PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai lembaga ilmiah dan pelaksana di bidang pendidikan, pengajaran serta penelitian,
perguruan tinggi dituntut untuk mampu memberikan pengabdian kepada masyarakat melalui
lulusan sarjana - sarjana yang mampu menguasai ilmu pengetahuan secara teoritis, praktis dan
aplikatif. Mahasiswa dituntut untuk siap menghadapi segala perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, bukan sekedar ilmu teoritis, tetapi mahasiswa juga dituntut mampu
mengimplementasikan ilmu yang telah diperolehnya dalam kehidupan sebagai mahasiswa dalam
dunia pekerjaan. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya, dengan demikian
maka ilmu pengetahuan yang dimiliki akan lebih bermanfaat jika disertai dengan penerapan ilmu
dan teknologi dalam bidang yang ditekuninya. Dengan adanya mata kuliah Manajemen Olahraga
yang telah ditempuh oleh mahasiswa tentang pengimplementasian Manajemen Olahraga
menjadikan lebih terstruktur dan mudah dipahami, sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
Menurut De Sensi, Kelly, Blanton, dan Beitel dalam Harsuki (2012:63). Manajemen
olahraga adalah setiap kombinasi dari keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan
planning, pengorganisasian organizing, pengarahan directing, pengawasan controlling,
penganggaran budgeting, kepemimpinan (leading), dan penilaian (evaluating), didalam konteks
dari suatu organisasi atau departemen yang produk utamanya atau servisnya dikaitkan dengan
olahraga atau kegiatan fisik. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
olahraga adalah suatu proses untuk mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu
yang bersifat kelompok dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
kepemimpinan, dan pengawasan yang berkaitan dengan olahraga atau kegiatan fisik. Dalam hal
ini manajemen yang baik sangatlah dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa diharapan mampu untuk berpikir kritis, tanggap dan
dapat memecahkan permasalahan dalam praktek lapangan. Proses pengimplementasian ilmu
pengetahuan tesebut dapat berupa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dalam kegiatan PKL ini,
kami sebagai mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Jurusan Ilmu Keolahragaan memilih
peminatan di bidang Olahraga.
1
B. Ruang Lingkup
Terkait dengan PKL tersebut, kami memilih Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Jombang yang beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 161, Desa Jelakombo, Kec.
Jombang, Kabupaten Jombang sebagai tempat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, karena
dalam lembaga ini terdapat beberapa program kerja seperti managemen olahraga dan rekreasi
yang dapat melibatkan kami dalam pengelolaan data lapangan maupun non lapangan dan bisa
mengetahui bagaimana cara dalam mengkoorganisir sebuah kegiatan yang diadakan instansi
tersebut. Dalam instansi ini, kami berharap dapat terlibat langsung khususnya dalam
pengelolahan maupun kegiatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Jombang, dan juga diberi kesempatan untuk mengobservasi mengenai
permasalahan-permasalahan dilapangan maupun yang sedang terjadi, serta terkait dengan cara
instansi tersebut dalam mensiasati proses terselesaikannya masalah-masalah tersebut.
Oleh karena itu, besar harapan kami untuk bisa melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Jombang dengan segala bekal
dan tujuan yang telah kami persiapkan sebelumnya. Sehingga, dalam rangka mewujudkan tujuan
di atas, kami bisa menekuni ilmu secara lebih mendalam lagi dan pada akhirnya mempunyai
kontribusi lebih terhadap minat olahraga masyarakat dan yang berkaitan dengan kesehatan
dimasyarakat.
2
C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
a) Mengenali program kerja yang dilaksanakan di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Jombang yang beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 161, Desa Jelakombo, Kec.
Jombang, Kabupaten Jombang
b) Mengetahui kinerja yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan olahraga dan rekreasi
oleh instansi terkait dalam menyelesaikan masalah yang ada didalam maupun diluar
lapangan.
c) Dapat berkontribusi dalam kegiatan yang dilakukan oleh instansi tersebut mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai pada proses evaluasi.
d) Mengaplikasikan teori atau ilmu-ilmu keolahragaan, terutama minat olahraga dan
rekreasi yang telah kita pelajari dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang
ditangani oleh instansi terkait,
e) Memberikan pengalaman pada mahasiswa terhadap dunia kerja yang sesungguhnya.
f) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mandiri, sehingga mampu menciptakan lapangan
kerja atau usaha baru, khususnya dibidang olahraga setelah lulus.
D. Manfaat
3
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
a. Definisi Manajemen
5
Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh
beberapa ahli. Menurut George R. Terry (Hasibuan, 2009 : 38) fungsi- fungsi manajemen
meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (actuating) dan
Pengendalian (controlling). Menurut Henry Fayol (Safroni, 2012 : 47), fungsi-fungsi manajemen
meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (commanding),
Pengkoordinasian (coordinating), Pengendalian (controlling). Sedangkan menurut Ricki W.
Griffin (Ladzi Safroni, 2012 : 47), fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan dan
Pengambilan Keputusan (planning and decision making), pengorganisasian (organizing),
Pengarahan (leading) serta pengendalian (controlling).
Dari perbandingan beberapa fungsi-fungsi manajemen di atas, dapat dipahami bahwa semua
manajemen diawali dengan perencanaan (Planning) karena perencanaan yang akan menentukan
tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah perencanaan adalah pengorganisasian
(organizing). Hampir semua ahli menempatkan pengorganisasian diposisi kedua setelah
perencanaan. Pengorganisasian merupakan pembagian kerja dan sangat berkaitan erat dengan
fungsi perencanaan karena pengorganisasian pun harus direncanakan. Selanjutnya setelah
menerapkan fungsi perencanaan dan pengorganisasian adalah menerapkan fungsi pengarahan
yang diartikan dalam kata yang berbeda-beda seperti actuating, leading, dan commanding, tetapi
mempunyai tujuan yang sama yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan
bekerja efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Tetapi juga ada penambahan fungsi pengkoordinasian (coordinating) setelah fungsi
pengarahan. Fungsi pengkoordinasian untuk mengatur karyawan agar dapat saling bekerjasama
sehingga terhindar dari kekacauan, percekcokan dan kekosongan pekerjaan. Selanjutnya fungsi
terakhir dalam proses manajemen adalah pengendalian (controlling).
Manajemen event adalah bagian dari ilmu manajemen yang mencipatakan dan
mengembangkan sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mengumpulkan orang-orang di satu
6
tempat, melakukan serangkaian aktivitas yang teratur untuk memperoleh suatu informasi atau
menyaksikan suatu kejadian. Sebagian orang menyebut manajemen event sebagai bagian dari
manjemen proyek.
Menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center & Glen M. Broom, mengatakan bahwa fungsi
manajemen ialah membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan dari organisasi
tersebut. Definisi ini juga mengidentifikasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang
saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis
(carlomeyners.blogspot.co.id). Menurut Goldblatt (Event Management, 2013) :“Event
Manajemen adalah kegiatan professional mengumpulkan dan mempertemukan sekelompok
orang untuk tujuan perayaan, pendidikan, pemasaran, dan reuni, serta bertanggung jawab
mengadakan penelitian, membuat desain kegiatan, melakukan perencanaan dan melaksanakan
koordinasi serta pengawasan untuk merealisasikan kehadiran sebuah kegiatan.” Dengan
demikian manajemen event dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian sebuah kegiatan yang
dikelola secara profesional, sistematis efisien, dan efektif.
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1998:98)
mengemukakkan bahwa, “prestasi olahraga yang dibayangkan orang sukar atau mustahil akan
dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet yang mampu untuk mencapai
prestasi demikian kini semakin banyak”. Pada prinsipnya pengembangan olahraga berpijak pada
tiga orientasi, yaitu olahraga sebagai rekreasi, olahraga sebagai kesehatan, dan olahraga untuk
prestasi.
Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan
bahwa pembinaan olahraga nasional tidak terlepas dari peran pendidikan. Sementara pasal 27
Ayat 4 menyatakan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan
dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan pembinaan olahraga
yang bersifat nasional dan daerah serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan
berkelanjutan”. Menurut Lutan (1997:125) sistem pembinaan olahraga prestasi tidak bisa
diabaikan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu perfoma diperlukan adanya
7
Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi: sepuluh pilar kebijakan antara lain: 1)
dukungan dana (finansial), 2) lembaga olahraga terdiri dari struktur dan isi kebijakan olahraga
terpadu,3) pemasalan (partisipasi), 4) pembinaan prestasi, (promosi dan identifikasi bakat), 5)
elit atau prestasi top (sistem penghargaan dan rasa aman), 6) fasilitas latihan, 7) pengadaan dan
pengembangan pelatih, 8) kompetisi nasional, 9) riset, dan 10) lingkungan, media dan sponsor.
Olahraga mempunyai arti segala gerak raga yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
hidup, sedangkan rekreasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari hiburan, atau
sekedar untuk melepas kelelahan setelah dihadapkan pada berbagai kesibukan dan pekerjaan.
Sehingga olahraga rekreasi yaitu suatu kegiatan yang menyenangkan mengandung unsur gerak
positif dilakukan aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsur-unsur olahraga
sehingga dapat menyenangkan. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:2) “rekreasi adalah suatu
kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental/emosi dan sosial yang mengandung
sifat pemulihan kembali kondisi seseorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan sehari-
hari dan dilaksanakan dengan kesadaran atau kesenangan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan fisik yang dibutuhkan oleh setiap manusia
sebagai pelepas lelah akibat aktivitas keseharian yang berfungsi pemberi kesenangan serta
pemulihan kesehatan dan kebugaran.
Sasaran rekreasi olahraga yaitu semua kalangan masyarakat yang disesuaikan dengan usia.
Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Bab VI Pasal 19 Ayat 2 menyebut bahwa
“olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga
perkumpulan, atau organisasi olahraga”. Kegiatan yang dilakukan dalam olahraga rekreasi
tersebut dapat diawali dengan mengadakan perjalan ke suatu tempat serta dapat dilakukan oleh
semua lapisan masyarakat dan tentunya olahraga tersebut sesuai dengan usia baik itu atlet
maupun non atlet dalam waktu senggang, sebagai pengisi aktifitas sehari-hari sebagai variasi
serta pembentukan mental. Seperti yang dikemukakan oleh Djanu (1994:156) bahwa “olahraga
rekreasi dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dan semua kelompok umur baik itu atlet
maupun non atlet, didalam waktu yang luang atau senggang diatara kesibukan-kesibukan,
sebagai pengisi aktifitas sehari-hari untuk variasi kehidupan dan untuk pembinaan fisik yang
menyenangkan. Tentunya dilakukan dalam waktu luang yang mempunyai arti waktu yang bebas
dari segala bentuk-bentuk ikatan baik terhadap sesama manusia maupun terhadap pekerjaan bagi
dirinya sendiri maupun oranglain.
8
B. Deskripsi Dunia Kerja
9
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
C. Tempat lokasi dunia kerja/ PKL
Lokasi yang digunakan untuk kegiatan praktek kerja lapangan yaitu di Dinas Pemuda,
Olahraga dan Pariwisata beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 161, Desa Jelakombo, Kec.
Jombang, Kabupaten Jombang, tepatnya pada bidang olahraga.
D. Waktu Pelaksanaan
10
Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Bimbingan awal √ √ √
Proses Perizinan √
2 Orientasi instansi √
4 Laporan PKL √
11
BAB 111
METODE PELAKSANAAN
A. Model PKL
Model kegiatan praktik kerja lapangan kali ini menggunakan sistem maganag yaitu, dapat
diartikan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja
yang lebih berpengalaman dalam instansi atau perusahaan, dalam rangka menguasai
keterampilan atau keahlian tertentu. PKL ini mengacu pada minat Manajemen Olahraga kepada
masyarakat.
Dalam kegiatan PKL ini mengharapkan tidak hanya menjadi seorang pemeran dibawah
kepanitian tapi juga bisa mendapat posisi sebagai inti dari sebuah kegiatan yang dilaksanakan.
Semua itu tidak terlepas dari ilmu yang telah diterima dan pelajari selama menimba ilmu dalam
sebuah universitas. Dengan adanya ilmu tersebut kami siap untuk berpartisipasi mulai dari awal
perencanaan, perizinan, pelaksanaan sampai pada evaluasi serta melakukan analisis yang terjadi
pada saat kegiatan tersebut berlangsung.
1) Demonstrasi
Metode demontrasi merupakan metode pertama yang dilakukan oleh peneliti
sebelum melanjutkan dengan metode selanjutnya,terutama dalam hal perencanaan dan
persiapan, sampai pendekatan secara Iebih berhati-hati dan melakukan kecakapan untuk
mengarahkan motivasi. Penggunaan demonstrasi harus diper-siapkan secara matang guna
meminimalisir terjadi kegagalan dalam pelaksanaannya, juga untuk mengamati dengan
penuh perhatian kepada sesuatu obyek yang didemonstrasikan, maka diperlukan
konsentrasi dari seluruh pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang terhadap obyek yang
dipertunjukan.
12
Metode demonstrasi dapat menanamkan keyakinan akan kepastian sesuatu karena
metode demonstrasi merupakan cara yang wajar atau alamiah sesuai dengan proses
perkembangan untuk memahami sesuatu atau obyek perbuatan. Dengan adanya metode
demontrasi tersebut mahasiswa diharapkan mampu membantu menyelasaikan masalah
yang menjadi kendala dari sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Observasi
Metode observasi adalah melihat dan mendengarkan peristiwa atau tindakan yang
dilakuakan oleh orang-orang yang diamati, kemudian merekam hasil pengamatannya
dengan catatan atau alat bantu lainnya. Observasi berarti pula mengamati, menyaksikan,
memperhatikan sebagai metode pengumpulan data penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, arti observasi adalah pengamatan secara langsung
terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan, baik yang sedang berlangsung saat itu
atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek
dengan menggunakan penginderaan.
Dalam metode ini mahasiswa diharapkan terjun kelapangan bersama-sama dengan
karyawan/karyawati yang bersangkutan sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan. Pada
metode ini mahasiswa diwajibkan membantu karyawan/karyawati yang bersangkutan
dalam melaksanakan tugasnya.
3) Interview
Wawancara atau interview merupakan salah satu wujud dari komunikasi
interpersonaldimana merupakan suatu bentuk komunikasi yang langsung tanpa perantara
media antarindividu, dalam hal ini peran sebagai pembicara dan pendengar dilakukan
secara bergantian,serta sering kali peran itu menyatu. Dalam suatu penelitian, metode ini
sangat diperlukan untuk mengumpulkan data yang lebih konkrit lagi dan lebih
meminimalkan kesalahan dari data yang diperoleh sebelumnya, untuk itu diharapkan
mahasiwa mampu mengobservasi dengan cara yang sebelumnya telah dipelajari.
4) Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian.
Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan
13
pustaka. Metode penelitian ini diawali dengan melakukan kajian terhadap sejumlah
literatur yang dapat mendukung pendekatan analisis dengan berbagai sumber yang
mendukung. Sumber kajian adalah berupa buku referensi, ketentuan perundang-undangan
dan regulasi terkait, jurnal ilmiah yang dipublikasikan, dan referensi pada website yang
diakses melalui internet.
14