i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan komunikasi
efektif ini yang diberlakukan dengan SK Direktur Tentang Panduan Komunikasi
efektif (Nomor : 005-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022)
Panduan ini berisi acuan dalam tata laksana Komunikasi efektif di RSU
Maguan Husada. Panduan ini diberlakukan agar seluruh petugas RSU Maguan
Husada memahami bagaimana tata laksana komunikasi efektif dengan
masyarakat, pasien dan keluarga serta antarstaf di RSU Maguan Husada, sehingga
akan meningkatkan kepuasan pasien dan tercapai promosi kesehatan dan
pelayanan di RSU Maguan Husada.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
membantu penyusunan panduan ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan pedoman ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
ii
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas RahmatNya maka telah
selesai disusun buku Panduan komunikasi efektif Rumah Sakit Umum Maguan
Husada sebagai acuan dalam melaksanakan komunikasi efektif untuk
menentukan kebutuhan pelayanan kesehatannya. Dengan telah disusunnya buku
panduan ini, maka diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
Komunikasi antar pemberi pelayanan asuahan di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan dan perhatiannya yang telah
diberikan dalam penyusunan buku panduan ini.
Semoga Tuhan Yang maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita sekalian dalam melaksanakan tugas ini. Amin.
iii
Jl. Raya Praci – Giribelah Km.6 Suci, Pracimantoro, Wonogiri HP. 081 329 534 400 E-mail :
iv
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya surat keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Biaya RSU Maguan Husada
KEENAM : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada
ketetapan selanjutnya, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Wonogiri
Pada tanggal 10 Februari 2022
DIREKTUR
RSU MAGUAN HUSADA
v
Jl. Raya Praci – Giribelah Km.6 Suci, Pracimantoro, Wonogiri HP. 081 329 534 400 E-mail :
vi
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Wonogiri
Pada Tanggal 15 Februari 2022
Direktur
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...……………………………………………………... i
KATA SAMBUTAN………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
BAB IV PENUTUP………………………………………………………... 27
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun
dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan
unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan
secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin
antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya,
unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima
jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk
yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah
buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem
tersebut.
Rumah sakit sebagai suatu organisasi tidak akan efektif apabila
interaksi diantara orang-orang yang tergabung di dalamnya tidak pernah ada
komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktifitas
tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu
dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unit dibawahnya. Dengan
komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan,nimplementasi dan pengawasan dapat dicapai.
Komunikasi sangat tergantung pada persepsi dan sebaliknya persepsi
juga tergantung pada komunikasi. Persepsi meliputi semua proses yang
dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya.
Baik buruknya proses komunikasi sangat tergantung pada persepsi masing-
masing staf yang terlibat didalamnya. Ketidaksamaan pengertian antara
1
penerima dan pengirim informasi akan menimbulkan kegagalan dalam
berkomunikasi.
B. Klasifikasi Komunikasi
Berdasarkan kepada penerima pesan atau komunikan, komunikasi
diklasifikasikan menjadi :
1. Komunikasi Intrapersonal
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri antara individu dengan Tuhannya. Komunikasi
intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal berlangsung dengan dua arah, antara
komunikator dan komunikan, antara seorang tenaga medis dengan
teman sejawat atau antara seorang tenaga medis dengan pasien.
3. Komunikasi Kelompok
Salah satu bentuk komunikasi yang terjadi di dalam sebuah kelompok.
Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seseorang
yang lainnya, komunikasi juga dilakukan dengan sekelompok orang
yang disebut dengan komunikasi kelompok.
4. Komuikasi Publik
Komunikasi yang dilakukan secara aktif maupun pasif yang dilakukan
di depan umum.Dalam komunikasi publik, pesan yang disampaikan
dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan.
5. Komunikasi Organisasi
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi atau
antar organisasi baik secara formal maupun informal. Komunikasi
organisai pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi serta hubungan antar manusia.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi ini melibatkan sejumlah besar komunikan heterogen yang
tersebar di suatu wilayah geografis yang luas dan berkepentingan pada
pesan komuniakan yang sama.
2
C. Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu komuikasi
tertulis, komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, komunikasi satu arah
dan komunikasi dua arah.
1. Komunikasi Tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik
manual maupun melalui media seperti email, surat, media cetak
lainnya. Dalam rumah sakit, komunikasi tertulis dapat berupa catatan
perkembangan pasien, catatan medis, laporan perawat dan catatan
lainnya yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya: persetujuan
operasi.
b) Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat
yang telah diarsipkan.
c) Dokumentasi historis, misalnya rekam medis pasien.
d) Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
e) Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat
perintah, surat pengangkatan
2. Kominukasi Verbal
Merupakan komunikasi yang disampaikan secara
lisan.Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana
komunikasi seperti telepon.Kelebihan dari komunikasi ini terletak
pada keberlangsungannya,yakni dilakukan secara tatap muka sehingga
3
umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk respon
dari pihak komunikan.Jenis komunikasi ini sering digunakan dalam
pelayanan di rumah sakit dalam hal pertukaran informasi secara verbal
terutama pembicaraan dengan tatap muka.Komunikasi ini biasanya
lebih akurat dan tepat waktu.Kelebihan dari komunikasi ini adalah
memungkinkan setiap individu untuk merespon secara langsung.
4
yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan
menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan
sesuatu.Hal ini harus diperhatikan oleh petugas dan tenaga medis
dirumah sakit,jangan sampai pasien menjadi curiga karena selaan
yanng lama dan pengalihan yang cepat.
e. Ketepatan waktu dan relevansi
Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan.Petugas dan tenaga medis
harus peka terhadap ketepatan waktu untuk
berkomunikasi.Relevansi atau kesesuaian materi komunikasi juga
merupakan faktor penting untuk diperhatikan.
f. Humor
Humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang
menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa
sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau
menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
g. Intonasi
Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi
atau nada.Petugas dan tenaga medis rumah sakit hendaknya
menjaga intonasi yanng menunjukan perhatian dan ketulusan
kepada pasien.
3. Komunikasi Non Verbal
Merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini adalah cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Tenaga medis
perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan oleh pasien
mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan keran pesan
non verbal dapat memperkuat pesan yang dismpaikan secara verbal.
5
Penampilan seseoarang merupakan faktor yang menarik perhatian
dalam komunikasi antar pribadi. Penampilan fisik, cara
berpakaian, dan cara berhias akan menujukkan kepribadian
seseorang. Tenaga medis yang memperhatikan penampilan diri
dapat menampilkan citra profesionalisme yang positif.
3) Nada Suara atau Intonasi Bicara
Intonasi bicara berpengaruh terhadap arti pesan yang
disampaikan oleh seseorang kepada pihak lain. Oleh sebab itu,
pengendalian emosi merupakan faktor yang sangat penting dalam
berkomunikasi.
4) Ekspresi Wajah
Kondisi perasaan seseorang dapat diketahui melalui ekspresi
wajah. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar dalam
menentukan pendapat seseorang ketika berkomunikasi tatap
muka.
5) Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap,emosi,konsep
diri dan keadaan fisik.Pengamatan terhadap sikap tubuh dan
langkah dapat memeberikan beberapa informasi,misalnya
mengenai ras sakit maupun penyakit yang diderita.
6) Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian dapat
disampaikan melalui sentuhan.Sentuhan merupakan bagian yang
cukup penting dalam suatu proses kumonikasi yaitu untuk
memperat hubungan interpersonal,namun harus tetap
memperhatikan norma sosial.
D. PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator,pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana,2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.
6
Umpan balik
gangguan
7
menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada
pengirim.Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlansung dua arah.(konsil kedokteran Indonesia,hal.8).
5. Umpan balik,merupakan tanggapan komukasi terhadap pesan yang
diberikan oleh komunikator. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal
atau non verbal dan sangat penting sekali sebagai proses klarifikasi untuk
memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam menginterprestasikan
pesan.Pada saat penerima pesan melakukan proses umpan balik,pengirim
pesan (komunikator) yang baik harus memiliki kemampuan sebagai
berikut :
a. Cara berbicara (talking),termasuk cara bertanya ( kapan
menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan
terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening),termasuk memotong kalimat.
c. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat
di balik yang tersurat ( bahasa non verbal di balik ungkapan kata /
kalimatnya,gerak tubuh).
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan ( bahasa
tubuh ) agar tidak menggangu komuniksi,misalnya karena
komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,raut tubuh,raut
muka,dan sikap komunikator.
6. Gangguan,merupakan segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi
kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan.Gangguan
komunikasi ini meliputi :
a. Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah, bau menyengat,
udara panas dan lain-lain.
b. Faktor-faktor pribadi, antara lain prasangka, lamunan, dan lain-lain.
8
e. Mudah dipahami oleh penerima sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan atau kesalahpahaman.
Jadiisi pesannya
Yah….benar dikonfirmasikan
ini yah pak…
9
B Bravo L Lima V Victor
C Charlie M Mike W Whiskey
D Delta N November X Xray
E Echo O Oscar Y Yankee
F Foxtrot P Papa Z Zulu
J Golf Q Quebec
K Hotel R Romeo
I India S Sierra
J Juliet T Tanggo
1
hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikpa rendah hati yang kita miliki.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
B. PERENCANAAN INFORMASI
Rumah Sakit dalam melaksanakan komunikasi melalui beberapa alat
yaitu :
1. Telepon.
Fungsinya untuk komunikasi verbal antar masyarakat atau instansi
yang terkait dengan rumah sakit,antara dokter konsultan dengan
dokter jaga dan antara staf di rumah sakit.
2. Rekam medis.
Merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan
asuhan keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua
profesi yang melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannyanya
dalam rekam medis sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-
undang.
3. Internet.
Merupakan media promosi dan dalam mencari karyawan sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan.
4. Bunner dan MMT
1
TNI/Polri) dan pasien kesecelakaan dengan menggunakan asuransi
Jasa Raharja.
2. Strategi
Komunikasi dilakukan melaui banner, MMT dan komunikasi
langsung ke masyarakat.
3. Isi informasi
Informasi yang disampaikan adalah jenis pelayanan yang terdapat di
rumah sakit, jam pelayanan dan bagaimana akses pelayanan dari
masyarakat ke rumah sakit termasuk kualitas pelayanan yang
diberikan.
1
sehingga apa yang disampaikan menjadi jelas dan dapat
merubah perilaku penerima pesan.
b. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal dapat berupa ;
1) Penampilan fisik
2) Sikap tubuh dan cara berjalan
3) Ekspresi wajah dan kontak mata
4) Sentuhan (kasih sayang,dukungan emosional dan perhatian
diberikan melalui sentuhan dan sesuai dengan norma sosial)
2. Jenis informasi
Informasi yang perlu disampaikan dari staf medis dan keperawatan
kepada pasien meliputi :
a. Jenis dan akses pelayanan di rumah sakit
b. Biaya perawatan dan tindakan
c. Informasi diagnose, pemeriksaan yang dilakukan dan akan
dilakukan, terapi serta rencana tindakan,inform consent.
d. Asuhan keperawatan , pendidikan pasien dan keluarga
3. Pemberi informasi
Semua informasi disampaikan sesuai dengan kewenangan staf rumah
sakit yaitu front office, Kasir, staf klinik (dokter IGD dan DPJP,
perawat) dan non klinik.
1
1. Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
a. Dari segi sifatnya :
1) Komunikasi Lisan.
Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka.
2) Komunukasi Tertulis.
Komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan
bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh
penerima.
3) Komunikasi Verbal.
Semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
4) Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi yang menggunakan pesan-pesan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata
terucap dan tertulis.
b. Dari segi arahnya :
1) Komunikasi Ke atas
2) Komunikasi Ke bawah
3) Komunikasi Horizontal
4) Komunikasi Satu Arah
5) Komunikasi Dua Arah
c. Menurut Keresmiannya:
1) Komunikasi Formal.
Suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya
dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah
atau sifatnya instruktif.
2) Komunikasi Informal.
Komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi ,
akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam
struktur organisasi
1
F. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
1. Hambatan Fisik
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran
(tuna rungu), tuna netra, tuna wicara atau pasien sudah lanjut usia
(lansia).
2. Hambatan Sematik
Hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa
yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
3. Hambatan Fisikologis
Hambatan psikologis merupakan hambatan-hambatan karena adanya
unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia..
1
BAB III
TATA LAKSANA
2. Komunikasi langsung
a. Penyuluhan kesehatan dalam safari kesehatan ke desa-
desa/perusahaan
b. Kegiatan Edukasi penyakit dalam kegiatan senam lansia
1
c. Untuk besarnya biaya pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan, pasien atau keluarga di minta ke bagian administrasi
untuk mendapatkan informasi.
d. Apabila keluarga dan pasien setuju, pemeriksaan dapat dikerjakan
e. Apabila keluarga dan pasien tidak setuju maka pemeriksaan tidak
dilakukan dan keluarga menandatangani surat penolakan.
f. Setelah hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi,lab,EKG,USG)
sudah selesai kemudian dokter menjelaskan ke keluarga pasien .
2. Informasi Dokter DPJP dengan Pasien dan Keluarga
a. DPJP wajib memberikan pendidikan kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap rumah sakit antara lain :
1) Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
2) Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan
keluarga
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4) Memahami konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
1
2) Menginformasikan rencana pelayanan kepada pasien/ keluarga
a) Dokter sudah menyampaikan pada pasien bahwa pasien
diperiksa dan dibuat diagnose kerja.
b) Dokter menyampaikan pada pasien pemeriksaan/tindakan
apa yang akan dilaksanakan.
c) Dokter menyampaiakan kemungkinan manfaat dan
resikonya terhadap tindakan
d) Dokter memastikan apakah pasien sudah paham.
e) Dokter mempersilakan kepada pasien untuk menanyakan
sesuatu apabila belum jelas.
Dokter menuliskan pada dokumen rekam medis bahwa telah
menginformasikan rencana pelayanan dan membubuhkan paraf.
1
d) Fasilitas Ruangan/Pelayanan
e) Tarif Ruangan
2
k. Menjelaskan cara cuci tangan yang benar
2
Contoh: Petugas pendaftaran/Perawat bertanya pada pasien “Apakah
sudah mengerti, Pak?”
b) Meminta penjelasan lebih lanjut
Petugas lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang
perlu ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
c) Mengecek umpan balik atau hasil
Petugas memancing kembali dengan mengajukan pertanyaan mengenai
hal atau pesan yang telah disampaikan kepada pasien / keluarga pasien.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?”
d) Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya” sambil menggerakkan
tangan.
e) Dokter atau perawat lebih mendekatkan diri dengan berbincang
mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini
(keluhan tentang penyakitnya).
f) Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
Petugas menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien (atau
yang ditanyakan pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-
buang waktu.
7. Hambatan bahasa untuk pasien asing
a) Apabila pasien membawa guide/penterjemah, maka informasi
diberikan/ditanyakan melalui guide/penterjemah.
b) Apabila pasien tidak membawa penterjemah/guide, petugas memanggil
karyawan yang dilain yang mempunyai kemamampuan
Menggunakan penterjemah bagi pasien asing baik menggunakan guide
maupun dengan cara melatih karyawan berbahasa inggris.
2
2) Rapat membahas evaluasi kinerja dan koordinasi bulanan.
3) KaBag dan KaRu menyampaikan segala permasalahan dan
pemecahan yang telah dilaksanakan serta rencana solusi
kedepannya.
4) Direktur membuat rekomendasi pemecahannnya.
5) Rapat dilengkapi dengan notulen dan daftar hadir.
.
2. Rapat Ka.bag/coordinator dengan staf
a. Rapat Bulanan Ka bag dengan Ka Instalasi
1) Rapat dipimpin oleh manajemen yang sudah dibuatkan jadwal
rapat bulanan dipimpin oleh Ka.bag Personalia & Umum.
2) Rapat bulanan diikuti oleh Ka.bag dan Ka Instalasi
3) Rapat membahas kinerja dan permasalahan selama
operasional
4) Rapat dilengkapi dengan notulen dan daftar hadir.
5) Manajemen melaporkan hasil rapat kepada direktur.
6) Apabila ada permasalahan yang harus segera dibahas
solusinya, maka direktur akan melaksanakan rapat isidentil
dengan seluruh manajemen atau manajemen terkait.
2
D. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan di rumah sakit
1. Komunikasi antar staf medis
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit
adalah komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation), metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat
melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka
teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan
informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan
keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis
yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan
untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk
diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan
perawat paham akan kondisi pasien.
3. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan
pasien.
2
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang
berhubungan dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil
tes sebelumnya untuk perbandingan
d. Riwayat medis
e. Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki
kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi
2
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3
hari perawatan, DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal
ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
Background (B) :
a. Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24
jam.
b. Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
c. Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
d. Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
e. Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
f. Diet : rendah protein 1 gram
Assessment (A) :
a. Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit,
suhu 37 0C, RR 20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak
sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
b. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237
mg/dl
c. Pasien masil mengeluh mual.
Recommendation (R) :
a. Awasi balance cairan
b. Batasi asupan cairan
c. Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
d. Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1
amp
e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
f. Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
2
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat
telepon :
Situation (S) :
Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran
urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
Background (B) :
a. Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember
2013, program HD hari Senin-Kamis
b. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah
terpasang dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit
yang lalu.
c. Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
d. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema
ekstremitas bawah dan asites
e. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237
mg/dl
f. Kesadaran composmentis, bunyi nafas
rongki. Assessment (A) :
a. Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R) :
a. Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
b. Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe
pump?
c. Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
2
BAB IV
PENUTUP
Berkat rahmat Tuhan Yang maha Esa, kegiatan membuat Pedoman Manajemen
Komunikasi Dan Informasi Rumah Sakit dapat diselesaikan walaupun masih
belum sempurna. Semoga dengan adanya pedoman ini kualitas pelayanan pasien
dapat ditingkatkan seoptimal mungkin serta dijadikan pedoman dalam melakukan
komunikasi dan informasi di Rumah Sakit.