Oleh :
YOGI MANDALA PUTRA
19711251021
PENDAHULUAN
Kegiatan olahraga saat ini tidak dapat dipisahkan dari tujuan untuk
atau untuk mencapai sebuah prestasi. Sedangkan Timothy John Lindsay Chandler,
tujuan kompetitif, berbasis kontes dan fisik, meliputi sebagian kegiatan umumnya
potensi jasmani, rohani, dan mental. Tujuan keolahragaan nasional adalah untuk
Futsal berasal dari kata spanyol yang berarti futbol atau yang disebut sepak bola
dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir ini futsal sangat marak di
2
indonesia. Peermainan setiap tim, berbeda dengan sepak bola yang permainan
berjumlah sebelas orang setiap tim. Ukuran lapangan dan ukuran lapangan dan
ukuran bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran yang digunakan dalam sepak
di seluruh tanah air. Perkembangan yang cepat ini patut disyukuri karena
Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi futsal yang saat ini sedang
perkumpulan maupun organisasi. Peran Klub futsal sangat penting karena Klub
Olahraga berhubungan langsung dengan atlet. Mengelola sebuah Klub juga bukan
hal yang mudah perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk ikut serta
Berdasarkan observasi peneliti pada tahun 2020, klub Giga FC Kota Metro
menjadi tuan rumah digelarnya liga pro futsal pekan ke 5 grub A di Giga Futsal
Arena. Namun sarana dan prasarana yang belum baik. Karena hanya memiliki 1
lapangan dengan ukuran standar nasional tetapi kapasitas tribun penonton yang
terkhususnya pecinta futsal di kota metro. Kemudian jumlah lapangan yang ada di
Kota Metro sangat sedikit, itu akan menjadi hambatan untuk pembinaan prestasi
3
Prestasi klub yang ada di Kota Metro yang belum dapat meraih juara di
liga profesional tetapi disisi lain tim manajemen Klub futsal sudah mengeluarkan
biaya yang banyak untuk pengelolaan dana pada saat mengikuti liga profesional
indonesia atlet. Klub futsal Giga FC Kota Metro masih minim pemain lokal dalam
arti pemain asli dari Kota Metro sangat sedikit yang menjadi pemain liga
Arif dan Zulkarnain (2008: 236) manajemen diartikan sebagai suatu proses
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2001: 2).
dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
aktivitas klub Futsal dalam melakukan pekerjaan dapat bekerja secara efektif,
efesien, dan menghasilkan kerja yang memuaskan, sehingga sangat penting untuk
berhasilnya suatu organisasi klub dalam mencapai tujuan khususnya bagi Tim
4
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka dipandang penting
untuk diteliti masalah ”Manajemen Pembinaan Klub Futsal Giga FC Kota Metro
B. Identifikasi Masalah
1. Prestasi klub Giga FC Kota Metro yang belum mendapatkan prestasi yang
maksimal.
2. Pembinaan klub Giga FC Kota Metro yang belum berhasil menghasilkan atlet
3. Sarana dan prasarana olahraga futsal klub Giga Fc Kota Metro yang belum
memadahi.
Fokus dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebuah klub futsal
di Kota Metro yaitu klub Giga FC Kota Metro. Rumusan masalah dalam
1. Bagaimana latar belakang visi, misi dan tujuan dalam manajemen pembinaan
5
3. Bagaimana pelaksanaan program latihan dalam manajemen pembinaan klub
Kota Metro?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui latar belakang visi, misi dan tujuan dalam manajemen
2. Untuk mengetahui sumber daya manusia (pelatih dan atlet) dalam manajemen
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
klub futsal.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukkan bagi
pengurus, pembina dan atlet klub Giga FC Kota Metro dalam membuat kebijakan
strategi melakukan pembinaan prestasi yang tepat dan efektif juga meningkatkan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber tertulis dalam
c. Bagi Pembaca.
Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat diambil sebagai referensi untuk
d. Bagi Penulis.
Penelitian ini bagi penulis sendiri dapat diambil manfaat sebagai upaya
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. MANAJEMEN
a. Hakikat Manajemen
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda
manusia, sarana prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
baru kerangka kerja yang diterapkan dalam organisasi layanan di seluruh dunia.
organisasi public”
8
Menurut Teri dalam Sugiyono (2014:14) manajemen adalah management
being and other ressources. Manajemen adalah suatu proses yang khas, terdiri
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengunakan sumber daya manusia
dan sumber daya lain. Selain itu, menurut Ahmad. B (2012:1) management is
nothing bat arranging and organizing the means to perform better. It is intinctive
tampil lebih baik. Rahmat Z & Irfandi (2018:4) menyimpulkan bahwa manajemen
diartikan sama dengan administrasi atau pengelolaan, meskipun kedua istilah ini
dan lainnya.
orang-orang di dalam dan di luar lembaga formal dan orang-orang di atas dan di
ditempatkan dalam posisi dari yang mana harus memastikan perubahan dalam
9
pola perilaku orang lain untuk tujuan mencapai tujuan yang dipercayakan
merupakan sebuah proses atau tahapan dalam mengatur secara sumber daya
manusia dan juga sumber daya alam dimulai dengan rangkaian perencanaan,
mengembangkan.
b. Tujuan Manajemen
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien, (Ansor. A. S &
manajemen yang baik untuk efektifitas dan efisensi pada organisasi. Andrew. R &
pembagian kerja, otoritas dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan dalam perintah
keuntungan yaitu, (1) Membantu mencapai tujuan efektif dari para pengikut.
10
Orang-orang dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang manejer dan
menajemen sangat berguna untuk seriap mahluk hidup maupun kelompok agar
dapat mengatur diri sendiri dan sebuah kelompok dalam lingkungan kehidupan
name, focuses on a rigid system which has a set hierarchy, a clear division of
yang memiliki seperangkat hierarki, pembagian kerja yang jelas, dan aturan serta
prosedur terperinci. Ini memberikan cetak biru bagaimana suatu organisasi harus
beroperasi dengan cara yang paling efisien”. Selain itu menurut Siswanto
11
c. Fungsi Manajemen
pada dasarnya orang menyusun rencana atau sebuah pola tentang aktivitas –
aktivitas masa yang akan datang terintegritas dan dipredeterminasi. Hal tersebut
yang fundamental dari manajeman. Selain itu, Fattah dan Siagin dalam Akhmad.
diperkuat oleh (Solihin 2009:4-5) bahwa terdapat lima fungsi manajemen yang
12
Hassan, 2012:5) fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,
banyaknya aspek yang dikerjakan oleh seorang manajer. terlihat adanya beberapa
Planning
SIKLUS POAC
Controlling Organizing
FUNGSI MANAJEMEN
Actuating
berjalan dengan baik. Fungsi manajemen yang umum dilaksankan saat ini yaitu
13
a. Perencanaan (Planning)
dengan penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah
proyek, program, metode, system, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
b. Pengorganisasian (Organizing)
manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan
spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa
14
kemudaian, 4) pendelegasian wewengan yang diperlukan individu-individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Pengerak (Actuating)
berbeda dari planning dan organizing. Aktuating dilakukan dengan tujuan agar
kegiatan dilakukan tetap pada jalur yang telah ditetapkan. Aktuating secara
d. Pengawasan (Controlling)
rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang
pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila
dibutuhkan. Kegiatan pengawasan tidak sekedar mengamati saja tetapi juga untuk
e. Pembinaan Prestasi
instan. Namun diperlukan pembinaan yang teratur secara sistematis mulai dari
15
latihan dan dengan perlu adanya sistem pembinaan yang berkesinambungan,
sehingga pada prosesnya dapat menghasilkan bibit atau atlet yang berpotensi
dalam setiap kejuaraan, baik itu ditingkat daerah, provinsi, nasional maupun
merupakan suatu proses yang di lakukan untuk merubah tingkah laku individu
sesuai dengan yang diharapkan. Pembinaan yang baik dan terorganasir akan
menghasilkan sesuatu yang maksimal sesuai dengan apa yang ingin direncanakan
dari awal. Proses pengembangan dan pembinaan memiliki peran besar dalam
memproduksi atlet dan pelatih, sesuai dengan penjelasan Collinsa. D., & Baileyc.
16
contributions to a number of levels of participation and performance.
“Identifikasi bakat dan proses pengembangan, jika dipimpin dengan cara yang
merupakan proses pembinaan olahraga yang harus sudah dimulai sejak usia muda,
sebab pada saat usia muda si anak mempunyai kadar fleksibilitas yang tinggi,
kondisi fisik dan mentalnya sedang berada dalam keadaan stabil dan motivasinya
dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun perlu diingat pula bahwa pada
usia muda harus sudah memulai latihannya tergantung dari cabang olahraganya.
tujuan.
olahraga prestasi (3) pendidikan dan tenaga keolahragaan (4) sistem pemanduan
17
pembinaan keolahragaan berdasarkan Undang-undang sistem keolahragaan
nasional (SKN) NO. 3 tahun 2005 dapat dilihat pada table dibawah ini.
2. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
pembinaan, fasilitas serta perhatian dari pemerintah menjadi faktor penting dalam
sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan suatu prestasi olahraga, maka perlu
dilakukan pembinaan sejak dini. Agar pembinaan yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik maka perlu adanya usaha pemanduan bakat. Pemanduan bakat akan
18
mengaplikasikan ilmu olahraga dalam pemanduan bakat dan pembinaan prestasi
penunjang yang memadai. Untuk mencapai prestasi optimal atlet, juga diperlukan
PRESTASI
PEMBIBITAN
PEMASALAN
yaitu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh atlet yang
19
usia dini. Agar pembinaan menghasilkan prestasi yang tinggi, perlu adanya
tahapan yang dilakukan secara baik. Mulai dari pemassalan, pembibitan dan
pencapaian prestasi.
1. Pemasalan
Agar memperoleh bibit olahragawan yang baik perlu disiapkan sejak awal
anak usia dini untuk melakukan aktivitas olahraga secara menyeluruh atau jenis
olahraga apapun.
Menurut Said Junaedi (2003:49) strategi pemassalan olahraga usia dini dapat
olahraga disekolah.
berprestasi.
6. Merangsang minat anak melalui media massa TV, video dan lain-lain.
20
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pemassalan adalah dasar
pokok gerak olahraga, diharapkan akan adanya bibit atlet unggul yang bertujuan
2. Pembibitan
Menurut Cholik (1995) yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002:29),
mengidentifikasi dan menyeleksi bibit atlet berbakat secara obyektif antara lain:
sistem otot-syaraf)
2. Antropometri (tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak tubuh
dll)
5. Keturunan
6. Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adakah peluang untuk
dapat dikembangkan
7. Maturasi
Sedangkan menurut Bompa (1990) yang dikutip oleh KONI dalam Proyek
1. Seleksi alamiah
berkembang, kemudian tumbuh menjadi atlet. Dengan seleksi alamiah ini, anak-
21
anak menekuni olahraga tertentu, sebagai akibat pengaruh teman sebayanya.
Perkembangan dan kemajuan atlet sangat lambat, karena seleksi untuk cabang
olahraga yang kayak dan ideal baginya tidak ada, kurang ataupun tidak tepat.
2. Seleksi ilmiah
dini yang senang dan gemar berolahraga, kemudian diidentifikasi untuk menjadi
atlet, dengan metode ini, perkembangan anak usia dini untuk menjadi atlet dan
untuk mencapai prestasi tinggi lebih cepat, apabila dibandingkan dengan metode
lain:
2. Kecepatan
3. Waktu reaksi
3. Prestasi
Konsep dari system pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang
about facilitating opportunities for people to get involved in sport and physical
22
and practice of facilitating opportunities for involvement in sport, from mass
memfasilitasi peluang bagi orang untuk terlibat dalam olahraga dan aktivitas fisik.
praktik memfasilitasi peluang untuk terlibat dalam olahraga, dari massa partisipasi
dan terprogram dengan jelas dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu:
adanya anggaran yang mencukupi dan hubungan yang baik antara semua
Pemerintah)
pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini
23
pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai
pencapaian prestasi.
103) The improvement in sport development is not measured from how much
medals won from the national events like National Sport Week. According to
National Sport System, the improvement needs to be associated with the human
resource or the sport personnel participated in physical activities, the open space,
the citizen participation, and the physical fitness of the citizens. “Peningkatan
manusia atau olahraga personel berpartisipasi dalam kegiatan fisik, ruang terbuka,
24
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tentang
1. Pengembangan Multilateral
2. Pengembangan Spesialisasi
ruang senam untuk menghasilkan adaptasi fisiologis yang diarahkan pada pola
tipe kontraksi otot, dan pola pemilihan otot yang digerakkan. Spesialisasi
3. Prestasi Tinggi
Artinya untuk mencapai prestasi tinggi atau maksimal ditentukan oleh kualitas
bersangkutan. Setiap cabang olahraga memiliki sifat yang spesifik dan karena itu
pula, pembinaan olahraga merupakan buatan secara sengaja dan sistematik untuk
memenuhi tuntutan tersebut agar dapat dicapai prestasi yang lebih tinggi. Secara
prestasi. Pertama, faktor yang melekat pada atlet seperti karakteristik fisik dan
sifat-sifat psikologis tertentu. Kedua faktor itu berinteraksi sebagai sebuah sinergi
2002:13)
merupakan usaha yang multikomplek yang melibatkan banyak faktor baik internal
internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor eksternal.
PRESTASI
PENGETAHUAN RISET
DAN PRIBADI
ATLET
KUALITAS LATIHAN
FASILITAS PERTANDINGA
N
harus dicapai agar mendukung prestasi lebih tinggi. Dalam mendukung kualitas
27
1. Faktor Internal
olahragawan, sebab system ini memberikan dorongan yang lebih stabil dan kuat
yang muncul dari dalam diri atlet itu sendiri, yang meliputi:
2. Faktor Eksternal
maupun cara melatih yang efektif mutlak untuk dikuasai oleh setiap pelatih.
Demikian juga dengan sikap dan kepribadian, sebab pelatih adalah figur panutan
10) pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan system internal untuk
dan ilmu dari bidang studi lainnya sebagai penunjang untuk pelatihan
28
2. Seorang pelatih harus mempunyai keterampilan yang memadai meliputi:
memberikan konsep atau gagasan baru yang sangat diperlukan oleh atletnya, c)
lain, dan d) keterampilan hubungan antar personal, di mana seorang pelatih harus
bisa memberikan motivasi dan dapat berkomunikasi dengan baik kepada atletnya.
berada sehingga sikap serta perilaku yang dibawanya tidak berbeda dengan
pelatih yang baik harus memiliki (1) kemampuan dan keterampilan cabang
olahraga yang dibina (2) pengetahuan dan pengalaman di bidang, (3) dedikasi dan
komitmen melatih, dan (4) memiliki moral dan sikap kepribadian yang baik.
4. Olahraga Futsal
a. Futsal
a. Sejarah Futsal
Futsal berasal dari bahasa Spanyol yaitu dari kata futbol sala, artinya
diperkenalkan oleh seorang pelatih sepak bola yang bernama Juan Carlos Ceriani.
Olahraga ini membentuk seorang pemain agar selalu siap menerima dan
29
mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan, dengan lapangan
yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola yang tinggi, kondisi
pengakuan secara resmi pada tahun 1989 dimana kejuaraan dunia futsal mulai
negara dan diselenggarakan setiap empat tahun sekali (Chen, Journal of Sport
bakat baru untuk menjadi pemain futsal profesional yang dapat berkiprah
menjadi tuan rumah turnamen Asian Futsal Championship. Saat itu belum adanya
pemain sepakbola yang bermain di liga professional. Liga futsal Indonesia sendiri
awalnya bernama Indonesia Futsal League (IFL) yang digelar pertama kali pada
tahun 2006 oleh Badan Futsal Nasional (BFN) kepengurusan dibawah Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diketuai oleh Cemby Hutapea. Pada
tahun 2015 setelah dibekukan PSSI oleh FIFA terjadi pergantian organisasi
30
sehingga kepengurusan Badan Futsal Nasional berganti nama dan struktur menjadi
Indonesia (FFI) merupakan badan resmi dibawah PSSI yang mengurusi olahraga
futsal di Indonesia. FFI kini yang menyelenggarakan liga futsal sejak 2015, baik
putra maupun putri yang saat itu bernama Futsal Super League (FSL) dan di
Menurut Roeslan Hatta (2003: 9), olahraga futsal adalah olahraga sepak
bola mini yang dilakukan di dalam ruangan atau indoor dengan panjang lapangan
38-42 meter dan lebar 15-25 meter, yang dinamakan oleh 5 pemain termasuk
penjaga gawang. Futsal adalah permainan yang hampir sama dengan sepak bola,
di mana dua tim memainkan dan memperebutkan bola di antara para pemain
dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola. Pemenang adalah tim yang
memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dari kemasukan bola di gawang
sendiri. Futsal memiliki laws of the game tersendiri yang tidak ada dalam
permainan sepak bola pada umumnya, mulai dari sarana prasarana yang berbeda
sampai pada peraturan permainan, dikutip dari (Tim PPM FIK UNY,2005: 1)
Selain itu pemain futsal juga dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
bagus, teknik dasar yang baik, dan mental bertanding yang baik pula. Selain
penuh ataupun berkelit menghindari lawan, dan berhenti menguasai bola dengan
tiba-tiba. Seorang pemain futsal dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina
dan dilatih sejak awal agar nantinya memiliki keterampilan yang mumpuni
(Muhammad dalam jurnal Unisma Vol. 2 No. 02, 2011). Performansi permainan
futsal sangat ditunjang oleh keterampilan yang dimiliki oleh para pemainnya.
akan menjadi semakin menarik dan menantang. Dalam permainan futsal, salah
satu keterampilan yang harus dikuasai oleh pemain adalah teknik dasar futsal yang
baik, keterampilan ini berkaitan dengan skill dalam penguasaan bola yang matang.
Oleh karena itu, butuh kekuatan, stamina, akselerasi, dan pergerakan kaki yang
lincah dan cepat. Pada dasarnya teknik dasar futsal merupakan teknik atau
b. Peraturan Futsal
peraturan FIFA.
Lapangan Permainan
32
2) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh sisi, garis gawang di
6) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi
Bola
1) Ukuran: nomor 4.
Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yang tidak berbahaya).
gawang boleh memasuki lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya
dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit).
Perlengkapan Pemain
1) Kaos bernomor
2) Celana pendek
3) Kaos kaki
4) Pelindung lutut
Lama Permainan
4) Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim imbang saat perpanjangan waktu
a. selesai.
5) Time-Out: 1 kali per tim per babak: tak ada dalam waktu tambahan.
diajarkan bermain dengan sirkulasi bola yang sangat cepat, menyerang dan
bertahan, dan juga sirkulasi pemain tanpa bola ataupun timing yang tepat.
34
Olehkaren itu, diperlukan kemampuan menguasai teknik dasar bermain futsal,
seperti
Passing merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat
dibutuhkan setiap pemain. Dilapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil
dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola meluncur sejajar dengan
passing.
Dengan permukaan lapangan yang rata, bola akan bergulir cepat sehingga para
pemain harus dapat mengontrol bola dengan baik. Apabila menahan bola jauh dari
mengumpan bola di belakang lawan atau dalam situasi lawan bertahan satu lawan
satu. Teknik ini hampir sama dengan teknik passing. Perbedaannya terletak pada
saat menggunakan bagian atas ujung sepatu dan perkenaanya tepat di bawah bola.
35
dimiliki setiap pemain dalam menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya
Shooting merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain.
Teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol. Ini disebabkan seluruh pemain
atau permainan. Shooting dapat dibagi menjadi dua teknik, yaitu shooting
futsal. Olahraga futsal ini sudah masuk ke level siswa sd,smp,sma maupun
mahasiswa. Saat ini di kota metro juga sudah cukup banyak klub futsal yang
berdiri, salah satunya adalah klub futsal Giga FC Kota Metro. Klub Giga FC Kota
Metro, mewakili Kota Metro untuk mengikuti kompetisi liga futsal profesional di
Indonesia.
Futsal Giga FC Kota Metro berdiri pada tahun 2012 berawal dari latihan
mingguan bersama Giga komputer di lapangan Futsal Indor Kota Metro, Akhirnya
ada sebuah ide untuk membuat jadwal latihan rutin yang bermula dari Giga Futsal
CUP yang di gelar pada tahun 2013, sehinnga terbentuk Giga FC Kota Metro
dengan 30 pemain yang akan dibawa menuju kepadang Sumatera Barat untuk
36
mengikuti Turnamen nasional. Giga FC Kota Metro yang datang dengan status
Giga FC Kota Metro gagal melaju ke Liga Futsal Profesional Indonesia melalui
jalur Liga Futsal Nusantara, Tetapi kesempatan maju ke PFL 2017 saat slot tim
pada 2017 kosong yang ditinggalkan oleh Bie The Great Bekasi, pemilik Klub
Giga FC mengakusisi slot Bie The Great untuk tampil di PFL 2017 dan Futsal
Giga FC Kota Metro Secara resmi menjadi klub Profesional pertama yang berasal
dari sumatra, Giga FC Kota Metro merekrut Yolla Hendro sebagai Pelatih kepala
Pada tahun 2018 Giga FC Kota Metro dilatih oleh pelatih Wahyudin
Klub Giga FC Kota Metro sempat memuncaki klasemen Grup A pada tahun 2018,
Tetapi Giga FC Kota Metro kembali tergelincir di penghujung musim dan meraih
kota Metro masih ditangani oleh Pelatih Wahyudin Kocoy untuk mempersiapkan
Pada tahun 2020 memasuki pekan ke lima Pro Futsal league (PFL) Giga
FC Kota Metro menjadi tuan rumah Grub A yang akan diadakan di Giga Futsa
Arena Kota Metro dan ini menjadi sejarah bagi Kota Metro karena pertama
Kota Yogyakarta yang berjumlah tujuh klub. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini yaitu dengan sampel. Data pada penelitian ini diambil dengan
angket dan kuesioner. Uji coba angket dilakukan terhadap 10 orang dan
data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif, dengan perhitungan
DYVY Futsal Team Siduarjo, Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
sidoarjo. Subjek penelitian ini meliputi pengurus, pelatih, pemain/atlet, dan orang
38
tua pemain. Hasil penelitian ini adalah analisa manajemen Tim futsal Dyvy FT
sidoarjo yaitu sarana san prasarana, prestasi, program latihan, perekrutan pemain,
dan pendanaan. Tim Futsal Dyvy FT tersebut memiliki sarana dan prasarana yang
bisa dikatakan baik untuk menunjang prestasi pemain. Kemudian prestasi klub
tersebut yang paling baik adalah juara 2 berturut-turut Liga Nusantara tingkat
pengurus lainnya untuk saling memberikan masukan serta berasal dari penataran
pelatih ysng di ikuti. Pada Tim Futsal Dyvy sidoarjo proses prekrutan pemain
tidak ada karena di tim Futsal Dyvy FT sidoarjo ini siapapun bisa mengikuti
menuruti instruksi pelatih. Dan untuk pendanaan pada Tim Futsal Dyvy FT
sidoarjo ini berasal dari pemilik klub Tim Futsal Dyvy FT sidoarjo.
Futsal Dyvy sidoarjo dapat motivasi dan mampu menghasilkan bibit pemain futsal
yang ada di indonesia dan klub mampu meraih prestasi dalam mengikuti setiap
kejuaraan.
39
C. Alur Pikir
Proses Manajemen
Di dalam pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses awal untuk mencapai
sekelompok manusia dan menggerakan segala fasilitas yang ada dalam suatu usaha
40
mengembangkan Klub Giga Fc Kota Metro, maka proses manajemen perencanaan
harus berjalan dengan baik agar tujuan dari organisasi dapat dilaksanakan dengan
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana latar belakang visi, misi dan tujuan dalam manajemen pembinaan klub
2. Bagaimana sumber daya manusia (pelatih dan atlet) dalam manajemen pembinaan
FC Kota Metro?
Metro?
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menguraikan tentang keadaan fenomena yang ada, atau proses penelitian yang
pandangan detail para informan dan dilaksanakan pada latar alamiah atau natural.
mengamati mereka bertingkah laku dalam konteks alamiah. Konteks natural itulah
42
C. Sumber Data
sumber data utama penelitian adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sumber data primer penelitian ini data di peroleh dari hasil pengamanatan dan
wawancara kepada responden yang ada di club futsal GIGA FC kota metro
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung atau data tambahan serta penguatan terhadap data penelitian. Sumber
data sekunder ini diperoleh melalui media perantara atau diperoleh dan di catat
oleh pihak lain atau dokumentasi dan studi kepustakaan baik melalui media cetak
dilaksanakan Arikunto (2017: 5). Adapun alat yang digunakan untuk peneliti
dalam meneliti Manajemen Pembinaan Klub Futsal Giga FC Kota Metro sebagai
berikut:
1. Instrumen Penelitian
43
Menurut Sugiyono (2014: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
adalah peneliti itu sendiri. Setelah fokus penelitian menjadi jelas maka setelah itu
menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik wawancara dan teknik
a. Teknik wawancara
dengan orang-orang yang di anggap tahu tentang topik penelitian baik mengenai
sikap, pendapat, dan pengalaman untuk memperoleh data secara langsung dari
sumbernya dengan benar dan tepat. Supriyanto Achmad Sani dan Maharani Vivin
44
(2013:54) Menjelaskan bahwa wawancara adalah proses mendapatkan informasi
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka si penanya / pewawancara dengan
wawancara.
Wawancara secara mendalam yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dan para fasilitator program pada saat penelitian. Teknik wawancara secara
mendalam dilakukan untuk memperoleh data yang tidak ditemukan pada saat
pengumpulan data melalui mengorek data atau jawaban dari responden secara
langsung.
b. Teknik Observasi
penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
hal-hal lainnya yang dapat langsung di amati oleh peneliti. Kemudian Hadi dalam
Supriyanto Achmad Sani dan Maharani Vivin (2013: 52) menjelaskan bahwa
pada orang tetapi juga pada obyek alam yang lain. Teknik observasi merupakan
sosial.Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
45
berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.Metode
antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Selama proses observasi, dilakukan
Supriyanto Achmad Sani dan Maharani Vivin (2013: 53) menjelaskan bahwa non
sumber data yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dengan
E. Keabsahan Data
1. Credibility
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasi penelitian dilakukan tidak
46
ke lapangan bahwa daya yang didapat benar atau tidak, berubah atau tidak, (b)
peristiws dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistemati, (c) Triangulasi dalam
dengan berbagai waktu, (d) Analisi Kasus Negatid artinya peneliti mencari data
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengandata yang telah ditemukan. Bila
tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih
Referensi dalam hal ini yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk
Membercheck dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
2. Transferability
berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diteraplan/dipakai
dalam situasi ini. Bagi peneliti dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di
dipertanggungjawabkan.
3. Dependability
47
Dependability disebut juga Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, beberapa
percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang
orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sma
4. Confirmability
menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Hasil
penelitian merupakan funsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
F. Analisa Data
interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya
jenuh.
Ketiga komponen itu merupakan siklus yang berlangsung secara terus menerus antara
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, dan
verifikasi data. Proses siklus itu dpat dilihat pada gambar berikut:
48
Pengumppul Penyajian
an Data
data
a. Reduksi data
penelitian berlangsung.
b. Penyajian data
Penyajian data dalama penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif dan
cataan lapangan. Penyajian data merupakan tahapan untuk memahami apa yang
dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir agar mampu menjawab
49
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, B. (2012) Management evolution and application in our environment,
Journal Of Managerial Sciences, Vol. VI, No. 1, Hal. 1
Akhmad. N (2017) Manajemen Pembinaan Pplm Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar. Jurnal Ilmiah Mandala Educatio. JIME,
Vol. 3. No.1
A.Maolani, Rukaesih. Cahyana, Ucu. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:
PT.Raja Gravindo.2015
Angelina Vita, dkk, (2013). Manajemen dalam konteks Indonesia. Yogyakarta:
PT. Kanisius
Ansor. A. S dan Mutahidah. (2016). Pengantar Manajemen dan fungsi
manajemen perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengendalian .
Yogyakarta : Fajar Meedia Press
Arikunto, S. (2017).Evaluasi program pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Collinsa. D., & Baileyc. R. (2013) Scienciness’ and the allure of second-hand
strategy in talent identification and development. International Journal of
Sport Policy and Politics. Vol. 5, No. 2.
Creswell.J.W. (2016).Pendekatn metode kualitatif, kuantitatif dan campuran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
50
Harsuki. (2013). Pengantar manajemen olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo
Perseda
Haryadi. W. M. (2016). Studi Manajemen Pembinaan Olahraga Sepak Bola Di
Klub Persatuan. Sepak Bola Kota Bogor Oleh Kantor Pemuda dan
Olahraga Kota Bogor. Jurnal GOVERNANSI. Volume 2 Nomor 1.
Isabelle Bourgeois & J. Bradley Cousins (2013). Understanding Dimensions of
Organizational Evaluation Capacity. American Journal of Evaluation.
00(0) 1-21.
Herman J. (2015). Manajemen Komite Olahraga Nasional Indonesia Dalam
Peningkatkan Prestasi Olahraga. Manajer Pendidikan. Volume 9,
Nomor3.
John Lindsay Chandler, Timothy.,et al. 2002. Sport and physical education “the
key concepts. New York: Routledge
Kristiyanto A (2012) Pembangunan olahraga untuk kesejahteraan rakyat dan
kejayaan bangsa. Surakarta : Yuma Pustaka
Kwok. A. C. F (2014). The Evolution of Management Theories : A Literature
Review. Nang Yan Business Journal. Volume. 3.-No, 1.
Lhaksana, Justinus. 2011. Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta : Be
Champion Swadaya Groub.
Lunenburg, F. C. (2010). The Management function of principals. International
Forum Educational Administration and Supervision Journal. Vol. 27, No.
4, 1-10
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurhayati. R. (2016) Manajemen Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis
Meja Universitas Negeri Yogyakarta dalam Mengembangkan
Prestasi. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
Pahlepi. R. M. S. (2015) Peran Komite Olahraga Nasional Indonesia Kalimantan
Timur dan pengurus provinsi cabang olahraga kempo dalam
meningkatkan prestasi atlit kempo di Kalimantan Timur. eJournal Ilmu
Pemerintahan. Volume 3, Nomor 4.
51
Prasetyo. D. E. (2018) Evaluasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pembinaan
Prestasi Olahraga. Jurnal Gelanggang Olahraga 1 (2):32-41.
Presiden Republik Indonesia. (2017). Peraturan Pemerintah RI Nomor 95
Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga
Rasyono. (2016). Ekstrakulikuler Sebagai Dasar Pembinaan Olahraga Pelajar,
3(1)
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang RI Nomor 3, Tahun 2003, tentang
Sistem Keolahragaan Nasional.
Siswanto. (2016). Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara
Solihin, I. (2009). Pengantar Manajemen. Bandung : Erlangga
Sugiyono (2014). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta (2013).
Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sugiyono.(2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Supriyanto, Achmad Sani dan Vivin Maharani. 2013. Metodologi Penelitian
Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.
Supriyanto, Achmad Sani dan Vivin Maharani. 2013. Metode Penelitian Sumber
Daya Manusia Teori, Kuisioner, dan Analisis Data. Malang: UIN-
Malang Press.
Sujarwo. (2012). Pengaruh kualitas pelayanan, budaya organisasi dan motivasi
latihan terhadap kepuasan atas prestasi atlet TC PORDA KONI Kota
Depok. Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol 6, No. 1
Susanto. N., & Lismadiana (2016) Manajemen Program Latihan Sekolah
Sepakbola (SSB) Gama Yogyakarta . Jurnal Keolahragaan. Volume,4.
Nomor 1.
52
Taks. M., Green. B. C., Misener. L., & Chalip (2014) Evaluating Sport
Development Outcomes: The Case Of A Medium - Sized International
Sport Event. European Sport Management Quarterly, Vol. 14, No. 3, 213–
237.
Tangkudung, J.,& Puspitorini. W. (2012). Kepelatihan Olahraga, Pembinaan
Prestasi Olahraga. Jakarta. Penerbit Cerdas Jaya.
Terry, G.R., dan Rue, L.W. (2010). Dasar dasar manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tisna, G.D & Sudarmada, I.N. (2014). Manajemen Olahraga. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Trenberth, L. & Hassan, D. (2012). Managing sport business an introdustion. New
York : Rounledge.
Trenberth, I., Hassan. D., & Edwards, A. (2012). Foundation of sport management
managing sport business adn introduction. USA and Canada:
Routledge.
Wibisono, Dermawan.2011.Manajemen Kinerja Perusahaan.Jakarta:Erlangga.
Zikrur R & Irfandi (2018) Evaluasi Manajemen Pengelolaan Pelatihan Klub
Olahraga Atletik. STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Jurnal
Penjaskesrek.Vol.5,No.1
Tisna. G.D. & Sudarmada I.N. (2014). Manajemen Olahraga: Graha Ilm
53
54
55