A CASE REPORT
Philip Mascia, DDS, Bruce R. Brown, DDS, and Seymour Friedman, DDS
dari nyeri yang berhubungan dengan gigi atas dan bawah kiri. Setelah pemeriksaan
intraoral dan ekstraoral, nyeri mengacu pada gigi geligi dari titik picu pada otot masseter.
Injeksi ekstraoral 3% carbocaine dilakukan pada titik picu, nyeri mereda selama 5 menit.
Pasien tidak memiliki rekurensi nyeri tersebut selama 12 bulan. Pertimbangan dari nyeri
Diagnosis nyeri mulut merupakan tantangan bagi dokter gigi. Riwayat medis
pasien, riwayat gigi dan keadaan psikologis memiliki kontribusi pada diagnosis.
Menggunakan radiografi, tes termal, dokter dapat mengisolasi sumber nyeri pasien dan
menghasilkan diagnosis. Nyeri harus dipertimbangkan sebagai kata kualitas, durasi, pola,
eksaserbasi, dan meredanya nyeri. Karakteristik dan persepsi sumber nyeri dapat
pathognomonic untuk titik tertentu. Ketika pasien merasa nyeri difus dengan atau nyeri
Meskipun mayoritas nteri gigi berasal dari sumber odontogenik, beberapa persen
Nyeri gigi karena sumber nonodontogenik bukan merupakan patologi gigi, sebaliknya
rasa nyeri mengarah pada gigi yang berasal dari lokasi yang jauh. Semua etiologi harus
dievaluasi pada setiap individu, mengingat kadang-kadang lebih dari satu penyebab dapat
berkontribusi pada gejala. Evaluasi harus diproses sampai semua penyebab diketahui.
Nyeri myofasial memiliki karakteristik sebagai daerah tumpul, nyeri pada otot
dan kehadiran titik lunak yang terlokalisir (titik poin) pada otot yang dapat mengacu pada
1. Terdapat tegangan dalam otot, ketika diraba menghasilkan nyeri dan / atau gejala
otonom regional.
2. Trigger point dapat aktif atau laten. Trigger point laten adalah salah satu yang sering
3. Trigger point ini mungkin disebabkan oleh peregangan atau kontraksi yang berlebih
dari otot:
3) Kehilangan occlusal stop bagian gigi posterior, hilangnya gigi posterior, atau
4. Palpasi dari trigger point ‘aktif’ menyebabkan rasa sakit yang menyebar luas. Ini
menunjukan otot yang sebagai penyebab trigger point dapat menjadi penyebab
ataupun tidak.
Terdapat beberapa penjelasan mengenai rasa sakit tersebut, yang paling baru
melibatkan trigeminocervical complex di sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat menerima
input aferen dari servikal region (C1, C2) dan area yang mendapatkan supplied dari saraf
trigeminal (V1,V2,V3) salah satunya otot pengunyahan. Selanjutnya, secondary neuron
secara anatomi berdekatan satu sama lain, akan membawa input perifer ke sistem saraf
pusat yang lebih tinggi. Lalu, memungkinkan neurotransmitter dari satu jalur akan
menstimulasi jalur yang berdekatan lainnya, ini menyebabkan nosisepti input aferen dari
satu regio menjadi diinterpretasikan dari jalur lain padahal sebenarnya dari korteks.
Trigger point di daerah servikal dapat menyebabkan rasa nyeri pada gigi, otot
Travell dan Simons, memetakan pola dari trigger point. Beberapa dapat langsung
Masseter: trigger point berasal dari zygomatic dapat menyebabkan nyeri yang
menyebar ke gigi posterior rahang atas. Ini adalah salah satu penyebab paling
umum dari keluhan ‘sakit gigi’ pada rahang atas. Trigger point dari angle
bawah.
Pterygoid Medial: pola nyeri di sini mirip dengan Masseter pada sudut mandibula.
Temporalis: temporalis anterior dapat merujuk rasa sakit ke gigi anterior rahang
atas. Ini juga merupakan penyebab umum dari keluhan sakit kepala.
Trapezius: otot trapezius bisa merujuk rasa sakit ke sudut Mandibula dan di
daerah telinga.
LAPORAN KASUS
Seorang wanita kulit putih berusia 25 tahun yang tidak memiliki riwayat medis
datang ke Dental Care Center, School of Dental Medicine, State University of New York
di Stony Brook. Wanita ini mengeluh sakit spontan di sisi kiri wajahnya yang dimulai
beberapa jam sebelum kunjungan. Rasa sakit itu menyebar ke telinganya dan daerah
temporal. Dia telah mengkonsumsi 650 mg acetaminophen, namun rasa sakitnya tidak
kunjung mereda. Dia tidak bisa mengetahui sumber rasa sakitnya, apakah rahang atas
atau bawahnya. Pemeriksaan klinis menunjukkan tidak terdapat karies di bagian atas atau
kiri. Kedalaman probing periodontal berkisar antara 2 sampai 4 mm. Pemeriksaan
radiografi tidak menunjukan adanya karies atau patologi pada periapikal. Terdapat sedikit
pelebaran ligamen periodontal yang berhubungan dengan gigi #20 (35), dan ada restorasi
oklusal dangkal yang ada di gigi #14 (26) dan #19 (36) (Gambar 1 dan 2).
Semua gigi di kuadran kiri atas dan bawah, dengan pengecualian gigi #18,
didapatkan hasil test positif pada Endo Ice. Tidak ada respon saat senyawa stick yang
telah dipanaskan diaplikasikan pada gigi #18. Gigi #18 menunjukkan gejala perikumitis
saat pasien menggigit gulungan kapas dan saat gigi diketuk dengan gagang kaca mulut.
Gigi #18, #19, dan #31 didapatkan hasil test positif pada tester elektrik pulpa.
Injeksi ligamen periodontal dengan 3% karbokain digunakan untuk anestesi gigi #18.
Tester elektrik pulpa mengkonfirmasikan anestesi dan gigi #18 tidak lagi menunjukkan
gejala perikumitis. Nyeri yang menyebar di sisi kiri wajah pasien tidak diringankan
dengan anestesi selektif pada gigi #18. Kegagalan pada tes gigi standar untuk
Otot masseter kiri terasa lunak ketika dipalpasi pada sudut mandibula (Gambar 3).
Titik pemicu terisolasi di perut otot ini. Ketika titik pemicu dirangsang, rasa sakit
diarahkan ke rongga mulut, yang secara efektif menduplikasi keluhan utama pasien.
• Otot pterygoid medial kiri terasa lunak ketika dipalpasi (Gambar 4).
Diagnosis nyeri myofascial, dengan titik pemicu otot masseter yang mengacu
pada nyeri gigi. Injeksi anestesi lokal ke daerah tersebut digunakan untuk memperbaiki
rasa sakit (Gambar 6). Teknik, seperti yang dijelaskan oleh Travell dan Simons,
melibatkan pengisolasian titik pemicu antara indeks dan jari tengah. Daerah itu diswab
dengan Betadine dan alkohol dan kemudian disemprot dengan larutan etil klorida untuk
tidak digunakan karena tindakan vasokonstrik pada otot. Ujung jarum diletakan sedikit
jauh ke titik pemicu dan solusinya didepositkan di lokasi. Jarum ditarik sebagian dan
diperkenalkan kembali beberapa kali dalam pola seperti kipas untuk menjangkau zona
Segera setelah injeksi pada titik tersebut, pasien melaporkan penghentian nyeri
yang menyebar. Dia melakukannya dengan baik pasca operasi dan dirujuk untuk
dievaluasi dan kemungkinan pengobatan tambahan jika diperlukan. Dia bebas dari rasa
DISKUSI
Pasien mengeluhkan nyeri yang menyebar, yang etiologinya Tidak dapat ditentukan
myofascial untuk menentukan asal usul nonodontogenik yang mungkin. Praktisi yang
memiliki kemampuan untuk mengenali rasa sakit myofascial dapat mengarahkan pasien
untuk perawatan cepat dan dalam beberapa kasus menghindari prosedur yang tidak perlu.
TINJAUAN PUSTAKA
aktivitas vasodilatasi. Tingkatan ini tergantung kepada obat anestesi seperti prokain yang
signifikan hingga yang minimal yaitu prilocaine, mepivacaine, lokasi yang di injeksi dan
kontriksi. Obat ini di tambahkan ke dalam larutan lokal anestesi untuk memberikan efek
2013):
3. Lokal anestesi didalam pembuluh darah yang lebih rendah menurunkan resiko
4. Volume yang tinggi dari lokal anestesi pada daerah saraf akan memperpanjang
Vasokonstriktor yang digunakan dalam lokal anestesi secara kimia sama dengan
mediator sistim saraf simpatis yaitu epinephrine dan norepinephrine (Malamed, 2013).
Lokal anestesi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah lidocaine,
Tabel 1.1 Jenis-jenis Lokal Anestesi yang Tersedia dengan atau tanpa
Vasokosntriktor (Malamed, 1997).
Pada kasus ini, ditemukan bahwa pasien sudah mengkonsumsi
merupakan obat analgetik dan antipiretik golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Pada pasien ini, tidak
ditemukan adanya gejala demam maupun inflamasi lain. Nyeri pada pasien ini
bersifat nyeri alih berupa nyeri myofascial. Nyeri ini membutuhkan blokade
Efek agen vasokonstriktor pada tekanan perfusi darah dan penyerapan oksigen
dalam otot rangka dapat beragam. Clark dan lainnya menglasifikasikan vasokonstriktor
kontraktilitas otot. Epinefrin dapat menghasilkan proses glikogenolisis pada otot, yaitu
mengubah glikogen menjadi glukosa kemudian diubah menjadi energi untuk membuat
Hoy et al, 2009. The effect of vasokonstrictors on oxygen consumption in resting and
Katzung, B. G. 2007. Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition. United States :
Malamed, S.F. 2013. Handbook of Local Anesthesia. 6th ed. St. Louis. Mosby.
Pg 39.
1997. Handbook of Local Anesthesia. 4th ed. St. Louis. Mosby.
Pg 50.