Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317546865

ISOLASI Rhizopus oligosporus PADA BEBERAPA INOKULUM TEMPE DI


KABUPATEN BANYUMAS

Article · November 2011


DOI: 10.20884/1.jm.2011.6.2.97

CITATIONS READS

3 4,055

2 authors:

Ratna Stia Dewi Saefuddin Aziz


Universitas Jenderal Soedirman Universitas Jenderal Soedirman
11 PUBLICATIONS   8 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

DEKOLORISASI LIMBAH BATIK MENGGUNAKAN LIMBAH MEDIUM TANAM Pleurotus ostreatus PADA WAKTU INKUBASI YANG BERBEDA View project

UJI KESESUAIAN EMPAT ISOLAT TRICHODERMA SPP. DAN DAYA HAMBAT IN VITRO TERHADAP BEBERAPA PATOGEN TANAMAN View project

All content following this page was uploaded by Ratna Stia Dewi on 26 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

ISOLASI Rhizopus oligosporus PADA BEBERAPA INOKULUM TEMPE


DI KABUPATEN BANYUMAS

Ratna Stia Dewi dan Saefuddin ‘Aziz

Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman,


Jl. Dr. Soeparno no.63 Karangwangkal Purwokerto
email: ratna_stiadewi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tempe merupakan makanan tradisional asli Indonesia. Tempe mengandung gizi
yang cukup tinggi, mencakup 25% protein, 5% lemak, 4% karbohidrat serta kaya akan
mineral dan vitamin B12. Sentra produksi tempe di Indonesia paling banyak di temui di
Jawa Tengah, dan salah satunya ada di Kabupaten Banyumas. Tekstur tempe yang
kompak dan berwarna putih tercipta dari hasil kerja jamur genus Rhizopus, yang
ditambahkan sebagai inokulum pada saat pembuatan tempe. Salah satu jenis jamur yang
sering dijumpai dalam ragi tempe adalah Rhizopus oligosporus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi jamur R. oligosporus dari beberapa inokulum tempe di Kabupaten
Banyumas.
56 jamur diisolasi dari inokulum tempe. Semua isolat termasuk dalam genera
Rhizopus. 19 diantaranya dipilih berdasarkan warna konidia, yang terdiri dari isolat dengan
konidia coklat keabu-abuan, dan abu-abu. Pengamatan makroskopik dan mikroskopik
menunjukkan bahwa isolat terpilih adalah R. oligosporus.

Kata kunci : inokulum tempe Banyumas, isolasi, R.oligosporus

ISOLATION OF Rhizopus oligosporus ON SOME BANYUMAS’S TEMPE


INOCULUM

ABSTRACT

Tempe is a traditional food native to Indonesia. Tempe contain high nutrients,


includes 25% protein, 5% fat, 4% carbohydrate and rich in minerals and vitamin B12.
Banyumas is one of Tempe production centers in Central Java, Indonesia. The texture of
tempeh is compact and white created by the labor of the fungus Rhizopus genus, which
was added as inoculum at the time of making tempeh. One type of fungus that often is
found in ragi tempeh Rhizopus oligosporus. This study aimed to isolate the fungus
R. oligosporus of some tempe inoculum in Banyumas.
56 fungus were isolated from tempe inoculums. All isolates were belong to genera
of Rhizopus. 19 of them were selected based on their conidia, which was consisted of
greyish brown conidia, and grey conidia isolates. Macroscopic and microscopic
observation showed that the selected isolates were R. oligosporus.

Keyword : Banyumas’s inoculum tempe, isolation, R.oligosporus

93
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

PENDAHULUAN Proses fermentasi menyebabkan


terdegradasinya protein menjadi
Tempe merupakan makanan
senyawa-senyawa dengan berat molekul
tradisional khas Indonesia yang
yang lebih sederhana. Proses degradasi
berpotensi sebagai makanan fungsional
senyawa-senyawa yang terdapat dalam
karena mempunyai gizi tinggi yang
kotiledon kedelai pada saat fermentasi
diperlukan oleh tubuh. Beberapa khasiat
menyebabkan tempe mempunyai flavor
tempe bagi kesehatan antara lain
yang spesifik.
memberikan pengaruh
Produk fermentasi dari bahan
hipokolesterolemik, antidiare,
baku yang umumnya kedelai ini, mudah
antioksidan, meningkatkan penyerapan
ditemui di kota maupun di desa dengan
kalsium dan zat besi, sebagai senyawa
harga relatif murah. Sentra produksi
antitrombotik, menurunkan kolesterol
tempe di Indonesia paling banyak di
dan sebagainya (Cahyadi, 2007).
temui di Jawa Tengah, dan salah satunya
Menurut SNI No. 01-3144-1992 tempe
ada di Kabupaten Banyumas. Usaha
adalah produk makanan hasil fermentasi
tempe banyak dilakukan oleh masyarakat
biji kedelai oleh kapang tertentu,
pedesaan yang tergabung dalam
berbentuk padatan kompak dan berbau
kelompok-kelompok pengrajin tempe.
khas serta berwarna putih atau sedikit
Tekstur tempe yang kompak dan
keabu-abuan. Pembuatan Tempe
berwarna putih tercipta dari hasil kerja
dilakukan dengan proses fermentasi,
jamur, yang ditambahkan sebagai
yaitu dengan menumbuhkan kapang
inokulum pada saat pembuatan tempe.
Rhizopus spp. pada kedelai matang yang
Kelompok jamur yang paling
telah dilepaskan kulit epidermisnya
berperan dalam pembuatan tempe adalah
(Haryoko dan Nova, 2009).
genus Rhizopus. Jamur Rhizopus sp telah
Tempe mengandung berbagai
diketahui sejak lama sebagai jamur yang
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti
memegang peranan utama pada proses
protein, lemak, karbohidrat, dan mineral.
fermentasi kedelai menjadi tempe. Jamur
Tempe mengandung gizi yang cukup
Rhizopus sp akan membentuk padatan
tinggi, mencakup 25% protein, 5%
kompak berwarna putih yang disebut
lemak, 4% karbohidrat serta kaya akan
sebagai benang halus/biomasa. Benang
mineral dan vitamin B12. Beberapa
halus/biomasa disebabkan adanya miselia
penelitian menunjukkan bahwa zat gizi
jamur yang tumbuh pada permukaan biji
tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan
kedelai dan menghubungkan biji-biji
dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan
kedelai tersebut. Jenis Rhizopus sp sangat
dengan zat gizi kedelai yang dikonsumsi
beragam sehingga perlu diisolasi serta
secara langsung (Dwinaningsih, 2010).
diidentifikasi morfologi dan sifat-
Hal ini dikarenakan pada fermentasi
sifatnya. Identifikasi berdasarkan
tempe terjadi proses penguraian zat-zat
morfologi jamur yaitu dengan mengamati
makro molekul (seperti karbohidrat,
sporangiofor, sporangium dan sporangio-
protein dan lemak) dalam kedelai oleh
spora.
aktivitas enzim-enzim jamur sehingga
Masyarakat umumnya menyebut
menghasilkan senyawa yang lebih
inokulum jamur untuk membuat tempe
sederhana dan lebih mudah dimanfaatkan
dengan laru atau ragi tempe. Jenis
oleh tubuh (Koswara, 1992).
Rhizopus yang dapat digunakan sebagai
Tempe tergolong produk
inokulum dalam pembuatan tempe yaitu
fermentasi kedelai yang keberhasilannya
R. oligosporus, R. oryzae, R. stolonifer
ditentukan oleh interaksi kegiatan
mikroorganisme dan lingkungannya.

94
Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

dan kombinasi dua jenis atau ketiga- Mulyati et al., 2002). Pengrajin tempe di
tiganya (Kusuma, 2005). Indonesia pada umumnya tidak
Salah satu jenis jamur yang sering menggunakan inokulum berupa biakan
dijumpai dalam ragi tempe adalah murni Rhizopus, tetapi sebagian besar
Rhizopus oligosporus. Jamur ini dapat menggunakan inokulum tempe berupa
digunakan sebagai kultur tunggal dalam bubuk kering sebagai pembawa spora
laru. Jenis jamur lainnya seperti Rhizopus yang disebut dengan ragi.
Rhizopus oryzae, R. stolonifer dan Sebagian pengrajin tempe lainnya
R. arrhizus juga sering ditemui pada menggunakan inokulum dari daun
kultur campuran ragi tempe (Iskandar, pembungkus tempe yang disebut dengan
2002). usar (Zakiatulyaqin, 1999).
R. oligosporus dimanfaatkan Secara tradisional, Rhizopus
dalam pembuatan tempe dari proses untuk inokulum biasanya diambil dari
fermentasi kacang kedelai, karena daun bekas pembungkus tempe, yang
R. oligosporus yang menghasilkan enzim dikenal dengan sebutan “usar”. Namun
fitase yang memecah fitat membuat demikian, penggunaan usar ini sangat
komponen makro pada kedelai dipecah terbatas dan hanya untuk produksi skala
menjadi komponen mikro sehingga kecil (Rochintaniawati, 2011). Daun
tempe lebih mudah dicerna dan zat pembungkus tempe yang biasa digunakan
gizinya lebih mudah terserap tubuh sebagai usar yaitu daun waru (Hibiscus
(Jennessen et al., 2008). tilacius), daun jati (Tectona grandis),
R. oligosporus dapat tumbuh atau daun pisang (Musa paradiciaca)
optimum pada suhu 30-35 °C, dengan (Mulyati et al., 2002). Usar dibuat
suhu minimum 12 °C, dan suhu dengan membiarkan spora Rhizopus dari
maksimum 42 °C. Pertumbuhan udara tumbuh pada kedelai matang yang
R. oligosporus mempunyai ciri-ciri ditaruh diantara dua lapis daun,
koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi permukaan bagian bawah kedua daun
1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal tersebut memiliki rambut-rambut halus
atau dalam kelompok dengan dinding (trikoma) di mana spora dan miselium
halus atau agak sedikit kasar, dengan kapang dapat melekat (Koswara, 1997).
panjang lebih dari 1000 µm dan diameter Setelah terjadi pertumbuhan maka
10-18 µm. Sporangia globosa yang pada Rhizopus sp. pada tahap selanjutya akan
saat masak berwarna hitam kecoklatan, membentuk spora yang berfungsi sebagai
dengan diameter 100-180 µm. benih untuk berkembangbiak, setelah
Klamidospora banyak, tunggal atau tahap ini usar siap dijadikan sebagai
rantaian pendek, tidak berwarna, dengan pembungkus tempe.
berisi granula, terbentuk pada hifa, Seiring dengan perkembangan
sporangiofor dan sporangia. Bentuk ilmu pengetahuan, kini para pengrajin
klamidospora globosa, elip atau silindris tempe banyak menggunakan inokulum
dengan ukuran 7-30 µm atau 12-45 µm x bubuk sebagai pengganti usar yaitu ragi
7-35 µm (Madigan dan Martinko, 2006). (Mulyati, 2001). Para pengrajin tempe
Dalam proses fermentasi kedelai membuat ragi dengan menggunakan
menjadi tempe, inokulum memegang tempe yang sudah jadi. Tempe tersebut di
peranan yang sangat penting. Inokulum iris-iris tipis, dikeringkan, digiling
merupakan kumpulan spora Rhizopus. menjadi bubuk halus dan hasilnya
Inokulum memegang peranan penting digunakan sebagai bahan inokulum
dalam proses fermentasi pembuatan dalam proses fermentasi. Beberapa
tempe, karena dapat mempengaruhi mutu daerah lainnya menggunakan miselium
tempe yang dihasilkan (Koswara, 1997; kapang yang tumbuh di permukaan

95
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

tempe. Miselium yang tumbuh Penelitian ini nantinya akan dilanjutkan


dipermukaan tempe diambil dengan cara dengan menguji potensi keunggulanya
rnengiris permukaan tempe tersebut, dalam dapat mempertahan kualitas tempe
kemudian irisan permukaan yang yang dihasilkan yang pada akhirnya
diperoleh dijemur, digiling dan berdampak pada peningkatan ekonomi
digunakan sebagai ragi (Mutiara, 2010). masyarakat desa. Penelitian ini bertujuan
Menurut Kusuma (2005) setiap untuk mengisolasi jamur R. oligosporus
tipe inokulum akan memberikan dari beberapa inokulum tempe di
karakteristik tempe yang berbeda baik Kabupaten Banyumas.
tekstur, warna dan kandungan nutrisinya.
Tekstur, aroma dan kandungan nutrisi
tempe sangat dipengaruhi oleh METODE PENELITIAN
pembentukan miselium yang dihasilkan
Alat dan Bahan
oleh Rhizopus sp. (Karsono et al., 2009).
Tempe yang selama ini beredar di Alat-alat yang digunakan dalam
pasaran masih dibuat melalui proses penelitian ini yaitu alat kerja
fermentasi dengan menggunakan mikrobiologis, antara lain: peralatan
inokulum yang dapat diperoleh di pasar. gelas, autoklaf, laminar air flow,
Inokulum ini dibuat secara tradisional mikroskop, magnetic stirrer, oven,
sehingga kemurnian dan komposisi kultur refrigerator dan timbangan analitik.
yang dihasilkan tidak konsisten dan Bahan-bahan yang digunakan
tempe yang dihasilkanpun memiliki mutu dalam penelitian ini yaitu media
organoleptik yang tidak seragam. pertumbuhan untuk isolasi R.oligosporus
Kurang konsistennya kultur ini adalah medium Potato Dextrose Agar
akan sangat menghambat komersialisasi (PDA), media untuk identifikasi yang
tempe karena produk yang diproduksi meliputi Czapek Yeast Extract Agar
pada skala komersial/skala besar (CYA), 25% Glycerol Nitrate Agar
diharapkan memiliki mutu organoleptik (G25N), dan Malt Extract Agar (MEA).
terutama rasa, aroma, dan penampakan Komposisi medium Czapek Yeast Extract
tempe yang konsisten dan seragam Agar (CYA) per 1000 ml adalah 1,0 g
(Karsono et al., 2009). Beragamnya K2HPO4 , 10 ml czapek concentrate , 5,0
sumber ragi tempe mempengaruhi g yeast extract powder, 30 g sukrosa, 15
kualitas tempe yang dihasilkan. Ragi g agar. Sedangkan komposisi Czapek
yang baik sangat penting untuk Concentrate dalam 100 ml adalah 30 g
menghasilkan tempe dengan mutu yang NaNO3, 5,0 g KCl, 5,0 g MgSO47H2O,
baik. Berbagai penelitian diperlukan 0,1 g FeSO4.7H2O. Komposisi medium
sebagai upaya untuk peningkatan kualitas 25% Glycerol Nitrate Agar (G25N) per
ragi tempe. Diantara ratusan jenis 1000 ml adalah 0,75 g K2HPO4, 7,5 ml
R. oligosporus yang ada di Indonesia, czapek concentrate, 3,7 g yeast extract
hanya sedikit yang telah digali potensinya powder, 250 g glycerol, 12 g agar.
menjadi inokulum produk fermentasi Sumber isolat yang digunakan dalam
seperti tempe. R. oligosporus yang penelitian ini adalah ragi tempe dari
diisolasi dari berbagai inokulum tempe di industri tempe di Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Banyumas belum diketahui. usar daun waru, usar daun jati dan usar
Oleh karena itu dalam upaya perbaikan daun pisang.
mutu tempe sangat diperlukan penelitian
untuk menemukan isolat jamur Prosedur Penelitian
R. oligosporus dari beberapa inokulum Penelitian ini dilakukan dari April
yang ada di Kabupaten Banyumas. 2011 sampai dengan Juli 2011 di

96
Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

Laboratorium Mikologi dan Fitopatologi morfologi makroskopis dan pengamatan


Fakultas Biologi Universitas Jenderal morfologi mikroskopis.
Soedirman Purwokerto R. oligosporus Identifikas dibatasi pada isolat
diperoleh dari hasil isolasi beberapa dengan warna konidia keabu-abuan
inokulum tempe berupa ragi tempe, usar kecoklatan menggunakan medium CYA,
daun waru, dan usar daun jati. G25N, MEA yang diinkubasi selama 7
Penelitian ini menggunakan hari (Pitt dan Hocking, 1985).
metode survei dengan pendekatan Pengamatan morfologi
deskriptif. Terdapat 4 desa dalam makroskopis (morfologi koloni) meliputi
penentuan daerah di Kabupaten bentuk koloni, warna koloni, warna
Banyumas yang digunakan sebagai sebalik koloni (reverse side), ada
sumber pengumpulan sampel inokulum tidaknya tetes eksudat, garis radial, garis
tempe yaitu Desa Pliken, Desa Rawalo, kosentris dan karakter khusus yang
Desa Tamansari dan Desa Karanggude dimiliki. Pengamatan morfologi
yang menjadi sentra produksi tempe di mikroskopis (morfologi sel) meliputi ada
Kabupaten Banyumas dan dijadikan tidaknya septat pada hifa, warna hifa,
sebagai tempat pengambilan sampel. ukuran hifa, percabangan hifa, struktur
Semua medium yang digunakan reproduksi (bentuk spora, warna spora,
(PDA, CYA, G25N, dan MEA) permukaan spora dan ukuran spora)
disterilkan pada suhu 121 oC dengan tangkai penghasil spora atau sporangiofor
tekanan 2 atm selama 20 menit. Isolat (warna, percabangan, permukaan dan
jamur yang diperoleh dari koloni jamur di ukuran sporangiofor) menggunakan
medium PDA dipindah dan disimpan mikroskop (Alexopolous et al., 1996).
pada medium miring PDA sebelum
diidentifikasi lebih lanjut.
Pelaksanaan Penelitian terdiri dari HASIL DAN PEMBAHASAN
2 tahap, yaitu isolasi Rhizopus spp dan Dari tahapan isolasi Rhizopus spp
identifikasi R. oligosporus. Tahapan pada beberapa inokulum tempe diperoleh
isolasi Rhizopus spp dari ragi tempe 56 isolat. Isolat-isolat yang diperoleh dari
dilakukan dengan menebar ragi pada hasil isolasi dikarakterisasi dan kemudian
medium PDA secara aseptis kemudian diidentifikasi. Karakterisasi isolat
diinkubasi selama 5x24 jam. Isolasi meliputi pengamatan morfologi
Rhizopus spp dari usar daun waru, daun makroskopis, dan mikroskopis.
jati dan daun pisang pembungkus Pengamatan morfologi
dilakukan dengan memotong daun makroskopis menunjukkan bahwa 19
berukuran 2x2 cm secara aseptis
isolat diantara 56 isolat mempunyai
kemudian di inokulasikan pada medium warna koloni yang menyerupai warna
PDA dan di inkubasi selama 5x24 jam. koloni jamur R. oligosporus dan R.
Pemindahan isolat (pemurnian) diulang oryzae. Samson et al. (1995)
sebanyak 4 kali sampai isolat benar-benar menyatakan bahwa jamur R. oligosporus
murni, kemudian isolat yang sudah dan R. oryzae memiliki warna abu-abu
benar-benar murni disimpan pada PDA (kecoklatan). Dari ke-59 isolat diseleksi
miring. 19 isolat yang memiliki warna abu-abu,
Tahapan identifikasi abu-abu kecoklatan, dan coklat untuk
R. oligosporus diawali dengan dilakukan identifikasi lebih lanjut sampai
meremajakan isolat jamur pada medium tingkat spesies untuk memperoleh isolat
PDA miring yang telah dikelompok R. oligosporus. Ke-19 isolat yang dipilih
sesuai tempat asal inokulum, kemudian berdasarkan warna koloni yang
dikarakterisasi berdasarkan pengamatan

97
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

ditumbuhkan pada medium PDA ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Warna koloni isolat pada medium PDA.


No. isolat Kode isolat Asal Warna koloni
1. DW1(1) Usar Daun Waru1 abu-abu kecoklatan
2. RRP2B1 (2) Ragi Merk R1 abu-abu
3. RB1 (3) Ragi Merk B1 abu-abu
4. RRP2B1 (4) Ragi Merk R abu-abu
5. RRP2B2 (5) Ragi Merk R2B abu-abu
6. DW1 A2 (6) Usar Daun Waru1A abu-abu kecoklatan
7. DJ1 1A (7) Usar Daun Jati1A abu-abu
8. 8 (RB2) (8) Ragi Merk B2-8 Coklat
9. RRP2B2 (9) Ragi Merk B2-10 abu-abu
10. DJ (10) Usar Daun Jati1B abu-abu
11. RRP2A (11) Ragi Merk R2A abu-abu
12. RB (12) Ragi Merk B Coklat
13. DW1 (13) Usar Daun Waru 1 abu-abu kecoklatan
14. DW1 1 (14) Usar Daun Waru1-1 abu-abu
15. DW3A1 (15) Usar Daun Waru3 abu-abu
16. DP1 (16) Usar Daun Pisang1 abu-abu kecoklatan
17. RRP1 (17) Ragi Merk R1-1 abu-abu
18. DW2 A (18) Usar Daun Waru2A abu-abu
19. DP1B (19) Usar Daun Pisang1B abu-abu

Gambar 1. Bentuk Morfologi Jamur Rhizopus (Fardiaz, 1989)

Semua isolat yang dipilih Pengamatan secara makroskopis


memiliki karakter pembeda secara menunjukkan ke-19 isolat tersebut
makroskopis dan mikroskopis. memiliki warna koloni abu-abu

98
Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

(kecoklatan), pertumbuhannya cepat, dan pada subtrat dan hifa fertil yang
membentuk miselium seperti kapas. memproduksi sporangia pada ujung
Pengamatan secara mikroskopis ke-19 sporangiofora, pertumbuhannya cepat,
isolat terlihat adanya rhizoid, stolon, dan membentuk miselium seperti kapas
sporangia pada ujung sporangiofora dan (Gambar 1).
tidak bersepta. Hal ini menunjukkan Ke-19 isolat genera Rhizopus
bahwa ke-19 isolat genera Rhizopus. kemudian dilakukan pengamatan dalam
Menurut Fardiaz (1989) jamur Rhizopus medium identifikasi yaitu medium CYA,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut; hifa G25N, MEA untuk menentukan
nonseptat, mempunyai stolon dan rhizoid spesiesnya. Ke-19 isolat tersebut
yang warnanya gelap jika sudah tua, dikelompokkan sesuai warna konidia,
sporangiofora tumbuh pada noda dimana warna miselia. bentuk konidia yaitu oval,
terbentuk juga rhizoid, sporangia globosa, bentuk klamidospora yaitu
biasanya besar dan berwarna hitam, globosa, elip atau silindris, bentuk
kolumela agak bulat dan apofisis sporangiofor yaitu tunggal atau dalam
berbentuk seperti cangkir, membentuk bentuk kelompok, panjang dan diameter
hifa negatif yang melakukan penetrasi sporangiosfor, diameter sporangium.

Isolat 1 Isolat 2 Isolat 3 Isolat 4 Isolat 5 Isolat 6 Isolat 7

Isolat 8 Isolat 9 Isolat 10 Isolat 11 Isolat 12 Isolat 13 Isolat 14

Isolat 15 Isolat 16 Isolat 17 Isolat 18 Isolat 19


Gambar 2. Pengamatan mikroskopis

99
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

Tabel 2. Pengamatan makroskopik dan mikroskopik ke-19 isolat hasil isolasi beberapa inokulum tempe
Karakter No isolat R. oligosporus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Warna Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hc Hitam
Sporangiospora kecoklatan *
Warna miselium P P P P P P P P P P P P P P P P P P P Putih *
Panjang 15 15 15 40 15 12 40 20 17 12 16 25 25 20 23 25 35 17 17 150-400 µm *
sporangiosfor 5 0 0 0 0 5 0 0 2,5 5 0 0 0 0 7,5 0 0 5 5
(µm)
Panjang 82, 80 87, 82, 92, 87, 12 87, 85 82, 87, 87, 85 87, 82, 87, 82, 87, 80 80-120 µm *
sporangium (µm) 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Tekstur H H H H H H H H H H H H H H H H H H H Halus **
sporangiosfor
Bentuk kolumela GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS GS Globose
sampai sub
globose **
Bentuk konidia GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE GE Globose,ellips
oidal (oval) **
Panjang 7,5 7,5 10 10 10 10 10 10 7,5 7,5 7,5 10 10 7,5 10 10 10 10 7,5 7-10(24) µm
Sporangiospora **
(µm)
Bentuk S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Abundant,
klamidospora single atau
rantai pendek
Keterangan :
Hc = Hitam kecoklatan H = Halus GE = Globose, ellipsoidal (oval)
P = Putih GS = Globose sampai sub globose S = Single
* Sumber : Pitt dan Hocking (1997), ** Sumber Samson et al., (1995).

100
Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

Karakter hasil pengamatan panjang sporangium 80-120 µm, tekstur


mikroskopis ke-19 isolat tersebut dapat sporangiosfor halus, bentuk kolumela
dilihat pada Tabel 2. Dari pengamatan globose sampai sub globose, bentuk
mikroskopis pada Tabel 2 menunjukkan konidia globose atau ellipsoidal (oval),
bahwa 19 isolat mempunyai panjang panjang sporangiospora 7-10 µm, serta
sporangiosfor 150-400 µm, sporangium bentuk klamidospora abundant, single
80-120 µm (Gambar 1). Atas dasar atau rantai pendek. Hasil ini hampir sama
pengamatan morfologi tersebut, semua dengan hasil penelitian yang dilakukan
karakter yang dimiliki isolat jamur TPIK oleh Wipradnyadewi et al. (2004).
sesuai dengan karakter R. oligosporus Berdasarkan pengamatan morfologi
yang dijelaskan oleh Pitt dan Hocking makroskopik dan mikroskopik telah
(1985) yaitu panjang sporangiosfor diperoleh 7 isolat diidentifikasi sebagai
R. oligosporus 150-400 µm lebih pendek R.oligosporus dari 70 isolat jamur
dari R.oryzae yaitu lebih dari 1500 µm berkonidia abu-abu kecoklatan yang
sedangkan sporangium R. oligosporus berhasil diisolasi dari 7 sampel inokulum
80-120 µm lebih pendek dari R.oryzae. tempe di Yogyakarta (beberapa merk
Bentuk kolumela globose dengan ukuran tempe dan tempe tanpa merk yang
panjang dan lebar yaitu 50 µm dan 40 µm dibungkus dengan daun pisang, ragi
juga menunjukkan bahwa semua isolat tempe yang dibeli di pasar Demangan,
hasil isolasi beberapa inokulum tempe dan usar daun waru). Ke-7 isolat hasil
termasuk R. oligosporus. Berdasarkan isolasi sesuai dengan karakter
hasil pengamatan secara makroskopik R. oligosporus yang dijelaskan oleh Pitt
dan mikroskopik maka ke- 19 isolat dan Hocking (1997), serta Samson et al.
jamur hasil isolasi beberapa inokulum (1995).
tempe yang dipilih termasuk dalam Isolat lain diantara 56 isolat yang
R. oligosporus. berhasil diisolasi (selain ke-19 isolat
Berdasarkan karakter dari 19 tersebut) semuanya termasuk genus
isolat yang ditampilkan pada Tabel 2, Rhyzopus (data tidak ditampilkan).
menunjukkan bahwa 19 isolat hasil Semua isolat memiliki ciri hifa nonseptat,
isolasi dari beberapa inokulum tempe mempunyai stolon dan rhizoid yang
termasuk anggota spesies R.oligosporus warnanya gelap jika sudah tua,
karena memiliki karakter spesifik yang sporangiofora tumbuh pada noda dimana
sesuai dengan karakter terbentuk juga rhizoid, sporangia besar
R. oligosporus. Pitt dan Hocking (1997), dan berwarna hitam, kolumela agak bulat
serta Samson et al., (1995) menyatakan dan apofisis berbentuk seperti cangkir,
bahwa karakter dari R.oligosporus memproduksi sporangia pada ujung
adalah warna sporangiospora hitam sporangiofora, pertumbuhannya cepat,
kecoklatan, warna miselium putih, dan membentuk miselium seperti kapas
panjang sporangiosfor 150-400 µm, seperti pendapat Fardiaz (1989).

Tabel 3. Hasil isolasi dan identifikasi Rhizopus spp. dari berbagai asal isolat
(Olivia et al.,1998)
Asal isolat Spesies Rhizopus
Daun waru R. arrhizus, R. oryzae
Laru tempe bekasi R. arrhizus, R. oligosporus, R. oryzae
Laru tempe bumiayu R. oligosporus
Laru tempe LIPI R. oligosporus
Tempe malang R. oligosporus

101
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

Menurut Hayati (2009), beberapa jenis variasi bahan baku kedelai/beras


Rhizopus yang berperan penting dalam dan penambahan angka serta
pembuatan tempe adalah R. oligosporus variasi lama fermentasi, Skripsi
dan R. orizae, sedangkan jenis Rhizopus (tidak dipublikasikan), Fakultas
lain yang juga terdapat adalah R. Pertanian Universitas Sebelas
stolonifer dan R. arrhizus. Berdasarkan Maret, Surakarta.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fardiaz S., 1989, Mikrobiologi Pangan,
Hesseltine (1965), dalam pembuatan PAU-IPB, Bogor.
tempe melibatkan sejumlah Rhizopus dan
Handajani, S., 2001, Indigenous mucuna
strainnya disebutkan bahwa 40 strain tempe as functional food, Asia
yang termasuk ke dalam 6 spesies yang Pacific J. Clin. Nutr., Vol. 10,
diperoleh selama pembuatan tempe. 222–225.
Keenam spesies itu adalah R. Haryoko, M. dan K. Nova, 2009,
oligosporus, R. stolonifer, R. oryzae, R. Pembuatan tempe saga
formosaensis, dan R. achlamydosporus. (Adenanthera pavonia L)
Sedangkan Olivia et al. (1998) menggunakan ragi tepung tempe
menyebutkan dalam penelitiannya bahwa dan ragi instan, Laporan
Rhizopus yang diisolasi dari daun waru Penelitian (tidak
(Hibiscus tiliaceus Linn), laru tempe dipublikasikan), Fakultas Teknik
Bekasi, Bumiayu dan LIPI, dan tempe Universitas Diponegoro,
Malang, adalah 6 spesies R. arrhizus Semarang.
Fischer (5 isolat), R. oligosporus Saito (4
isolat), dan R. oryzae Went & P. Hayati, S., 2009, Pengaruh waktu
fermentasi terhadap kualitas
Geerlings (3 isolat) (Tabel 3).
tempe dari biji nangka
(Arthocarpus heterophyllus) Dan
penentuan kadar zat gizinya,
KESIMPULAN Skripsi (tidak dipublikasikan),
Lima puluh enam isolat jamur Universitas Sumatera Utara,
berhasil diisolasi dari 5 sampel inokulum Medan.
tempe dan sebanyak 19 isolat termasuk Hesseltine, C. W., 1965, Studies on
dalam anggota R.oligosporus. extracellulair proteolytic enzymes
of Rhizopus oligosporus, Journal
Microbiology II.
DAFTAR PUSTAKA
Hesseltine C. W., 1985, Genus Rhizopus
Alexopoulos, C. J., C. W. Mims and M. and Tempeh Microorganisms:
Blackwell, 1996, Introductory Asian Symposium on non –salted
Mycology, John Wiley and Sons Soybean Fermentation, Tsukuba.
Inc., USA.
Iskandar, Y.M., 2002, Isoflavonoida
Cahyadi, W., 2007, Kedelai Khasiat dan Hasil Fermentasi Kedelai
Teknologi, Bumi Aksara, Menggunakan Inokulum Kultur
Jakarta. Campuran, Prosiding Semnas
XI, Jasakiai, Yogyakarta.
Dwinaningsih, E. A., 2010, Karakteristik
dan sensori tempe dengan

102
Isolation of rhizopus oligosporus... (Ratna Stia Dewi dan Saefuddin „Aziz)

Jennessen, J., J. Schnurer, J. Olsson, R.A. Rizopus C1 dan Rhizopus C2


Samson, and J. Dijksterhuis, pada Subtrat Campuran,
2008, Morphological Prosiding Seminar Tantangan
characteristics of Penelitian Kimia, LIPI,
sporangiospores of the tempe Bandung.
fungus Rhizopus Mutiara, A., 2010, Analisis pengaruh
oligosporus differentiate it from bahan baku, bahan bakar dan
other taxa of the R. microsporus tenaga kerja terhadap produksi
group. Mycol. Res, Vol.112, tempe di kota Semarang, Skripsi
547-63.
(tidak dipublikasikan), Fakultas
Karsono. Y, A. Tunggal, A. Wiratama, Ekonomi, Universitas
dan P. Adimulyo, 2009, Diponegoro, Semarang.
Pengaruh jenis kultur strater Olivia, F., A. W. Gunawan., dan A.
terhadap mutu organoleptik Suwanto., 1998, Isolasi dan
tempe kedelai, Laporan Detekksi Lipase Rhizopus spp.
Penelitian (tidak (Isolation and Detection of Lipase
from Rhizopus spp.), Catatan
dipublikasikan), Departemen
Penelitian. Hayati, Vol.5, No. 4,
Ilmu dan Teknologi Pangan 113-115.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pitt, J.I. and A.D Hocking, 1985, Fungi
Koswara, S., 1992, Daftar Komposisi and Food Spoilage, Academic
Bahan Makanan, Penerbit Press, Australia.
Bharata, Jakarta. Rochintaniawati, D., 2011, Pembuatan
Koswara, S,. 1997, Mengenal makanan Ragi Tempe, URL :
tradisional, Prosiding Teknologi http://file.upi.edu/Direktori/FPM
dan Industri Pangan, Vol.8, 74- IPA/JUR._PEND._BIOLOGI/DI
78. ANA_ROCHINTANIAWATI/B
IOLOGY_TERAPAN/PEMBU
Kusuma, Y. D., 2005, Kemampuan
ATAN_RAGI_TEMPE_%26_T
Rhizopus oligosporus pada
EMPE.pdf, diakses 25 Juli 2011.
fermentasi tempe kedelai
sindoro americana dan campuran Samson, R.A., E.S. Hoekstra, J.C.
masing-masing kedelai dengan Frisvad and O. Filtenborg, 1995,
Introduction to Food-Borne
kecipir dalam menghasilkan
Fungi, Baarn and Lyngby,
isoflavon aglikon, Skripsi (tidak Netherlands.
diublikasikan), Fakultas Biologi
Wipradnyadewi, P.A.S., E.S. Rahayu,
Universitas Jenderal Soedirman,
dan S. Raharjo, 2004, Isolasi dan
Purwokerto. Identifikasi Rhizopus
Madigan, M.T., and J.M. Martinko, oligosporus pada Beberapa
2006, Brock Biology of Inokulum Tempe, Laporan
Microorganisms 11th ed. penelitian Proyek Hibah
Pearson Education, New Jersey. Penelitian Tim Pascasarjana
(HPTP) Angkatan I Tahun Ke-2,
Mulyati. Y. I, S.P. Raharti, dan A.B. Fakultas Teknologi Pertanian,
Thelma A.B., 2002, Pembuatan UGM.
Inokulum Menggunakan Isolat

103
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 93 - 104

Zakiatulyaqin, 1999, Potensi Rhizopus


microspores v. Tiegh. UICC 520
dan UICC 521 dalam melakukan
fermentasi tempe an
biotransformasi isoflavon,
Skripsi (tidak dipublikasikan),
Program Studi Biologi
Universitas Indonesia, Depok.

104

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai