Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah dana alokasi khusus
bidang kesehatan yang diberikan kepada daerah yang diperuntukkan untuk membantu mandanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2018. BOK ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas terutama dalam meningkatkan layanan promotif dan preventif dengan berprinsip pada azas efektivitas, efisiensi, keterpaduan dan kewilayahan. Jadi jelas, bahwa BOK ditujukan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dalam pemantauan wilayah setempat. Kenyataannya bahwa pelaksanaannya di lapangan tidak semulus yang direncanakan. Hambatan masih saja bermunculan dan ini berimbas pada penyerapan dana BOK itu sendiri untuk dimanfaatkan dalam mendukung kegiatan Puskesmas. Berbagai kendala itu (khususnya di Puskesmas Gorang Gareng Taji) diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Adanya peraturan daerah dalam penyusunan Anggaran sedangkan Petunjuk Tehnis BOK yang dikeluarkan oleh Kemenkes mengalami keterlambatan sehingga penyusunan perencanaan BOK tahun 2018 mengalami beberapa perubahan. 2. Ketidakrincian Petunjuk Tehnis BOK yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan perbedaan persepsi dalam memahami Petunjuk Tehnis tersebut, terutama pada menu pemanfaatan antara Kemenkes, Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota menyebabkan Koordinator program Kabupaten/Kota ragu – ragu untuk melaksanakan kegiatan bersumber dana BOK. Hal tersebut menyebabkan ada beberapa kegiatan program yang tidak mendapat pendanaan dari BOK. Dalam petunjuk tehnis, disebutkan bahwa penggunaan dana BOK sangat luas, kenyataannya dalam Rapat-rapat Koordinasi Teknis, tidaklah demikian. Banyak pembatasan yang ditetapkan baik oleh Kemenkes maupun oleh Dinkes. 3. RKA-LK Puskesmas harus dilakukan revisi berkali – kali sehingga memperlambat kegiatan perencanaan, sosialisasi dan koordinasi dengan lintas program terkait serta Puskesmas sebagai pelaksana kegiatan. 3. Sebagian besar pemanfaatan dana adalah berupa tranport ke lapangan untuk kegiatan luar gedung yang harus mengikuti Peraturan Bupati antara lain dibatasi dengan peraturan tentang perjalanan daerah sehingga ada kegiatan di desa yang tidak mendapatkan transport, lampiran SPJ yang dipersyaratkan sangat banyak hal ini memberatkan Puskesmas yang tidak memiliki Petugas administrasi khusus. Sebagai catatan, petugas pengelola BOK di Puskesmas Gorang Gareng Taji adalah petugas fungsional yang diberi tugas tambahan. 4. Penggandaan form pendataan KS yang telah dianggarkan tidak bisa terserap karena diganti dengan regester dari Dinkes sehingga perlu adanya koordinasi yang lebih matang antara pengelola program Dinkes dengan tim BOK. Berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut. Koordinasi, konsultasi, maupun monitoring evaluasi dilakukan dengan intensif. Beberapa kendala teratasi, walaupun tidak seluruhnya.