Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING KELAS X PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

Nurul Ade Syafitri1*, Endang Widi Winarni1, Alif Yanuar Zukmadini1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang berbasis
Problem Based Learning pada materi perubahan lingkungan dan mengetahui hasil validasi dari tim
ahli dan efektifitas dari peserta didik. Jenis penelitian ini Penelitian dan Pengembangan (R&D),
dengan model penelitian 4D oleh Thiagarajan (1974). Tahapan penelitian pengembangan ini meliputi
1) tahap define, 2) tahap design dan 3) tahap develop. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan
data hasil validasi dan efektifitas. LKPD berbasis PBL dikembangkan dengan mengintegrasikan
tahapan PBL ke dalam komponen LKPD pada materi perubahan lingkungan berdasarkan standar
Kompetensi Inti 3 dan 4 yakni Kompetensi Dasar 3.11 dan 4.11 Kurikulum 2013 SMA Kelas X. Hasil
penilaian dan validasi tim ahli materi terhadap LKPD yang dikembangkan menunjukkan rata-rata skor
93,45%, ahli media 91,5% dan ahli bahasa 87,4% kriteria sangat valid. Efektifitas LKPD Berbasis
PBL dalam meningkatkan literasi lingkungan pada aspek pengetahuan diperoleh frekuensi efektifitas
tertinggi yakni 7 peserta didik dengan persentase 46,7% dengan kriteria efektif dan pada aspek
kompetensi diperoleh frekuensi efektifitas tertinggi yakni 8 peserta didik dengan persentase 53,3%
dengan kriteria efektif dari 15 peserta didik kelas X SMA N 8 Kota Bengkulu. Berdasarkan persentase
dan penilaian skor hasil validasi dan efektifitas dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis PBL yang
dikembangkan pada materi perubahan lingkungan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan
efektif dalam meningkatkan literasi lingkungan aspek pengetahuan dan kompetensi.

Kata kunci : Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Probelm Based Learning, Literasi
Lingkungan, Perubahan Lingkungan

Abstract

This research aimed to produce student worksheets (LKPD) based on Problem Based
Learning on environmental change material and to find out the results of the validation of the
expert team and the effectiveness of the students. This type of research is Research and
Development (R&D), with a 4D research model by Thiagarajan (1974). The stages of this
development research include 1) define stage, 2) design stage and 3) develop stage. The data
were analyzed descriptively based on the data from the validation and effectiveness. LKPD
based PBL was developed by integrating the PBL stages into the LKPD component on
environmental change material based on Core Competency 3 and 4 standards, namely Basic
Competencies 3.11 and 4.11 Curriculum 2013 for SMA Class X. The results of the
assessment and validation of the material expert team on the developed LKPD showed an
average a score of 93.45%, media experts 91.5% and linguists 87.4% very valid criteria. The
effectiveness of LKPD Based PBL in improving environmental literacy in the knowledge
aspect obtained the highest frequency of effectiveness, namely 7 students with a percentage
of 46.7% with effective criteria and in the competence aspect, the highest effectiveness
frequency was 8 students with a percentage of 53.3% with effective criteria from 15 students
of class X SMA N 8 Bengkulu City. Based on the percentage and score assessment of the
validation and effectiveness results, it can be concluded that the PBL-based LKPD developed
on environmental change material is suitable for use in learning activities and is effective in
improving environmental literacy in terms of knowledge and competence.

Keywords : Student worksheets Based On Problem Based Learning, Environmental Literacy,


Environmental Change
PENDAHULUAN
Kualitas lingkungan menjadi salah satu topik yang mendapat perhatian khusus dari
berbagai negara di dunia. Indeks kualitas lingkungan di dunia dinyatakan dalam
Environmental Performance Index (EPI) dan di Indonesia dinayatakan dalam Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH). EPI merupakan indeks kualitas lingkungan yang diterapkan
dibeberapa negara, sedangkan IKLH merupakan indeks kualitas lingkungan yang diterapkan
di Indonesia. Berdasarkan perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia tahun
2017, IKLH berada pada angka 66,46 yang memiliki arti cukup sementara EPI berada pada
angka 46,92 yang memiliki arti sangat kurang (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Indonesia, 2017).
Kualitas lingkungan hidup akan mengalami penurunan jika perilaku manusia yang
tidak mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Lingkungan dapat mengalami kerusakan akut jika karakter tidak peduli lingkungan ini terus
dibiarkan terjadi. Oleh karena itu upaya penanganan perlu dilakukan yakni dengan cara
merubah pemikiran dan memperbaiki perilaku manusia agar literasi lingkungan meningkat.
Salah satu cara untuk meningkatkan literasi lingkungan, dapat dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan memiliki peran penting untuk mengubah perilaku seseorang dalam pengelolaan
lingkungan dan sumber daya alam (Karyanto & Prayitno, 2009).
Secara ideal pendidikan bukan sekedar diarahkan pada penguasaan konsep ilmiah,
melainkan juga sikap positif terhadap lingkungan dalam menanggapi isu di masyarakat yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan IPTEK. Pendidikan sebagai wahana yang strategis
dalam upaya menumbuhkembangkan sikap peduli lingkungan (Yanti, 2013). Kurikulum yang
saat ini diberlakukan di Indonesia adalah Kurikulum 2013 (K13). K13 ini memiliki 4 aspek
penilaian yang menjadi pembeda dengan kurikulum lain yaitu, penilaian keterampilan,
pengetahuan, sosial, dan spiritual. K13 merupakan kurikulum yang penekanannya terletak
pada pendidikan karakter. Melalui penekanan karakter diharapkan generasi penerus bangsa
mempunyai daya saing yang tinggi dengan negara lainnya (Mulyasa, 2014).
Salah satu mata pelajaran pada K13 adalah mata pelajaran biologi. Mata pelajaran
biologi bertujuan untuk menumbuhkan sikap spiritual dan sosial, membekali pengetahun dan
juga keterampilan kepada peserta didik yang relevan dengan pelajaran biologi agar peserta
didik mampu untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi
yang akan dipelajari peserta didik pada mata pelajaran biologi di jenjang SMA kelas X adalah
materi perubahan lingkungan yang terdapat pada Kompetensi Dasar 3.11 dan 4.11.
Kompetensi Dasar 3.11 yakni menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab dan
dampaknya bagi kehidupan. Kompetensi Dasar 4.11 yakni merumuskan gagasan pemecahan
masalah perubahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar (Kemendikbud, 2017).
Kompetensi Dasar ini membahas mengenai pencemaran yang terjadi di lingkungan
dan langkah pemecahannya. Pencemaran merupakan permasalahan lingkungan yang serius
seiring dengan meningkatknya jumlah penduduk di Indonesia. Jika permasalahan lingkungan
tidak diperhatikan maka dapat mengancam keberlanjutan lingkungan yang ada (Laila, 2014).
Pencemaran lingkungan penting dipelajari peserta didik agar dapat meningkatkan literasi
lingkungan. Literasi lingkungan merupakan kesadaran dan kepekaan manusia terhadap
keadaan lingkungan agar dapat mencegah dan menemukan solusi dari permasalahan
lingkungan yang ada (Wulandari, 2017).
Literasi lingkungan peserta didik secara kualitatif berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan kepada guru biologi di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu pada bulan Januari 2021
diketahui masih kurang baik. Hal ini berdasarkan hasil pengetahuan guru biologi terhadap
kesadaran peserta didik terkait masalah lingkungan yang ada di sekolah. Selain itu diketahui
bahan ajar yang digunakan oleh guru biologi masih menggunakan bahan ajar yang berpusat
dari penerbit, di mana guru belum mengembangkan bahan ajar pada materi perubahan
lingkungan. Guru juga belum mengembangkan bahan ajar yang dapat meningkatkan literasi
lingkungan peserta didik. Sehingga salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan literasi lingkungan peserta didik adalah dengan dikembangkannya bahan ajar
yang memuat materi perubahan lingkungan. Bahan ajar ini kemudian digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan dengan memuat materi perubahan
lingkungan sekitar adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pengembangan LKPD
hendaknya dilakukan setelah menganalisis kebutuhan peserta didik, sehingga LKPD yang
akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. LKPD merupakan suatu bahan ajar berupa
lembaran kertas yang berisi materi, pertanyaan ringkasan dan petunjuk pelaksanaan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dengan mengacu pada kompetensi
dasar yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran (Prastowo, 2015).
LKPD yang akan dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar adalah LKPD
berbasis model Problem Based Learning (PBL) karena model PBL dianggap mampu
mendorong peserta didik baik secara individual maupun kelompok untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan nyata (Toharudin, 2011). Model PBL merupakan sebuah model
pembelajaran yang memanfaatkan masalah nyata dalam kehidupan sebagai sumber utama
dalam belajar (Ramsay & Sorrel, 2006) dan menempatkan peserta didik untuk dapat berperan
aktif menjadi problem solver (Brassler & Dettmers, 2017). Peserta didik diharapkan mampu
memecahkan masalah nyata secara kolaboratif melalui bimbingan orang yang lebih ahli
dibidangnya (Wijnen, 2017).
Masalah-masalah dalam model PBL dapat menuntun peserta didik agar memperoleh
ilmu yang penting sehingga peserta didik akan ahli dalam memecahkan masalah disertai
kemampuan bekerjasama yang baik (Ahmadi, 2011). Model PBL juga mampu mendorong
peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, sehingga mampu untuk
mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki dan belajar mandiri dari permasalahan yang
diberikan (Astuti, 2018). Oleh sebab itu pengembangan LPKD berbasis PBL merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan literasi lingkungan peserta didik yang memuat materi
perubahan lingkungan.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik dari data wawancara dengan guru
biologi, diperoleh informasi bahwa peserta didik membutuhkan LKPD yang dapat membantu
peserta didik untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang ada disekitar. Melalui
pengembangan LKPD berbasis PBL ini peserta didik diharapkan akan terlatih untuk turut
aktif dan mampu memecahkan masalah di lingkungan sekitar. LKPD ini juga diharapkan
dapat meningkatkan literasi lingkungan peserta didik terlebih pada aspek pengetahuan dan
kompetensi.

METODE
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yakni Penelitian dan
Pengembangan atau biasa disebut dengan Research and Development (R&D). Model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan 4D oleh
Thiagarajan (1974), dimana model pengembangan 4D terdiri dari empat tahap yaitu Define
(tahap pendefinisian), Design (tahap perancangan), Develop (tahap pengembangan) dan
Disseminate (tahap penyebaran). Namun Disseminate (tahap penyebaran) tidak dilakukan
karena penelitian ini hanya sampai pada uji keefektifan dalam skala kecil. Subjek pada
penelitian adalah 3 dosen Biologi FKIP UNIB dan 3 guru SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. 2
Dosen sebagai ahli media, 2 guru sebagai ahli bahasa, 1 dosen dan 1 guru sebagai ahli materi
sekaligus sebagai validator soal. Serta 15 peserta didik kelas X SMA Negeri 8 Kota Bengkulu
pada tahun ajaran 2020/2021. Objek pada penelitian ini yaitu LKPD berbasis PBL.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2021 s/d Mei 2021. Diawali dengan
melakukan observasi bulan Maret pada tanah yang tercemar bertempat di tempat
pembuangan sampah (TPS) yang berada di pinggir jalan lintas menuju Pantai Berkas Kota
Bengkulu. Desain LKPD berbasis PBL dilakukan di bulan Maret. Setelah desain selesai maka
dilanjutkan dengan pengisian angket validasi oleh ahli media, ahli bahasa dan ahli materi
sekaligus sebagai validator soal untuk uji kelayakan LKPD yang dikembangkan di bulan
April dan Mei. Pada bulan Mei diperoleh hasil penelitian berupa LKPD berbasis PBL yang
telah layak untuk diuji coba secara terbatas kepada 15 peserta didik kelas X. Desain
penelitian one group pretest-posttest design, bertempat di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu.
Hasil uji coba terbatas akan dianalisis secara mandiri hingga akhir bulan Mei 2021.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket dan tes. Observasi
dilakukan untuk melihat keadaan tanah yang tercemar tersebut dan melakukan pengukuran
terhadap suhu dan pH tanah. Wawancara kepada guru biologi SMA Negeri 8 Kota Bengkulu
terkait bahan ajar yakni LKPD yang digunakan sekolah pada materi perubahan lingkungan
dan wawancara terkait literasi lingkungan peserta didik. Angket digunakan untuk mengetahui
kelayakan LKPD berbasis PBL yang dikembangkan. Tes pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas LKPD berbasis PBL yang dikembangkan dengan cara peserta didik
menjawab soal pertanyaan yang ada pada soal prestest dan posttest.
Prosedur penelitian mengacu pada model pengembangan 4D oleh Thiagarajan (1974).
Tahap pendefinisian dilakukan dengan lima langkah yaitu analisis awal akhir/analisis
masalah, peserta didik, konsep, tugas dan spesifikasi tujuan. Tahap perancangan dilakukan
dengan empat langkah yaitu penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, pemilihan
format dan rancangan awal. Tahap pengembangan dilakukan dengan dua langkah yaitu
penilaian ahli meliputi validasi produk dan revisi produk, dan uji coba pengembangan
meliputi uji coba terbatas.
Teknik analisis desain pengembangan LKPD Berbasis PBL adalah dianalisis menjadi
data deskriptif, yakni mendeskripsikan desain LKPD berbasis PBL yang dikembangkan.
Teknik analisis data kelayakan LKPD berbasis PBL oleh para validator menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kevalidan = ΣSkor validasi x 100%
ΣSkor maksimum
Hasil analisis kelayakan ditinjau berdasarkan kriteria interpretasi skor hasil validasi seperti
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Skor Validasi
Persentase Kriteria Interpretasi
0-20% Tidak Valid
21%-40% Kurang Valid
41%-60% Cukup Valid
61%-80% Valid
81%-100% Sangat Valid
(Riduwan, 2013)
Teknik analisis keefektifan LKPD dalam meningkatkan literasi lingkungan oleh
peserta didik menggunakan perhitungan data skor rata-rata gain (N-gain) (Hake, 1999)
dengan rumus sebagai berikut:

<g> = Sposttest - Spretest x 100%


Sm ideal - Spretest
Keterangan :
<g> = skor rata-rata gain
Spretest = skor rata-rata tes awal siswa
Spostest = skor rata-rata tes akhir siswa
Sm ideal = skor maksimum ideal
Perolehan nilai rata-rata N-gain yang telah diperoleh kemudian diinterpretasi sesuai dengan
kriteria interpretasi pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2
Skala N-gain
Persentase Kriteria Interpretasi
<40% Tidak Efektif
40-55% Kurang Efektif
56-75% Cukup Efektif
>76% Efektif
(Hake, 1999)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan desain pengembangan LKPD, terlebih dahulu dilakukan
penyusunan rancangan awal yakni melakukan analisis tujuan pembelajaran terlebih dahulu
dengan cara mengidentifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang mengacu pada
Kurikulum 2013 mata pelajaran Biologi kelas X semester 2. Berdasarkan acuan pada
Kurikulum 2013 didalamnya tercantum Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai
berikut.
Kompetensi Inti :
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan
metode sesuai ilmu pengetahuan
Kompetensi Dasar :
KD 3.11 : Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab dan dampaknya bagi
kehidupan
KD 4.11 : Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kemudian dijabarkan menjadi indikator


pencapaian dan tujuan pembelajaran. Indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran dalam
pengembangan LKPD Berbasis PBL sebagai berikut.
Indikator Pencapaian :
1. Menganalisis dampak pencemaran tanah
2. Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi dampak
pencemaran tanah
3. Menyimpulkan hasil percobaan tentang pencemaran tanah
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menganalisis dampak pencemaran tanah berdasarkan artikel yang
disajikan dengan tepat
2. Peserta didik mampu menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi dampak pencemaran tanah akibat tumpukan sampah rumah tangga
berdasarkan artikel yang disajikan dengan tepat
3. Peserta didik mampu menyelidiki pengaruh minyak bekas pakai terhadap keadaan cacing
berdasarkan perbandingan keadaan cacing dalam selang waktu 10 menit dan 20 menit
melalui kegiatan percobaan dengan tepat
4. Peserta didik mampu menyimpulkan hasil percobaan terkait pencemaran tanah

Selanjutnya dilakukan desain pengembangan LKPD Berbasis PBL, dimana LKPD


yang dikembangkan terdiri dari 2 kegiatan yang memuat indikator literasi lingkungan.
Keseluruhan isi LKPD disusun berdasarkan integrasi dan penerapan tahapan PBL ke dalam
komponen LKPD yang mana bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan peserta didik
aspek pengetahuan dan kompetensi. Desain pengembangan LKPD Berbasis PBL dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut.

Cover Petunjuk Belajar Kompetensi yang akan dicapai

Indikator Pencapaian dan Materi Pokok Kegiatan 1


Tujuan Pembelajaran
Kegiatan 2 Pertanyaan Individu 1 Pertanyaan Individu 2
Gambar 1. Desain Pengembangan LKPD Berbasis PBL
Berdasarkan Gambar 1 terdapat enam komponen dalam desain pengembangan LKPD
Berbasis PBL yang dikembangkan berdasarkan tahapan PBL. Enam komponen tersebut
anatara lain cover, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator pencapaian dan
tujuan pembelajaran, materi pokok, kegiatan 1 dan 2 yang masing-masingnya memuat
pertanyaan individu. Enam komponen ini sudah termasuk ke dalam urutan penyajian dalam
LKPD.
LKPD berbasis PBL ini terbagi menjadi 2 kegiatan. Pada LKPD kegiatan 1 isi urutan
penyajian didalamnya terdiri dari lima komponen antara lain : judul, petunjuk belajar, tujuan
pembelajaran, artikel dan pertanyaan individu. Untuk kegiatan 1 dikhususkan memuat
indikator literasi lingkungan aspek pengetahuan. Pada LKPD kegiatan 2 isi urutan penyajian
di dalamnya terdapat sedikit perbedaan yaitu terdiri dari sembilan komponen antara lain :
judul, petunjuk belajar, tujuan, rumusan masalah, alat dan bahan, langkah kerja, tabel
percobaan, pertanyaan individu dan kesimpulan. Untuk kegiatan 2 dikhususkan memuat
indikator literasi lingkungan aspek kompetensi.
LKPD berbasis PBL materi perubahan lingkungan kelas X SMA memiliki
karakteristik yang mencerminkan LKPD berbasis PBL. Karakteristik LKPD berbasis PBL
hasil dari integrasi dan penerapan tahapan PBL ke dalam komponen LKPD dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Karakteristik LKPD berbasis PBL
No Tahapan PBL Komponen LKPD Akomodasi Peserta Didik
1 Orientasi Permasalahan Petunjuk belajar Peserta didik memahami petunjuk
belajar
2 Mengorganisasikan Untuk Kompetensi yang akan Peserta didik mencari arah dalam
Belajar dicapai lingkup materi yang akan dipelajari
Indikator pencapaian Peserta didik mengetahui indikator
dan tujuan pencapaian dan tujuan pembelajaran
pembelajaran
Materi Pokok Peserta didik memahami materi
3 Membimbing Kegiatan 1 dan 2 Peserta didik mengetahui petunjuk
Penyelidikan kegiatan dan tujuan kegiatan untuk
4 Mengembangkan dan mengerjakan pertanyaan
Menghasilkan karya
5 Evaluasi Proses Pertanyaan Individu Peserta didik menjawab pertanyaan
Penyelesaian Masalah secara individu untuk melihat tingkat
literasi lingkungan peserta didik setelah
mempelajari materi

LKPD berbasis PBL ini dikembangkan berdasarkan integrasi dan penerapan model
PBL ke dalam komponen LKPD pada materi pencemaran tanah yang terdiri dari tahap
orientasi permasalahan di bagian komponen petunjuk belajar. Tahap mengorganisasikan
untuk belajar di bagian komponen kompetensi yang akan dicapai, indikator dan tujuan
pembelajaran serta materi pokok. Tahap membimbing penyelidikan, mengembangkan dan
menghasilkan karya di bagian komponen kegiatan 1 dan 2. Tahap menganalisis dan evaluasi
proses penyelesaian masalah di bagian komponen pertanyaan individu 1 dan 2. Sesuai dengan
pernyataan Ibrahim (2012) Problem Based Learning memiliki lima tahapan diantaranya
sebagai berikut : 1) orientasi permasalahan, 2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,
3) membimbing penyelidikan kelompok, 4) mengembangkan dan menghasilkan karya dan 5)
menganalisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah.
Tahap orientasi permasalahan merupakan tahap yang memperkenalkan peserta didik
pada masalah yang akan diselesaikan. Tahap ini diintegrasi pada pada komponen petunjuk
belajar dalam LKPD, dimana peserta didik diarahkan pada sistematika pelaksanaan dan
penggunaan LKPD. Sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami dan
menggunakan LKPD dalam kegiatan pembelajaran. Tahap mengorganisasikan untuk belajar
merupakan tahap yang mengorganisir peserta didik dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Tahap ini diintegrasi pada komponen kompetensi mencakup Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar dalam LKPD, dimana peserta didik diarahkan untuk memahami
kompetensi yang akan dipelajari dan dicapai. Tahap mengorganisasikan untuk belajar juga
diintegrasi pada komponen indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran dalam LKPD,
dimana peserta didik diarahkan untuk mengetahui indikator dan tujuan pencapaian hasil
belajar dari seluruh kegiatan yang akan dilakukan. Tahap ini juga diintegrasi pada komponen
materi pokok dalam LKPD, dimana peserta didik diarahkan pada uraian materi pencemaran
tanah. Sehingga memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tahap membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menghasilkan karya
merupakan tahap yang membimbing peserta didik dalam melakukan penyelidikan terkait
masalah yang akan diselesaikan. Tahap ini diintegrasi pada komponen kegiatan 1 dan 2
dalam LKPD. Pada kegiatan 1 peserta didik diarahkan untuk memahami petunjuk dan tujuan
pengerjaan LKPD serta untuk menganalisis artikel masalah pencemaran tanah yang terjadi.
Sehingga memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan
petunjuk, tujuan dan artikel yang disajikan. Pada kegiatan 2 peserta didik diarahkan untuk
memahami petunjuk dan tujuan pengerjaan LKPD sehingga memudahkan peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran, merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis
percobaan. Kegiatan 2 juga mengarahkan peserta didik untuk memahami informasi
pendukung, alat dan bahan serta langkah kerja percobaan dalam LKPD, sehingga
memudahkan peserta didik dalam melakukan percobaan dengan baik dan benar serta secara
terstruktur.
Tahap menganlisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah merupakan tahap yang
mengorganisir peserta didik dalam menganalisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
dari artikel yang disajikan dan kegiatan percobaan yang dilakukan. Tahap ini diintegrasi pada
komponen pertanyaan individu yang termuat pada kegiatan 1 dan 2. Pada komponen
pertanyaan individu kegiatan 1 peserta didik diarahkan untuk menganalisis artikel
pencemaran tanah yang disajikan, sehingga peserta didik mampu menjawab dan melakukan
evaluasi penyelesaian masalah. Pada komponen pertanyaan individu kegiatan 2 peserta didik
diarahkan untuk melengkapi tabel percobaan berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan kemudian hasil percobaan dianalisis. Sehingga membantu peserta didik untuk
menjawab dan melakukan evaluasi penyelesaian masalah serta mampu menyimpulkan
kegiatan 2 berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang diperoleh.
LKPD berbasis PBL ini didesain menggunakan Microsoft Word 2013 dengan ukuran A4 (210
x 297 mm). Secara sistematika terdiri dari : cover, petunjuk belajar, kompetensi yang ingin
dicapai, indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran, materi pokok, kegiatan 1 dan 2 yang
masing-masingnya memuat pertanyaan individu. Cover berfungsi untuk menarik perhatian
peserta didik dan berisi gambaran informasi yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari dalam proses pembelajaran. Petunjuk belajar berisi sistematika petunjuk dalam
mempelajari LKPD berbasis PBL sehingga memudahkan peserta didik mempelajari dan
menggunakan LKPD.
Kompetensi yang ingin dicapai berisi uraian kompetensi yang akan dipelajari dan
dicapai dari LKPD yang terdiri dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Indikator
pencapaian dan tujuan pembelajaran berisi indikator dan tujuan pencapaian hasil belajar dari
seluruh kegiatan yang termuat dalam LKPD dan tujuan yang dibuat mencerminkan indikator
literasi lingkungan aspek pengetahuan dan kompetensi. Materi pokok berisi uraian materi
pencemaran tanah untuk memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan dalam LKPD berisi kegiatan yang akan dilakukan peserta didik yang terdiri dari
kegiatan 1 dan 2. Pada kegiatan 1 dan 2 mencakup tahap PBL yakni menganalisis dan
evaluasi proses penyelesaian masalah, dimana peserta didik diarahkan untuk menganalisis
artikel dan melakukan kegiatan percobaan, sehingga peserta didik mampu menjawab dan
melakukan evaluasi penyelesaian masalah. Kegiatan 1 memuat pertanyaan individu dimana
setiap butir pertanyaan memuat indikator literasi lingkungan aspek pengetahuan. Kegiatan 2
memuat pertanyaan individu dimana setiap butir pertanyaan memuat indikator literasi
lingkungan aspek kompetensi.
Kegiatan 1 merupakan kegiatan yang meminta peserta didik menganalisis kasus
pencemaran tanah akibat tumpukan sampah rumah tangga berdasarkan artikel yang disajikan
dengan menjawab pertanyaan secara individu. Artikel tersebut disusun berdasarkan hasil
observasi lapangan langsung dan sumber yang relevan dimana menjadi sumber informasi
bagi peserta didik dalam menyelesaikan soal pertanyaan individu. Pertanyaan individu berisi
pertanyaan yang akan dipecahkan oleh peserta didik secara individu untuk meningkatkan
literasi lingkungan peserta didik aspek pengetahuan. Setiap butir pertanyaan memuat
indikator literasi lingkungan aspek pengetahuan yakni mengetahui penyebab dampak
fenomena ilmiah, mengetahui dampak fenomena dan memahami fenomena ilmiah. Sesuai
pernyataan OECD (2013) indikator aspek pengetahuan yaitu mengetahui penyebab dampak
fenomena ilmiah, mengetahui dampak fenomena ilmiah dan memahami fenomena ilmiah.
Kegiatan 2 merupakan kegiatan yang meminta peserta didik melakukan percobaan
pengaruh minyak bekas pakai terhadap keadaan cacing tanah dan menjawab pertanyaan
secara individu. Pertanyaan individu berisi pertanyaan yang akan dipecahkan oleh peserta
didik secara individu untuk meningkatkan literasi lingkungan peserta didik aspek kompetensi.
Setiap butir pertanyaan memuat indikator literasi lingkungan aspek kompetensi yakni
mengidentifikasi pertanyaan/permasalahan ilmiah mencakup kemampuan membuat rumusan
masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan dan melakukan percobaan. Menjelaskan
fenomena secara ilmiah mencakup kemampuan menganalisis fenomena ilmiah, menganalisis
penyebab dan dampak fenomena ilmiah. Menggunakan bukti ilmiah yang mencakup
kemampuan membuat kesimpulan. Sesuai pernyataan OECD (2013) indikator aspek
kompetensi yaitu mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah
dan menggunakan bukti ilmiah.
Melalui kegiatan 1 dan 2 yang memuat indikator literasi lingkungan aspek
pengetahuan dan kompetensi diharapkan literasi lingkungan peserta didik aspek pengetahuan
dan kompetensi dapat meningkat. Sehingga nantinya dapat menimbulkan kesadaran dan
kepedulian terhadap dampak kerusakan lingkungan yang berawal dari masalah lingkungan
disekitar yang bersifat nyata. Sesuai dengan pernyataan Winarni & Purwandari (2019)
dimana saat peserta didik melaksanakan pembelajaran literasi lingkungan peserta didik secara
langsung akan ke lingkungan sekitar sehingga menimbulkan kesadaran mengenai dampak
keadaan lingkungan itu sendiri dimana akan tumbuh kepedulian dalam diri peserta didik.
LKPD berbasis PBL yang dikembangkan dan diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran ini akan melatih kemampuan memecahkan masalah nyata yang mana akan
menjadikan peserta didik sebagai pelaku sehingga akan turut aktif dalam memecahkan
masalah nyata di lingkungan. Sesuai dengan pendapat Draghicescu (2014) bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model PBL ini menjadikan peserta didik sebagai pelaku,
sehingga akan turut aktif dalam kegiatan belajar serta dapat membantu dalam memecahkan
suatu permasalahan yang ada di dalam kehidupan. Pembelajaran model PBL ini membantu
peserta didik dalam melatihkan kemampuan memecahkan suatu permasalahan karena proses
pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang bersifat nyata sehingga sangat efektif
untuk digunakan.
LKPD yang dikembangkan akan membantu peserta didik agar dapat menemukan
solusi secara mandiri dari permasalahan lingkungan berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya. Sehingga mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
permasalahan yang dihadapi. Sesuai dengan pernyataan Saidah (2014) yakni LKPD berbasis
PBL mampu membentuk peserta didik lebih mandiri, membantu meluaskan kemampuan
dalam berpikir serta meningkatkan kemampuan menemukan solusi atas permasalahan dalam
kehidupan, dan pernyataan Shoimin (2014) yang menyatakan bahwa PBL mampu
meningkatkan aktivitas ilmiah peserta didik yang berkaitan dengan fenomena yang ada
disekitar peserta didik itu sendiri.

Tabel 2
Hasil Penilaian Skor dan Persentase Hasil Validasi dari Tim Dosen Ahli dan Guru Ahli
Terhadap LKPD
No Validator Aspek Penilaian Persentase Keidealan Kategori
1 Dosen Ahli Isi/Materi 88,09% Sangat Valid
2 Guru Ahli 98,81% Sangat Valid
3 Dosen Ahli 1 Kegrafikan 92% Sangat Valid
4 Dosen Ahli 2 91% Sangat Valid
5 Guru Ahli 1 Kebahasaan 91,6% Sangat Valid
6 Guru Ahli 2 83,3% Sangat Valid

a. Validasi Materi
Lembar penilaian LKPD ahli materi berisi tentang penilaian terhadap materi
perubahan lingkungan, penilaian PBL, indikator literasi lingkungan dan kelayakan soal yang
tercakup dalam LKPD berbasis PBL (posttest) dan pretest. Ahli materi memberikan penilaian
sesuai bidang dan keilmuan yang dimiliki ahli. Ahli materi pada penelitian ini adalah 1 dosen
ahli dan1 guru ahli. Berdasarkan perolehan rerata skor ahli materi yakni dosen ahli dan guru
ahli maka skor keseluruhan indikator diperoleh rerata skor 78,5 dengan persentase 93,45%
dinyatakan sangat valid, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3
Hasil Validasi LKPD dari 1 Dosen Ahli dan 1 Guru Ahli Terhadap Materi LKPD
Aspek Skor Rata-rata Persentase
Validator Kategori Ket
Penilaian Ideal Skor Keidealan
Sangat
Dosen Ahli 74 88,09%
Kelayakan Valid
84
Isi Sangat Layak dengan
Guru 83 98,81%
Valid revisi
Sangat
Skor Keseluruhan Indikator 78,5 93,45%
Valid

b. Validasi Media
Lembar penilaian LKPD ahli media berisi tentang penilaian terhadap penyajian LKPD
(ukuran, desain sampul maupun desain isi LKPD). Ahli media memberikan penilaian sesuai
bidang dan keilmuan yang dimiliki ahli. Ahli media pada penelitian ini adalah 2 dosen ahli.
Berdasarkan perolehan rerata skor ahli media yakni dosen ahli 1 dan 2 maka skor keseluruhan
indikator diperoleh rerata skor 91,5 dengan persentase 91,5% dinyatakan sangat valid, dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4
Hasil Validasi LKPD dari 2 Dosen Ahli Terhadap Media LKPD
Aspek Skor Rata-rata Persentase
Validator Kategori Ket
Penilaian Ideal Skor Keidealan
Sangat
Dosen Ahli 1 91 91%
Valid
Kegrafikan 100
Sangat Layak dengan
Dosen Ahli 2 92 92%
Valid revisi
Sangat
Skor Keseluruhan Indikator 91,5 91,5%
Valid

c. Validasi Bahasa
Lembar penilaian LKPD ahli bahasa berisi tentang penilaian terhadap aspek-aspek
kebahasaan yang tercakup dalam LKPD berbasis PBL. Ahli bahasa memberikan penilaian
terhadap LKPD berbasis PBL dari penggunaan bahasa yang ada di dalam LKPD dan
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar serta sesuai dengan bidang dan
keilmuan yang dimiliki ahli. Ahli bahasa pada penelitian ini adalah 2 guru ahli. Berdasarkan
perolehan rerata skor ahli bahasa yakni guru ahli 1 dan 2 maka skor keseluruhan indikator
diperoleh rerata skor 31,5 dengan persentase 87,4% dinyatakan sangat valid, dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5
Hasil Validasi LKPD dari 2 Guru Ahli Terhadap Kebahasaan LKPD
Aspek Skor Rata-rata Persentase
Validator Kategori Ket
Penilaian Ideal Skor Keidealan
Sangat
Guru 1 33 91,6%
Valid
Kebahasaan 36
Sangat Layak dengan
Guru 2 30 83,3%
Valid revisi
Sangat
Skor Keseluruhan Indikator 31,5 87,4%
Valid
Tabel 6
Hasil Efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam Meningkatkan Literasi Lingkungan Aspek
Pengetahuan
Nama Peserta Nilai Gain Score (%) Kategori
Didik Pretest Posttest
A1 11 36 64 Cukup Efektif
A2 23 36 48 Kurang Efektif
A3 11 43 82 Efektif
A4 26 36 41 Kurang Efektif
A5 18 45 84 Efektif
A6 18 29 34 Tidak Efektif
A7 11 47 92 Efektif
A8 20 36 53 Kurang Efektif
A9 8 34 61 Cukup Efektif
A10 11 47 92 Efektif
A11 11 40 71 Cukup Efektif
A12 13 45 86 Efektif
A13 2 45 89 Efektif
A14 20 43 76 Efektif
A15 23 34 40 Kurang Efektif

Berdasarkan tabel hasil efektfitas LKPD Berbasis PBL dalam meningkatkan literasi
lingkungan pada aspek pengetahuan di atas, maka data diorganisasikan dalam bentuk
distribusi frekuensi, disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam Meningkatkan Literasi
Lingkungan Aspek Pengetahuan
Kriteria Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tidak Efektif 1 6,7
Kurang Efektif 4 26,7
Cukup Efektif 3 20
Efektif 7 46,7
Total 15 100

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam


meningkatkan literasi lingkungan pada aspek pengetahuan di atas, diperoleh frekuensi
tertinggi yakni 7 peserta didik dengan persentase 46,7% dengan kriteria efektif. Sementara 1
peserta didik dengan persentase 6,7% dengan kriteria tidak efektif, 4 peserta didik dengan
persentase 26,7% dengan kriteria kurang efektif dan 3 peserta didik dengan persentase 20%
dengan kriteria cukup efektif dari total 15 peserta didik dan total persentase 100%.

Tabel 8
Hasil Efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam Meningkatkan Literasi Lingkungan Aspek
Kompetensi
Nama Peserta Nilai Gain Score (%) Kategori
Didik Pretest Posttest
A1 18 44 81 Efektif
A2 21 45 82 Efektif
A3 21 44 79 Efektif
A4 26 44 75 Cukup Efektif
A5 23 44 77 Efektif
A6 14 37 63 Cukup Efektif
A7 25 47 88 Efektif
A8 13 43 81 Efektif
A9 23 48 92 Efektif
A10 18 42 75 Cukup Efektif
A11 22 34 42 Kurang Efektif
A12 21 44 79 Efektif
A13 18 40 68 Cukup Efektif
A14 21 37 55 Kurang Efektif
A15 25 42 68 Cukup Efektif

Berdasarkan tabel hasil efektfitas LKPD Berbasis PBL dalam meningkatkan literasi
lingkungan pada aspek kompetensi di atas, maka data diorganisasikan dalam bentuk distribusi
frekuensi, disajikan pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam Meningkatkan Literasi
Lingkungan Aspek Kompetensi
Kriteria Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tidak Efektif 0 0
Kurang Efektif 2 13,3
Cukup Efektif 5 33,3
Efektif 8 53,3
Total 15 100

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi efektifitas LKPD Berbasis PBL dalam


meningkatkan literasi lingkungan pada aspek kompetensi diperoleh frekuensi tertinggi yakni
8 peserta didik dengan persentase 53,3% dengan kriteria efektif. Sementara 2 peserta didik
dengan persentase 13,3% dengan kriteria kurang efektif dan 5 peserta didik dengan
persentase 33,3% dengan kriteria cukup efektif dari total 15 peserta didik dan total persentase
100%, dan tidak ditemukannya hasil distribusi frekuensi efektifitas yang menyatakan tidak
efektif. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tersebut menunjukkan bahwa LKPD berbasis
PBL memiliki kriteria efektif, dengan artian LKPD Berbasis PBL efektif dalam
meningkatkan literasi lingkungan peserta didik pada aspek pengetahuan dan kompetensi.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Desain pengembangan LKPD berbasis PBL secara sistematika terdiri dari : cover,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator pencapaian dan tujuan
pembelajaran, materi pokok, kegiatan 1 dan 2 yang masing-masingnya memuat
pertanyaan individu. Kegiatan 1 memuat pertanyaan individu dimana setiap pertanyaan
memuat indikator literasi lingkungan aspek pengetahuan dan kegiatan 2 memuat
pertanyaan individu dimana setiap pertanyaan memuat indikator literasi lingkungan
aspek kompetensi.
2. LKPD berbasis PBL hasil pengembangan dinilai sangat valid oleh validator untuk diuji
cobakan kepada peserta didik dengan persentase nilai rata-rata ahli materi sebesar
93,45%, ahli media sebesar 91,5% dan ahli bahasa sebesar 87,4% dengan kategori sangat
valid.
3. Efektifitas LKPD berbasis PBL memiliki kriteria efektif, dengan artian LKPD Berbasis
PBL efektif dalam meningkatkan literasi lingkungan peserta didik pada aspek
pengetahuan dan kompetensi. Hal ini berdasarkan distribusi frekuensi, dimana pada
aspek pengetahuan frekuensi tertinggi 7 peserta didik dengan persentase 46,7% dengan
kriteria efektif dan pada aspek kompetensi frekuensi tertinggi 8 peserta didik dengan
persentase 53,3% dengan kriteria efektif dari total 15 peserta didik dan total persentase
100%.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Amri., Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Astuti, Sry., Muhammad Danial., Muhammad Anwar. 2018. Pengembangan LKPD Berbasis
PBL (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Pada Materi Kesetimbangan Kimia. Journal Chemistry Education
Review (CER). Vol.1(2).
Brassler, Mirjam., Dettmers Jan. 2017. How to Enhance Interdisiplinary Competence–
Interdisiplinary Problem Based Learning versus Interdisiplinary Project Based
Learning. Interdisiplinary Journal of Problem-Based Learning. Volume.11( 2).
Draghicescu, L M., Patrescu A M., Cristea G C., Gorghiu L M., Gorghiu G. 2014.
Application of PBL Strategy in Science lessons-Examples of Good Pratice.
Procedia–Social and Behavioral Sciences.
Hake, R. 1999. Analyzing Change / Gain Score. Indiana : Indiana University.
Ibrahim, Muslimin. 2012. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : Unesa University
Press.
Kemendikbud. 2017. Cerdas Berkarakter. Jakarta : Kemendikbud RI.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. 2017. Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Indonesia 2017. Jakarta : KLHK RI.
Lailia, Nur Anita. 2014. Gerakan Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Studi
tentang Upaya Menciptakan Kampung Hijau di Kelurahan Gunduh Surabaya). Jurnal
Politik Muda. Vol.3 (3).
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework : Science, Reading,
Mathematic and Financial Literacy. Paris : OECD Publishing.
Prastowo, A. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : Diva Press.
Ramsay, James., Albert, Sorrel. 2006. Problem Based Learning : A Novel Approach and
Enviromental Courses. The Journal of SH&E Research,. Vol.3(2).
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Saidah, N., Parmin., Dewi, N. R. 2014. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Problem
Based Learning melalui Lesson Study Tema Ekosistem dan Pelestarian Lingkungan.
Unnes Science Educational Journal. Vol.3(2).
Shoimin, A. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Ar-Ruzz Med.
Toharudin, U., S Hendrawati., A Rustaman. 2011. Membangun Literasi Sains. Bandung :
Humaniora.
Wijnen, Marit., M Sofie., M Loyens., Guus Smeets., Maarten J. Kroeze., Henk T. Van der
Molen. 2017. Students’ and Teachers’ Experiences With the Implementation of
Problem-Based Learning at a University Law School. The Interdisiplinary Journal of
Problem-Based Learning. Vol.11(2).
Winarni, E Widi., E P Purwandari. 2019. Sumber Belajar Program Literasi Lingkungan
Berbasis ICT. Bengkulu : UNIB Press.
Wulandari, Anik., P Karyanto., Suciati., dkk. 2017. Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogi
Berbasis Project Based Learning (PjBL) untuk Menguatkan Literasi Lingkungan
Siswa Kelas X MIA SMA. Proceeding Biology Education Conference. Vol.14 (1).

Anda mungkin juga menyukai