Anda di halaman 1dari 4

Dapodik pertama kali rilis tahun berapa?

Layanan Dapodik mulai dikembangkan pada tahun 2006 oleh Biro Perencanaan dan
Kerjasama Luar Negeri dikenal dengan Biro PKLN Depdiknas dimasa itu. Berikut
disampaikan rekam jejak perjalanan DAPODIK dari periode 2006 s.d 2011

Sejarah Dapodik
Layanan Dapodik mulai dikembangkan pada tahun 2006 oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama
Luar Negeri dikenal dengan Biro PKLN Depdiknas dimasa itu. Berikut disampaikan rekam jejak
perjalanan DAPODIK dari periode 2006 s.d 2011.

1. Januari 2006
Kabiro PKLN (Bapak Gatot HP) sebagai pejabat baru di Biro PKLN menganalisa salah satu
kendala dan hambatan utama proses perencanaan di lingkungan Depdiknas masa itu adalah
ketersediaan data yang lengkap, akurat dan mudah diakses sebagai bahan penyusunan
kebijakan program, evaluasi dan perencanaan Depdiknas.
2. Februari 2006
Untuk melakukan identifikasi kebutuhan adanya ketersediaan data yang lengkap, akurat dan
mudah diakses tersebut. Biro PKLN mengadakan serangkaian acara diskusi dan koordinasi
dengan mengundang para ahli/pakar Sistem Informasi dari kalangan akademisi (Perguruan
Tinggi) dan Praktisi TI serta melibatkan unit-unit kerja di lingkungan Depdiknas Pusat dan
Daerah.* ) Kesimpulan umum dari serangkaian acara tersebut, antara lain: Depdiknas belum
memiliki data referensi terpusat, teridentifikasi data yang bersifat utama/pokok meliputi:
Sekolah, Siswa, Guru dan Kurikulum. Ada banyak pulau data yang antara satu dengan
lainnya tidak terhubung. Metode pengumpulan data yang selama ini menggunakan
mekanisme kuisoner manual kurang efektif dan efisien. Perlu dimutakhirkan memanfaatkan
teknologi infomrasi terkini yaitu sistem pengumpulan data secara online real time layaknya
sistem perbankan.
3. Maret 2006
Hasil dari kesimpulan dirumuskan dalam wujud rencana membangun pusat referensi data
nasional yang mencakup sekolah, siswa, guru yang disebut DAPODIK (Data Pokok
Pendidikan). Adapun untuk tenaga pendidik dan kurikulum akan dibangun di tahap
selanjutnya. Sistem DAPODIK mengacu pada sistem perbankan yaitu yang bersifat real time
online dan mencontoh implementasi layanan PSB Online yang marak diselenggarakan oleh
Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten di masa itu.Untuk mendukung sistem Dapodik yang
bersifat online dan real time tersebut dibutuhkan infrastruktur jaringan online skala nasional.
Biro PKLN bekerjasama dengan Direktorat PSMK Mandikdasmen dalam upaya membangun
jaringan online skala nasional tersebut yang lebih dikenal dengan nama JARDIKNAS untuk
mendukung program DAPODIK.
4. April s.d Mei 2006
Proses penyempurnaan sistem DAPODIK dan rencana pengembangan JARDIKNAS mulai
intensif dilaksanakan. Di Biro PKLN dibentuk Tim Gugus Tugas Khusus untuk mengawal
proses pengembangan dan implementasi DAPODIK dan JARDIKNAS. Tim Satgas Khusus
ini lebih dikenal dengan sebutan Tim JARDIKNAS Biro PKLN daripada Tim DAPODIK Biro
PKLN.
5. Juni 2006
Rilis pertama DAPODIK mulai diperkenalkan kepada Dinas Pendidikan se Indonesia
khususnya di bagian perencanaan dan program. DAPODIK telah disajikan secara online di
Internet memanfaatkan jasa colocation server di salah satu provider Internet di Indonesia.
6. Juli 2006
Proses pengadaan barang dan jasa JARDIKNAS mulai dilaksanakan hampir bersamaan
dengan program INHERENT dari DIKTI.
7. September 2006
Proses implementasi JARDIKNAS di 450 Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan 33 Provinsi
se Indonesia mulai digelar oleh PT. Telkom sebagai pemenang tender.
8. Oktober – Desember 2006
Program blockgrant pengumpulan data sekolah dan siswa mulai dilaksanakan ke seluruh
Kota Kabupaten se Indonesia dalam rangka melengkapi data siswa dan sekolah pada
sistem DAPODIK memanfaatkan koneksi JARDIKNAS. Serangkaian acara sosialisasi
digelar di setiap provinsi dengan mengundang dinas pendidikan kota/kabupaten di wilayah
provinsi masing-masing.
9. November 2006
Data Center DAPODIK dimutakhirkan ditempatkan di kompleks senayan (Gedung C Lantai
7) dan Data Center Jardiknas di Colocation PT. Telkom.
10. Desember 2006
Hasil kegiatan pengumpulan data telah mencapai 32 juta siswa dan 200 ribu sekolah di
sistem DAPODIK. Infrastruktur JARDIKNAS telah selesai digelar di 450 Kota/Kabupaten dan
33 Provinsi.
11. Januari – Februari 2007
Proses pemutakhiran data sekolah dan data siswa masih berlangsung di seluruh Dinas
Pendidikan Kota/Kabupaten se Indonesia dengan memanfaatkan sepenuhnya koneksi dari
JARDIKNAS sesuai dengan rencana yang telah disusun pada awal tahun 2006 lalu.
12. Maret – Mei 2007
Blockgrand tahap 2 untuk pemutakhiran data siswa dan sekolah kembali digelar.
13. Juli 2007
Untuk pertama kalinya sistem DAPODIK memproses data kenaikan dan kelulusan secara
otomatis sebagai bagian dari proses pemutakhiran data. Adapun proses validasi dan
verifikasi status kelulusan dan kenaikan siswa dilaksanakan oleh Dinas Pendididikan secara
online real time.
14. Agustus 2007
Program SchoolNet mulai dipersiapkan untuk meningkatkan keterjangkauan akses
JARDIKNAS hingga ke tingkat sekolah-sekolah. SchoolNet dirancang untuk mendukung
akses DAPODIK hingga ke tingkat sekolah-sekolah. Terdapat dua jenis SchoolNet, yaitu:
basis Speedy Telkom dan SchoolNet basis Wifi.
15. September 2007
Tender JARDIKNAS periode ke-2 menjangkau 1100an node seIndonesia.
16. April 2008
Program JARDIKNAS dipindah ke Pustekom dengan alasan Tupoksi. Termasuk DAPODIK
juga dipindahkan ke PSP Balitbang. Tim Jardiknas (DAPODIK) Biro PKLN dibubarkan.
17. Mei 2008
PSP Balitbang tidak kunjung menerima tanggungjawab pengelolaan DAPODIK karena lebih
mementingkan program PADATI Web, sehingga DAPODIK tidak ada yang mengelola dan
terlantar.DAPODIK tidak ada alokasi anggaran operasional dan pemeliharaannya di Biro
PKLN karena seharusnya sudah dikelola oleh PSP Balitbang sebagai bagian dari paket
pemindahan JARDIKNAS dan DAPODIK. Oleh karena itu pengelolaan DAPODIK disiasati
dengan menyerahkan operasionalnya kepada Dinas Pendidikan melalui surat dari Kabiro
PKLN tanggal 28 Mei 2008.
18. Juni 2008
Terjadi kasus privasi data yang diprotes oleh para komunitas Blogger. Pihak Biro PKLN
meminta bantuan Tim DAPODIK (ex Tim JARDIKNAS) untuk melakukan perbaikan dan
pembenahan. Tim DAPODIK turun tangan untuk perbaikan dengan menutup akses privasi
data.
19. Juli 2008
DAPODIK boleh dikatakan tidak terkelola dengan baik karena PSP Balitbang tidak kunjung
menerima DAPODIK. Pihak Biro PKLN meminta kerjasama dengan Tim DAPODIK (ex Tim
JARDIKNAS) untuk memelihara DAPODIK secara sukarela. Tim DAPODIK menerima
kerjasama tesebut untuk menjaga dan merawat pelayanan DAPODIK dengan dukungan dari
SEAMOLEC. Oleh karena itu disebut Tim DAPODIK Biro PKLN.
20. Agustus 2008
Kondisi JARDIKNAS yang dikelola oleh Pustekkom tidak stabil dan menyebabkan komplain
dari pengguna DAPODIK. Tim DAPODIK Biro PKLN berinisiatif untuk mengaktifkan server
cadangan DAPODIK di colocation Telkom untuk menjamin kehandalan dan kecepatan
aksesnya.
21. Desember 2008
Domain dapodik.diknas.go.id dan dapodik.depdiknas.go.id tidak bekerja dengan optimal,
sehingga dibuat alternatif menggunakan domain baru yaitu: DAPODIK.ORG selain
JARDIKNAS.ORG
22. Februari 2009
Biro PKLN membentuk Tim Call Center DAPODIK untuk melayani para pengguna
bekerjasama dengan Tim DAPODIK.
23. September s.d November 2009
PSP Balitbang bekerjasama dengan Tim DAPODIK Biro PKLN untuk melakukan rekonsiliasi
data NPSN sebagai bagian dari kegiatan Program Sertifikasi Sekolah. Melalui program
tersebut secara resmi NSS diganti dengan NPSN.
24. Maret 2010
PSP Balitbang akhirnya melakukan serah terima operasional dan pengelolaan DAPODIK
dari Biro PKLN yang seharusnya dilakukan sejak awal tahun 2008 lalu. Hal ini untuk
mendukung Program Sertifikasi Sekolah berbasis NPSN. Disepakati ada proses alih
teknologi secara bertahap untuk pemindahan operasional dan pengelolaan DAPODIK ke
PSP Balitbang. Sebagai tahap awal dilaksanakan pemindahan personal Tim Call Center
DAPODIK dari Biro PKLN ke PSP Balitbang untuk menjaga kesinambungan layanan
DAPODIK. Proses dan tahapan berkenaan dengan perangkat, sistem dan data akan
dilaksanakan secara bertahap.
25. Juni 2010
Tim Call Center DAPODIK di Biro PKLN dipindahkan ke PSP Balitabang sebagai bagian dari
proses transisi dan alih teknologi secara bertahap untuk pengelolaan DAPODIK.
26. Agustus 2010
Situs publik DAPODIK dimutakhirkan dengan menyajikan data per wilayah provinsi,
kota/kabupaten hingga sekolah-sekolah.
27. Oktober – Desember 2010
Rangkaian kegiatan alih teknologi dan pengelolaan DAPODIK kerjasama antara Tim
DAPODIK Biro PKLN dengan PSP Balitbang sebagai bagian strategik persiapan
pengelolaan lanjutan DAPODIK oleh PSP Balitbang mulai 2011.
28. Oktober – Desember 2010
Tim DAPODIK Biro PKLN bekerjasama dengan PUSPENDIK untuk merintis pengelolaan
data peserta UN yang terintegrasi dengan DAPOPIK dengan harapan dalam 3 tahun ke
depan tidak perlu lagi ada pendataan berulang-ulang terhadap para peserta UN.
29. Januari 2011
PSP Balitbang diubah menjai PDSP Kemdiknas dengan pimpinan baru dan tanggungjawab
baru.
30. Februari 2011
Dilaksanakan serangkaian pembahasan persiapan pengelolaan DAPODIK 2011 antara Tim
DAPODIK Biro PKLN dengan Tim DAPODIK PDSP sebagai tindak lanjut hasil kegiatan Alih
Teknologi Dapodik akhir Desember 2010.Tim DAPODIK Biro PKLN merekomendasikan
proses pengalihan operasional teknis dilaksanakan secara matang dan bertahap karena
sistem DAPODIK sangat kompleks dan multi teknologi serta mengurangi resiko downtime
sistem yang mengganggu layanan transaksi DAPODIK dari seluruh Dinas dan Sekolah
seIndonesia.Sebagai pengalaman dari proses transisi Jardiknas 2008 lalu karena tidak ada
proses transisi dan pendampingan dari Tim JARDIKNAS (DAPODIK) Biro PKLN ke Tim
Pustekom yang memadai, akhirnya berdampak sistem layanan akses JARDIKNAS
terganggu beberapa hari setelah proses pengalihan karena hal teknis sederhana yang tidak
bisa diselesaikan oleh Tim Pustekkom.

Tim DAPODIK Biro PKLN bersedia akan berbagi pengalaman dengan Tim PDSP selama
proses pendampingan pengalihan operasional teknis hingga Tim PDSP telah dinilai siap
secara teknis oleh Tim DAPODIK Biro PKLN untuk mengelola sistem DAPODIK secara
mandiri.

Kepala PDSP setuju menyepakati membentuk Tim Gugus Tugas Teknis bersama yang
melibatkan kedua tim untuk koordinasi dan sinergi melaksanakan proses transisi teknis
pengelolaan DAPODIK. Tim Gugus Tugas dimaksud tidak pernah terwujud karena tidak
kunjung dibentuk oleh PDSP.

31. Februari s.d Maret 2011


Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdiknas bekerjasama dengan Tim
DAPODIK Biro PKLN untuk menyediakan sistem transaksi Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
Online dari 29.000 sekolah se Indonesia.
32. Februari – Maret 2011
Tim DAPODIK Biro PKLN bekerjasama dengan Tim BidikMisi Dikti dalam proses
interkoneksi sistem untuk mendukung program BIDIKMISI Dikti Kemdiknas.
33. Agustus 2011
Tim Call Center DAPODIK Biro PKLN yang ditugaskan di PDSP diberhentikan secara
sepihak oleh PDSP tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan Biro PKLN.
34. September 2011
PDSP mengumumkan akan membangun sistem baru pengganti DAPODIK.org dan tidak
bertanggungjawab lagi terhadap pelayanan pada DAPODIK.org yang dikelola oleh Tim
DAPODIK Biro PKLN.
35. Desember 2011
Tim DAPODIK Biro PKLN menghormati keputusan dan kebijakan PDSP. Agar tidak terjadi
dualisme sistem DAPODIK dan karena program EDS Online PPMP yang terintegrasi dengan
DAPODIK masih berlangsung hingga 31 Desember 2011. Tim DAPODIK Biro PKLN
mengumumkan secara resmi akan menutup layanan DAPODIK per 1 Januari 2012.

Catatan:
Sejarah merupakan guru yang terbaik sebagai bagian suatu proses pembelajaran dan pengalaman
menuju perbaikan dan penyempurnaan yang tiada henti. Banyak pelajaran berharga selama
Layanan DAPODIK Biro PKLN beroperasional periode 2006 s.d 2011. Di kesempatan lain, kami
akan tuliskan pelajaran-pelajaran yang dimaksud di edisi catatan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai