Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERATING PROSEDUR PEMASANGAN

VENTILATOR
NO Langkah-Langkah Pemasangan Ventilator
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Cek dokumentasi, cuci tangan dan memakai sarungan tangan
2. Persiapan Alat
1. Main unit ventilator
2. Set tubing ventilator
3. Humidifier
4. Test lung
5. Aquadest steril
6. Ambu bag
7. Emergency Trolley
Persiapan Pasien : Pasien sudah terintubasi

TAHAP KERJA
1. Pre check dan Pre setting
1.      Cek apakah ventilator sudah dibersihkan dan sirkuit sudah disterilkan.
2.      Set Mode ventilator sebagai berikut :
Mode : VOL. CONTROL
Lower Alarm EXPIRED MINUTE VOL.  0 upper alarm 40
Lower Alarm O2 : 20, upper alarm : 100
TRIG. SENSITIVITY : -20
UPPER PRESS LIMIT : 80
PEEP : 0
INSP. PRESS. LEVEL : 0
Range Scale pada posisi ADULTS
3.      Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME  dan AIRWAY
PRESSURE meter pada posisi  0

2. Pasang set tubing ventilator, humidifier, test lung


3. Sambungkan ventilator ke sumber listrik
4.  Set tombol utama di belakang ventilator dengan cara menarik dulu baru menekan
ke atas.

5. Yakinkan indicator lampu hijau menyala.


6. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY PRESSURE pada posisi
0

7. Yakinkan GAS SUPPLY ALARM  aktif ( lampu merah menyala )


8. Yakinkan SET. MIN. VOL. ALARM & SET O2 ALARM  lampu menyala
9. Hubungkan selang O2 ke konektor O2 sentral
10. Hubungkan selang pressure air ke konektor sentral.
a.      Set WORKING PRESSURE normal : 60 cm H2O
b.      Set PRESET INSP. MIN. VOL. Pada 7,5 L/menit, constant flow,
BREATHS/MIN 10, INSP.TIME 25 % dan PAUSE TIME 30%.
c.      Tutup Y-piece/servo humidifier
d.      Yakinkan AIR PRESSURE meter menunjukkan nilai yang sama
selama inspirasi dan saat berhenti dengan WORKING PRESSURE,
yaitu 60 cm H2O

11. Cek UPPER PRESS. LIMIT alarm dengan cara :


a.      Set mode VOL. CONTROL
b.      Tutup Y-piece/servo humidifier
c.      Putar tombol UPPER PRESS LIMIT ke 55 cmH2O, yakinkan
inspirasi berhenti dan alarm menyala.
d.      Kembalikan lagi tombol ke 80 cmH2O

12 Cek MINUTE VOLUME


a.      Set frekuensi nafas ( BREATHS/MIN )pada 20 x/menit
b.      Pasang test lung
c.      Set tombol parameter pada posisi EXP. MIN. VOL. L/Min
d.      Lihat pada display, EXPIRED MINUTE VOLUME meter akan
terbaca 7,5 ± 0,5 l/menit setelah beberapa menit.

13. Cek MINUTE VOLUME alarm


a.      Pada Lower alarm limit : Putar tombol LOWER ALARM LIMIT
pada 7,5 l/menit, yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 7,5 ± 0,5
l/menit
Pada Upper Alarm Limit : Putar tombol UPPER ALARM LIMIT
pada 7,5 l/menit, yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 7,5 ± 0,5
l/menit

14. O2 alarm
a.      Set tombol parameter pada O2 CONC. %
b.      Set mixer O2 pada 40% sehingga terbaca pada display
c.      Putar tombol LOWER ALARM LIMIT searah jarum jam , yakinkan
alarm menyala pada kisaran 36 – 44 %, lalu putar kembali ke 18%
d.      Putar tombol UPPER ALARM LIMIT berlawanan arah jarum jam,
yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 36-40%, lalu putar
kembali ke 100%.

15. APNEU ALARM


a.      Set mode CPAP
b.      Alarm akan menyala setelah ± 15 detik setelah mode diubah

16. Digital Display


a.      Set tombol parameter pada BREATHS/MIN
b.      Nilai akan terbaca pada display sesuai dengan nilai yang di set pada
tombol BREATHS/MIN

17.  Cek PRESSURE LEVEL


a.      Set mode pada PRESS. CONTR.
b.      Set BREATHS/Min pada nilai paling rendah
c.      Set PEEP pada + 10 cmH2O
d.      Set INSP. PRESS. LEVEL pada + 10 cmH2O
e.      Yakinkan nilai yang terbaca pada AIRWAY PRESSURE meter
pada kisaran +20 ± 2 cmH2O.
f.        Kembalikan posisi PEEP dan INSP.PRESS. LEVEL pada 0
g. .      Kembalikan set mode ke VOL. CONTR,

18. Set mode sesuai kebutuhan dan kondisi pasien ( sesuai indikasi )
19. Sambungkan ke pasien melalui ETT
TAHAP TERMINASI
1. Rapikan Alat, Cuci tangan
2. Dokumentasi

Indikasi pemasangan Ventilator


Pembedahan Kerusakan pada spinalis servikal di atas C4
 Anastesi umum dengan blokade  Fraktur leher
neuromuskular
 Penatalaksanaan pascaoperasi bedah
mayor
Depresi pusat respirasi Gangguan neuromuskular- bila vc < 20-30
 P2CO2 > 7-8 kPa (50-60 mmHg) ml/kg
 Cedera kepala  Guillan-barre
 Overdosis obat  Miastenia gravis
 Peningkatan tekanan intrakranial :  Polimielitis
perdarahan  Polineuritis
serebral/tumor/meningitis/ensefalitis
 Status epileptikus
Penyakit paru Gangguan dinding dada
 Pneumonia  Kifoskoliosis
 Sindrom gawat napas akut  Trauma : terutama flail segment
 Serangan asma berat (fraktur banyak iga yang
 Eksaserbasi akut PPOK, fibrasi mengakibatakan potongan dinding
kistik dada tidak menempel
 Trauma – kontusio paru
 Edema paru Lain-lain
 Henti jantung
 Syok sirkulasi berat
 Hipoksia resisten pada gagal napas
tipe 1 (berkurangnya oksigen)
Sumber : At. Aa Glance Sistem respirasi.2008)

Anda mungkin juga menyukai