Anda di halaman 1dari 36

RUMAH SAKIT MAGUAN HUSADA

Jl. Raya Praci-Giribelah Km. 6 Suci, Pracimantoro, Wonogiri 57664


Telp. 082324579795
Email : rsmaguanhusada@yahoo. co.id

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Penulis Dokumen TIM PKRS
Tanggal 10 Februari 2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan komunikasi
efektif ini yang diberlakukan dengan SK Direktur Tentang Panduan Komunikasi
efektif (Nomor : 005-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022)

Panduan ini berisi acuan dalam tata laksana Komunikasi efektif di RSU
Maguan Husada. Panduan ini diberlakukan agar seluruh petugas RSU Maguan
Husada memahami bagaimana tata laksana komunikasi efektif dengan
masyarakat, pasien dan keluarga serta antarstaf di RSU Maguan Husada, sehingga
akan meningkatkan kepuasan pasien dan tercapai promosi kesehatan dan
pelayanan di RSU Maguan Husada.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
membantu penyusunan panduan ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan pedoman ini di masa mendatang.

Semoga panduan ini dapat membantu rumah sakit dalam promosi


kesehatan dan pelayanan di RSU Maguan Husada.

Wonogiri, 10 Februari 2022

Tim Penyusun

ii
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas RahmatNya maka telah
selesai disusun buku Panduan komunikasi efektif Rumah Sakit Umum Maguan
Husada sebagai acuan dalam melaksanakan komunikasi efektif untuk
menentukan kebutuhan pelayanan kesehatannya. Dengan telah disusunnya buku
panduan ini, maka diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
Komunikasi antar pemberi pelayanan asuahan di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan dan perhatiannya yang telah
diberikan dalam penyusunan buku panduan ini.
Semoga Tuhan Yang maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita sekalian dalam melaksanakan tugas ini. Amin.

Wonogiri, 10 Februari 2022


Direktur RSU Maguan Husada

dr. Dhian Prasetyo Adhiputro


NIK 209 84 012

iii
Jl. Raya Praci – Giribelah Km.6 Suci, Pracimantoro, Wonogiri HP. 081 329 534 400 E-mail :

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU MAGUAN HUSADA


NOMOR : 005-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN KOMUNIKASI
EFEKTIF RSU MAGUAN HUSADA

DIREKTUR RSU MAGUAN HUSADA

Menimbang : 1. Bahwa rumah sakit wajib memberikan pendidikan secara efektif


dan efisien dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien
terutama melalui partisipasi pasien dan keluarga pasien dalam
pengambilan keputusan asuhan pasien

2. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Tim Promosi Kesehatan dan


Pelayanan Rumah Sakit dalam pemberian pendidikan pada pasien
dan keluarga pasien perlu dibuat struktur yang jelas

3. Bahwa sehubungan dengan hal – hal tersebut diatas maka perlu


ditetapkan keputusan Direktur RSU Maguan Husada tentang
Pembentukan Tim Penyusun Buku pedoman komunikasi efektif
RSU Maguan Husada

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit, Perhimpunan Rumah Sakit


Seluruh Indonesia ( PERSI ) Tahun 2006

3. Standar Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, Pusat Promosi


Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010

4. SK Direksi PT Maguan Mulya Kamajaya No.


05/SK/DIR/SDM/MMK/VIII/2015 tentang pengangkatan Direktur
RSU Maguan Husada

iv
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBENTUKAN TIM


PENYUSUN BUKU PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF RSU
MAGUAN HUSADA

KESATU : Tim Penyusun Buku Panduan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit


Maguan Husada adalah sebagai berikut:
1. Anna Setyaningsih, AMK
2. Trias Kustantini, Amd
3. Titin, AMK
KEDUA : Pengangkatan dan pemberhentian tim yang terlibat dalam Tim Penyusun
Buku Panduan Komunikasi Efektif menjadi Hak dan Wewenang
Direktur RSU Maguan Husada

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan terhadap Tim Penyusun Buku Panduan


Komunikasi Efektif dilaksanakan oleh Direktur RSU Maguan Husada

KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya surat keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Biaya RSU Maguan Husada

KELIMA : Surat Keputusan No 001-MKE/SK/DIR/MGH/XII/2018 tentang


Pembentukan Tim Penyusun Buku Panduan Komunikasi Efektif
RSU Maguan Husada tidak berlaku sejak diberlakukannya surat
keputusan No 005-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022

KEENAM : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada
ketetapan selanjutnya, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Wonogiri
Pada tanggal 10 Februari 2022
DIREKTUR
RSU MAGUAN HUSADA

dr. Dhian Prasetyo Adhiputro


NIK. 209 84 012

v
Jl. Raya Praci – Giribelah Km.6 Suci, Pracimantoro, Wonogiri HP. 081 329 534 400 E-mail :

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MAGUAN HUSADA


NOMOR : 006-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RSU MAGUAN HUSADA

DIREKTUR RSU MAGUAN HUSADA

Menimbang : 1. Bahwa rumah sakit wajib memberikan pendidikan secara efektif


dan efisien dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien
terutama melalui partisipasi pasien dan keluarga pasien dalam
pengambilan keputusan.

2. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Promosi Kesehatan dan


Pelayanan Rumah Sakit dalam pemberian pendidikan pada pasien
dan keluarga serta masyarakat.

3. Bahwa sehubungan dengan hal – hal tersebut diatas maka perlu


ditetapkan keputusan Direktur RSU Maguan Husada tentang
Pembentukan Tim Penyusun Buku pedoman komunikasi efektif
RSU Maguan Husada

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit, Perhimpunan Rumah Sakit


Seluruh Indonesia ( PERSI ) Tahun 2006

3. Standar Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, Pusat Promosi


Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010

4. SK Direksi PT Maguan Mulya Kamajaya No.


05/SK/DIR/SDM/MMK/VIII/2015 tentang pengangkatan Direktur
RSU Maguan Husada

vi
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN KOMUNIKASI
EFEKTIF
KESATU : Menetapkan Panduan Komunikasi Efektif dalam
lampiran Surat Keputusan ini.
KEDUA : Panduan Komunikasi Efektif di RSU Maguan Husada
untuk dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan
pelaksanaan kegiatan.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkanya Surat
Keputusan Ini dibebankan pada anggaran biaya RSU
Maguan Husada.
KEEMPAT : Surat Keputusan No 002-
MKE/SK/DIR/MGH/XII/2018 tentang Pemberlakuan
Panduan Komunikasi Efektif RSU Maguan Husada
tidak berlaku sejak diberlakukannya surat keputusan
No 006-PKRS/SK/DIR/MGH/II/2022

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Wonogiri
Pada Tanggal 15 Februari 2022
Direktur

dr. Dhian Prasetyo Adhiputro


NIK. 209 84 012
Tembusan :

1. Direksi PT. Maguan Mulya Kamajaya


2. Kepala SPI/Bagian/Bidang Instalasi
3. Arsip

vii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...……………………………………………………... i

KATA SAMBUTAN………………………………………………………… ii

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU MAGUAN HUSADA TENTANG


PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN PANDUAN KOMUNIKASI
iii
EFEKTIF RUMAH SAKIT UMUM MAGUAN HUSADA…………………

PERATURAN DIREKTUR RSU MAGUAN HUSADA TENTANG


PENETAPAN PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT
vii
UMUM MAGUAN HUSADA………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………….... viii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………….. 11

BAB III TATA LAKSANA………………………………………………… 16

BAB IV PENUTUP………………………………………………………... 27

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun
dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan
unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan
secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin
antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya,
unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima
jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk
yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah
buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem
tersebut.
Rumah sakit sebagai suatu organisasi tidak akan efektif apabila
interaksi diantara orang-orang yang tergabung di dalamnya tidak pernah ada
komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktifitas
tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu
dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unit dibawahnya. Dengan
komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan,nimplementasi dan pengawasan dapat dicapai.
Komunikasi sangat tergantung pada persepsi dan sebaliknya persepsi
juga tergantung pada komunikasi. Persepsi meliputi semua proses yang
dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya.
Baik buruknya proses komunikasi sangat tergantung pada persepsi masing-
masing staf yang terlibat didalamnya. Ketidaksamaan pengertian antara

1
penerima dan pengirim informasi akan menimbulkan kegagalan dalam
berkomunikasi.

B. Klasifikasi Komunikasi
Berdasarkan kepada penerima pesan atau komunikan, komunikasi
diklasifikasikan menjadi :
1. Komunikasi Intrapersonal
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri antara individu dengan Tuhannya. Komunikasi
intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal berlangsung dengan dua arah, antara
komunikator dan komunikan, antara seorang tenaga medis dengan
teman sejawat atau antara seorang tenaga medis dengan pasien.
3. Komunikasi Kelompok
Salah satu bentuk komunikasi yang terjadi di dalam sebuah kelompok.
Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seseorang
yang lainnya, komunikasi juga dilakukan dengan sekelompok orang
yang disebut dengan komunikasi kelompok.
4. Komuikasi Publik
Komunikasi yang dilakukan secara aktif maupun pasif yang dilakukan
di depan umum.Dalam komunikasi publik, pesan yang disampaikan
dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan.

5. Komunikasi Organisasi
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi atau
antar organisasi baik secara formal maupun informal. Komunikasi
organisai pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi serta hubungan antar manusia.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi ini melibatkan sejumlah besar komunikan heterogen yang
tersebar di suatu wilayah geografis yang luas dan berkepentingan pada
pesan komuniakan yang sama.

2
C. Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu komuikasi
tertulis, komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, komunikasi satu arah
dan komunikasi dua arah.
1. Komunikasi Tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik
manual maupun melalui media seperti email, surat, media cetak
lainnya. Dalam rumah sakit, komunikasi tertulis dapat berupa catatan
perkembangan pasien, catatan medis, laporan perawat dan catatan
lainnya yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya: persetujuan
operasi.
b) Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat
yang telah diarsipkan.
c) Dokumentasi historis, misalnya rekam medis pasien.
d) Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
e) Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat
perintah, surat pengangkatan

i. Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:


1) Adanya dokumen tertulis
2) Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3) Dapat meyampaikan ide yang rumit
4) Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5) menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6) Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan
komunikasi lisan.
7) Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8) Untuk penelitian dan bukti di pengadilan

2. Kominukasi Verbal
Merupakan komunikasi yang disampaikan secara
lisan.Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana
komunikasi seperti telepon.Kelebihan dari komunikasi ini terletak
pada keberlangsungannya,yakni dilakukan secara tatap muka sehingga

3
umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk respon
dari pihak komunikan.Jenis komunikasi ini sering digunakan dalam
pelayanan di rumah sakit dalam hal pertukaran informasi secara verbal
terutama pembicaraan dengan tatap muka.Komunikasi ini biasanya
lebih akurat dan tepat waktu.Kelebihan dari komunikasi ini adalah
memungkinkan setiap individu untuk merespon secara langsung.

 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal :


a. Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, ringkas dan maksudnya
dapat diterima dengan jelas.Semakin sedikit kata-kata yang
digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan.
Komunikasi dapat diterima dengan jelas apabila penyampaiannya
komunikator harus tetap memperhatikan tingkat pengetahuan
komunikan.
b. Kosa kata mudah dipahami
Kemampuan dalam pengetahuan kosa kata,khususnya yang
berhubungan dengan dunia medis,berperan penting dalam
komunikasi verbal.Banyak istilah teknis yanng digunakan oleh
tenaga medis di rumah sakit,misalnya istilah “Auskultasi”,akan
lebih mudah dipahami oleh pasien bila diucapkan dengan
menggunakan kosa kata “ mendengarkan “.
c. Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata
yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran,
perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.Misalnya kata
“kritis” berarti cerdas,tetapi perawat menggunakan kata kritis
untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian.Ketika
berkomunikasi dengan pasien,tenaga medis harus berhati-hati
memilih kata-kata sehingga tidak mudahuntuk disalahartikan
terutama saat menjelaskan pasien mengenai kondisi kesehatannya
dan saat terapi.
d. Selaan dan kesempatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan
keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan

4
yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan
menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan
sesuatu.Hal ini harus diperhatikan oleh petugas dan tenaga medis
dirumah sakit,jangan sampai pasien menjadi curiga karena selaan
yanng lama dan pengalihan yang cepat.
e. Ketepatan waktu dan relevansi
Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan.Petugas dan tenaga medis
harus peka terhadap ketepatan waktu untuk
berkomunikasi.Relevansi atau kesesuaian materi komunikasi juga
merupakan faktor penting untuk diperhatikan.
f. Humor
Humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang
menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa
sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau
menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
g. Intonasi
Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi
atau nada.Petugas dan tenaga medis rumah sakit hendaknya
menjaga intonasi yanng menunjukan perhatian dan ketulusan
kepada pasien.
3. Komunikasi Non Verbal
Merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini adalah cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Tenaga medis
perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan oleh pasien
mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan keran pesan
non verbal dapat memperkuat pesan yang dismpaikan secara verbal.

a. Komunikasi non Verbal meliputi beberapa hal sebagai berikut :


1) Metakomunikasi
Suatu Komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan
antara komunikator dan komunikan disebut metakomunikasi
misalnya, tersenyum meskipun hati kecewa atau marah.
2) Penampilan Fisik

5
Penampilan seseoarang merupakan faktor yang menarik perhatian
dalam komunikasi antar pribadi. Penampilan fisik, cara
berpakaian, dan cara berhias akan menujukkan kepribadian
seseorang. Tenaga medis yang memperhatikan penampilan diri
dapat menampilkan citra profesionalisme yang positif.
3) Nada Suara atau Intonasi Bicara
Intonasi bicara berpengaruh terhadap arti pesan yang
disampaikan oleh seseorang kepada pihak lain. Oleh sebab itu,
pengendalian emosi merupakan faktor yang sangat penting dalam
berkomunikasi.
4) Ekspresi Wajah
Kondisi perasaan seseorang dapat diketahui melalui ekspresi
wajah. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar dalam
menentukan pendapat seseorang ketika berkomunikasi tatap
muka.
5) Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap,emosi,konsep
diri dan keadaan fisik.Pengamatan terhadap sikap tubuh dan
langkah dapat memeberikan beberapa informasi,misalnya
mengenai ras sakit maupun penyakit yang diderita.
6) Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian dapat
disampaikan melalui sentuhan.Sentuhan merupakan bagian yang
cukup penting dalam suatu proses kumonikasi yaitu untuk
memperat hubungan interpersonal,namun harus tetap
memperhatikan norma sosial.

D. PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator,pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana,2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.

6
Umpan balik

komunikator pesan saluran komunikan

gangguan

Dalam membangun sebuah komunikasi,diperlukan unsur-unsur komunikasi,yaitu :

1. Sumber/pemberi pesan /komunikator (dokter,perawat,adminitrasi,dll)


adalah orang yang memberikan pesan.Sumber (yang menyampaikan
informasi) : adalah orang yang menyampaikan isi pernyataan kepada
penerima / komuikan.Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim
pesan adalah mengirim pesan dengan jelas,memilih media yang sesuai,dan
meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik.(
konsil kedokteran Indonesai,hal.8).
2. Isi pesan,adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan .
Panjang pendeknya,kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi,media penyampaian,penerimanya.
3. Media / saluran pesan ( Elektronic,Lisan dan tulisan) Adalah sarana
komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
Media beroeran sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan
penerima.Pesan dapat berupa berita lisan ,tertulis,atau keduanya
sekaligus.Media yang dapat digunakan : melalui telepon,menggunakan
lembar lipat ,buklet,vcd (peraga)
4. Penerima pesan /komunikan (pasien,keluarga
pasien,perawat,dokter,admission,adm.) atau audience adalah pihak/orang
yang menerima pesan. Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita.
Dalam komunikasi,peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang
pembicaraan. Tangung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk

7
menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada
pengirim.Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlansung dua arah.(konsil kedokteran Indonesia,hal.8).
5. Umpan balik,merupakan tanggapan komukasi terhadap pesan yang
diberikan oleh komunikator. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal
atau non verbal dan sangat penting sekali sebagai proses klarifikasi untuk
memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam menginterprestasikan
pesan.Pada saat penerima pesan melakukan proses umpan balik,pengirim
pesan (komunikator) yang baik harus memiliki kemampuan sebagai
berikut :
a. Cara berbicara (talking),termasuk cara bertanya ( kapan
menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan
terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening),termasuk memotong kalimat.
c. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat
di balik yang tersurat ( bahasa non verbal di balik ungkapan kata /
kalimatnya,gerak tubuh).
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan ( bahasa
tubuh ) agar tidak menggangu komuniksi,misalnya karena
komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,raut tubuh,raut
muka,dan sikap komunikator.
6. Gangguan,merupakan segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi
kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan.Gangguan
komunikasi ini meliputi :
a. Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah, bau menyengat,
udara panas dan lain-lain.
b. Faktor-faktor pribadi, antara lain prasangka, lamunan, dan lain-lain.

E. Proses Komunikasi Efektif


Dalam membangun komunikasi yang efektif,diperlukan beberapa syarat
sebagai berikut :
a. Tepat waktu.
b. Akurat
c. Lengkap
d. Jelas

8
e. Mudah dipahami oleh penerima sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan atau kesalahpahaman.

Sebuah komunikasi yang efektif ditempuh melalui prinsip sebagia berikut :


a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan.
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut.
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh
penerima pesan.
d. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima
pesan.
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan
dengan hasil verifikasi

Proses komunikasi efektif dengan prinsip terima,catat,verifikasi dam


klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Jadiisi pesannya
Yah….benar dikonfirmasikan
ini yah pak…

komunikator Isi pesan ditulis dibacakan komunikan

f. Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama


obat,nama orang,dll.Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi,maka
komunikan sebaiknya mengeja huruf demi huruf menggunakan alfabet
standart internasional yaitu :

Karakter Kode Karakter Kode Karakter Kode


Alfabet Alfabet Alfabet
A Alfa K Kilo U Uniform

9
B Bravo L Lima V Victor
C Charlie M Mike W Whiskey
D Delta N November X Xray
E Echo O Oscar Y Yankee
F Foxtrot P Papa Z Zulu
J Golf Q Quebec
K Hotel R Romeo
I India S Sierra
J Juliet T Tanggo

F. Hukum dalam Komunikasi Efektif


Hukum komunikasi yang efektif terdiri dari 5 hal,disebut juga the 5
Inevitable laws of Effective Communication, terangkum dalam satu kata
yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH,yang
berarti merengkuh atau meraih.
1. Respect : hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang kita sampaikan.
2. Emphaty : Emphaty adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empaty adalah kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain.
3. Audible : Makna dari audible antara lain : dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.Jika empaty berarti kita harus mendengar terlebih
dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik,maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity : selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik ,maka
hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiranmyang berlainan.Karna kesalahan penafsiran atau pesan yang
dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang
tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
5. Humble : Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif
adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan

1
hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikpa rendah hati yang kita miliki.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


Ruang lingkup manajemen komunikasi dan informasi yang efektif terdiri
dari :
a. Komunikasi dengan masyarakat
b. Komunikasi dengan Pasien dan keluarga
c. Komunikasi dalam organisasi
d. Komunikasi Antar Staf Klinis

B. PERENCANAAN INFORMASI
Rumah Sakit dalam melaksanakan komunikasi melalui beberapa alat
yaitu :
1. Telepon.
Fungsinya untuk komunikasi verbal antar masyarakat atau instansi
yang terkait dengan rumah sakit,antara dokter konsultan dengan
dokter jaga dan antara staf di rumah sakit.
2. Rekam medis.
Merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan
asuhan keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua
profesi yang melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannyanya
dalam rekam medis sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-
undang.
3. Internet.
Merupakan media promosi dan dalam mencari karyawan sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan.
4. Bunner dan MMT

C. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT


1. Populasi masyarakat
Untuk daerah sasaran rumah sakit populasi yang ada meliputi
masyarakat umum tanpa mempunyai asuransi, masyarakat dengan
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan yaitu peserta ex. Jamkesmas, Askes, Jamsostek, dan

1
TNI/Polri) dan pasien kesecelakaan dengan menggunakan asuransi
Jasa Raharja.
2. Strategi
Komunikasi dilakukan melaui banner, MMT dan komunikasi
langsung ke masyarakat.
3. Isi informasi
Informasi yang disampaikan adalah jenis pelayanan yang terdapat di
rumah sakit, jam pelayanan dan bagaimana akses pelayanan dari
masyarakat ke rumah sakit termasuk kualitas pelayanan yang
diberikan.

D. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Cara informasi
Komunikasi antara staf rumah sakit dengan pasien dan keluarga
harus dilakukan komunikasi secara efektif. Komunikasi efektif
merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attidute change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif yang dilakukan di rumah sakit dapat berupa :
a. Komunikasi verbal efektif
1) Komunikasi yang dilakukan dengan jelas dan ringkas.
Dapat melalui contoh untuk membuat penjelasan lebih
mudah dipahami oleh penerima informasi/perintah/pesan,
mengulang bagian yang penting sehingga penerima pesan
mengetahui “apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan
bagaimana. Ide-ide disampaikan secara ringkas dengan
menggunakan kata-kata sehingga dapat mengekspresikan
ide secara sederhana.
2) Perbendaharaan kata.
Menyampaikan pesan dan informasi serta istilah-istilah
yang mudah dimengerti pasien sesuai dengan tingkat
pendidikan, budaya dan format sehingga pesan menjadi
efektif.
3) Intonasi dan kecepatan berbicara.
Intonasi dan kecepatan berbicara juga disesuaikan dengan
tingkat pendidikan dan budaya masyarakat setempat

1
sehingga apa yang disampaikan menjadi jelas dan dapat
merubah perilaku penerima pesan.
b. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal dapat berupa ;
1) Penampilan fisik
2) Sikap tubuh dan cara berjalan
3) Ekspresi wajah dan kontak mata
4) Sentuhan (kasih sayang,dukungan emosional dan perhatian
diberikan melalui sentuhan dan sesuai dengan norma sosial)

2. Jenis informasi
Informasi yang perlu disampaikan dari staf medis dan keperawatan
kepada pasien meliputi :
a. Jenis dan akses pelayanan di rumah sakit
b. Biaya perawatan dan tindakan
c. Informasi diagnose, pemeriksaan yang dilakukan dan akan
dilakukan, terapi serta rencana tindakan,inform consent.
d. Asuhan keperawatan , pendidikan pasien dan keluarga

3. Pemberi informasi
Semua informasi disampaikan sesuai dengan kewenangan staf rumah
sakit yaitu front office, Kasir, staf klinik (dokter IGD dan DPJP,
perawat) dan non klinik.

E. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas
terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses komunikasi dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu
dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan
selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui
organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman.
Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran
berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk
mengelola komunikasi dalam organisasi.

1
1. Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
a. Dari segi sifatnya :
1) Komunikasi Lisan.
Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka.
2) Komunukasi Tertulis.
Komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan
bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh
penerima.
3) Komunikasi Verbal.
Semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
4) Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi yang menggunakan pesan-pesan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata
terucap dan tertulis.
b. Dari segi arahnya :
1) Komunikasi Ke atas
2) Komunikasi Ke bawah
3) Komunikasi Horizontal
4) Komunikasi Satu Arah
5) Komunikasi Dua Arah
c. Menurut Keresmiannya:
1) Komunikasi Formal.
Suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya
dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah
atau sifatnya instruktif.
2) Komunikasi Informal.
Komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi ,
akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam
struktur organisasi

1
F. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
1. Hambatan Fisik
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran
(tuna rungu), tuna netra, tuna wicara atau pasien sudah lanjut usia
(lansia).
2. Hambatan Sematik
Hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa
yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
3. Hambatan Fisikologis
Hambatan psikologis merupakan hambatan-hambatan karena adanya
unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia..

1
BAB III
TATA LAKSANA

A. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT


1. Komunikasi dengan menggunakan media
a. MMT
1) MMT himbauan kesehatan yang berkaitan dengan peringatan
hari-hari besar nasional dan internasional, seperti : Peringatan
hari kesehatan, hari anak nasional, HIV AIDS sedunia dll
2) MMT pelayanan rumah sakit
3) MMT kegiatan – kegiatan social
b. Standing Bunner
Bunner himbauan kesehatan
c. Sign Box dan Neon Box
1) Pelayanan IGD 24 Jam
2) Jadwal Poli Spesialis
3) Neon Box Pelayanan Rumah Sakit
d. Brosur dan flayer
1) Brosur tentang pelayanan rumah sakit
2) Flayer Medical Ceck Up (MCU)
3) Flayer Gizi
4) Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit

2. Komunikasi langsung
a. Penyuluhan kesehatan dalam safari kesehatan ke desa-
desa/perusahaan
b. Kegiatan Edukasi penyakit dalam kegiatan senam lansia

B. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Dokter UGD dengan Pasien dan Keluarga
a. Setelah dilakukan pemeriksaan (anamnesis,fisik) kemudian dokter
menjelaskan diagnose atau perkiraan diagnose pasien, serta
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
b. Dokter menjelaskan tujuan pemeriksaan,hasil yang diharapkan
dari pemeriksaan penunjang tersebut untuk menegakkan
diagnose.

1
c. Untuk besarnya biaya pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan, pasien atau keluarga di minta ke bagian administrasi
untuk mendapatkan informasi.
d. Apabila keluarga dan pasien setuju, pemeriksaan dapat dikerjakan
e. Apabila keluarga dan pasien tidak setuju maka pemeriksaan tidak
dilakukan dan keluarga menandatangani surat penolakan.
f. Setelah hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi,lab,EKG,USG)
sudah selesai kemudian dokter menjelaskan ke keluarga pasien .
2. Informasi Dokter DPJP dengan Pasien dan Keluarga
a. DPJP wajib memberikan pendidikan kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap rumah sakit antara lain :
1) Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
2) Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan
keluarga
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4) Memahami konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

b. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati


Pendidikan tersebut disampaikan secara lisan dan dicatat dalam
Lembar Penunjukan DPJP Utama dan Bukti Pelaksanaan Penjelasan
DPJP yang dilengkapi tanda tangan pasien, dan DPJP.

c. DPJP wajib membuat rencana pelayanan


1) Menuliskkan rencana pelayanan
a) Dokter menuliskan rencana kerja atau permasalahan medis
yang aka ditangani
b) Dokter menulis rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
dapat berupa rencana pemeriksaan penunjang, konsul dan
lain-lain.
c) Dokter menyususn rencana terapi atau intervensi guna
menangani masalah.
d) Dokter membubuhkan tanda tangan dan waktu penulisan.

1
2) Menginformasikan rencana pelayanan kepada pasien/ keluarga
a) Dokter sudah menyampaikan pada pasien bahwa pasien
diperiksa dan dibuat diagnose kerja.
b) Dokter menyampaikan pada pasien pemeriksaan/tindakan
apa yang akan dilaksanakan.
c) Dokter menyampaiakan kemungkinan manfaat dan
resikonya terhadap tindakan
d) Dokter memastikan apakah pasien sudah paham.
e) Dokter mempersilakan kepada pasien untuk menanyakan
sesuatu apabila belum jelas.
Dokter menuliskan pada dokumen rekam medis bahwa telah
menginformasikan rencana pelayanan dan membubuhkan paraf.

3. Informasi Front Office Dengan Pasien


a. Pendaftaran Pasien
1) Petugas pendaftaran memberikan salam hangat kepada
pasien/keluarga pasien yang datang ke bagian pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran mewawancari pasien atau keluarga pasien
terhadap identitas pasien.
3) Untuk data nama pasien dilakukan eja huruf oleh
pasien/keluarga pasien atau diulang oleh petugas pendaftaran
dengan mengeja huruf sehingga tidak terjadi kesalahan nama
pasien.
4) Untuk data tanggal lahir/umur, petugas mengulang
menanyakan kebenaran data dan apabila masih diragukan
maka pengecekan langsung ke IGD untuk memastikan
kesesuaian antara umur dengan fisik pasien.

b. Pendaftaran Pasien Rawat Inap


1) Pasien/keluarga pasien datang ke bagian pendaftaran untuk
melakukan pendaftaran rawat inap.
2) Petugas pendafataran memberikan informasi tentang:
a) Hak Dan Kewajiban Pasien
b) Identifikasi Pasien
c) Jenis Pelayanan

1
d) Fasilitas Ruangan/Pelayanan
e) Tarif Ruangan

3) Petugas menuliskan terhadap isi penjelasan dari point 2 pada


dokumen rekam medis dan apabila hal-hal yang dijelaskan
sudah dimengerti dan disetujui oleh pasien/keluarga pasien
maka dokumen rekam medis ditandatangani oleh
pasien/keluarga pasien dan petugas pendaftaran yang
memberikan informasi. Data rekam medis dimasukkan ke list
pasien.
c. Setelah pasien setuju dengan informasi biaya dan tindakan medis,
petugas pendaftaran menginformasikan ke unit terkait.
d. Jika Pasien tidak setuju dengan informasi biaya, Petugas
Pendaftaran akan menginformasikan kepada Dokter yang
merawat dan Dokter akan memberikan solusi apakah akan
memberikan keringanan biaya atau disarankan ke rumah sakit
pemerintah.
e. Jika terjadi perubahan kriteria tindakan dari ruang tindakan akan
menginfomasikan kepada keluarga pasien.

4. Informasi antara perawat dengan pasien dan keluarga


a. Memberi salam pada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang fasilitas yang ada
di ruang perawatan dan prosedur penggunaannya
a. Menjelaskan tata tertib di Rumah Sakit
c. Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
d. Memberikan penjelasan dokter/petugas yang merawat
e. Menjelaskan tentang penggunaan peralatan medis yang aman
f. Menjelaskan tentang materi kesehatan
g. Informasi waktu konsultasi
h. Informasi catatan perkembangan konsisi pasien dan rencana asuhan
perawatan
i. Informasi tentang persiapan pulang
j. Setiap selesai melaksanakan orientasi harus tercatat pada checklist
dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak

2
k. Menjelaskan cara cuci tangan yang benar

5. Informasi antara farmasi dengan pasien dan keluarga


a. Menjelaskan tentang penggunaan obat – obatan secara efektif dan
aman
b. Menjelaskan potensi efek samping obat
c. Menjelaskan potensi interaksi obat antar obat konvensional, obat
bebas, serta suplemen atau makanan

6. Informasi antara ahli gizi dengan pasien dan keluarga


a. Menjelaskan tentang diet sesuai dengan diagnosa pasien
b. Memantau pasien yang resiko kekurangan gizi selama perawatan

7. Informasi antara fisioterapi dengan pasien dan keluarga


a. Menjelaskan tentang teknik rehabilitasi

UPAYA ATASI HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN PASIEN


DAN KELUARGA PASIEN
Upaya –upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi:
1. Petugas harus bersikap lembut dan sopan
2. Petugas lebih memaksimalkan volume suaranya khususnya untuk pasien yang
mempunyai hambatan fisik dan lansia.
3. Apabila pasien atau keluarga pasien kurang memahami apabila menggunakan
bahasa Indonesia maka petugas menyampaikan informasi dengan
menggunakan bahasa daerah.
4. Mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut)
5. Untuk pasien tuna wicara biasanya membawa rekan untuk menerjemahkan
ucapan yang disampaikan petugas rumah sakit.
6. Melakukan upaya :
a) Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut kepada pasien/keluarga pasien apakah ia sudah
mengerti apa yang dibicarakan.

2
Contoh: Petugas pendaftaran/Perawat bertanya pada pasien “Apakah
sudah mengerti, Pak?”
b) Meminta penjelasan lebih lanjut
Petugas lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang
perlu ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
c) Mengecek umpan balik atau hasil
Petugas memancing kembali dengan mengajukan pertanyaan mengenai
hal atau pesan yang telah disampaikan kepada pasien / keluarga pasien.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?”
d) Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya” sambil menggerakkan
tangan.
e) Dokter atau perawat lebih mendekatkan diri dengan berbincang
mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini
(keluhan tentang penyakitnya).
f) Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
Petugas menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien (atau
yang ditanyakan pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-
buang waktu.
7. Hambatan bahasa untuk pasien asing
a) Apabila pasien membawa guide/penterjemah, maka informasi
diberikan/ditanyakan melalui guide/penterjemah.
b) Apabila pasien tidak membawa penterjemah/guide, petugas memanggil
karyawan yang dilain yang mempunyai kemamampuan
Menggunakan penterjemah bagi pasien asing baik menggunakan guide
maupun dengan cara melatih karyawan berbahasa inggris.

C. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


1. Rapat Kepala Rumah Sakit dengan KaBag dan KaRu
a. Rapat Bulanan
1) Kepala Rumah Sakit mengeluarkan surat edaran rapat bulanan
a) Hari pelaksanaan : Selasa
b) Waktu : 13.00 s/d selesai
c) Tempat : Ruang Pertemuan rumah sakit

2
2) Rapat membahas evaluasi kinerja dan koordinasi bulanan.
3) KaBag dan KaRu menyampaikan segala permasalahan dan
pemecahan yang telah dilaksanakan serta rencana solusi
kedepannya.
4) Direktur membuat rekomendasi pemecahannnya.
5) Rapat dilengkapi dengan notulen dan daftar hadir.
.
2. Rapat Ka.bag/coordinator dengan staf
a. Rapat Bulanan Ka bag dengan Ka Instalasi
1) Rapat dipimpin oleh manajemen yang sudah dibuatkan jadwal
rapat bulanan dipimpin oleh Ka.bag Personalia & Umum.
2) Rapat bulanan diikuti oleh Ka.bag dan Ka Instalasi
3) Rapat membahas kinerja dan permasalahan selama
operasional
4) Rapat dilengkapi dengan notulen dan daftar hadir.
5) Manajemen melaporkan hasil rapat kepada direktur.
6) Apabila ada permasalahan yang harus segera dibahas
solusinya, maka direktur akan melaksanakan rapat isidentil
dengan seluruh manajemen atau manajemen terkait.

b. Rapat Kepala Bagian / coordinator dengan staf di masing-masing


unit.
1) Ka.bag / coordinator mengajukan rapat dengan staf per unit
kepada direktur rumah sakit untuk disetujui.
2) Ka.bag / coordinator mengeluarkan / membuat undangan rapat.
3) Pelaksanaan harus dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen.
4) Ka.bag / coordinator melaporkan hasil rapat kepada direktur.
5) Ka.bag / coordinator melakukan monitoring terhadap
tindaklanjut hasil rapat oleh pelaksana di masing-masing unit.

c. Supervise dan ronde keperawatan


1) Kepala bagian atau coordinator keperawatan / kepala ruangan
keliling ke unit-unit menjadi tanggungjawabnya.
2) Menanyakan dan melihat situasi jalannya pelayanan.

2
D. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan di rumah sakit
1. Komunikasi antar staf medis
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit
adalah komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation), metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat
melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka
teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan
informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan
keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis
yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan
untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk
diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan
perawat paham akan kondisi pasien.
3. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan
pasien.

Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,


Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat
diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga
kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan
dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik.
sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan
pasien.5
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan

2
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang
berhubungan dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil
tes sebelumnya untuk perbandingan
d. Riwayat medis
e. Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki
kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi

Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :


1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang
berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini &
hasil pengkajian perawat shift sebelumnya.Perawat menyiapkan
medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah


terima :
Situation (S) :

2
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3
hari perawatan, DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal
ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
Background (B) :
a. Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24
jam.
b. Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
c. Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
d. Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
e. Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
f. Diet : rendah protein 1 gram

Assessment (A) :
a. Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit,
suhu 37 0C, RR 20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak
sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
b. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237
mg/dl
c. Pasien masil mengeluh mual.

Recommendation (R) :
a. Awasi balance cairan
b. Batasi asupan cairan
c. Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
d. Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1
amp
e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
f. Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

2
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat
telepon :

Situation (S) :
Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran
urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
Background (B) :
a. Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember
2013, program HD hari Senin-Kamis
b. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah
terpasang dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit
yang lalu.
c. Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
d. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema
ekstremitas bawah dan asites
e. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237
mg/dl
f. Kesadaran composmentis, bunyi nafas
rongki. Assessment (A) :
a. Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R) :
a. Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
b. Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe
pump?
c. Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

2
BAB IV
PENUTUP

Berkat rahmat Tuhan Yang maha Esa, kegiatan membuat Pedoman Manajemen
Komunikasi Dan Informasi Rumah Sakit dapat diselesaikan walaupun masih
belum sempurna. Semoga dengan adanya pedoman ini kualitas pelayanan pasien
dapat ditingkatkan seoptimal mungkin serta dijadikan pedoman dalam melakukan
komunikasi dan informasi di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai