Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PERMASALAHAN

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah dana alokasi khusus


bidang kesehatan yang diberikan kepada daerah yang diperuntukkan untuk
membantu mandanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah
sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2018. BOK ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas terutama dalam meningkatkan
layanan promotif dan preventif dengan berprinsip pada azas efektivitas, efisiensi,
keterpaduan dan kewilayahan. Jadi jelas, bahwa BOK ditujukan untuk meningkatkan
kinerja Puskesmas dalam pemantauan wilayah setempat.
Kenyataannya bahwa pelaksanaannya di lapangan tidak semulus yang
direncanakan. Hambatan masih saja bermunculan dan ini berimbas pada
penyerapan dana BOK itu sendiri untuk dimanfaatkan dalam mendukung kegiatan
Puskesmas. Berbagai kendala itu (khususnya di Puskesmas Gorang Gareng Taji)
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Adanya peraturan daerah dalam penyusunan Anggaran sedangkan Petunjuk Tehnis
BOK yang dikeluarkan oleh Kemenkes mengalami keterlambatan sehingga
penyusunan perencanaan BOK tahun 2018 mengalami beberapa perubahan.
2. Ketidakrincian Petunjuk Tehnis BOK yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan
perbedaan persepsi dalam memahami Petunjuk Tehnis tersebut, terutama pada
menu pemanfaatan antara Kemenkes, Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota
menyebabkan Koordinator program Kabupaten/Kota ragu – ragu untuk
melaksanakan kegiatan bersumber dana BOK. Hal tersebut menyebabkan ada
beberapa kegiatan program yang tidak mendapat pendanaan dari BOK. Dalam
petunjuk tehnis, disebutkan bahwa penggunaan dana BOK sangat luas,
kenyataannya dalam Rapat-rapat Koordinasi Teknis, tidaklah demikian. Banyak
pembatasan yang ditetapkan baik oleh Kemenkes maupun oleh Dinkes.
3.      RKA-LK Puskesmas harus dilakukan revisi berkali – kali sehingga memperlambat
kegiatan perencanaan, sosialisasi dan koordinasi dengan lintas program terkait serta
Puskesmas sebagai pelaksana kegiatan.
3. Sebagian besar pemanfaatan dana adalah berupa tranport ke lapangan untuk
kegiatan luar gedung yang harus mengikuti Peraturan Bupati antara lain dibatasi
dengan peraturan tentang perjalanan daerah sehingga ada kegiatan di desa yang
tidak mendapatkan transport, lampiran SPJ yang dipersyaratkan sangat banyak hal
ini memberatkan Puskesmas yang tidak memiliki Petugas administrasi khusus.
Sebagai catatan, petugas pengelola BOK di Puskesmas Gorang Gareng Taji adalah
petugas fungsional yang diberi tugas tambahan.
4. Penggandaan form pendataan KS yang telah dianggarkan tidak bisa terserap karena
diganti dengan regester dari Dinkes sehingga perlu adanya koordinasi yang lebih
matang antara pengelola program Dinkes dengan tim BOK.
Berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut. Koordinasi,
konsultasi, maupun monitoring evaluasi dilakukan dengan intensif. Beberapa
kendala teratasi, walaupun tidak seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai