Anda di halaman 1dari 27

SPO PICU - NiCU

RUMAH SAKIT UMUM


ALIYAH II PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga Kendari
Telp +62

PROSEDUR TETAP

Pengertian : Memberikan bantuan pernafasan dengan menggunakan alat bantu pernafasan.

Tujuan :  Membantu pertukaran gas kardiopulmonal (Ventilasi alveolar danoksigenisasi


arterial),
 Meningkatkan volume paru ( meningkatkanakhirekspirasiparudankapasitas
residual fungsional),
 Menurunkan work of breathing,
 Perbaikan hypoxemia dan asidosis respiratori akut,
 Mengatasi respiratori distress,
 Mencegah dan merubah atelectasis,
 Mengembalikan keadaan kelelahan otot nafas,
 Keadaan yang memerlukan sedasi atau blokade neuromuscular,
 Menurunkan sistemik atau myocardial oxygen consumtion,
 Menurunkan tekanan intracranial dan,
 Stabilisasi tulang dada.

Kebijakan : Dilaksanakanpadapasien :
 Pasien Dengan Gagal Nafas.
 Pasien dengan distress pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun
hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen.
Prosedur : A. TahapPersiapan :
 PersiapanAlat :
 Main unit ventilator
 Set tubing ventilator
 Humidifier
 Test lung
 Aquadeststeril
 Ambu bag
 Emergency Trolley
 PersiapanPasien : Pasiensudahterintubasi

B. TahapPelaksanaan :
I. Pre check dan Pre setting
1. Cekapakah ventilator sudahdibersihkandansirkuitsudahdisterilkan.
2. Set Mode ventilator sebagaiberikut :
Mode : VOL. CONTROL
Lower Alarm EXPIRED MINUTE VOL. 0 upper alarm 40
Lower Alarm O2 : 20, upper alarm : 100
TRIG. SENSITIVITY : -20
UPPER PRESS LIMIT : 80
PEEP : 0
INSP. PRESS. LEVEL : 0
Range Scale padaposisi ADULTS
3. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY PRESSURE
meter padaposisi 0

II. Pemasangan
1. Pasang set tubing ventilator, humidifier, test lung.
2. Sambungkan ventilator kesumberlistrik
3. Set tombolutama di belakang ventilator
dengancaramenarikdulubarumenekankeatas.
4. Yakinkan indicator lampuhijaumenyala.
5. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY PRESSURE
padaposisi 0
6. Yakinkan GAS SUPPLY ALARM aktif ( lampumerahmenyala )
7. Yakinkan SET. MIN. VOL. ALARM & SET O2 ALARM
lampumenyala
8. Hubungkanselang O2 kekonektor O2 sentral
9. Hubungkanselang pressure air kekonektorsentral.
a. Set WORKING PRESSURE normal : 60 cm H2O
b. Set PRESET INSP. MIN. VOL. Pada 7,5 L/menit, constant flow,
BREATHS/MIN 10, INSP.TIME 25 % dan PAUSE TIME 30%.
c. Tutup Y-piece/servo humidifier
d. Yakinkan AIR PRESSURE meter menunjukkannilai yang
samaselamainspirasidansaatberhentidengan WORKING PRESSURE,
yaitu 60 cm H2O
10. Cek UPPER PRESS. LIMIT alarm dengancara :
a. Set mode VOL. CONTROL
b. Tutup Y-piece/servo humidifier
c. Putartombol UPPER PRESS LIMIT ke 55 cmH2O,
yakinkaninspirasiberhentidan alarm menyala.
d. Kembalikanlagitombolke 80 cmH2O
11. Cek MINUTE VOLUME
a. Set frekuensinafas ( BREATHS/MIN )pada 20 x/menit
b. Pasang test lung
c. Set tombol parameter padaposisi EXP. MIN. VOL. L/Min
d. Lihatpada display, EXPIRED MINUTE VOLUME meter akanterbaca
7,5 ± 0,5 l/menitsetelahbeberapamenit.
12. Cek MINUTE VOLUME alarm
a. Pada Lower alarm limit :Putartombol LOWER ALARM LIMIT pada
7,5 l/menit, yakinkan alarm akanmenyalapadakisaran 7,5 ± 0,5
l/menit. Pada Upper Alarm Limit : Putartombol UPPER ALARM
LIMIT pada 7,5 l/menit, yakinkan alarm akanmenyalapadakisaran 7,5
± 0,5 l/menit
13. O2 alarm
a. Set tombol parameter pada O2 CONC. %
b. Set mixer O2 pada 40% sehinggaterbacapadadisplay
c. Putartombol LOWER ALARM LIMIT searahjarum jam , yakinkan
alarm menyalapadakisaran 36 – 44 %, laluputarkembalike 18%
d. Putartombol UPPER ALARM LIMIT berlawananarahjarum jam,
yakinkan alarm akanmenyalapadakisaran 36-40%, laluputarkembalike
100%.
14. APNEU ALARM
a. Set mode CPAP
b. Alarm akanmenyalasetelah ± 15 detiksetelah mode diubah
15. Digital Display
a. Set tombol parameter pada BREATHS/MIN
b. Nilaiakanterbacapada display sesuaidengannilai yang di set
padatombol BREATHS/MIN
16. Cek PRESSURE LEVEL
a. Set mode pada PRESS. CONTR.
b. Set BREATHS/Min padanilai paling rendah
c. Set PEEP pada + 10 cmH2O
d. Set INSP. PRESS. LEVEL pada + 10 cmH2O
e. Yakinkannilai yang terbacapada AIRWAY PRESSURE meter
padakisaran +20 ± 2 cmH2O.
f. Kembalikanposisi PEEP dan INSP.PRESS. LEVEL pada 0
g. Kembalikan set mode ke VOL. CONTR,
17. Set mode sesuaikebutuhandankondisipasien ( sesuaiindikasi )
18. Sambungkankepasienmelalui ETT

III. Mode Ventilator


A. VOLUME CONTROL atau VOL. CONTR. + SIGH
1. Set WORKING PRESSURE pada 60
2. Set mode VOL. CONTR. Atau VOL. CONTR. + SIGH
3. Set MINUTE VOLUME : 5-10 cc/kg BB x RR
4. Set kurvaaliran flow inspirasi
5. Set frekuensinafas BREATHS/MIN : 12 – 20x/menit
6. Set INSP. TIME % :25 %
7. Set PAUSE TIME % : 10 %
8. Set Mixer O2 : 35 – 100 %
9. Set O2 LOWER ALARM LIMIT :– 10 % O2 conc. dan UPPER
ALARM LIMIT O2 CONC.% : + 10 % dari O2 Conc.
10. Set parameter selector
11. Set PEEP 5 – 15 cmH2O
12. Set UPPER PRESS.LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
13. Set TRIG. SENSITIVITY – 2 s/d – 20
14. Set skala INFANTS/ADULTS
15. Sambungkankepasiendancek
 pergerakan dada pasiensesuaidenganrespirasi rate yang diset
 tidal volume pada display
 AIRWAY PRESSURE meter
16. Set LOWER ALARM LIMIT : – 10 % MINUTE VOL dan UPPER
ALARM LIMIT : + 10 % MINUTE Vol. untuk EXPIRED MINUTE
VOLUME

B. PRESS. CONTR.
1. Set WORKING PRESSURE : 60
2. Set mode PRESS. CONTR.
3. Set BREATHS/Min
4. Set INSP. TIME %
5. Set PAUSE TIME %
6. Set Mixer O2
7. Set O2 LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2
CONC.
8. Set parameter selector
9. Set INSP. PRESS LEVEL
10. Set PEEP
11. Set UPPER PRESS.LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
12. Set TRIG. SENSITIVITY
13. Set skala INFANTS/ADULTS
14. Sambungkankepasiendansesuaikan INSP. PRESS LEVEL sehingga tidal
volume pasienterpenuhi
15. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT untuk
EXPIRED MINUTE VOLUME

C. PRESS. SUPPORT
1. Set WORKING PRESSURE
2. Set mode PRESS. SUPPORT
3. Set BREATHS/MIN
4. Set Mixer O2
5. Set O2 LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2
CONC
6. Set parameter selector
7. Set INSP. PRESS LEVEL
8. Set PEEP
9. Set UPPER PRESS.LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
10. Set TRIG. SENSITIVITY
11. Set skala INFANTS/ADULTS
12. Sambungkankepasiendancekpasiendapat men-trigger ventilator,
sesuaikan INSP. PRESS LEVEL sehingga tidal volume terpenuhi
13. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT untuk
EXPIRED MINUTE VOLUME

D. SIMV
1. Set WORKING PRESSURE pada 60
2. Set mode SIMV
3. Set frekuensinafas, LOW RATE/HIGH RATE
4. Set SIMV BREATHS/MIN
5. Set PRESET INSP. MIN. VOL. L/m
6. Set Respirasi rate BREATHS/MIN
7. Set INSP. TIME %
8. Set PAUSE TIME %
9. Set mixer O2
10. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2 CONC.%
11. Set parameter
12. Set PEEP
13. Set UPPER PRESS. LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
14. Set TRIG. SENSITIVITY
15. Set skala INFANTS/ADULTS
16. Sambungkankepasien
17. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT
untukEXPIRED MINUTE VOLUME.

E. SIMV + PRESS. SUPPORT


1. Set WORKING PRESSURE pada 60
2. Set mode SIMV + PRESS SUPPORT
3. Set frekuensinafas, LOW RATE/HIGH RATE
4. Set SIMV BREATHS/MIN
5. Set PRESET INSP. MIN. VOL. L/m
6. Set Respirasi rate BREATHS/MIN
7. Set INSP. TIME %
8. Set PAUSE TIME %
9. Set mixer O2
10. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2 CONC.%
11. Set parameter
12. Set INSP. PRESS. LEVEL
13. Set PEEP
14. Set UPPER PRESS. LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
15. Set TRIG. SENSITIVITY
16. Set skala INFANTS/ADULTS
17. Sambungkankepasien
18. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT untuk
EXPIRED MINUTE VOLUME
F. SPONTANEUS VENTILATION ( CPAP )
1. Set WORKING PRESSURE
2. Set mode CPAP
3. Set Mixer O2
4. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2 CONC.%
5. Set parameter
6. Set PEEP
7. Set UPPER PRESS. LIMIT untuk AIRWAY PRESSURE
8. Set TRIG. SENSITIVITY
9. Set skala INFANTS/ADULTS
10. Sambungkankepasien
11. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT untuk
EXPIRED MINUTE VOLUME

G. MANUAL VENTILATION ( MAN )


1. Set WORKING PRESSURE
2. Set mode MAN
3. Set Mixer O2
4. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2 CONC.%
5. Set parameter
6. Set Katup Manual Ventilation pada MAN
7. Set PRESET INSP. MIN. VOL. L/m
8. Set PEEP
9. Set skala INFANTS/ADULTS
10. Sambungkankepasien
11. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT untuk
EXPIRED MINUTE VOLUME
Unit Terkait : Perawat dan pasien
RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PEMASANGAN SYRINGE PUMP
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit :

Jl. Buburanda Korumba - Mandonga Kendari


Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian medikasi intravena pada
klien.
Tujuan :  Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan
klien. .
 Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yang
lama.
Kebijakan : Dilakukan bila terdapat advis dari tim medis untuk pemberian terapi injeksi
dalam jumlah banyak yang harus di masukkan dalm jangka waktu yang lama,di
karenakan dosis dari obat yang di berikan sangat besar.
Prosedur : PERSIAPAN ALAT
a. Syringe pump dan tiang penyangga
b. Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien.
c. Selang penghubung.

PROSEDUR KERJA
1. Bawaalat-alatkedekatklien.
2. Siapkanspuitdanmedikasiklien.
3. Pasangkanspuitpada syringe pump
danhubungkanspuitdenganaksesintravena.
4. Nyalakan syringe pump.
5. Aturjumlahmedikasi yang akandiberikandalam cc/jam.
6. Tekan start untukmemulaipemberianmedikasi.
7. Jikaadahal yang kurangtepat,
alatakanmemberikanperingatandengansuaradanlampu yang menyalamerah.
8. Evaluasiresponklienterhadappemberiancairan.

PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan pelaporan

Unit Terkait : Perawat dan pasien


RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PEMASANGAN NASOGASTRICTUBE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit :

Jl. Buburanda Korumba - Mandonga Kendari


Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung (gaster)
Tujuan : a) Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan
b) Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
c) Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
d) Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma
e) Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium
Kebijakan :
PERSIAPAN ALAT
 Selang: disesuaikan dengan ukuran anak dan viskositas larutan yang
diberikan.
 Wadah untuk cairan: untuk jumlah kecil 10-30 ml spuit barel atau
asepto untuk yang lebih besar spuit 50 ml dengan ujung kateter.
 Spuit: digunakan untuk aspirasi isi lambung atau menginjeksikan udara
setelah selang dipasang.
 Air/ pelumas: digunakan untuk melumasi selang.
 Plester: digunakan untuk melekatkan selang pada pipi bayi atau anak.
 Stetoskop: digunakan untuk membantu dalam menentukan pemasangan
yang tepat dalam lambung.
 Larutan untuk pemberian makanan.

PROSEDUR
1. Tempatkan anak pada posisi telentang dengan kepala sedikit hiperfleksi
atau dalam posisi bersin (hidung menghadap kelangit-langit).
2. Ukur selang untuk memperkirakan panjang pemasangan dan tandai titik
dengan plester kecil.
3. Masukkan selang yang telah dilumasi dengan air atau pelumas melalui
mulut atau salah satu lubang hidung sampai tanda yang telah ditentukan
sebelumnya:
4. Jika menggunakan hidung, masukkan selang disepanjang dasar hidung
dan arahkan lurus kebelakang oksiput.
Prosedur : 5. Jika memasukkan selang melalui mulut arahkan selang ke arah belakang
tenggorok.
6. Jika anak mampu menelan sesuai perintah , sesuaikan pemasukan selang
dengan penelanan.
7. Periksa posisi selang dengan menggunakan cara:
 hubungkan selang dengan spuit dan beri tekanan negatif, lakukan
aspirasi, jika mengandung isi lambung maka menunjukkan
penempatan yang tepat, tapi jika mengandung sekresi pernafasan
maka penempatan salah.
 Dengan spuit injeksikan sedikit udara (0,5 sampai 1 ml untuk
premature, dan 5 ml untuk anak yang lebih besar) ke dalam selang
sambil bersamaan mendengarkan dengan stetoskop diatas area
lambung. Bunyi gemuruh akan terdengar bila selang berada tepat
didalam lambung.
8. Stabilkan selang dengan menahan atau memplesternya pada pipi bayi,
untuk mempertahankan letak yang tepat ukur dan catat jumlah panjang
selang yang dimasukkan dari hidung atau mulut atau lubang bagian
distal saat selang dipasang untuk pertama kali.

PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatandan pelaporan
RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PEMBERIAN NEBULAIZER
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal
Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga
Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak
dan melonggarkan jalan nafas
Tujuan : 1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan
penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan
batuk yang disertai dengan sesak nafas.
Kebijakan : 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
2. Peralatan nebulizer standar
Prosedur : Persiapan Alat
1. Tabung O2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
3. Masker oksigen
4. Nebulizer 1 set.
5. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.
6. Stetoskop.
7. Tissue.
8. Nierbeken/bengkok.
9. Suction (kalau perlu).
Persiapan Pasien :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan
Pelaksanaan :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
Prosedur : 6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow
apakah timbul uap atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut (posisi)
yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu
ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan
melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk
mengeluarkan sekret.

11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai jatuh).
Unit Terkait : Perawat dan pasien
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN OKSIGEN PADA BAYI DAN
ALIYAH II
ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal
Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga
Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian :
Tujuan : 1. Merelaksasi jalan nafas.
2.
Kebijakan : 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur : Persiapan Alat :
- Tabung Oksigen
- Nasal kanul, face mask, sesuai ukuran
- Central oksigen dengan flow meter
- Humidifier dengan cairan steril
- Kasa
- Plester
- Bengkok
- Hand scond

Prosedur pemasangan oksigen


1. Kaji kebutuhan terapi oksigen
2. Atur posisi bayi atau anak.
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
4. Bersihkan rongga hidung bila terdapat secret
5. Sambungkan selang kecentral oksigen, lalu cek apakah oksigan dapat
mengalir dan terdapat gelembung pada humidifier
6. Letakkan face mask atau nasal kanul pada hidung bayi atau anak
7. Alirkan oksigen sesuai petunjuk pemberian.
Evaluasi keadaan bayi atau anak
Unit Terkait : Perawat dan pasien

RUMAH SAKIT UMUM


ALIYAH II PEMASANGAN FOTOTERAPI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit :

Jl. Buburanda Korumba - Mandonga


Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian :
Tujuan :
Kebijakan : 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur : Persiapan Alat
1. Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.
2. Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2 per nm.
3. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
4. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah, terdiri dari
biru (F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight fluorescent
tubes
Persiapan Unit Terapi sinar
1. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu,
sehingga suhu di bawah lampu antara 38 0C sampai 30 0C.
2. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan
baik.
3. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip
(flickering):
a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan,
walaupun tabung masih bisa berfungsi.
4. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih
di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya
sebanyak mungkin kepada bayi.
Prosedur : Pemberian Terapi sinar
1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang
pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator.
b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
2. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak
ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.
3. Balikkan bayi setiap 3 jam
4. Pastikan bayi diberi makan
5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang
setiap 3 jam
6. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan
penutup mata
7. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain
(contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.
8. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah),
tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari
selama bayi masih diterapi sinar.
9. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan
pindahkan bayi dari sinar terapi sinar.
10. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa
menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak
membutuhkan terapi khusus.
11. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan
12. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur
yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar.
13. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar
untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir
biru)
14. Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar,
persiapkan kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah
sakit tersier atau senter untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu
dan bayi.
15. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah3
hari.
16. Setelah terapi sinar dihentikan:
17. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila
memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus menggunakan metode
klinis
18. klinis berada di bawah nilai untuk memulai terapi sinar.
19. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik
dan tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.
20. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa
kembali bayi bila bayi bertambah kuning.
21. Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai
untuk memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah
dilakukan. Ulangi langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai
bilirubin serum dari hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode
RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal
Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga
Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut


Tujuan : 1. Membersihkan jalan nafas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan
lendir, melonggarkan jalan nafas
Prosedur : 1. Perangkat penghisap lendir meliputi :
a. Mesin penghisap lendir (suction)
b. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
c. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
d. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
e. Pinset anatomi untuk memegang slang \
f. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kas
g. Sarung tangan
h. Bak instrument
i. Kasa
j. Bengkok
k. Formulir Persetujuan Tindakan Medis

2. Persiapan pasien :
a. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
b. Bila pasien tidak sadar
c. Posisi miring
d. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancer
3. Prosedur :
a. jelaskan pada pasien/ keluarga + inform concern
b. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
c. Perawat memakai sarung tangan
d. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
e. Selang dipasang pada mesin penghisap lender
f. Mesin penghisap lendir dihidupkan
g. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air
bersih yang tersedia
h. tekan lidah dengan spatel
i. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
j. Bersihkan mulut pasien kasa
k. membersihakan slang dengan air dalam kom
l. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
m. Perawat cuci tangan.
RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PERHITUNGAN BALANCE CAIRAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal
Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga
Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh


Tujuan : 1 Mengetahui jumlah masukan cairan
2. Mengetahui keluaran cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
Kebijakan : Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan
Prosedur : PERALATAN
1. Alat tulis
2. Gelas ukur urine/urine bag
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap Kerja
1. Menghitung in take oral (minum)
2. Menghitung in take oral (makan)
3. Menghitung in take parenteral
4. Menentukan cairan metabolisme
5. Menghitung out put urine
6. Menghitung out put feces
7. Menghitung out put abnormal (muntah, drain,
perdarahan dll)
8. Menghitung out put IWL
9. Menghitung balance cairan
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan klien
2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Unit Terkait : Perawat dan pasien
RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II PEMASANGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal
Terbit :
Jl. Buburanda Korumba - Mandonga
Kendari Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Pemberian renjatan arus listrik langsung kejantung lewat sepasang elektroda
yang diletakkan pada dinding toraks.
Tujuan : Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik henti jantung dan kelainan
organic jantung yang lainnya
Kebijakan :
Prosedur : Peralatan

1. Defibrilator
2. Pasta elektrode
3. Mesin EKG
4. Troli kardiak arest.
5. Suction (mesin penghisap).
6. Resusitasi kardiopulmoner (RPJ)/ Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Prosedur :

1. Kaji pasien untuk memastikan bahwa denyut nadi pasien benar-benar


lemah.
2. Letakkan defibrilator hingga bantalan dapat dengan mudah mencapai
dada pasien.
3. Hubungkan defibrilator dengan sumber listrik. (Jika defibrilator
menggunakan batterai sebagai arus listrik, hubungkan pada batterai
hanya bila akan digunakan).
4. Tekan tombol power in, dan yakinkan bahwa indikator cahayanya on.
Hampir sebagian besar unit mempunyai sirkuit sinkronisasi yang harus
dalam keadaan off atau tidak terpasang untuk menangani fibrilasi
ventrikel.
5. Olesi seluruh permukaan fibrilator dengan pasta elektrode, tipis dan
merata.
6. Tentukan tingkat energi yang tepat pada mesin. Energi yang digunakan
pada upaya defibrilasi pertama harus pada 200-300 joule.
7. Tekan tombol baik pada mesin atau pada bantalan fibrilasi itu sendiri.
8. Perhatikan jarum pada petunjuk arus sampai menunjukkan tingkat yang
telah ditentukan,dengar kan bila ada tanda atau alarm yang
menunjukkan energi penuh.
9. Gosok atau usap dada pasien untuk membersihkan dari keringat atau
larutan lain.
10. Pasang bantalan fibrilator pada dada dengan lembut, walaupun dengan
ditekan. Pasang satu bantalan tepat disebelah kiri dari bagian atas
sternum dan di bawah klavikula dan satu bantalan yang lain diletakkan
tepat disebelah kirindari apeks jantung dan garis midaksila. Posisi
elektrode v1 dan v6 dari EKG 12 sadapan harus terlihat efektif.
11. Operator memerintahkan semua personel untuk menjauh dan
melepaskan semua peralatan yang sedang dipegang yang berhubungan
dengan pasien atau tempat tidur. Operator harus melihat untuk
mematikan semua personel telah menjauhi tempat tidur.
12. Gunakan tekanan pada bantalan defibrilator lebih dari 220 pound, dan
secara bergantian tekan tombol pada bantalan defibrilator untuk
mengalirkan arus listrik.
13. Periksa nadi pasien.
14. Kaji pola EKG setelah defibrilasi, lanjutkan dengan melakukan RJP
selama tidak dilakukan defibrilasi.
15. Jika fibrilasi ventrikel berlanjut, dengan segera ulangi langkah 6-14.
Yakinkan bahwa pasta elektrode masih cukup tersedia pada setiap
bantalan defibrilator.
16. Jika fibrilasi ventrikel masih terus berlanjut, ulangi langkah 6-14
dengan tingkat energi 360 joule.
17. Jika defibrilasi ke tiga tidak berhasil, lanjutkan RPJ dan lakukan
algorithm edvance cardiac life support dengan tepat.

Unit Terkait : Perawat dan pasien


RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II RESUSITASI PADA BAYI DAN ANAK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit :

Jl. Buburanda Korumba - Mandonga Kendari


Telp +62
PROSEDUR TETAP

Pengertian : Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien
Tujuan : Mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan
Kebijakan :
Prosedur : Tatalaksana Tindakan Resusitasi
Penilaian BayiPenilaian kegawatan pada bayi dan anak yang mengalami
kegawatan tidak lebih dari 30 detik yang meliputi:
1) Airway
Apakah ada obstruksi yang menghalangi jalan nafas, apakah memerlukan alat
bantu jalan nafas, apakah ada cedera pada leher.
2) Breathing
Frekuensi nafas, gerak nafas, aliran udara pernafasan, warna kulit/mukosa.
3) Circulation
Frekuensi, tekanan darah, denyut sentral, perfusi kulit (capillary refilling time,
suhu, mottling), perfusi serebral, reaksi kesadaran (tonus otot, mengenal, ukuran
pupil, postur).
Posisi Bayi
Untuk dapat dilakukan resusitasi jantung paru, penderita harus dibuat dalam
posisi terlentang dan diusahakan satu level atau datar. Posisi untuk bayi baru
lahir (neonatus) leher sedikit ekstensi, atau dengan meletakkan handuk atau
selimut di bawah bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm
Posisi Penolong
Penolong sebaiknya berdiri disamping penderita dalam posisi dimana ia dapat
melakukan gerakan bantuan nafas dan bantuan sirkulasi tanpa harus merubah
posisi tubuh.
Teknik Resusitasi
Airway : membuka jalan nafas
1) Tentukan derajat kesadaran dan kesulitan nafas.
2) Buka jalan nafas dengan cara tengadahkan kepala dan topang dagu (head tilt
and chin lift) bila tidak terdapat cedera kepala atau leher dengan cara satu
tangan pada dahi, tekan ke belakang. Jari tangan lain pada rahang bawah,
dorong keluar dan ke atas. Gerakan ini akan mengangkat pangkal lidah ke atas

sehingga jalan nafas terbuka. Lidah yang jatuh ke belakang sering menjadi
penyebab obstruksi jalan nafas pada penderita yang tidak sadar.
Gerakan mendorong rahang ke bawah ke depan (jaw thrust) juga dapat
membuka jalan nafas bila diketahui terdapat cedera leher atau kepala.
4) Membersihkan benda asing dapat dilakukan dengan :
(1) Finger sweep: yaitu dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
penolong untuk membebaskan sumbatan jalan nafas yang diakibatkan oleh sisa
makanan.
(2) Heimlich manuver
(3) Abdominal/chest thrust (Gambar 2.4)
(4) Suction (pengisapan): yaitu membersihkan jalan nafas dilakukan pengisapan
lendir/cairan dengan menggunakan suction. Pada bayi dimulai dengan
mengisap mulut terlebih dahulu kemudian bagian hidung supaya tidak terjadi
aspirasi dan dilakukan tidak lebih dari 5 detik.
5) Setelah jalan nafas terbuka harus dinilai/evakuasi pernafasan dengan melihat,
mendengar dan merasakan adanya hembusan nafas
Breathing
1) Dekatkan pipi penolong pada hidung dan mulut penderita, lihat dada
penderita.
2) Lihat, dengar dan rasakan pernafasan ( 5 – 10 detik).
3) Jika tidak ada nafas lakukan bantuan nafas buatan/Ventilasi Tekanan Positif
(VTP) .
4) Pada Neonatus dan bayi <>
5) Pada anak > 1 tahun pasang sungkup yang menutupi mulut, sedangkan
hidung dapat dijepit dengan jari telunjuk dan ibu jari penolong.
6) Lakukan tiupan nafas dengan mulut atau balon resusitasi. Berikan nafas
buatan untuk neonatus 30-60 kali/menit, dan 20 kali untuk bayi dan anak yang
kurang dari 8 tahun.
7) Evaluasi pemberian nafas buatan dengan cara mengamati gerakan turun naik
dada. Bila dada naik maka kemungkinan tekanan adekwat. Bila dada tidak naik
cek kembali posisi anak, perlekatan sungkup, tekanan yang diberikan, periksa
jalan nafas apakah ada mucus atau tidak bila ada dapat dilakukan penghisapan
dengan suction.
8) Setelah dilakukan ventilasi selama satu menit, evaluasi apakah bayi atau
anak dapat bernafas secara spontan, Lakukan penilaian pulsasi tidak boleh lebih
dari 10 detik. Jika pulsasi ada dan penderita tidak bernafas, maka hanya
dilakukan bantuan nafas sampai penderita bernafas spontan.
Circulation
1) Jika pulsasi tidak ada atau terjadi bradikardi maka harus dilakukan kompresi
dada sehingga memberikan bantuan sirkulasi disertai bantuan nafas secara
ritmik dan terkoordinasi. Pada neonatus pemberian kompresi jantung diberikan
bila didapat pulsasi bayi <>
2) Posisi tempat kompresi :
(1) Pada neonatus: 1 jari dibawah linea interpapilaris.
(2) Pada bayi: Sternum bagian bawah.
(3) Pada anak: 2 jari diatas prosesus xipoideus.
Tangan yang melakukan kompresi :
(1) Neonatus : menggunakan 2 jari tangan atau 2 ibu jari.
(2) Bayi : dengan menggunakan 2 jari.

Resusitasi Jantung Pada Bayi dan Anak


Hal yang harus diperhatikan jika RJP pada bayi dan anak:
1. Saluran Pernapasan (Airway =A)
Hati-hatilah dalam memengang bayi sehingga Anda tidak mendongakkan
kepala bayi dengan berlebihan. Leher bayi masih terlalu lunak sehingga
dongakan yang kuat justru bisa menutup saluran pernapasan.

2. Pernapasan (Breathing = B)
Pada bayi yang tidak bernapas, jangan meneoba menjepit hidungnya. Tutupi
mulut dan hidungnya dengan mulut Anda lalu hembuskan dengan perlahan (1
hingga 1,5 detik/napas) dengan menggunakan volume yang eukup untuk
membuat dadanya mengembang. Pada anak kecil, jepit hidungnya, tutupi
mulutnya, dan berikan hembusan seperti pada bayi.

3. Peredaran Darah (Circulation = C)


Pemeriksaan Denyut:
Pada bayi, untuk menentukan ada atau tidaknya denyut nadi adalah dengan
meraba bagian dalam dari lengan atas pad a bagian tengah antara siku dan bahu.
Pemeriksaan denyut pada anak keeiL sarna dengan orang dewasa.

1. Resusitasi jantung paru pada bayi ( < 1 tahun)


a) 2 – 3 jari atau kedua ibu jari
b) Titik kompresi pada garis yang menghubungkan kedua papilla mammae
c) Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
d) Rasio pijat : napas 15 : 2
e) Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi
2. Resusitasi Jantung paru pada anak-anak ( 1-8 tahun)
a) Satu telapak tangan
b) Titik kompresi pada satu jari di atas Proc. Xiphoideus
c) Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
d) Rasio pijat : napas 30 : 2
e) Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi
Unit Terkait : Perawat dan pasien

Anda mungkin juga menyukai