambut, serta kebakaran lahan gambut (Carbon Brief 2019). Perkebunan kelapa sawit sebagian besar
menggunakan lahan hutan dan lahan gambut yang tinggi cadangan karbonnya, sehingga harus
mengupayakan pengelolaan yang berkelanjutan. Luasnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia menjadikan
potensi penyimpanan karbon oleh perkebunan ini juga semakin besar bahkan dapat menekan emisi.
Momentum Indonesia dengan presidensi G20 pada tahun 2022 ini memberikan kesempatan untuk
mempromosikan berbagai upaya pembangunan rendah karbon di Indonesia, serta mengundang aksi kolektif
masyarakat dunia untuk berkontribusi dalam upaya yang sama.
Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam pembangunan rendah karbon adalah implementasi agenda
pembangunan sawit yang berkelanjutan. Agenda ini direalisasikan melalui berbagai kebijakan dan program,
misalnya melalui pembentukan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FoKSBI), perumusan
dokumen penting Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) dan sistem sertifikasi
ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Upaya-upaya di tingkat nasional ini juga diimbangi dengan
inisiatif di tingkat subnasional dan level tapak. Beberapa provinsi dan kabupaten telah memiliki Rencana
Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB), bahkan membentuk dan menunjuk Tim Pelaksana
Daerah (TPD). Inisiatif ini juga dikuatkan dengan kerangka kebijakan, penguatan kelembagaan dan
pembangunan kapasitas pekebun. Beragam inisiatif di level yurisdiksi yang berbeda-beda ini saling
menguatkan dan memegang peranan penting dalam mendorong pembangunan sawit yang berkelanjutan.
CIFOR bersama dengan mitra di daerah dengan dukungan dari Walmart Foundation bermaksud untuk
berkontribusi dalam upaya-upaya pembangunan sawit berkelanjutan dalam kerangka penelitian. CIFOR
dan mitra dalam tahap awal pelaksanaan penelitian “Scaling-up Pendekatan Yurisdiksi untuk Sektor Sawit
di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan berkontribusi pada beragam inisiatif
multipihak di berbagai tingkat yuridiksi guna mendukung pembangunan sawit berkelanjutan di Indonesia.
Penelitian ini berfokus pada empat kabupaten terpilih, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Pulang
Pisau, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Tim peneliti telah melakukan berbagai kajian
dari analisis kebijakan dan perdagangan sawit, risiko deforestasi, serta mengidentifikasi dan memetakan
jaringan para aktor. FGD “Inisiatif Daerah untuk Pemulihan Ekonomi dan Ekosistem melalui Pembangunan
Sawit Berkelanjutan di Indonesia” ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian. Kami berharap
untuk berbagi temuan awal dan memantik diskusi untuk mengeksplorasi lebih dalam inisiatif dan aktor
kunci kelapa sawit berkelanjutan.
Tujuan
Tujuan dari FGD “Inisiatif Daerah untuk Pemulihan Ekonomi dan Ekosistem melalui
Pembangunan Sawit Berkelanjutan di Indonesia” ini adalah:
a. Mengenalkan kegiatan penelitian CIFOR dan mitra dalam kerangka sawit berkelanjutan
b. Menyampaikan dan mendiskusikan temuan awal tim peneliti mengenai inisiatif sawit berkelanjutan di
empat kabupaten yang menjadi fokus studi
c. Mendiskusikan isu-isu penting terkait dengan inisiatif sawit berkelanjutan dan pemulihan ekonomi
dan ekosistem di empat kabupaten
Agenda
Agenda dari FGD “Inisiatif Daerah untuk Pemulihan Ekonomi dan Ekosistem melalui Pembangunan
Sawit Berkelanjutan di Indonesia” adalah sebagai berikut:
Waktu Agenda Narasumber
13.15 - 13.30 WIB Registrasi Panitia
13.30 -13.40 WIB Pembukaan dan “Peran sawit Prof. Dr. Herry Purnomo,
berkelanjutan dalam G20” CIFOR-ICRAF/IPB
13.40–14.20 WIB Sesi 1: Inisiatif daerah untuk pemulihan
ekonomi dan ekosistem lewat sawit
berkelanjutan
Pemaparan: Pemapar:
a. Mewujudkan petani kelapa sawit yang a. Manusuetus Darto
mandiri, sejahtera dan lestari dalam (Sekretariat Jenderal
pengelolaan perkebunan kelapa sawit Nasional SPKS)
b. Penyelesaian permasalahan b. Prof San Afri Awang
perkebunan kelapa sawit di dalam (Fakultas Kehutanan,
kawasan hutan UGM)
Waktu Agenda Narasumber
c. Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit c. Dinas Pertanian dan
Berkelanjutan (RAD KSB) di Perkebunan Kabupaten
Kabupaten Sintang Sintang
d. Inisiatif masyarakat madani di d. Made Ali (JIKALAHARI
Pelalawan untuk sawit yang Riau)
berkelanjutan
14.20–14.30 WIB Diskusi Moderator: Dr. Lila Juniyanti
14.30 –14.50 WIB Sesi 2: Analisis aktor, rantai nilai dan
risiko
Pemaparan: Pemapar:
a. Analisis rantai nilai, perdagangan a. Sonya Dyah, CIFOR-
dan risiko ekosistem ICRAF
b. Analisis Jaringan Sosial dan IAD b. Dyah Puspitaloka, CIFOR-
ICRAF
14.50 –15.00 WIB Diskusi Moderator: Dr. Lila Juniyanti
15.00 - 15.35 WIB Identifikasi proses multipihak, aktor
kunci, dan hasilnya di masing-masing
yurisdiksi Fasillitator diskusi
a. Breakout room 1 (Kabupaten a. Dyah Puspitaloka (CIFOR-
Pelalawan ICRAF)
b. Breakout room 2 (Kabupaten Kutai b. Lila Juniyanti (CIFOR-
Kartanegara) ICRAF)
c. Breakout room 3 (Kabupaten c. Sonya Dyah (CIFOR-
Sintang) ICRAF)
d. Breakout room 4 (Kabupaten Pulang d. Agus Andrianto (CIFOR-
Pisau) ICRAF)
15.35-15.55 WIB Rangkuman diskusi Fasilitator breakout room
15.55-16.00 WIB Penutupan Prof. Dr. Herry Purnomo,
CIFOR-ICRAF/IPB