Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN FIELD TRIP

BANDUNG

Abner
7B / 20

SMP PANGUDI LUHUR JAKARTA


Cilandak, Jakarta Selatan
TAHUN AJARAN 2021/2022
1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. MANFAAT

BAB II : ISI LAPORAN


A. IPA
B. IPS
C. PPKn

BAB III : PENUTUP


A. SARAN
B. KESAN

LAMPIRAN
1. Foto pendukung laporan

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah
segala tugas ini dapat terselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya, juga penulis
sampaikan kepada
1. Bruder, karyawan, dan para guru SMP Pangudi Luhur Jakarta yang telah membantu
selama field trip.
2. Teman-teman yang selalu membantu
3. Bapak dan ibu, orang tuaku yang mengantar dan menjemput dari dan ke sekolah,
sebelum dan seusai field trip, serta membantu menyelesaikan laporan ini.

Sebagai tindak lanjut dari field trip ke Bandung, yang telah dilaksanakan pada hari
Selasa, 14 Juni 2022, siswa diamanatkan untuk menulis laporan dari kegiatan tersebut.
Laporan ini, meliputi berbagai bidang, yaitu IPA, IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia.
Penulisan laporan ini, merupakan tugas jangka panjang, yang harus diserahkan pada
minggu 1 TA. 2022/2023. Laporan ini memuat informasi-informasi mengenai sejarah dari
tempat - tempat yang telah dikunjungi, hal-hal yang ada di tempat-tempat tersebut, hingga
harapan dari pengelola mengenai tempat - tempat tersebut. Tempat-tempat yang akan
dirangkum dalam laporan ini, adalah PP-IPTEK Bandung dan MPI (Museum Pendidikan
Indonesia).
Penulis berharap, agar laporan ini berguna bagi para pembaca dan menambah
wawasan mengenai tempat-tempat tersebut, sains dan teknologi, serta sejarah Pendidikan di
Indonesia. Semoga, pembaca dapat “mencerna” konten dari laporan ini dan berkesempatan
untuk mengunjungi PP-IPTEK Bandung serta MPI, untuk mendapatkan pengetahuan yang
lebih mendetail. Penulis berharap, agar pembaca dapat memahami kata-kata dalam laporan
ini dengan benar dan tidak terdapat salah tafsir, yang membuat perbedaan antara maksud asli
dengan yang dipahami oleh pembaca.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dari laporan ini, tetapi penulis berharap,
agar laporan ini dapat berguna bagi pembaca dari semua kalangan usia. Penulis dengan
terbuka, menerima saran dan masukan dari pembaca. Saran/masukan dapat disampaikan
melalui surel penulis, di joel.abner0005@gmail.com atau melalui WhatsApp penulis, di
081212102398.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, ada empat pilar tujuan pendidikan, yaitu : learning to know, learning to
do, learning to be, dan learning to live together. Belajar untuk mengetahui (learning to
know), merupakan proses tentang segala sesuatu yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi
kehidupan. Belajar melakukan sesuatu (learning to do), merupakan proses belajar yang harus
mengkondisikan, agar peserta didik dapat melakukan sesuatu. Pendidikan dalam proses ini,
harus menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan penghargaan, dan kemauan
untuk menanggapi suatu masalah dalam hidup. Belajar menjadi diri sendiri (learning to be).
Lebih jauh dari itu, pendidikan harus sampai pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
dalam proses menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri, dimaknai sebagai proses pemahaman
terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang
berlaku dalam masyarakat untuk belajar hidup bersama (learning to live together). Sekolah
memiliki peran membekali peserta didik, untuk mampu bersosialisasi di dalam masyarakat.
Berdasarkan empat pilar pendidikan tersebut, SMP Pangudi Luhur Jakarta memberi
pendampingan kepada peserta didik dengan berbagai macam kegiatan di luar kampus, yaitu
study tour. Dalam kegiatan study tour, peserta didik diajak untuk belajar melihat, mengamati
obyek pembelajaran secara langdung terhadap benda-benda bersejarah, proses pembuatan
barang produksi/konsumsi, mengargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan bangsa,
serta mensyukuri anugerah keindahan alam raya Indonesia.

B. TUJUAN
1. Visi dan Misi SMP Pangudi Luhur yang mengarahkan perhatian pada pengembangan
aspek pribadi peserta didik, meliputi aspek religiusitas, humanitas, sosialitan, dan
intelektualitas.
2. Semakin mensyukuri rahmat dan karunia Tuhan.
3. Melatih sikap mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin, dan santun.
4. Menumbuhkembangkan sikap hidup tenggang rasa, kesetiakawanan sosial, serta rasa
syukur dan hormat kepada orang lain.
5. Mempunyai rasa cinta tanah air dan bangsa.
6. Mencintai dan menghargai hasil karya dan produk-produk dalam negeri.
7. Menghormati dan menghargai jasa-jasa pahlawan bangsa.

4
C. MANFAAT
1. Manfaat bagi diri sendiri
Dalam perjalanan field trip, banyak manfaat yang penulis rasakan, diantaranya:
a. Lebih memahami sains dan ilmu teknologi.
b. Dapat bersosialisasi dan berjumpa dengan teman-teman.
c. Dapat belajar di luar sekolah.
d. Semakin memahami mengenai tata krama dan budaya dalam kemasyarakatan.
e. Memahami sejarah pendidikan di Indonesia.
f. Semakin mensyukuri, karena sekarang pendidikan sudah memakai teknologi
yang canggih.
g. Lebih mandiri dalam mengerjakan segala sesuatu.
Semoga, penulis dapat mengamalkan seluruh pengetahuan yang diperoleh
semasa field trip. Penulis berharap, agar laporan ini dapat dipahami dengan baik dan
berguna bagi para pembaca.
2. Manfaat bagi orang lain

Selain bermanfaat bagi diri sendiri, field trip ini juga memiliki manfaat bagi
orang lain. Manfaat-manfaatnya, di antara lain:

a. Dapat berkomunikasi langsung dengan orang lain.


b. Dapat merasakan suasana belajar di luar kelas.
c. Melatih kemampuan untuk bekerjasama.
d. Melatih kepatuhan terhadap instruksi guru.
e. Lebih disiplin.

Banyak manfaat yang diperoleh dari field trip ini. Baik manfaat yang dapat
dirasakan secara langsung, maupun tidak langsung. Selain itu, field trip ini juga
membuka lapangan pekerjaan bagi para supir bus. Sebab, untuk menuju ke tempat
tujuan field trip, kami memakai bus.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. IPA
1.
a. Jam matahari atau sundial, merupakan sebuah perangkat yang menunjukkan
waktu, berdasarkan pergerakan matahari di meridian. Tidak ada yang tahu secara pasti,
kapan jam matahari ditemukan. Namun, jam matahari tertua saat ini, ditemukan di
Yunani.

Jam matahari memanfaatkan bayangan cahaya, yang menimpa permukaan


datar. Permukaan tersebut, diberi simbol jam-jam dalam satu hari (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, dan 12). Jam matahari, memiliki 2 bagian umum, yaitu Gnomon dan bidang
dial.

b. Proses pembuatan jam matahari:


a. Siapkan alat dan bahan. Beberapa alat dan bahan untuk membuat jam matahari,
diantaranya tongkat lurus, beberapa kerikil, kapur (opsional), dan jam elektronik/arloji
(untuk menentukan waktu yang sebenarnya).
b. Cari daerah untuk memasang tongkat dan pasang tongkat. Pastikan daerah tersebut
terpapar sinar matahari sepanjang hari. Jika sudah menemukan tempat yang tepat,
tancapkan salah satu ujung tongkat. Sesuaikan arah tongkat. Jika tinggal di bumi bagian
selatan, miringkan tongkat ke selatan. Lakukan yang sebaliknya, jika berada di bagian
utara.
c. Mulai pada pukul 07.00 pagi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, usahakan
memulai percobaan pada pukul 07.00 pagi.
d. Letakkan kerikil sesuai dengan lokasi angka jam atau tuliskan angka 1-12
menggunakan kapur di tanah.
e. Jam matahari sudah bisa digunakan. Amati perubahan waktu pada jam. Sesuaikan
dengan jam elektronik/arloji.

c. 1. Kelebihan jam matahari:


• Perhitungan waktu lebih akurat, jika proses pembuatan dilakukan dengan benar.
• Tidak takut kehabisan baterai, dapat menyala sepanjang hari, jika terdapat sinar
matahati.
2. Kekurangan jam matahari:
• Apabila mendung/malam hari, tidak dapat digunakan.
• Susah untuk dipindah tempatkan.

6
2. Alat-alat yang telah dicoba, beserta cara kerja alat-alat tersebut
a. Balapan menurun
Langkah pengoperasian alat:
1. Letakkan cakram di awal lintasan. Cakram tidak perlu didorong.
2. Amati yang terjadi!

Gambar 1 - Percobaan balapan menurun

Setiap cakram, memiliki massa yang sama, tetapi cara distribusi berbeda. Sebuah
cakram yang sebaran bebannya terletak lebih dekat ke pusat roda, akan menggelinding lebih
cepat daripada cakram yang sebaran bebannya lebih jauh dari pusat roda. Hal ini berlaku
pada setiap benda bermassa.
b. Bola melayang
Langkah pengoperasian alat:
1. Tekan tombol on pada alat.
2. Tempatkan bola di atas blower.
3. Tunggu hingga bola stabil.
4. Gerakkan blower ke kanan dan ke kiri.

Gambar 2 - Percobaan bola melayang

Tekanan udara, akan berkurang bila kecepatan udara bertambah. Tekanan dalam
daerah aliran udara lebih rendah dari pada udara luar. Hal ini menyebabkan bola yang
diletakkan di atas blower dapat melayang.
c. Bel hampa / Vacuum bell
Langkah pengoperasian alat:
1. Tekan tombol untuk membunyikan bel dan menyalakan kipas. Jika sudah, matikan
kembali.
2. Selanjutnya, tekan tombol untuk menyalakan pompa agar menghisap udara keluar
dari kubah. Jangan lupa untuk menutup keran saluran udara.

7
3. Jika sudah mendekari angka 50, nyalakan kipas dan bel Kembali. Amati apa yang
terjadi pada kipas. Dengarkan suara bel.
4. Jika sudah selesai, matikan kipas dan pompa, serta buka keran saluran udara, lalu
tutup Kembali.

Gambar 3 - Percobaan bel hampa

Dalam kondisi normal, di dalam kubah kaca, terdapat udara, sehingga kipas yang
berputar akan memutar kipas kecil dan suara bel akan terdengar nyaring. Namun, ketika
udara dipompa keluar, kipas kecil tidak akan berputar walaupun kipas besar sudah berputar.
Selain itu, suara bel juga akan terdengar kurang nyaring. Hal ini terjadi, karena udara di
dalam kubah memegang peranan penting untuk berputarnya kipas dan suara bel. Gerak kipas
kecil, dipengaruhi oleh bergeraknya partikel udara akibat gerak kipas besar dan kita bisa
mendengar bel, karena suara merambat melalui getaran udara dan meja. Ketika udara di
dalam kubah berkurang, kipas kecil tidak berputar dan suara bel pun akan terdengar lebih
lemah, karena hanya merambat melalui meja.
d. Bayangan berwarna
Langkah pengoperasian alat:
1. Tekanlah tombol-tombol untuk menyalakan lampu. Ketiga lampu memiliki warna
yang berbeda, yaitu merah (Red/R), hijau (Green/G), dan biru (Blue/B).
2. Perhatikan bayangan boneka pada layer, setelah:
a. Hanya satu lampu yang dinyalakan. Coba seluruh lampu.
b. Hanya dua lampu yang dinyalakan. Coba semua kombinasi.
c. Seluruh lampu dinyalakan.
3. Matikan kembali seluruh lampu apabila sudah selesai.

Gambar 4 - Percobaan bayangan berwarna

Ketika sebuah lampu dinyalakan (misalnya biru), layar akan menjadi berwarna biru dan
kita dapat melihat bayangan boneka, yang berwarna hitam. Belitu pula, jika lampu lain yang
dinyalakan. Tetapi, jika dua buah lampu yang dinyalakan, misalnya biru dan hijau, maka

8
warna layar berubah menjadi cyan dan di belakang boneka, aka nada bayangan yang
berwarna hitam, biru, dan hijau. Warna cyan di layar, berasal dari campuran antara biru dan
hijau. Sementara, bayangan berwarna hijau, berasal daru area bayangan yang terbentuk dari
lampu biru, namun kemudian disinari lampu hijau. Begitu pula warna biru di bayangan,
berasal dari proses yang sama. Lalu, ketika seluruh lampu dinyalakan, kita akan melihat layar
berwarna putih dan bayangan memiliki 7 warna, biru, merah, hijau, cyan, magenta, kuning,
dan hitam.

B. IPS
1. Perjalanan MPI (Museum Pendidikan Indonesia)

MPI adalah sebuah museum yang terletak di Bandung Jawa Barat. Letak museum
tersebut tepat bersebelahan dengan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Sebelumnya,
lokasi yang sekarang dijadikan museum ini adalah gedung berlantai tiga yang dikenal dengan
nama Pentagon, yakni gedung Fakultas Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia. Pada
pertengahan 2008, gedung ini terbakar karena hubungan pendek arus listrik. Akibatnya,
gedung ini sempat telantar karena tidak digunakan lagi. Pada 2009, gedung ini dirobohkan
untuk dijadikan area parkir kendaraan.

Empat tahun kemudian, rektor UPI dan gubernur Jawa Barat saat itu. memprakarsai
berdirinya Museum Pendidikan Nasional. Peletakan batu pertama sebagai simbol dimulainya
pembangunan Museum Pendidikan Nasional berlangsung pada 20 Mei 2013.

Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015, Museum Pendidikan Nasional
diresmikan oleh rektor UPI, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd, dan gubernur Jawa Barat,
H. Ahmad Heryawan, Lc. Pada 25 November 2015, bersamaan dengan peringatan hari Guru
Nasional, Museum Pendidikan Nasional resmi dibuka untuk umum.

2. Pengaruh MPI bagi masyarakat sekitar


MPI dapat menjadi sarana belajar, untuk memperdalam pengetahuan mengenai sejarah
pendidikan. Menurut statistik data kunjungan MPI, setiap hari selalu ada wisatawan lokal
maupun internasional, serta rombongan-rombongan dari berbagai sekolah yang berkunjung
ke UPI. Mayoritas rombongan berasal dari dalam Bandung. Ini menunjukkan, bahwa
masyarakat sangat antusias dalam memperdalam pengetahuan mengenai sejarah pendidikan
di Indonesia.

Menurut salah satu warga yang tengah berkunjung ke MPI, ia merasa sangat terbantu
dengan adanya museum ini. Menurutnya, selain menjadi sarana pendidikan, MPI dapat
menjadi tempat liburan dan hiburan bagi anak-anak selama libur. Sebab, terdapat banyak hal-
hal menarik yang dapat ditemui di MPI.

3. Pada masa pendiriannya, MPI dibangun untuk menambah wawasan mengenai sejarah
pendidikan di Indonesia. Awalnya, MPI dibangun sekadar untuk menjadi sarana pendidikan.
Namun, sekarang MPI memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi rekreasi (bermain) dan fungsi nalar

9
(pengetahuan). Saat itu, MPI hanya dibangun untuk warga mahasiswa UPI dan daerah
sekitarnya. Sekarang, MPI sudah menerima kunjungan umum.

4. Pengalaman yang menarik, ketika berada di MPI, adalah ketika saya melihat jam
matahari milik MPI. Jam tersebut terukir di lantai. Ada banyak simbol di jam tersebut. Ketika
saya melihat handphone, waktu di jam matahari dan jam digital juga sama. Pengalaman
menarik lainnya adalah ketika di dalam Gedung MPI. Banyak sekali patung para tokoh
pendidikan di Indonesia, serta beberapa atribut yang sudah lawas, diantaranya seragam
sekolah dahun 80’an – 90’an, ijazah sebelum kurikulum 2013, dan duplikat dari benda-benda
menarik lainnya.

5. Pengelola MPI berharap, agar museum ini dapat menambah wawasan anak-anak
bangsa Indonesia, mengenai sejarah pendidikan Indonesia. Pihak yang bertanggung jawab
terhadap MPI, menyebutkan bahwa beliau sangat senang ketika ada yang tertarik dengan
MPI. Beliau berharap, agar sejarah pendidikan di Indonesia dapat terus dipelajari dari
generasi ke generasi, supaya tidak hilang ditelan zaman.

Pihak pengelola berharap, masyarakat sekitar dan wisatawan dapat mencerna seluruh
materi di MPI dengan baik. Pihak MPI berharap, agar wisatawan dapat memanfaatkan
fasilitas yang ada di MPI dengan baik. Tidak merusak dan tidak mengotori.

C. PPKn
PERJALANAN DALAM BELAJAR
SEJARAH YANG BERMAKNA
Pada saat berkunjung ke MPI, saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan.
Saya dapat memperlajari dan menggali lebih dalam lagi, tentang sejarah pendidikan di
Indonesia. Saya jadi lebih tahu, kira-kira bagaimana rasa sekolah zaman dahulu. Mulai dari
menulis menggunakan kapur, sampai ijazah yang diperoleh siswa/i zaman dulu.
Setelah mengunjungi MPI, saya lebih tahu, bahwa ternyata ada banyak pahlawan
pendidikan di Indonesia. Saya juga merasa lebih bersyukur sekarang, karena memiliki buku
yang berwarna. Tidak seperti zaman dahulu, yang bukunya belum berwarna sama sekali.
Saya juga jadi lebih kenal, dengan kurikulum-kurikulum di Indonesia. Mulai dari KTSP
2009, K13, K13-R, dan kurikulum-kurikulum lain yang pernah dipakai sebagai media
pendidikan di Indonesia.
Pemandu menyampaikan banyak informasi mengenai sejarah dan konten-konten yang
ada di MPI. Sebagai seorang remaja, tentu saya masih belum bisa menerima “mentah-
mentah” konten dari MPI. Oleh karena itu, pemandu membantu kami untuk memahami
seluruh konten yang ada di MPI. Banyak hal yang disampaikan, diantaranya mengenai isi
dari blangko ijazah zaman dahulu hingga pengajaran zaman kemerdekaan yang masih
menggunakan kapur. Selain itu, pemandu juga memberi nasihat kepada kami, agar bersyukur
dan memanfaatkan kesempatan berpendidikan dengan baik.

10
Dari dulu, saya memang sangat penasaran mengenai sistem pendidikan di Indonesia
sebelum saya lahir. Dengan mengunjungi MPI, saya merasa puas, karena dapat memahami
dan melihat langsung, bagaimana alat-alat yang digunakan untuk belajar mengajar sebelum
adanya teknologi. Ditambah dengan penjelasan dari para pemandu, saya lebih mengerti,
mengenai pendidikan-pendidikan yang dahulu pernah dilalui oleh generasi sebelum saya.
Ada banyak sikap yang dapat diteladani dari para tokoh pendiri MPI ini. Salah
satunya, adalah peduli terhadap sesama. Pendiri MPI, mewujudkan rasa pedulinya terhadap
anak bangsa dengan mendirikan museum ini. Dengan berdirinya museum ini, pendiri
berharap agar bisa dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, tokoh pendiri juga memiliki sifat
yang murah hati. Beliau membebaskan masyarakat umum, untuk mengunjungi MPI. Tidak
hanya warga UPI yang dapat mengunjungi museum ini.
Selain itu, para tokoh pendiri UPI juga memiliki semangat dan jiwa kebangsaan yang
kuat. Mereka ingin mengabadikan perjuangan bangsa Indonesia pada bidang pendidikan.
Mereka ingin, agar generasi-generasi mendatang turut memiliki semangat dan jiwa
kebangsaan yang kuat, sehingga bisa memajukan negara Indonesia.
Dalam perjalanan MPI, banyak rintangan yang harus dilalui. Rintangan-rintangan itu
harus melibatkan banyak pihak, agar bisa dilalui. Oleh sebab itu, dibutuhkanlah gotong
royong/semangat kerja sama. Seluruh pihak yang terlibat, harus bisa menyesuaikan satu sama
lain dan bekerja sama untuk mendirikan dan memajukan MPI. Sama dengan saya dan teman-
teman saya. Pada perjalanan ke Bandung, kami membagikan makanan secara estafet. Dari
yang paling depan, mengoper sampai ke yang paling belakang. Kami juga mengingatkan satu
sama lain, agar tepat waktu masuk ke bus. Hal itulah yang dapat membuat kunjungan kami ke
PP-IPTEK dan MPI lancar. Semua dapat berjalan dengan mulus, berkat adanya gotong
royong dan kerja sama.

*Seluruh gambar terkait field trip, terlampir di bagian LAMPIRAN.

11
BAB III
PENUTUP

A. SARAN
Penulis merasa sangat senang, dapat melaksanakan field trip ke Bandung
dengan baik dan selamat. Banyak pengalaman yang bisa didapatkan dari sini. Saran
dari penulis untuk field trip kedepannya, adalah kegiatan makan bisa dilakukan di luar
bus. Sebab, jika dilakukan di dalam bus, dapat mengotori area tempat duduk. Selain itu,
penulis berharap waktu kunjungan di tujuan field trip bisa ditambah. Sebab, belum
cukup rasanya 90-120 menit melihat benda-benda yang ada. Belum semua bisa dicoba
dalam waktu tersebut.
Kedepannya, protokol kesehatan era pandemi covid-19 bisa lebih diperhatikan.
Pada waktu di dalam/di luar bus, siswa/i lebih cenderung berdempetan daripada
menjaga jarak satu sama lain. Hal ini bisa menjadi perhatian, karena Indonesia sedang
memasuki masa transisi dari pandemi ke endemi, kemudian ke epidemi. Kita semua
juga tidak ingin transisi tersebut gagal. Semoga saran dan masukan yang penulis
sampaikan, dapat berguna untuk kegiatan-kegiatan yang akan datang.
B. KESAN
Dalam field trip ini, ada banyak hal yang telah dilalui. Hal menyenangkan
maupun tidak menyenangkan. Namun, penulis sangat bersyukur karena bisa menjalani
ini semua dengan baik. Sudah 1 tahun tidak field trip bersama teman-teman, terasa
seperti bertahun-tahung. Betapa senangnya dapat melihat langsung wajah teman-teman,
walaupun tetap dalam keadaan memakai masker.
Kegiatan ini sangat menyenangkan, karena selain bisa bertemu dan berbincang
bersama teman-teman, penulis dapat mempelajari hal-hal baru di tempat tujuan, yakni
PP-IPTEK sundial dan MPI. Meski belum semua alat peraga dapat dilihat dan dicoba,
tetapi penulis sangat senang, karena dapat mengunjungi kedua tempat tersebut.
Beragam pengetahuan dapat didapatkan ketika mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Di PP-IPTEK, penulis dapat memahami lebih dalam lagi, mengenai cara kerja
teknologi alam. Ini berkaitan dengan fisika, yang termuat dalam pelajaran IPA. Banyak
alat peraga yang tersedia di PP-IPTEK Bandung ini. Mulai dari bayangan berwarna,
lomba roda, dan masih banyak lagi. Sungguh senang, dapat mengunjungi tempat ini.
Disini juga, kami menyaksikan sebuah trik magis, yang dapat dijelaskan melalui ilmu
pengetahuan, yakni tangan yang terbakar tapi tidak habis. Sungguh sebuah kejadian
yang sangat ajaib, dimana tangan manusia dapat terbakar, tetapi tidak habis menjadi
abu.
Selain PP-IPTEK, rombongan juga mengunjungi MPI atau Museum
Pendidikan Indonesia. Disanalah, kami melihat banyak benda-benda bersejarah,
mengenai pendidikan di Indonesia. Mulai dari ijazah sampai buku rapor zaman dahulu.
Di sana, juga terdapat jam matahari atau sundial. Alat ukur jam yang memanfaatkan
bayangan dari cahaya matahari.
Terlepas dari semua itu, penulis sangat bersyukur, karena bisa menyelesaikan
laporan ini dengan baik. Walau laporan ini belum sempurna, tetapi penulis berharap,
laporan ini dapat berguna bagi pembaca. Dalam perjalanan penulisan laporan, banyak

12
sekali halangan dan rintangan yang harus dilalui. Salah satunya adalah kebingungan
dalam penulisan. Ini adalah kali pertama penulis harus menulis sebuah dokumen >3
lembar. Memang sulit tetapi, puji Tuhan, semua dapat terselesaikan. Ada 1 lagi
halangan yang paling berat, yakni kemalasan. Kemalasan adalah cobaan yang paling
berat, karena selain penulisan laporan yang panjang, tugas ini harus diselesaikan
semasa libur sekolah. Tetapi, penulis tetap berusaha untuk melawan kemalasan dan
mengerjakan laporan walau libur.
Akan tetapi, penulisan laporan ini memiliki banyak manfaat bagi penulis.
Penulis dapat melatih cara mengungkapkan sesuatu dalam Bahasa tertulis. Selain itu,
tugas ini juga meningkatkan produktivitas penulis, dalam mengisi waktu libur.
Memang, panjang sekali jalan untuk menamatkan tugas laporan ini. Tetapi, puji Tuhan,
laporan ini dapat terselesaikan.

13
LAMPIRAN

1. Foto Pendukung Laporan

Gambar 1 – Percobaan Balapan Menurun Gambar 2 - Percobaan bola melayang

Gambar 3 - Percobaan bel hampa Gambar 4 – Percobaan bayangan berwarna

Gambar 5 – Prasasti peresmian MPI Gambar 6 – Patung manusia purba berburu makanan (Sarana
Pendidikan)

Gambar 7 – Pensil warna zaman kemerdekaan Gambar 8 – Papan kapur sebagai media tulis

14
Gambar 9 – Perkembangan kurikulum di Indonesia

Gambar 10 – Ijazah tahun 80’an – 90’an

Gambar 11 – Replika senjata Indonesia zaman kemerdekaan

Gambar 12 – Penggaris kayu

15

Anda mungkin juga menyukai