Anda di halaman 1dari 12

Vol. 11 No.

2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

PENGEMBANGAN LKPD “LUMUT” BERBASIS LEARNING CYCLE 5E UNTUK MELATIHKAN


KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK KELAS X SMA
Develompment LKPD “Moss” Based on Learning Cycle 5e to Train Communication Skills of 10th Grade
in Senior High School
Anisah
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Email : anisah.17030204027@mhs.unesa.ac.id

Wisanti
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Email : wisanti@unesa.ac.id

Abstrak
Komunikasi merupakan salah satu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik pada abad ke-
21. Keterampilan komunikasi dapat dilatihkan melalui cara pengajaran dan sumber belajar yang tepat
dengan model belajar berbasis LC 5E (Learning Cycle 5E: engagement, exploration, explanation,
elaboration, dan evaluation) menggunakan Lembar Kegiatan Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan
menghasilkan LKPD “Lumut” berbasis LC 5E untuk melatihkan keterampilan komunikasi. Penelitian ini
menggunakan model pengembangan 4-D (define, design, develop dan disseminate), tanpa tahap
disseminate. Parameter yang diukur mencakup hasil validitas dan respons guru. Validitas LKPD diperoleh
dari hasil validasi dosen ahli botani dan dosen ahli sumber belajar menggunakan instrumen penilaian
validasi. Respons guru diperoleh dari 15 responden guru Biologi berbeda sekolah melalui angket yang
terdiri dari 25 butir pernyataan. Teknis analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Lembar
Kegiatan Peserta Didik yang dikembangkan berfokus pada submateri lumut, kegiatan belajar sesuai tahap
LC 5E yang mengacu pada aspek keterampilan komunikasi. Keterampilan komunikasi yang dilatihkan
dalam LKPD tampak pada setiap tahap kegiatan LC 5E. Hasil analisis menunjukkan LKPD memperoleh
skor penilaian validitas 3,64 dengan kategori sangat valid dan respons positif guru sebesar 96,66% dengan
kategori sangat kuat. Berdasarkan penelitian tersebut, LKPD “Lumut” berbasis LC 5E yang dikembangkan
telah layak untuk melatihkan keterampilan komunikasi.
Kata Kunci: keterampilan komunikasi, learning cyle 5E, LKPD, lumut.

Abstract
Communication is one of the important skills for 21 st century students that can be trained through
appropriate teaching methods and learning resources such as the LC 5E (Learning Cycle 5E: engagement,
exploration, explanation, elaboration, and evaluation) using student activity sheet. This research aimed to
produce LKPD “Moss” based on LC 5E to practice communication skills. This research used a 4-D
development model (define, design, develop and disseminate), without the disseminate stage. The measured
parameters were LKPD validity and responses from teachers. The validity was obtained from a test by
botanist lecturers expert and learning resource expert lecturers using validation assessment instruments.
The responses were obtained from 15 Biology teachers from different schools through a questionnaire that
consist of 25 questions. Technical data analysis was carried out in a quantitative descriptive manner. The
student activity sheet developed focuses on the moss submaterial, learning activities according to the LC
5E stage which refers to aspects of communication skills. The communication skills trained in the LKPD
appear at every stage of the LC 5E activity. The result showed that LKPD has obtained 3.64 validity
assessment score with a very valid category and 96.66% positive teacher response with a very strong
category. Based on this research, the LKPD “Moss” based on the LC 5E that was feasible to practice
communication skills.
Keywords: communication skills, learning cycle 5E, LKPD, moss.
PENDAHULUAN internasional yang dapat mendukung pembelajaran abad
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah ke-21 (Muhali, 2019). Kurikulum 2013 mengubah pola
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan standar pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik dengan
pendidikan nasional menuju pencapaian bertaraf menekankan pendekatan saintifik (Redhana, 2019). Ada

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 270


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

empat kompetensi keterampilan yang harus dikuasai pada yang mengutamakan kerjasama, kondusif, aktif, dan
abad ke-21 untuk menghadapi tantangan yang ada yaitu mandiri (Senturk & Camliyer, 2016). Model pembelajaran
keterampilan 4C. Keterampilan 4C terbagi atas berpikir LC 5E terdiri atas fase engagement (pembangkitan minat),
kritis (critical thinking), kolaborasi (collaborative), fase exploration (eksplorasi), fase explanation
kreativitas (creativity) dan komunikasi (communication) (penjelasan), fase elaboration (elaborasi), serta fase
(Scott, 2015). Komptensi keterampilan yang perlu dimiliki evaluation (evaluasi) (Bybee et al., 2006). Kegiatan
peserta didik salah satunya adalah keterampilan pembelajaran LC 5E selalu menuntut peserta didik untuk
komunikasi. Keterampilan komunikasi merupakan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Salah
kemampuan peserta didik dalam mengutarakan satu keunggulan dari pembelajaran LC 5E adalah
pengetahuan yang dimilikinya dalam bentuk lisan dan mengembangkan potensi tiap peserta didik karena dapat
tertulis (Kurniati, 2016). memfasilitasi perubahan konseptual, sehingga
Kegiatan pembelajaran yang aktif sangat didukung pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hikmawati, 2015).
oleh kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi Penelitian oleh Maizuroh et al., (2016) membuktikan
(Hunt, 2007). Melalui komunikasi, peserta didik dapat bahwa implementasi model pembelajaran LC 5E efektif
saling bertukar pikiran dan menyempurnakan konsep yang untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta
telah diperoleh (Slavin, 2018). Keterampilan komunikasi didik yang ditunjukkan melalui rerata hasil gain score
menjadi modal yang penting untuk menjalankan interaksi sebesar 0,88 untuk tes komunikasi lisan dan tes
sosial yang baik, membangun pemahaman bersama, dan komunikasi tertulis sebesar 0,86 dengan kategori tinggi.
meningkatkan kualitas hasil belajar (Kurniati, 2016). Penelitian tindakan kelas oleh Noviantari (2015) dengan
Indikator komunikasi lisan yang dapat dilatihkan antara menggunakan LKS berbasis LC 5E juga efektif dalam
lain mengutarakan pendapat dengan jelas, menghargai meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik
lawan bicara, dan mengajukan pertanyaan yang relevan yang ditunjukkan melalui rerata tes keterampilan
(Hutagalung, 2007). Adapun indikator komunikasi tertulis komunikasi terus meninggi dari siklus I hingga siklus III.
yang dapat dilatihkan yaitu menjelaskan dengan bahasa Penelitian lain oleh Susilaningrum et al., (2017)
sendiri, menjelaskan hasil dalam bentuk gambar atau tabel, menggunakan studi komparasi antara penerapan discovery
dan menanggapi persoalan disertai dengan alasan yang learning dan LC 5E menunjukkan bahwa komunikasi
relevan (Hodiyanto, 2017). peserta didik memiliki pencapaian lebih tinggi pada model
Penelitian pendahuluan mengenai persepsi guru LC 5E.
terhadap keterampilan komunikasi peserta didik yang Materi lumut diberikan pada jenjang SMA kelas X
berlangsung pada proses pembelajaran di beberapa SMA semester genap. Kompetensi dasar yang dicapai adalah
Surabaya menunjukkan bahwa 92% dari 25 guru Biologi KD 3.8 menerapkan prinsip klasifikasi untuk
telah melatihkan keterampilan komunikasi secara lisan menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan
maupun tertulis seperti mengarahkan peserta didik untuk pengamatan dan metagenesis tumbuhan serta mengkaitkan
mengekspresikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi dan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi dan
presentasi, memberi tugas dalam bentuk laporan tertulis, KD 4.8 menyajikan data hasil pengamatan dan analisis
dan menggambarkan suatu kejadian dalam bentuk gambar. fenetik dan filogenetik tumbuhan serta peran tumbuhan
Namun fakta di lapangan menunjukkan peserta didik dalam kelangsungan hidup di bumi. Materi tersebut tidak
kurang antusias dalam menyampaikan gagasan dan cukup dengan mempelajari secara teori karena materi
pendapatnya secara lisan maupun tertulis. Hasil angket lumut merupakan suatu materi yang membutuhkan
yang disebarkan di SMA Negeri 17 Surabaya memperkuat pemahaman konsep sehingga diperlukan kegiatan belajar
fakta di lapangan karena sebanyak 42% dari 50 dalam yang aplikatif seperti praktikum. Kegiatan praktikum
berkomunikasi masih merasa kesulitan. Kesulitan yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik belajar melalui
dihadapi peserta didik antara lain disebabkan oleh pengalaman langsung (Suryaningsih, 2017). Kompetensi
kesalahan pemilihan kalimat yang tepat, panik, kurang KD yang diminta dalam Kurikulum 2013 dapat dipenuhi
penguasaan konsep, kurang percaya diri, dan kurang dengan penggunaan sumber belajar yang tepat.
lancar ketika berpendapat di dalam kelas. Proses pembelajaran dapat ditunjang dengan
Keterampilan komunikasi dapat dilatihkan dengan penggunaan Lembar Kegiatan Peserta Didik (Prastowo,
melibatkan peserta didik untuk berperan aktif yaitu 2011). Pemanfaatan LKPD bertujuan untuk mendukung
melalui strategi pembelajaran berorientasi Learning Cycle peserta didik mendapatkan konsep secara mandiri melalui
5E. Learning Cycle 5E adalah pembelajaran berbasis aktivitas pemecahan masalah dan mengkonkretkan konsep
konstruktivis dengan berfokus pengaturan suasana belajar materi yang dipelajari (Ramli, 2015). Berdasarkan analisis

271
Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

LKPD yang digunakan di beberapa SMA Surabaya Kegiatan awal dari tahap ini adalah membuat garis
menunjukkan bahwa LKPD memuat latihan soal dan besar konten LKPD, kegiatan LKPD yang berorientasi LC
ringkasan setiap topik materi, sehingga belum mendorong 5E dan melatihkan keterampilan berkomunikasi serta
peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif. pembagian sub materi LKPD. LKPD terdiri dari dua unit
Selain itu, kegiatan pada LKPD masih terlihat belum serta dua kali pertemuan dengan pokok bahasan pertama
optimal melatihkan keterampilan komunikasi, terutama mengenai ciri-ciri, morfologi, dan klasifikasi lumut,
keterampilan komunikasi lisan sehingga kemampuan sedangkan pokok bahasan kedua mengenai siklus hidup
peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah masih kurang. lumut. Alokasi waktu yang digunakan adalah 3x45 menit.
Dengan demikian LKPD berbasis LC 5E diharapkan dapat Setiap unit disusun berdasarkan tahapan LC 5E dengan
meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik agar dilengkapi fitur pengantar materi, gambar, skema siklus
terarahkan dengan indikator pembelajaran yang hidup, QR Code yang tertaut pada YouTube, dan kamus
diinginkan. mini. Komunikasi lisan dilatihkan pada tahap engagement,
Karakteristik dari LKPD LC 5E mampu menunjang exploration, explanation dan elaboration. Keterampilan
peserta didik untuk menguasai materi lumut karena komunikasi tertulis dilatihkan pada tahap engagement,
kegiatan belajar yang terintegrasi dalam tahap LC 5E exploration, explanation, elaboration, serta evaluation.
memfasilitasi perolehan konsep melalui pengalaman Tahap pengembangan (develop)
langsung. Keterampilan komunikasi secara lisan dan Tahap pengembangan LKPD dilakukan pada bulan
tertulis melalui pembelajaran LC 5E nampak pada setiap September 2020 sampai dengan Maret 2021. Tahap ini
kegiatan. Berdasarkan uraian permasalahan dan fakta di dilaksanakan untuk menentukan kelayakan LKPD
atas, maka dilakukan penelitian untuk menghasilkan berdasarkan validitas dan respons guru. Kegiatan diawali
LKPD “Lumut” berbasis LC 5E untuk melatihkan dengan telaah dan revisi draf LKPD, selanjutnya
keterampilan komunikasi peserta didik kelas X SMA. dilakukan penilaian validasi LKPD oleh dua dosen ahli di
bidang botani dan sumber belajar. Instrumen penilaian
METODE validasi terdiri dari aspek penyajian sejumlah 9 komponen,
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan aspek isi sejumlah 10 komponen, dan aspek bahasa
yang bertujuan menguji kelayakan LKPD “Lumut” sejumlah 1 komponen. Respons guru tentang LKPD
berbasis LC 5E untuk melatihkan keterampilan ditujukan pada 15 guru Biologi dari SMA yang berbeda.
komunikasi peserta didik kelas X SMA. Model Instrumen respons guru berupa angket yang terdiri dari 25
pengembangan yang digunakan mengacu pada butir pernyataan dengan rincian 9 pernyataan untuk aspek
Thiagarajan (1974) yaitu model 4-D (define, design, penyajian, 12 pernyataan untuk aspek isi, dan 4 pernyataan
develop dan disseminate), tanpa tahap disseminate. untuk aspek bahasa.
Tahap pendefinisan (define) Analisis data
Kegiatan awal dari tahap ini adalah analisis Setiap komponen instrumen validasi dinilai
kurikulum, topik lumut berdasarkan Kurikulum 2013 menggunakan skala Likert dengan 4 poin, 1 (kurang baik),
dibahas pada KD 3.8 dan 4.8. Kedua, analisis peserta 2 (cukup baik), 3 (Baik), 4 (sangat baik). Nilai validasi
didik. Peserta didik jenjang SMA kelas X berusia 15-16 yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus
tahun memasuki tahap operasional formal yaitu mampu (1).
berpikir abstrak, menganalisis, dan menarik simpulan
(Trianto, 2010). Oleh karena itu, peserta didik pada usia
tersebut mampu mempelajari konsep lumut yang memiliki
Hasil validasi dianalisis secara
cakupan materi yang luas serta sulit dipahami, terutama
pada siklus hidup. Ketiga, analisis konsep. Secara garis deskriptif kuantitatif dan
besar, konsep lumut yang dipelajari peserta didik jenjang diinterpretasikan pada kriteria
SMA, antara lain: ciri-ciri lumut, morfologi lumut, kelayakan teoretis yaitu meliputi 3,26-
klasifikasi lumut, dan siklus hidup lumut. Keempat, 4,00 (sangat valid), 2,51-3,25 (valid), 1,76-
analisis tugas. Berdasarkan KD dan konsep dijabarkan 2,50 (cukup valid), 1,00-1,75 (kurang valid)
tujuan pembelajaran, selanjutnya dilakukan analisis tugas (Riduwan, 2012). Lembar Kegiatan Peserta
yang mencakup diskusi, mengamati, mengumpulkan data,
Didik dikatakan valid berdasarkan hasil
mengklasifikasi, menyajikan data, dan presentasi.
penilaian ahli jika memperoleh nilai ≥
Tahap perancangan (design)
2,51 (valid).

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 272


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Respons guru diberi skor berdasarkan skala Guttman, Tahapan Kegiatan belajar/Keterampilan komunikasi
1 untuk respons positif (Ya) dan 0 untuk respons negatif LC 5E Unit 1 Unit 2
Engagement Menjelaskan, diskusi Menjelaskan, diskusi
(Tidak) (Riduwan, 2012). Respons guru yang diperoleh Komunikasi lisan: Komunikasi lisan:
dihitung persentasenya menggunakan rumus (2). keterampilan berbicara, keterampilan
keterampilan berbicara,
(2)
mendengar, keterbukaan keterampilan
diri, mengutarakan mendengar,
Hasil respons dianalisis secara pendapat, menghargai keterbukaan diri,
perbedaan pendapat mengutarakan
deskriptif kuantitatif dan Komunikasi tertulis: pendapat, menghargai
diinterpretasikan pada kriteria menanggapi persoalan perbedaan pendapat
disertai dengan alasan Komunikasi tertulis:
kelayakan empiris yaitu meliputi 0%-20% yang relevan menanggapi persoalan
(sangat lemah), 21%-40% (lemah), 41%-60% disertai dengan alasan
yang relevan
(cukup kuat), 61%-80% (kuat), serta 81%-
Exploration Mengumpulkan data, Mengumpulkan data,
100% (sangat kuat) (Riduwan, 2012). Lembar mengamati, diskusi, Mengamati, diskusi,
Kegiatan Peserta Didik dikategorikan menyajikan data, menyajikan data,
presentasi presentasi
layak berdasarkan hasil respons guru jika Komunikasi lisan: Komunikasi lisan:
memperoleh nilai ≥ 61% (kuat). keterampilan berbicara, keterampilan
keterampilan berbicara,
mendengar, keterbukaan keterampilan
HASIL DAN PEMBAHASAN diri, mengutarakan mendengar,
Profil LKPD Lumut pendapat, menghargai keterbukaan diri,
Penelitian ini menghasilkan LKPD “Lumut” berbasis perbedaan pendapat mengutarakan
LC 5E untuk melatihkan keterampilan komunikasi peserta Komunikasi tertulis: pendapat, menghargai
menjelaskan hasil dalam perbedaan pendapat
didik kelas X SMA. Produk LKPD disusun atas tiga bentuk gambar atau Komunikasi tertulis:
bagian yaitu pendahuluan, isi, serta penutup. Bagian tabel menjelaskan hasil
pendahuluan terdapat sampul depan, halaman judul, dalam bentuk gambar
prakata, daftar isi, sajian isi LKPD, pengenalan mengenai atau tabel
Explanation Presentasi, diskusi Menjelaskan,
LC 5E untuk melatih keterampilan komunikasi, petunjuk Komunikasi lisan: presentasi, diskusi
penggunaan LKPD, serta peta konsep. Bagian isi terdiri keterampilan berbicara, Komunikasi lisan:
dari pokok bahasan materi, alokasi waktu, penjabaran KD, keterampilan keterampilan
tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar mendengar, keterbukaan berbicara,
diri, mengutarakan keterampilan
LC 5E dan kamus mini. Bagian penutup terdiri dari daftar pendapat, menghargai mendengar,
pustaka dan sampul belakang. Profil bagian utama dari perbedaan pendapat keterbukaan diri,
LKPD yang dikembangkan disajikan pada Gambar 1. mengutarakan
Pengembangan LKPD ini ditujukan untuk kelas X pendapat, menghargai
perbedaan pendapat
SMA dengan tujuan mempermudah peserta didik Komunikasi tertulis:
menguasai materi lumut. Lembar Kegiatan Peserta Didik menjelaskan hasil
ini terbagi atas dua kali pertemuan, pertemuan pertama dalam bentuk gambar
dengan pokok bahasan mengenai ciri-ciri, morfologi, dan atau tabel
Elaboration Mengklasifikasi, Menjelaskan,
klasifikasi lumut, sedangkan pokok bahasan kedua
presentasi, diskusi presentasi, diskusi
mengenai siklus hidup lumut. Materi di dalam LKPD Komunikasi lisan: Komunikasi lisan:
disusun berdasarkan beberapa sumber referensi buku. keterampilan berbicara, keterampilan
Penyampaian materi dilengkapi dengan gambar yang keterampilan berbicara,
mendengar, keterbukaan keterampilan
memperkuat kebenaran materi. Gambar yang dicantumkan
diri, mengutarakan mendengar,
di dalam LKPD, yaitu: perawakan lumut hati, lumut pendapat, menghargai keterbukaan diri,
tanduk, dan lumut daun. Keterampilan komunikasi yang perbedaan pendapat mengutarakan
dilatihkan dalam LKPD ini tampak pada setiap tahap Komunikasi tertulis: pendapat, menghargai
menanggapi persoalan perbedaan pendapat
kegiatan LC 5E. Pemetaan kegiatan LKPD berbasis LC 5E
disertai dengan alasan Komunikasi tertulis:
untuk melatihkan keterampilan komunikasi (Tabel 1). yang relevan menanggapi persoalan
Tabel 1. Pemetaan kegiatan LKPD berbasis LC 5E untuk disertai dengan alasan
melatihkan keterampilan komunikasi yang relevan

273
Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Tahapan Kegiatan belajar/Keterampilan komunikasi Materi dalam LKPD yang dikembangkan berfokus
LC 5E Unit 1 Unit 2 pada submateri lumut, kegiatan belajar sesuai tahap LC 5E
Evaluation Menjelaskan Menjelaskan
Komunikasi tertulis: Komunikasi tertulis:
dan melatihkan keterampilan komunikasi. Setiap tahap LC
menanggapi persoalan menanggapi persoalan 5E terdapat instruksi yang berbeda agar peserta didik
disertai dengan alasan disertai dengan alasan terpusat pada permasalahan yang harus diselesaikan.
yang relevan yang relevan Seperti pada kegiatan awal terdapat wacana disertai
Lembar Kegiatan Peserta Didik LC 5E berupa bahan gambar tentang ciri-ciri, morfologi, dan klasifikasi lumut
ajar cetak berukuran kertas A4 menggunakan aplikasi untuk memberikan pemahaman peserta didik secara utuh
Microsoft Word 2010. Sampul LKPD dicetak terkait konsep lumut. Tahap engagement peserta didik
menggunakan kertas Art Carton dan isi LKPD diminta untuk menjawab pertanyaan tentang karakteristik
menggunakan kertas HVS dengan ketebalan 100 gsm agar lumut berdasarkan wacana (Gambar 1e). Tahap
tulisan yang dicetak terlihat jelas dan tidak tembus exploration peserta didik diminta menyelesaikan
pandang (Gambar 1a). Penggunaan tipe dan ukuran huruf permasalahan dengan melakukan observasi dan mencari
pada LKPD LC 5E disesuaikan dan diatur sedemikian rupa informasi melalui internet dengan cara scan QR code yang
untuk menarik minat baca peserta peserta didik agar tidak tertaut pada youtube (Gambar 1d). Tahap explanation
bosan. Bahasa pengantar yang digunakan pada LKPD peserta didik diminta untuk mengungkapkan hasil
adalah bahasa Indonesia. Penyusunan kalimat yang jelas pemikiran mereka pada tahap sebelumnya dan
memudahkan peserta didik memahami langkah yang harus memperolehan informasi detail terkait konsep lumut
dilakukan dalam LKPD. Selain itu, LKPD juga diberikan (Gambar 1e). Tahap elaboration peserta didik diminta
ruang yang cukup untuk menuliskan jawaban. Penyusunan untuk mengaplikasikan pembelajaran yang telah diberikan
kegiatan belajar mengikuti tahap LC 5E yang mengacu dengan mengelompokkan lumut ke dalam divisi yang
pada aspek keterampilan komunikasi yaitu keterampilan sesuai dan kegiatan baru yang lain (Gambar 1f). Tahap
berbicara, keterampilan mendengar, keterbukaan diri, evaluation menekankan pada pemberian soal untuk
menghargai perbedaan pendapat, mampu memahami tingkat keberhasilan yang diperoleh peserta
mengkomunikasikan gagasan dengan baik, menjelaskan didik (Gambar 1g).
hasil dalam bentuk gambar atau tabel dan menjawab
pertanyaan disertai dengan alasan yang relevan.

(a) (b) (c)

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 274


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)


Gambar 1. Bagian-bagian LKPD berbasis LC 5E (a) Sampul depan, (b) Sajian isi LKPD, (c) Petunjuk belajar LC 5E,
(d) Peta Konsep, (e) Kegiatan engagement, (f) Kegiatan exploration, (g) Kegiatan explanation, (h) Kegiatan
elaboration, (i) Kegiatan evaluation.
Validitas LKPD Lumut No.
Komentar dan
Perbaikan yang dilakukan
Validitas LKPD berbasis LC 5E diperoleh dari hasil Saran
Lumut daun merupakan kelompok
validasi oleh dua penilai, yaitu dosen ahli materi dan lumut yang paling maju di antara
dosen ahli sumber belajar dilihat dari aspek penyajian, isi, jenis lumut lainnya.
dan kebahasaan. Proses pengembangan LKPD melewati 2. Singkatan tidak boleh Mengganti singkatan di awal
tahap evaluasi dan revisi yang diberikan oleh dosen diletakkan di awal kalimat dengan kata kepanjangan
kalimat. yang benar.
penilai. Selama melakukan validasi, dosen penilai
Sebelum perbaikan:
memberikan saran dan masukan sehingga LKPD masih LKPD ini berisi materi
perlu diperbaiki. Adapun beberapa masukan dan hasil keanekaragaman lumut.
perbaikan LKPD diamati pada Tabel 2. Setelah perbaikan:
Lembar Kegiatan Peserta Didik
Tabel 2. Masukan dan Perbaikan LKPD
ini berisi materi keanekaragaman
Komentar dan lumut.
No. Perbaikan yang dilakukan
Saran
3. Kesalahan Memperbaiki kata yang tidak baku
1. Perlu diperhatikan Memperbaiki redaksional dengan penggunaan kata sesuai KBBI.
penulisan redaksional memperhatikan penyusunan kata tidak sesuai KBBI. Sebelum perbaikan:
pada LKPD. yang tepat. Lumut menyukai tempat dengan
Sebelum perbaikan: kelembaban yang tinggi.
Lumut daun merupakan kelompok Setelah perbaikan:
lumut yang paling maju diantara Lumut menyukai tempat dengan
jenis lumut lainnya. kelembapan yang tinggi.
Setelah perbaikan:

275
Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Komentar dan Skor


No. Perbaikan yang dilakukan No Aspek penilaian Rata-rata Kategori
Saran P1 P2
4. Gambar koloni Mengubah gambar koloni Nostoc 10. Kebenaran isi
4 3 3,5 SV
Nostoc pada lumut dengan bagian yang lebih detail. materi pada LKPD
tanduk kurang Sebelum perbaikan: 11. Kesesuaian LKPD
terlihat jelas. dengan
keseluruhan 3 4 3,5 SV
sintaks learning
cycle 5E
12. LKPD sesuai
dengan tahap 3 4 3,5 SV
engagement
13. LKPD sesuai
Setelah perbaikan: dengan tahap 3 4 3,5 SV
exploration
14. LKPD sesuai
dengan tahap 3 4 3,5 SV
explanation
15. LKPD sesuai
dengan tahap 3 4 3,5 SV
elaboration
16. LKPD sesuai
5. Ada aktivitas Memperbaiki tujuan pembelajaran dengan tahap 4 4 4 SV
pembelajaran yang sesuai dengan hasil yang ingin evaluation
belum dicantumkan dicapai. 17. Kesesuaian LKPD
pada tujuan Sebelum perbaikan: untuk melatihkan
pembelajaran. Belum ada tujuan pelajaran tentang 3 4 3,5 SV
keterampilan
struktur anatomi. komunikasi
Setelah perbaikan:
18. LKPD sesuai
Menambahkan tujuan pembelajaran
untuk melatihkan
untuk membandingkan struktur 3 4 3,5 SV
keterampilan
anatomi berdasarkan sayatan
komunikasi lisan
melintang dari lumut hati, lumut
19. LKPD sesuai
tanduk, dan lumut daun.
untuk melatihkan
keterampilan 3 4 3,5 SV
Hasil evaluasi dan revisi yang diberikan penilai komunikasi
digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki LKPD agar tertulis
Skor validitas Isi 3,55 SV
diperoleh LKPD yang valid. Rekapitulasi hasil validasi
C. Kebahasaan
LKPD oleh penilai dilihat pada Tabel 3. 20. Penggunaan istilah 3 4 3,5 SV
Tabel 3. Hasil penilaian validasi LKPD oleh ahli (n=2) Skor validitas Kebahasaan 3,5 SV
Skor Skor keseluruhan aspek validitas
No Aspek penilaian Rata-rata Kategori 3,64 SV
P1 P2 LKPD
A. Penyajian Keterangan: P1 = Penilai 1, P2 = Penilai 2, SV = Sangat Valid
1. Sampul (cover)
4 4 4 SV Hasil validasi LKPD berbasis LC 5E
LKPD
2. Judul LKPD 4 4 4 SV diperoleh skor rerata keseluruhan aspek
3. Tipe huruf dan menunjukkan interpretasi sangat valid
4 4 4 SV
ukuran
sejumlah 3,64. Hasil perolehan tersebut
4. Layout LKPD 3 4 3,5 SV
5. Alokasi waktu 4 4 4 SV menunjukkan LKPD LC 5E layak dan dapat
6. Tujuan
4 4 4 SV
diaplikasikan dalam pembelajaran biologi
pembelajaran
dengan melakukan beberapa revisi sesuai
7. Petunjuk
penggunaan 4 4 4 SV masukan dari penilai, mengacu pada
LKPD pedoman penskoran Riduwan (2012)
8. Gambar (Ilustrasi) 3 4 3,5 SV
9. Sistematika
dikatakan valid apabila LKPD mencapai
4 4 4 SV
penyajian LKPD skor ≥ 2,51.
Skor validitas Penyajian 3,89 SV Komponen penyajian LKPD diperoleh rerata skor
B. Isi
3,89 dengan interpretasi sangat valid. Perolehan tersebut

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 276


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

membuktikan LKPD LC 5E telah memenuhi komponen agar peserta didik tidak mengalami kekeliruan konsep
aspek penyajian. Aspek penyajian meraih penilaian sangat yang dapat memicu miskonsepsi. Hal ini didukung oleh
baik pada kriteria sampul, judul LKPD, tujuan Mahmood (2011) bahwa buku teks harus memiliki
pembelajaran submateri lumut, alokasi waktu, perpaduan komponen materi yang tepat dan runtut sinkron dengan
ukuran dan tipe huruf, petunjuk penggunaan LKPD LC tujuan pembelajaran yang dicapai.
5E, dan sistematika penyajian LKPD. Hal tersebut Komponen kebahasaan LKPD diperoleh rerata skor
menunjukkan bahwa penyajian LKPD telah di desain agar 3,5 dengan interpretasi sangat valid karena telah
informatif dan menarik untuk membangkitkan motivasi menggunakan bahasa Indonesia sesuai aturan yang
belajar peserta didik, sesuai dengan penelitian Supriadi berlaku serta kalimatnya jelas dan mudah diterima. Hasil
(2015) bahwa penggunaan sumber belajar yang menarik tersebut menunjukkan bahwa LKPD LC 5E dapat dibaca
dapat mendorong keaktifan peserta didik sehingga dengan baik dan memiliki informasi yang jelas. Dalam
prestasi belajarnya meningkat. Kriteria penyajian pada pembelajaran, bahasa menjadi penentu keberhasilan
layout halaman LKPD dan gambar memperoleh rerata 3,5 kegiatan tersebut. Penggunaan kosakata, istilah, maupun
dikarenakan masih ada kekurangan seperti gambar kurang simbol perlu dipertimbangkan agar isi dari buku ajar
terlihat jelas, keterangan gambar kurang lengkap, dan tata mudah dipahami (Depdiknas, 2008). Namun, hasil telaah
letak gambar kurang tepat. Perbaikan yang dilakukan dari validator menunjukkan kebahasaan dari materi dalam
yaitu memperbaiki kualitas gambar dan mengatur tata LKPD masih perlu diperbaiki karena terdapat penggunaan
letak gambar pada LKPD dengan tujuan mempermudah kata yang tidak baku. Oleh karena itu dilakukan perbaikan
peserta didik dalam menguasai materi sehingga pada kata-kata yang tidak baku sesuai dengan KBBI dan
antusiasme untuk belajar meningkat. memperhatikan pemilihan kata yang tepat.
Materi lumut memiliki tuntutan pada Kurikulum 2013 Keterampilan komunikasi bukan kemampuan yang
meliputi KD 3.8 menerapkan prinsip klasifikasi untuk langsung dimiliki oleh peserta didik, namun harus dilatih
menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan dan dikembangkan. Pengembangan LKPD dalam
pengamatan dan metagenesis tumbuhan serta penelitian ini mencakup keseluruhan tahap LC 5E yang
mengkaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan dapat memberikan pengalaman belajar langsung dengan
di bumi dan KD 4.8 menyajikan data hasil pengamatan bekerja dalam kelompok heterogen sehingga sangat
dan analisis fenetik dan filogenetik tumbuhan serta peran efektif dalam mengembangkan pemahaman konsep dan
tumbuhan dalam kelangsungan hidup di bumi. keterampilan komunikasi. Hal ini didukung dengan hasil
Ketercapaian KD 3.8 dan KD 4.8 membutuhkan penelitian oleh Murnaka & Yuniarti (2018) bahwa
penguasaan konsep dan keterkaitan antar konsep dengan terdapat peningkatkan keterampilan komunikasi pada
benar yang didukung oleh proses pembelajaran yang pembelajaran yang menggunakan model LC 5E. Dalam
melibatkan pengamatan atau praktikum. Tahapan abad ke-21 peserta didik perlu memiliki motivasi belajar
pembelajaran yang melibatkan metode ilmiah mempunyai yang besar untuk memperdalam pengetahuan yang selalu
hasil yang signifikan dalam mempelajari konsep sains berkembang, sehingga diperlukan bahan ajar yang dapat
dibandingkan model konvensional (Khairani & Safitri, mengembangkan keterampilannya secara kolaboratif
2017). Oleh karena itu, materi lumut perlu diajarkan untuk memecahkan masalah pelajaran (Wijaya et al.,
dengan bantuan LC 5E karena banyak konsep konkret 2016).
yang dipelajari. Pembelajaran berbasis LC 5E mengajak Kegiatan pembelajaran LKPD berbasis LC 5E terdiri
peserta didik mengidentifikasi langsung dengan cara dari berbagai kegiatan konstruktivisme yang
mengeksplorasi dimana peserta didik dapat melakukan mengutamakan pemberian pengalaman secara langsung
pengamatan, mengumpulkan data, dan mencapai sebuah dengan melibatkan peran serta peserta didik, sehingga
simpulan (Yuliati, 2015). ilmu yang diperoleh akan lebih lama tersimpan (Yuliati,
Komponen isi LKPD diperoleh rerata skor sejumlah 2015). Keterampilan komunikasi lisan dan tertulis dalam
3,55 dengan kriteria interpretasi sangat valid. Aspek LKPD ini dilatihkan dengan menjawab pertanyaan
kelayakan isi meliputi kebenaran isi materi, kegiatan terbuka yang menuntut peserta didik untuk mengasah
pembelajaran mengikuti tahap LC 5E dan mampu keterampilan komunikasi yang ditunjukkan dengan
menunjang keterampilan komunikasi. Kriteria kebenaran menggali informasi melalui pengamatan dan tukar pikiran
isi materi tidak mendapatkan nilai validasi yang maksimal dalam forum kelompok, mengemukakan pertanyaan
karena terdapat kekeliruan konsep pada bagian gametofor terhadap hal yang belum dipahami, menyajikan materi
lumut hati. Sesuai saran yang diberikan validator yaitu dengan jelas saat peserta didik bertindak sebagai
memperbaiki kesalahan konsep yang ada dengan tujuan narasumber, dan menghormati perbedaan pendapat. Salah

277
Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

satu contoh kegiatan yang terdapat pada LKPD adalah, No Aspek penilaian
Persentase
Kategori
“Tuliskan pengetahuan awal kalian dari wacana yang (%)
17. Tahap evaluation mengukur
telah kalian baca sebelumnya dengan menjawab beberapa penguasaan konsep peserta didik
100 SK
pertanyaan (Komunikasi Tertulis). Diskusikanlah 18. LKPD memotivasi pembelajaran
93,33 SK
pertanyaan tersebut dengan kelompok dan presentasikan yang interaktif
hasil diskusi pada teman di kelas (Komunikasi Lisan)”. 19. LKPD menunjang keterampilan
100 SK
komunikasi lisan dan tertulis
Pembelajaran LC 5E melibatkan proses kognitif yang
20. Kegiatan diskusi dan presentasi
aktif secara berkelompok, sehingga peserta didik memiliki pada tahap engagement,
kesempatan yang besar untuk mengutarakan pendapatnya exploration, explanation, dan 100 SK
dan menemukan konsep secara mandiri (Senturk dan elaboration menunjang
keterampilan komunikasi lisan
Camliyer, 2016).
21. Tahap engagement, exploration,
Respons guru terhadap LKPD Lumut explanation, elaboration, serta
100 SK
Respons guru terhadap LKPD berbasis LC 5E evaluation menunjang
diperoleh dari analisis respons oleh 15 guru Biologi. keterampilan komunikasi tertulis
Berikut hasil respons guru terhadap LKPD berbasis LC 5E Rata-rata 97,77 SK
C. Kebahasaan
(Tabel 4).
22. Bahasa yang digunakan mudah
Tabel 4. Respons guru terhadap LKPD Lumut (n=15) 93,33 SK
dipahami
Persentase 23. Tulisan dalam LKPD terbaca
No Aspek penilaian Kategori 93,33 SK
(%) dengan jelas
A. Penyajian 24. Istilah biologi yang digunakan
1. Sampul LKPD menarik 86,67 SK 100 SK
sesuai dengan kaidah EYD
2. Sampul menggambarkan isi 25. Penulisan istilah biologi
100 SK 100 SK
LKPD konsisten
3. Penggunaan tipe dan ukuran Rata-rata 96,66 SK
93,33 SK
huruf pada judul sesuai Rata-rata respons guru secara
4. Penggunaan tipe dan ukuran 96,66 SK
100 SK keseluruhan
huruf pada LKPD sesuai Keterangan: K= Kuat 1, SK = Sangat Kuat
5. Alokasi waktu memenuhi tujuan
80 K Angket respons guru berjumlah 25
pembelajaran
6. Tujuan pembelajaran sesuai pernyataan dan dapat diketahui guru yang
dengan kompetensi yang ingin 100 SK merespons secara positif atau menjawab
dicapai
7. Petunjuk penggunaan LKPD
“Ya” terhadap LKPD berbasis LC 5E sebesar
100 SK
mudah dipahami 96,66%. Berdasarkan respons yang
8. Ilustrasi (gambar) menunjang diperoleh maka LKPD yang dikembangkan
100 SK
pemahaman materi
9. Komponen LKPD saling dikategorikan sangat kuat, mengacu pada
100 SK
berhubungan pedoman penskoran yang diadaptasi dari
Rata-rata 95,55 SK
Riduwan (2008) bahwa LKPD termasuk
B. Isi
10. Materi LKPD sesuai dengan dalam kategori kuat apabila persentase
100 SK
konsep respons guru mencapai ≥ 61%. Hasil
11. LKPD sesuai dengan sintaks
learning cycle 5E
93,33 SK perolehan tersebut membuktikan bahwa
12. LKPD melibatkan peran serta LKPD layak diimplementasikan dalam
93,33 SK
peserta didik pembelajaran, khususnya biologi. Guru
13. Tahap engagement memandu
peserta didik mengeksplorasi 100 SK sebagai pengajar untuk mencapai tujuan
pengetahuan awal pembelajaran membutuhkan bantuan
14. Tahap exploration
bahan ajar untuk mengoptimalkan peran
mengembangkan rasa ingin tahu 100 SK
peserta didik serta peserta didik dalam mencapai
15. Tahap explanation memandu kompetensi. Hal ini sependapat dengan
peserta didik responsif dan 93,33 SK
proaktif penelitian Nurrita (2018) bahwa pengajar
16. Tahap elaboration memandu harus memilih media pembelajaran yang
peserta didik menerapkan 100 SK
konsep

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 278


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

cocok untuk mencapai tujuan pengajaran mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
yang ditetapkan. Keunggulan dari LKPD berbasis LC 5E yang
Komponen isi LKPD memperoleh persentase respons dikembangkan yaitu dapat menumbuhkan minat belajar
positif sebesar 97,77% karena telah memenuhi kriteria peserta didik, membantu dalam menguasai konsep lumut,
beberapa aspek meliputi materi yang digunakan telah mampu belajar secara mandiri, dan menunjang
sesuai konsep, kegiatan pembelajaran mengikuti tahap LC keterampilan komunikasi secara lisan serta tertulis. Hal
5E dan mampu menunjang keterampilan komunikasi. tersebut sesuai dengan penelitian Daryanto (2014) bahwa
Proses pembelajaran materi lumut mendorong peserta penyusunan bahan ajar perlu mempertimbangkan
didik untuk melakukan aktivitas mengamati, kebutuhan peserta didik dan tuntutan kurikulum yang
mengklasifikasi dan mengkomunikasi. Aktivitas berlaku.
mengamati dilakukan dengan mengamati spesimen lumut Lembar Kegiatan Peserta Didik berbasis LC 5E dapat
kemudian mendeskripsikan ciri-cirinya, aktivitas mendorong peserta didik terlibat aktif dalam proses
mengklasifikasi dilakukan dengan mengelompokkan belajar dengan cara mengumpulkan data untuk
lumut yang didasarkan atas observasi ciri-ciri morfologi menuntaskan suatu persoalan. Peserta didik melakukan
lumut pada gambar, dan aktivitas mengkomunikasi pengamatan terhadap spesimen lumut dan gambar yang
dilakukan dengan mengungkapkan hasil yang diperoleh di terdapat dalam LKPD untuk memperoleh konsep tentang
depan kelas. Ketiga aktivitas tersebut terintegrasi dalam lumut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prastowo (2011)
tahap LC 5E, sehingga LKPD yang dikembangkan bahwa bahan ajar LKPD digunakan sebagai pedoman
mampu membantu peserta didik untuk memahami materi belajar yang mengharuskan peserta didik terlibat secara
lumut. Hal tersebut sesuai penelitian Bilgin, et al., (2013) aktif dalam pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam
bahwa pembelajaran LC 5E memperoleh hasil yang tinggi pembelajaran didukung oleh keterampilan peserta didik
dalam penguasaan konsep. dalam berkomunikasi. Kegiatan pembelajaran menjadi
Komponen penyajian LKPD memperoleh persentase lebih efektif karena terjalin komunikasi antara guru
respons positif sebesar 95,55% karena telah memenuhi dengan peserta didik dan antar peserta didik, sehingga
komponen penyajian yang meliputi sampul terjadi interaksi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai
mencerminkan isi LKPD, alokasi waktu yang digunakan (Aziz, 2017).
sesuai, penyajian gambar menarik, pemilihan tipe dan
ukuran huruf sesuai dan komponen LKPD saling SIMPULAN
berhubungan. Aspek penyajian berperan penting dalam Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka
proses penyusunan LKPD karena tampilan bahan ajar diperoleh simpulan bahwa LKPD “Lumut” berbasis
yang menarik dapat menumbuhkan motivasi belajar. Learning Cycle 5E untuk melatihkan keterampilan
Terdapat komentar dari salah satu responden yaitu secara komunikasi sangat layak dijadikan sumber belajar biologi.
keseluruhan LKPD yang dirancang sudah cukup baik Lembar Kegiatan Peserta Didik dinyatakan layak
untuk mendorong peserta didik terlibat secara aktif dan berdasarkan hasil validasi dengan kriteria interpretasi
berkomunikasi ilmiah. Hal ini sesuai dengan penelitian sangat valid dan mendapatkan respons positif guru dengan
Asri (2017) bahwa penyajian buku teks yang menarik kriteria interpretasi sangat kuat. Keterampilan komunikasi
dapat mengembangkan motivasi dan prestasi belajar yang dilatihkan dalam LKPD tampak pada setiap tahap
peserta didik. kegiatan LC 5E. Komunikasi lisan dilatihkan pada tahap
Komponen kebahasaan dari LKPD LC 5E persentase engagement, exploration, explanation dan elaboration.
respons positif mencapai 96,66%. Aspek bahasa meliputi Keterampilan komunikasi tertulis dilatihkan pada tahap
komunikatif, cocok dengan perkembangan peserta didik, engagement, exploration, explanation, elaboration, serta
sesuai dengan aturan bahasa Indonesia dan penggunaan evaluation.
istilah dapat dimengerti. Aspek kebahasaan dalam
penyusunan LKPD perlu diperhatikan karena UCAPAN TERIMA KASIH
berpengaruh pada minat baca peserta didik, sejalan Terima kasih kepada Novita Kartika Indah, S.Pd.,
dengan penelitian Wicaksono (2016) bahwa Kurikulum M.Si., Eva Kristinawati Putri, S.Pd., M.Si., selaku
2013 menitik beratkan pada kapabilitas peserta didik penelaah dan penilai LKPD atas saran untuk
dalam menjaring informasi secara mandiri melalui buku penyempurnaan LKPD yang dikembangkan. Selain itu,
teks maupun sumber belajar yang lain, sehingga peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada Evi
penggunaan bahasa yang mudah dipahami mampu Mardiani, S.Pd., Inarni, S.Pd., As Syaima Iswandari,
S.Pd., Wasti Saldika, S.Pd., Leni Nurindah Fitriana, S.Pd.,

279
Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 270-284

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Fitriani Musparweni, S.Pd., Sri Rejeki Lestioriny, S.Pd., Khairani, I., & Safitri, R. (2017). Penerapan Metode
Evaria, S.Si., Wahyuni, S.Pd., M.Pd., Lusy Febriana, Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan
S.Pd., Tetty Helen Tondang, S.Pd., Elizabeth C. N. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Usaha dan
Energi di MAN Rukoh Banda Aceh. Jurnal
Yawan, S.Si., Shinta Dwi Martika, S.Pd., Fauziah
Pendidikan Sains Indonesia, 5(2), 32-40.
Wahyuni Yusuf, S.Pd., dan Evanti Yuni Kartika, S.Pd.,
yang telah berkenan memberikan respons dan masukan Kurniati, D. P. (2016). Komunikasi Verbal Dan
untuk LKPD berbasis LC 5E. Nonverbal. Bali: Universitas Udayana.
Mahmood, K. (2011). Conformity to Quality
SARAN Characteristics of Textbooks: The Illusion of
Penelitian selanjutnya LKPD ini perlu diuji Textbook Evaluation in Pakistan. Journal of Research
and Reflections in Education, 5(2), 170-190.
evektivitasnya dengan melakukan uji coba terhadap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada Maizuroh, L. R., Yuliani & Erman. (2016). Peningkatan
submateri lumut. Keterampilan Komunikasi Siswa SMP dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle
5E pada Materi Sistem Ekskresi. PENSA: E-Jurnal
Pendidikan Sains, 4(2).
DAFTAR PUSTAKA Muhali. (2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke-21.
Asri, A. S. (2017). Telaah Buku Teks Pegangan Guru dan Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-
Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Saintika, 3(2), 25-50.
VII Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Ilmu Bahasa, Murnaka, N. P. & Yuniarti, N. (2018). Efektifitas Model
3(1), 70-82. Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap
Aziz, A. (2017). Komunikasi Pendidik dan Peserta Didik Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII.
dalam Pendidikan Islam. Mediakita, 1(2), 173-184. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 9(1), 28-37.

Bilgin, I., Coskun, H., & Aktas, I. (2013). The Effect of Noviantari, P. S. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
5E Learning cycle on Mental Ability of Elementary Learning Cycle 5E Berbantuan LKS Terstruktur
Students. Journal of Baltic Science Education, 12(5), Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan
592-607. Komunikasi Matematika. Jurnal Santiaji Pendidikan,
5(2), 158-170.
Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A., Scotter, P. V.,
Powell, J. C., Westbrook, A., & Landes, N. (2006). Nugroho, F.A. (2016). Identifikasi Miskonsepsi Sistem
The BSCS 5E Instructional Model: Origins and Pencernaan Manusia pada Buku Teks Biologi SMA
Effectiveness. Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(5), 13-
21.
Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu,
Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta: Gava Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran
Media. untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Misykat, 3(1), 171-187.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan
Dasar dan Menengah. Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Hikmawati. (2015). Pembelajaran Fisika dengan Model Ramli, M. (2015). Rancangan Media Pembelajaran
Siklus Belajar 5E (Engange, Explore, Explain, Pendidikan Agama Islam. Tarbiyah Islamiyah, 5(2),
Elaborate, Evaluate) sebagai Upaya Meningkatkan 89-102.
Kecakapan Hidup Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan Keterampilan
dan Teknologi, 1(1), 24-37. Abad Ke-21 Dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal
Hodiyanto. (2017). Kemampuan Komunikasi Matematis Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 2239 – 2253.
dalam Pembelajaran Matematika. AdMathEdu, 17(1), Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel
9-18. Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Hunt, F. (2007). Communications in Education. Scott, C. L. (2015). The futures of learning 2: what kind
University of Sussex: Centre for International of learning for the 21st century? Education Research
Education. And Foresight Working Papers UNESCO, 1-14.
Hutagalung, I. (2007). Pengembangan Kepribadian Senturk, H. E., & Camliyer, H. (2016). A New Learning
(Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif). Jakarta: Model on Physical Education: 5E Learning Cycle.
Indeks.

Anisah & Wisanti: Pengembangan LKPD “Lumut” 280


Vol. 11 No. 2 Tahun 2021 Hal: 276-287

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Universal Journal of Educational Research, 4(1), 26-


29.
Slavin, R. E. (2018). Educational Psychology, Theory and
Practice, 12th Edition. New York: Pearson.
Supriyadi. (2015). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam
Proses Pembelajaran. Lantanida Journal, 3(2), 127-
139.
Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran Berbasis
Praktikum sebagai Sarana Siswa untuk Berlatih
Menerapkan Keterampilan Proses Sains dalam Materi
Biologi. Jurnal Bio Educatio, 2(2), 49-57.
Susilaningrum, D. F., Santosa, S., & Ariyanto, J. (2017).
Studi Komparasi Antara Penerapan Model Learning
Cycle 5E dan Discovery Learning terhadap Capaian
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali.
Proceeding Biology Education Conference, 14(1),
331-339.
Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel, M.I. (1974).
Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana
University.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep,
Strategi, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Prenada.
Wicaksono, L. (2016). Bahasa dalam Komunikasi
Pembelajaran. Jurnal Pembelajaran Prospektif, 1(2),
9-19.
Wijaya, E.Y., Sudjimat, D.A., & Nyoto, A. (2016).
Transformasi Pendidikan Abad 21 sebagai Tuntutan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika,
1, 263-278.
Yuliati, Y. (2015). Penerapan Model Learning Cycle 5E
untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA. Jurnal
Cakrawala Pandas, 1(1), 58-67.

281

Anda mungkin juga menyukai