Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK N DI POSYANDU

DESA CIPACING RW 9

Disusun Oleh:
Khalishah Salsabila
220110170140

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JUNI 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I Asuhan Keperawatan Hasil Observasi 3

BAB II Analisis Asuhan Keperawatan Hasil Observasi 4

BAB III Pembahasan 7

BAB IV Simpulan dan Saran 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

2
BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN HASIL OBSERVASI

Observasi di Posyandu Desa Cipacing RW 9 pada tanggal 9 Mei 2019


dilakukan terhadap kader yang bertugas di posyandu karena bidan yang bertugas
tidak melakukan pemeriksaan terhadap klien anak, melainkan hanya berfokus
pada klien dewasa, orang tua, dan ibu hamil saja. Saat kegiatan Posyandu
berlangsung, saya mengambil satu klien anak untuk diobservasi. Anak N,
perempuan berusia 3 tahun datang ke Posyandu dengan ditemani oleh neneknya.
Kader A memberikan pelayanan Posyandu dengan melakukan pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan dokumentasi terhadap Anak N.
Sebelum dilakukan penimbangan dan pelayanan Posyandu lainnya, Anak
N beserta neneknya menghampiri meja pendaftaran untuk memberikan buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada Kader A. Di meja pendaftaran, Kader A
mengkaji identitas Anak N yang meliputi nama lengkap dan tanggal lahir dengan
melihat buku pencatatan yang dibawa oleh masing-masing klien. Selain itu, Kader
A juga mengkaji berat badan dan tinggi badan Anak N saat terakhir kali diperiksa
di Posyandu. Dari hasil pengkajian dapat diketahui bahwa Anak N lahir pada
tanggal 17 Oktober 2015, sehingga bisa didapatkan usia kronologis dari Anak N
adalah 3 tahun 7 bulan berdasarkan hasil penghitungan.
Setelah melakukan pengkajian, Kader A melaksanakan tahap perencanaan
dengan meminta Anak N untuk melakukan penimbangan dan pengukuran di
tempat yang sudah disiapkan sebelumnya. Tahap implementasi berupa
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan terhadap Anak N dibantu
oleh mahasiswa yang sedang melakukan praktikum lapangan. Kegiatan
penimbangan dan pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan
timbangan yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur tinggi badan, sehingga
bisa didapatkan dua hasil sekaligus. Dari penimbangan berat badan didapatkan
hasil 14,5 kg dan dari pengukuran tinggi badan didapatkan hasil 97,5 cm.
Pencatatan/dokumentasi dari hasil penimbangan dan pengukuran dicatat oleh
Kader A di buku KIA dan juga di buku pencatatan Posyandu itu sendiri.

3
BAB II
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN HASIL OBSERVASI

a. Konsep Dasar Posyandu


Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas
sektor, maupun lembaga terkait lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Pelayanan di Posyandu secara umum bertujuan untuk menunjang percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat. Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat
terutama bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, serta Pasangan
Usia Subur (PUS).
Posyandu diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
sebulan. Namun jika diperlukan, penyelenggaraan Posyandu juga dapat
dilakukan lebih dari satu kali dalam sebulan. Terkait hari dan waktu
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan hasil kesepakatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu mencakup sekurang-kurangnya lima
kegiatan, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Lokasi Posyandu berada di setiap
desa/kelurahan, RT/RW, dusun, atau tempat khusus yang dibangun oleh
swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya
berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

b. Kegiatan Posyandu
Sebelum hari penyelenggaraan Posyandu, para kader Posyandu harus
melakukan beberapa persiapan, yang pertama adalah mempersiapkan tempat
pelaksanaan dan sarana Posyandu, serta menyebarluaskan informasi tentang
hari penyelenggaraan Posyandu melalui pertemuan warga setempat atau surat
edaran. Kedua, melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi
pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader. Ketiga,

4
melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait
dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Keempat, menyiapkan
bahan penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kelima,
menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
Saat hari penyelenggaraan Posyandu, kader berperan dalam
melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya. Selain itu, kader juga memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak yang meliputi penimbangan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktivitas anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan tentang permasalahan anak
balita, dan lain sebagainya. Pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada
hari penyelenggaraan Posyandu juga perlu dilakukan oleh kader, seperti
mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku
register Posyandu. Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai
dengan program kesehatan, Sistem Informasi Posyandu (SIP) atau Sistem
Informasi Manajemen (SIM).
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan
secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika
ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak
balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan.
2) Penentuan status pertumbuhan.
3) Penyuluhan dan konseling.
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Setelah hari penyelenggaraan Posyandu, perlu dilakukan tindak lanjut
terhadap sasaran yang tidak datang dan sasaran yang memerlukan penyuluhan

5
lanjutan, serta memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka. Selain itu juga dilakukan pembuatan diagram batang
(balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat
(KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu
dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik.

6
BAB III
PEMBAHASAN

Sebelum kegiatan Posyandu diselenggarakan, masyarakat sudah diberi


informasi terlebih dahulu melalui pengeras suara yang terdapat di Desa Cipacing
RW 9. Para kader Posyandu juga mempersiapkan tempat pelaksanaan dan sarana
Posyandu seperti meja pendaftaran, beberapa kursi, timbangan bayi, timbangan
badan analog, serta timbangan yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur tinggi
badan. Setelah itu, dilakukan pembagian tugas antar kader yang meliputi bagian
pendaftaran, penimbangan, pencatatan, serta pelayanan lainnya yang dapat
dilakukan oleh kader. Kemudian, para kader juga berkoordinasi dengan bidan
terkait jenis layanan yang akan diberikan, yaitu pemeriksaan pada ibu hamil,
pengukuran berat badan dan tinggi badan pada anak, serta pengecekan gula darah
dan kolesterol pada orang dewasa maupun orang tua. Selain itu, buku-buku
pencatatan kegiatan Posyandu juga dipersiapkan oleh kader Posyandu.
a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, Kader A melakukan pendaftaran pada Anak N
dan tidak bertanya terkait identitas klien (nama lengkap dan tanggal lahir)
karena sudah tertera di buku pencatatan Posyandu maupun di buku KIA yang
dibawa oleh masing-masing klien. Kader A juga mengecek berat badan dan
tinggi badan Anak N saat terakhir kali diperiksa di Posyandu. Kader A tidak
mengkaji/menanyakan terkait aktivitas, status imunisasi, maupun
permasalahan yang dimiliki oleh Anak N.
b. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, Kader A sudah mempersiapkan timbangan
bayi, timbangan badan analog, timbangan dengan alat pengukur tinggi badan,
serta sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Akan tetapi, Kader A
tidak menyiapkan medline yang dapat digunakan untuk mengukur lingkar
kepala maupun lingkar tubuh anak.
c. Implementasi
Pada tahap implementasi, Kader A hanya melakukan penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan saja. Kader A meminta Anak N
untuk melepas sandalnya dan berdiri tegak di atas timbangan sambil melihat

7
lurus ke depan untuk mengukur berat badan dan tinggi badannya sekaligus
dengan menggunakan timbangan yang dilengkapi dengan alat pengukur
tinggi badan. Setelah itu, Kader A membandingkan berat badan dan tinggi
badan Anak N saat ini dengan berat badan dan tinggi badan sebelumnya.
Namun dari hasil penimbangan dan pengukuran tersebut, Kader A tidak
menentukan status pertumbuhan maupun status gizi (deteksi dini tumbuh
kembang) Anak N. Kader A juga tidak melakukan penyuluhan dan konseling
terhadap nenek dari Anak N terkait pola asuh anak balita. Setelah dilakukan
penimbangan dan pengukuran, Kader A memberikan buah pisang kepada
Anak N untuk dibawa pulang.
d. Evaluasi
Kader A tidak melakukan tahap evaluasi yang meliputi respon Anak
N sebelum, selama, dan sesudah tindakan pemeriksaan di Posyandu
dilakukan.
e. Dokumentasi
Pada tahap dokumentasi, Kader A melakukan pencatatan terkait hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan Anak N dalam buku
KIA yang dibawa klien. Kader A juga mencatat hasil kegiatan yang sudah
dilakukan di buku pencatatan Posyandu. Pencatatan dilakukan segera setelah
kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan ballpoint.

8
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan
Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang bertujuan untuk menunjang percepatan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia. Keberhasilan pengelolaan
Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak. Selain itu
juga diperlukan adanya kerjasama, tekanan, dan pengabdian para
pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu dapat terselenggara
dengan baik, maka akan memberikan kontribusi yang besar dalam
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita.

b. Saran
Diharapkan para kader Posyandu dapat lebih memahami terkait
perannya di Posyandu serta konsep dari Posyandu itu sendiri, agar
penyelenggaraan Posyandu dapat terlaksana dengan baik dan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia pum dapat ditingkatkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Kementerian Kesehatan RI (p. 62). Kementerian Kesehatan RI dan
Kelompok Kerja Operasional Posyandu.

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jakarta:


Bakti Husada.

Ridha, H. N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai