Anda di halaman 1dari 7

Teori Permintaan ( Demand )

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai
tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :

1) Faktor Harga :

Harga dan permintaan memiliki hubungan berbanding terbalik, permintaan saat dipengaruhi harga dan
sebaliknya harga juga dipengaruhi oleh permintaan.

Contoh:

Orang lebih memilih membeli emas dari pada membeli berlian? berarti harga berlian yg tinggi
mempengaruhi permintaannya akan barang tersebut.

2. Faktor Bukan Harga :

Harga barang itu sendiri.

Harga barang lain yang berkaitan.

Tingkat pendapatan.

Selera konsumen.

Ekspektasi/perkiraan masa depan.

Jumlah penduduk.

Musim/iklim.

Hukum permintaan ( the law of demand ) adalah Pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Dan sebaliknya makin tinggi harga suatu
barang maka makin rendah permintaan akan barang dan jasa tersebut. Hukum berlaku dengan catatan
ceteris paribus.

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang
ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki
terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang
dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa
menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya
mahal.

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,

P - P1 Q - Q1

------- = --------

P2 - P1 Q2 - Q1

Keterangan :

ED = Elastisitas permintaan

Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan

Q1 = Kuantitas permintaan awal

P2 = Harga setelah perubahan

P1 = Harga awal

2.1. Harga barang itu sendiri

Dari hypotesa diatas dapat disimpulkan bahwa :

· Apabila harga suatu barang naik maka konsumen akan mencari barang atau jasa lain yg dapat
digunakan sebagai pengganti nya.
· Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga menyebabkan
konsumen mengurangi pembelian barang atau jasa tersebut.

· Pengaruh faktor bunga dan harga terhadap permintaan harga barang lain.

2.2. Hubungan suatu barang terhadap barang lain.

dibedakan menjadi 3 :

a) Barang pengganti ( subsidi ) yaitu apabila suatu barang dapat menggantikan fungsi dari barang lain.
dan berpengaruh pada harga barang yg digantikan.

Contoh :

v Minyak tanah dengan gas elpiji.

v Teh dengan kopi.

v Singkong dengan beras.

b) barang pelengkap / komplimenter yaitu apabila suatu barang selalu digunakan secara bersama –
sama dengan barang lain sebagai pelengkapnya.

Contoh :

v Gula dengan kopi.

v Teh dengan gula.

v Sepeda motor dengan helm.

v Kaos kaki dengan sepatu

c) Barang yg tidak saling berhubungan (bebas )yaitu barang yang tidak akan berpengaruh pada
permintaan barang atau jasa , apabila terjadi kenaikkan harga.

Contoh :

1) Kapal terbang dengan sandal jepit.

2) Beras dengan buku tulis.

2.3. Pendapatan konsumen yaitu Perubahan terhadap pendapatan selalu menimbulkan perubahan
terhadap permintaan barang dan jasa.

Jenis barang dibagi menjadi 3:


1) Barang normal : barang yg akan mengalami peningkatan permintaannya seiring dengan peningkatan
pendapatan.

Contoh :Seseorang dengan pendapatan satu juta akan membeli dua potong kemeja saja, tetapi ketika
pendapatannya naik menjadi tiga juta maka dia akan membeli tiga potong kemeja.

v Barang mewah ( lux ) ,

v Barang kebutuhan sehari –hari. (barang pokok)

2) Barang esensial

Contoh: Seseorang dengan pendapatan dua juta rupiah, memiliki tiga anggota keluarga hanya akan
membeli satu karung beras per bulan. Begitu juga ketika pendapatananya naik menjadi lima juta rupiah,
dia akan tetap membeli satu karung beras untuk ketiga anggota keluarganya karena itulah standar
kebutuhan keluarganya. Ketika pendapatannya menurun sekalipun, dia akan tetap membeli satu karung
beras untuk ketiga anggota keluarganya.

3) Barang bermutu rendah ( inferior ) : barang yg diminta konsumen berpenghasilan rendah artinya :
apabila pendapatan konsumen naik maka permintaan akan barang inferior akan turun.

Pada golongan ekonomi rendah ,orang akan membeli bahan pokok yg murah. Contohnya bahan pokok
singkong, tetapi ketika ada peningkatan taraf hidup golongan tersebut maka dia akan beralih pada
bahan pokok beras.

Barang mewah adalah barang yg hanya dapat dibeli oleh golongan orang yg berpendapatan tinggi.

Contoh:

Berlian, mobil, emas dll.

Corak distribusi pendapatan yaitu : Jika pemerintah menaikkan pajak penghasilan pada orang kaya
tujuan untuk menyeimbangkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah dan berpengaruh pada
peningkatan kebutuhan permintaan barang dan jasa.

2.4. Cita rasa masyarakat / selera yaitu Perubahan selera masyarakat akan mempengaruhi permintaan
terhadap barang tersebut. Walaupun harganya murah belum tentu diminta oleh pembeli karena barang
dan jasa tersebut tidak sesuai dengan cita rasa / selera masyarakat.

2.5. Perkiraan harga di masa mendatang yaitu Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang
akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk
membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.

2.6. Jumlah penduduk yaitu : Pertambahan penduduk akan menambah jumlah angkatan kerja suatu
Negara dan menciptakan lapangan kerja yg luas dan besar, dengan demikian akan mengubah daya beli
masyarakat dan berpengaruh pada permintaan barang dan jasa.
2.7. Iklim yaitu Pergantian iklim akan mempengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa.

( Qd = f.(Px,Py,Inc,Dist,T,S,Pop,F)

Keterangan :

Px : harga barang itu sendiri.

Py : harga barang lain.

Inc : pendapatan konsumen.

Dist : distribusi pendapatan.

T : cita rasa masyarakat

S : iklim/musim

F : ramalan masa yg akan datang.

Perubahan permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor :

v Harga

perubahan permintaan yg disebabkan oleh faktor harga akan menimbulkan perubahan sepanjang kurva
permintaan.

v Non Harga

perubahan faktor non harga menimbulkan pergeseran kurva permintaan.

Elastisitas permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah Tingkat perubahan permintaan terhadap
barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat
perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan.

Koefisien Elastisitas Permintaan

Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai
berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,

atau

Bentuk2 elastisitas permintaan :

Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak dipengaruhi samasekali oleh
perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu X atau Q (kuantitasbarang) seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.

Gambar 1

Kurva Permintaan Elastis Sempurna

Ada lima jenis elastisitas permintaan :

1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang
diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa
berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang
permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang
tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas
lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang
sejenis.

2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari
prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras
sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun
cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun
konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga
bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini
karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga
tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik
produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase
perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga
belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.

4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase
perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan
barang penggantinya.

5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar
sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk
yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi,
yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda
atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.

Marginal Utility (MU) yaitu : tambahan kepuasan sebagai akibat dari jenis elastisitas harga dari
permintaan.

Anda mungkin juga menyukai