Kajian Pelayanan Kefarmasian Jan April 18
Kajian Pelayanan Kefarmasian Jan April 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi 2 hal pokok yaitu Pengelolaan sediaan
farmasi , alkes dan bahan medis habis pakai dan Pelayanan farmasi klinik.
A. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
1. Pemilihan/ seleksi
Dalam proses pemilihan di RSU kharisma Paramedika ditetapkan jenis sediaan
farmasi,alkes dan bahan medis habis pakai mengacu pada formularium rumah
sakit yang telah di tetapkan oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang
merupakan hasil usulan dari masing masing staf medic fungsional serta
mempertimbangkan pola penyakit / epidemiologi.
2. Perencanaan
Dalam proses perencanaan di RSU kharisma Paramedika ditentukan jumlah dan
periode pemesanan ke PBF / distributor dengan mempertimbangkan anggaran
dan waktu tunggu pemesanan.Sebagai contoh , Ampicillin injeksi. kebutuhan
ampicillin injeksi setiap bulan adalah 400vial.Dengan mempertimnagkan bahwa
ampicillin injeksi harga nya terjangkau untuk sekali pemesanan dan mengingat
waktu tunggu yang relative lama maka di lakukan pengorderan setiap 1kali
dalam 1 bulan.
3. Pengadaan
Dalam proses pengadaan di RSU Kharisma Paramedika dilakukan dengan
melakukan pemesanan kepada PBF / distributor yang telah memiliki izin yang
sah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Beberapa obat program diadakan
melalui hibah dari instalasi farmasi kabupaten dengan menagjukan surat
permohonan terlebih dahulu. seperti contoh obat TBC dan Obat Malaria. Pada
bulan januari –april 2018 ini terdapat beberapa obat yang kosong di distributor/
PBF sebagai contoh RL infuse, zinc syrup, ampicillin inj 1gr.
4. Penerimaan
Dalam hal penerimaan,di RSU Kharisma Paramedika dilakukan proses
pencocokan kesesuaian jenis , spesifikasi , jumlah dan mutu antara barang yang
di pesan dengan barang yang dikirim oleh PBF/Distributor sesuai pada faktur
pengiriman dri PBF/ distributor. Bila mana obat telah sesuai maka diterima dan
bila mana tidak sesuai maka di retur / dikembalikan ke PBF.
5. Penyimpanan
Dalam proses penyimpanan di RSU Kharisma Paramedika dilakukan digudang
farmasi sesuai dengan Bentuk sediaan seperti tablet, syrup, cairan infus, injeksi
berada di rak masing masing yang berbeda dan dengan menganut system FEFO
(Fisrt Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).Untuk sediaan infus
ditempatkan dengan pallete dan dengan tumpukan tidak lebih dari 8 karton.
Penyimpanan dilakukan dengan penandaan masing masing secara jelas terbaca
untuk mempermudah dalam pengontrolan persediaan.Gas medis disimpan
dengan posisi berdiri terikat dan terpisah antara tabung kosong dan tabung yang
berisi.
untuk penyimpanan obat High alert diberikan penandaan khusus/ sticker.
6. Pendistribusian
Dalam proses ditribusi dilakukan penyaluran / penyerahan sediiaan farmasi,
alkes dan Bahan medis habis pakai ke unit unit layanan seperti unit rawat inap,
unit gawat darurat, unit VK, unit ruang Operasi. Distribusi di RSU Kharisma
Paramedika menggunakan system floor stock untuk unit UGD dan resep
Perorangan untuk rawat inap.
C. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat dilakukan dengan cara wawancara terhadap pasien dan juga
dengan pihak keluarga. Obat apa saja ynag dibawa oleh pasien sebelum rawat
inap dapat teridentifikasi guna menghindari terjadi nya obat dobel/ poli farmasi.
Petugas akan mencatat obat apa saja yang di bawa oleh pasien ke dalam rekam
medis yaitu pada form 15b / formulir rekonsiliasi Obat. dari hasil pencacatan
diformulir rekonsiliasi kemudian dibandingkan dengan instruksi pengobatan
oleh dokter baik saat di UGD maupun di rawat inap. Apabila terdapat obat yang
sama atau dengna maksud indikasi yang sama maka petugas bisa
mengkonfirmasi kepada dokter.
E. Konseling
Konseling obat dilakukan oleh petugas farmasi kepada pasien dan atau dengan
keluarga pasien baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Konseling ini
dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap obat,
mengoptimalkan hasil terapi serta memminimalkan resiko obat yang tidak
dikehendaki.
F. Visite
Di RSU Kharisma Paramedika, Visite yang dilakukan oleh apoteker dilakukan
secara mandiri. Apoteker akan mencacat hasil pemantauan klinis pasien ke
dalam formulir Catatan Perkembangan Terintegrasi (CPT) dengan metode SOAP.
S adalah data subyektif pasien, O adalah data obyektif pasien, A adalah asesmen/
penilaian apoteker dan P adalah plan/ rencana berupa saran atau rekomendasi
kepada dokter.
PENUTUP