Anda di halaman 1dari 11

Apa Hakikat Dari Iman?

Al Iman

‫اإليمان‬

Iman adalah tiang pancang keislaman, ruh dinul islam, iman bagaikan

akar kokoh pada sebuah pohon, pondasi bagi setiap bangunan. Pohon

dan bangunan akan berdiri kokoh dan tegak manakala iman tegak. Iman

yang lurus akan menghasilkan amal yang bersih, sedangkan iman yang

sesat menumbuhkan amal yang rusak, tanpa iman amal akan tertolak,
tanpa iman keislaman tidak enak dipandang sah, sebagimana yang

dikatakan oleh Syaikh Tajus Subkhi dalam Irsyadul 'ibad ila sabili

Rasyad.

ِ ‫ان اإليمانُ ا ْلق ْل‬


.‫ َوال اال َ التَلَفُ ِظ اِلش َها َدت َ ْي ِن‬،‫ب‬ ِ ‫اإليْ َم‬ ِ ‫سال َ ُم ا ُل الْ َج َو ِار‬
ِ ‫ الَ َل ِِِا‬،‫ح‬ ْ ‫اإل‬
ِ :‫س ْب ِكي‬
ُ ‫ا َل التاج ال‬

Berkata At Tajus Subki :

Islam adalah amalan anggota badan (amalan zhahir), tidak dipandang

sah kecuali diiringi dengan iman, dan tidak dipandang sah dalam hati

melainkan dengan lafazh syahadatain.” )Irsyadul 'ibad ila sabili

rasyad,bab : Iman, hal.4 Syaikh Zainuddin Abdul Aziz Al Malibary).

Berdasarkan hujjah tersebut bahwa iman memiliki peranan penting

dalam amal setiap muslim, dengan demikian keshahihan iman menjadi

penting untuk diperhatikan, bagaimana memiliki keshahihan iman

tergantung pemahaman dan ilmu pengetahuan yang difahami bagi setiap

muslim, dasar pemahaman utama iman berpijak pada sumber utama


yaitu Al Qur'an dan sunnah serta af'al (perbuatan) para shahabat dan

salafus sholih. Berikut paparan iman.

I. Pengertian

a) Secara bahasa : ‫لغة‬

‫ا إليمان ا التصديق‬

Iman yaitu membenarkan.

Dalam kamus penjelasan makna iman adalah :

ُ‫سان‬ ِ ‫امعَة ٌ ِلإل ْق َر ِار هللاِ الَئِ َكتِ ِه ِل ِه ا ْليَ ْو ِم اآلَ ِخ ِر ا ْلقُد ِْر‬
ِ ‫اإل ْق َرا ُر ا ْلقَ ْو ِل الْعَ َم ُل ا ْلقَ ْل‬
َ ‫ب َوا ِلل‬ ِ ٌ‫ ِل َمة‬:‫اإليمان‬

ِ ‫ا َ ْل َج َو ِار‬
)‫ح‬

Al Iman :

Kalimat yang mencakup tentang pengikraran kepada Allah,

malaikatNya, kitab kitabNya, rasul rasulNya, dan hari akhir dan taqdir

baikNya dan burukNya. Membenarkan ucapan maksudnya dengan

perkataan, amal dan hati dan lisan serta anggota badan.


ِ ‫ ُل ِلكَ ِبا ْل َج َو‬،‫ان‬
‫ لَى‬،‫ارح‬ ِ ‫س‬ ِ ْ‫ اِ ْلقَل‬:‫ ِلكَ اِجْ تِ َماعِ الَثَة ٌ ا َء‬،‫ق‬
َ ‫ ا ُر ا ِلل‬،‫ب‬ ِ ‫ا ُد انُ النافْ ِس ِل ْل َح‬
ْ ‫ق لَى ِل الت ا‬
ِ ْ‫ص ِدي‬

{‫الذين ا هللا له لئك ال‬: } َ ‫ا‬

Yang dimaksud di sini adalah ketundukan jiwa dengan jalan

membenarkan, yang demikian dengan berkumpulnya tiga hal : realisasi

dengan lisan, beramal dengan jasad yaitu dengan firman Allah ta'laa :

Dan orang- orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-RasulNya,

mereka itulah orang yang benar.

b) Secara syar'i :

ِ ‫ان ا ْلعَ َم ُل ْاْل َ ْرك‬


‫َان‬ ِ ‫س‬ ُ ‫اإل ْق َر‬
َ ‫ار ا ِل‬ ِ ‫ق اا ْلقَ ْل‬
ِْ ‫ب‬ ْ َ ‫ الت‬: ‫اإليمان‬
ُ ْ‫ص ِدي‬

Iman adalah :

Membenarkan (perkara pasti) dengan hati, dan diiringi dengan

pengikraran lisan dan amal dengan anggota badan.

Jika iman memastikan, maka lawan darinya adalah mendustkan dan

mengingkari
Membenarkan sifat mu'min sebaliknya mendustakan sifat kafirin wal

munafiqin.

Allah Berfirman :

"Dan menilai yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-

adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala

yang hak itu datang kepadanya? dalam neraka Jahannam itu ada tempat

bagi orang-orang yang kafir?" (Qs. Al Ankabuut 29 ayat 68)

II. Sifat Iman

Iman itu bertambah dan berkurang adapun bertambahnya dengan

kethaatan dan dengan berkurangnya maksiat.

Pembagian Iman :

Menurut Ulama Tauhid. Iman berdasarkan nilai pengamalannya terbagi

dua macam :

* Iman Idz'ani
Iman Idz'ani adalah iman yang didasari ketundukan jiwa dengan

kebenaran yang lahir dari kebenaran serta ketaatan dalam amal berupa

kewajiban-kewajiban yang difardhukan. Iman seperti ini biasa disebut

dengan iman hakiki (QS. 2/177, 49/15, 8/2-5).

* Iman Shuri

Iman yang tidak disertai ketundukan hati dan ketaatan pada amal,

iman secara luar, seperti mementingkan atribut luar, dan penyebutan

nama saja. Namun meninggalkan perintah din yang hakiki (QS. 6/70,

5/57).

IV. Tuntutan Iman

a) Mencintai Allah dan RasulNya (QS. 9/ 24, 2/165).

b) Mendengar dan taat ‫( السمع الطاعة‬QS. 24/51).

c) Tunduk dengan hukum/ketetapanNya (QS. 4/65).

d) Tidak memilih perintahNya (QS. 33/36).

e) Setia kepada Allah, Rasul dan Mu'min (QS. 5/55-56).

f) Berhukum dengan syariat Allah (QS. 4/60).

g) Mengerjakan amal Sholeh (QS. 4/124).


h) Berjihad di jalan Allah (QS. 49/15).

i) Berjamaah (QS. 3/103).

j) Tidak menyekutukan Allah ‫( الشرك‬QS. 6/82). Penjelasan tidak

menyekutukan Allah (QS. 16/36, 4/60).

V. Sifat khas mu'min (karakteristik mu'min yang haq). QS. 8/2-5, 2/177,

5/54, 23/1-11

a) Disebut Asma Allah Menghargai

b) Dibacakan ayat Allah bertambah imannya (tunduk dan berserah

diri)

c) Menginfaqkan hartanya di jalan Allah

d) Menegakkan sholat dan memeliharnya

e) Bertawakal kepada Allah

f) Mengimani perkara islam tanpa keraguan

g) Selalu hadir/aktif bermajlis keislaman (Rasul ) QS. 24/62

h) Menepati janjinya

i) Khusyu' dalam sholatnya

j) Menunaikan amanah

k) Menjaga kehormatan dirinya


l) Sabar dalam musibah dan penderitaan termasuk celaan

m) Mencintai saudara seiman dan tegas terhadap kaum kafir

VI. Sebab-Sebab bertambahnya Iman

a) Dengan ilmu (pemamahan yang benar dan kuat ) QS. 35/28

b) Merenungi ciptaan Allah (QS. 3/190-191).

c) Mengerjakan Perintah perintahNya dan menjauhi larangan

laranganNya (QS. 57/28).

VII. Konsekuensi Iman

Barangsiapa yang percaya kepada Allah dengan benar-benar memiliki

konsekuensi yang berat berupa cobaan-cobaan yang datang sebagai

bentuk seleksi iman yang benar.

a) Wajib mendapat cobaan dari Allah (QS. 29/1-3). Bilal bin Rabah,

keluarga Amr bin Yasir


b) Selalu mendapat serangan dari musuh-musuh Allah, baik berupa

teror mental atau fisik (QS. 8/30, 5/59), sebagaimana Rasul dan para

shahabat

c) Selalu diejek, dihina dan buruk rupa (QS. 83/29-30, 25/63).

d) Mendapat tekanan dari keluarga berupa pengusiran atau pemutus

hubungan kekeluargaan sebagaimana Nabi Ibrahim dengan orang tuanya

(QS. 19/42-47). Contoh : sahabat Nabi yaitu Mus'ab bin Umeir ra.

VIII. Pengaruh Iman pada diri muslim

a) Membebaskan jiwa dari penghambaan kepada selain Allah

ِ ‫الَّ ْن‬
ِ‫فس العُبُو ِديَ ِة ِلغَي ِْر للا‬

(QS. 40/62).

b) Bangkitkan semangat jihad

‫اث ْال ِج َها ِد‬


ُ

(QS. 4/78).

IX. Manfaat manfaat dalam kehidupan dunia


a) Perlindungan Allah (QS. 2/257, 5/67).

b) Petunjuk Allah (QS. 64/11).

c) Pertolongan Allah (QS. 40/51).

d) Diberikan kepemimpinan dan kedudukan (QS. 24/55).

e) Diberi keberkahan (QS. 7/96), penjelas (QS. 16/112).

f) Ketenangan ‫( السكينة المطمئنة‬QS. 13/28, 48/4).

g) Diberi kehidupan yang baik (QS. 16/97).

X Wujud / Realisasi iman ‫تحقيق اإليمان‬

a) Wajib diyakini dalam hati (QS. 16/106), sebagaimana Abu Bakar

Shiddiq ra. yang selalu membenarkan dengan hati yang kokoh

b) Mengikrarkan dengan lisan (QS: 36/24-25, 3/81), sebagaimana

kisah pengikraran umar bin khattab ketika mengwali keislamannya

c) Mengamalkan dengan perbuatan (QS. 61/14), sebagaimna kaum

muhajirin dan anshor

XI. Bukti bukti keberhasilan dalam sejarah


a) Abu Jahal dan Abu lahab = Tidak yakin, tidak mengkrarkan dan

tidak beramal (QS. 96/6-19), maka menjadi kafir yang total (QS. 4/151),

maka tidak jelas tidak ada (QS. 98/7)

b) Abu Thalib = Meyakini, tidak ikrar, beramal (QS. 28/56, 9/113),

pada akhirnya tetap masuk neraka yang ringan siksaannya.

c) Abu Bakar Shiddiq = Meyakini, mengikrarkan, mengamalkan (QS.

92/17-21).

Anda mungkin juga menyukai