Anda di halaman 1dari 7

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No.

2, Juli 2018

KAWASAN INDUSTRI RUNGKUT TAHUN 1965-1980

DEVITA ANITA PUTRI


Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Suarabaya
Email: Devita.p12@yahoo.com

Nasution
S-1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Surabaya termasuk kota yang besar kedua setelah Jakarta dan juga dikenal sebagai salah satu kota industri.
Perkembangan industri di Surabaya tidak lepas dari peran pemerintah R. Soekotjo dan HR. Soeparno sebagai Walikota
Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya telah mengambil inisiatif dalam menetapkan suatu lokasi khusus industri yaitu di
kawasan Rungkut, yang kini dengan nama PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT.SIER). Di kawasan Rungkut
Industri terdapat banyak perusahan yaitu Tekstil, Aluminium, dan lain-lain. Berdirinya PT. SIER di Kawasan Industri
Rungkut Surabaya dapat memberikan daya tarik bagi masyarakat sekitar yang dulunya mereka hanya bercocok tanam
sekarang ingin menjadi tenaga Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga masyarakat yang berasal dari luar daerah ingin
melamar pekerjaan menjadi buruh tenaga kerja dan perusahaan yang ingin menyewa lahan untuk kegiatan industri.
Rumusan masalah yang digunakan adalah (1) Bagaimana latar belakang dipilihnya rungkut sebagai kawasan
industri di Surabaya? (2) Bagaimana perkembangan kawasan industri Rungkut tahun 1965-1980 ?. Tujuan Penelitian
adalah untuk mengetahui latar belakang dipilihnya rungkut sebagai kawasan industri di Surabaya dan Untuk
mengetahui perkembangan kawasan industri Rungkut tahun 1965-1980.
Metode yang digunakan adalah penelitian sejarah, seperti heuristik dengan kumpulan sumber tentang pemerintah
kota Surabaya yaitu Brigjen R. Soekotjo yang diperoleh melalui wawancara dan penulusuran dokumen. Kritik yang
dilakukan untuk memverifikasi sumber yang di dapat dengan cara memperoleh data dan fakta yang sesuai dan dapat
diinterprestasikan sesuai dengan tema penelitian.
Kata Kunci: Surabaya, Urbanisasi, PT. SIER

ABSTRACT
Surabaya is the second largest city after Jakarta and is also known as one of the industrial cities. The
development of industry in Surabaya can not be separated from the role of government R. Soekotjo and HR. Soeparno
as Mayor of Surabaya. Surabaya City Government has taken the initiative in establishing a special industrial location
that is in the area Rungkut, now with the name of PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT.SIER). In Rungkut
Industrial area there are many companies that are Textile, Aluminum, and others. Establishment of PT. SIER in
Rungkut Surabaya Industrial Area can provide attraction for the surrounding community who used to just grow crops
now want to become human resources (HR), so that people from outside the region want to apply for jobs into laborers
and companies who want to rent land for industrial activities.

The formulation of the problem used is: (1) Why Rungkut area is selected to become an industrial area; (2)
how is the development of a five year development plan for the industrial estate? The purpose of this study is to explain
the Soekotjo government in realizing the industry in the city of Surabaya for the better, and explain how the community
response to the five year development plan proclaimed by the Surabaya city government.
The method used is historical research, such as heuristic with a collection of sources about the city
government of Surabaya, namely Brigjen R. Soekotjo obtained through interviews and tracking documents. Criticisms
are carried out to verify accessible sources by appropriate data and facts and can be interpreted according to the
research theme.
Keywords: Surabaya, Urbanization, PT. SIER

68
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

kondisi sebagai dampaknya juga dialami di wilayah


PENDAHULUAN Surabaya. Surabaya Timur maupun Selatan dari yang
semula daerah agraris menjadi daerah industri. Salah satu
Salah satu unsur penting yang mempengarui wilayah di Surabaya yang menjadi objek pembangunan
pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota adalah pemerintah adalah Kecamatan Rungkut. Wilayah rungkut
kegiatan ekonomi. Tujuan pokok dari pembangunan dipilih karena pada saat itu masih tergolong desa dan
ekonomi yaitu meningkatkan produksi, mencapai hanya terdapat beberapa kelurahan karena kondisi
pertumbuhan lapangan kerja yang yang terkait dengan wilayahnya yang mayoritas masih sawah. Berdasarkan
sistem pendidikan yang sesuai, mengontrol pertumbuhan latar belakang tersebut saya bertujuan menulis skripsi
dan penyebaran penduduk lewat keluarga berencana yang berjudul “Kawasan Industri Rungkut Tahun 1965-
(KB) dan transmigrasi secara mendasar dapat mengubah 1980”.
struktur ekonomi Indonesia dengan cara meningkatkan
pembagian hasil-hasil non pertanian, menciptakan Sumber yang saya dapat berisi buku-buku serta
perindustrian sebagai tulang punggung ekonomi dan beberapa artikel dari koran, jurnal dan internet. Isi dari
mengekspor terutama produk-produk jadi dan setengah buku pertama dengan judul „Surabaya Dalam Lintasan
jadi1. Pembangunan‟ membahas tentang rencana pembangunan
yang akan dibentuk oleh pemerintah kota Surabaya
Masuknya industrialisasi di Surabaya tidak
hanya mempengarui bidang ekonomi, tetapi juga sosial berdasarkan kesepakatan yang sudah ada. Khususnya
masyarakat. Untuk menunjang Surabaya sebagai kota kota Surabaya sebagai kota industri, perdagangan,
industri, berbagai saranapun dibangun oleh pemerintahan. kemaritiman dan pendidikan. Dengan adanya kota
Industrialisasi di kota timbul setelah berlalunya masa Surabaya sebagai kota Pahlawan adapun penangan
kota hanya sebagai perdangangan. Kota tidak hanya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hidup
terjadi pertukaran dan aliran barang, tetapi telah masyarakat dengan melengkapi perumahan (wisma),
berkembang lebih jauh lagi yaitu tumbuhnya pabrik-
karya (lapangan pekerjaan), marga (prasarana),
pabrik dan usaha-usaha manufaktur. Hal itu distimulir
pula oleh adanya penemuan mesin teknologi dan adanya pendidikan, dan hiburan. Pemerintah telah berupaya
konsentrasi penduduk yang besar sebagai calon tenaga merealisasi pelaksaan pembangunan di Kotamadya
kerja atau calon konsumen. Disamping itu kota Daerah Tingkat II Surabaya , rencana-rencana yang telah
ditemukan kondisi-kondisi lain yang amat diperlukan disepakati tertuang dalam Master Plan Surabaya.
oleh industri seperti tersedianya prasarana modal (bank), Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada
fasilitas sosial (air, listrik, telepon), jaminan perlindungan Pemerintahan Kawasan Industri Rungkut pada tahun
(asuransi, polisi), jalan raya kereta api, dan lain
1965-1980, karena pada tahun 1965 terjadi pergantian
sebagainya2.
Periode ini pada dasarnya merupakan masa uji masa jabatan pemerintahan dan penetapan Gemeente kota
coba dalam merancang dan menerapkan banyak program Surabaya. Guna untuk merencanakan pembangunan
pembangunan desa. Hal tersebut juga merupakan upaya industri dan merealisasikan peraturan pemerintah
menindak lanjuti program pemerintahan presiden mengenai perusahaan Perseroan yang telah dicanangkan.
Soeharto yang dikenal dengan nama Rencana Dari latar belakang yang sudah di bahas, maka
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Usaha penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Pemerintah kota Surabaya untuk mewujudkan
pembangunan yang berimbang di sektor ekonomi, 1. Bagaimana latar belakang dipilihnya rungkut
didukung oleh Pemerintah Pusat yang menyususun sebagai kawasan industri di Surabaya?
undang-undang Nomor 12 tahun 1969 dan dimuat dalam 2. Bagaimana perkembangan kawasan industri
lembaran negara RI tahun 1969 tentang perseroan3. Rungkut tahun 1965-1980 ?
Sebagai bentuk reaksi atas peraturan yang dikeluarkan
melalui lembaran negara tersebut, Pemerintah mulai METODE
berupaya untuk mewujudkannya sesuai dengan apa yang Untuk mengungkapkan dan mendapatkan
sudah direncanakan. gambaran permasalahan yang akan diteliti, peneliti
Melalui penerapan program REPELITA yang menggunakan metode penelitian sejarah. Metode
terjadi di berbagai wilayah Indonesia, maka pergeseran penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan
mengalisis secara kritik rekaman dan peninggalan masa
1
Frans Husken. 1997. Indonesia Dibawah Orde lampau. Metode penulisan sejarah berpedoman pada
Baru. Hlm 4 metodologi penelitian sejarah yang terdiri dari empat
2 langkah yang meliputi Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan
Arsip Kota Surabaya Box 1836, Nomor
Historiografi.
Definitif 46297. Merupakan Gambaran Umum dari
Langkah awal yang dilakukan dalam metode
Definsi Kota
3 penelitian ini yaitu penelitian sumber (Heuristik).
Dukut Imam Widodo. 2002 Soerabaia Tempo
Heuristik merupakan proses mencari dan menemukan
Doeloe Jilod 2 (Surabaya : Dinas Pariwisata Kota
sumber-sumber sejarah sesuai dengan topik yang diteliti.
Surabaya, 2002). hlm 405.

69
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

Pada tahap ini, penulis mencari dan mengumpulkan yang berlangsung. Sehingga pembangunan kawasan
sumber sesuai judul penelitian yaitu “Kawasan Industri industri di suatu wilayah diperlukan, berikut merupakan
Rungkut Tahun 1965-1980”. hal penting dalam pembangunan industi:
Sumber primer menjadi acuan pertama dalam 1. Mempercepat pertumbuhan industri
penelitian ini yang ditelusuri adalah di Perpustakaan 2. Memberikan kemudahan tehadap kegiatan
Nasional Jakarta berupa koran, serta majalah yang industri
memuat artikel kawasan Rungkut. sebanyak-banyaknya 3. Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di
dan sesuai dengan topik yang akan diteliti. Dalam kawasan industri
langkah awal ini, penulis mengumpulkan sumber dalam 4. Meningkatkan upaya pembangunan industri
baik sumber primer maupun sekunder yang terkait yang berwawasan lingkungan
dengan Kawasan Industri Rungkut tahun 1965-1980. Walikota Surabaya mengeluarkan Surat
Langkah kedua adalah kritik. Kritik merupakan keputusan Walikota No. 6907/16 tanggal 23 Agustus
tahap pengujian terhadap sumber-sumber yang telah 1968 sesuai dengan Rencana Induk atau Master Plan
ditemukan, bertujuan untuk menyeleksi data menjadi Kotamadya Surabaya guna mengatasi pertumbuhan
fakta. Pada tahapan kritik ini terdapat dua kritik, yakni penduduk yang terus menerus meningkat setiap
kritik intern dan ektern.Pada tahapan kritik intern peneliti tahunnya, maka surat keputusan tersebut menyatakan
melakukan pengujian terhadap isi kandungan yang untuk mengatasi pertumbuhan penduduk perlu ada
terdapat ari sumber itu sendiri. Sedangkan kritik ekstern, rencana dalam penyebaran penduduk ke daerah-
peneliti melakukan pengujia teradap asli, otentik, daerah dari lima kecamatan baru serta usaha-usaha
turunan, atau palsu atau tidaknya sumber tersebut. pembangunan yang lebih kearah keseimbangan.
Tahapan ketiga yaitu interpretasi atau Lima kecamatan baru tersebut dijadikan Master
penafsiran. Pada tahapan ini penulis melakukan analisis Plan. Kecamatan Tandes dijadikan sebagai kawasan
terhadap fakta-fakta yang di temukan diberbagai sumber, industri baru bersamaan dengan kecamatan Rungkut.
baik sumber primer maupun sekunder. Penulis mencari Sedangkan kecamatan Wonocolo sebagai daerah
hubungan antara fakta yang ada pada pokok permukiman dan kecamatan Sukolilo akan dijadikan
permasalahan yang ditulis untuk kemudian sebagai kawasan rekreasi, kampus serta daerah
ditafsirkan.Penafsiran ini dilakukan setelah penulis kecamatan lainnya yaitu Karang Pilang menjadi
membaca dan menganalisis.Kemudian penulis melakukan intensifikasi dan extensifikasi bidang pertanian,
analisis dari penafsirannya berdasarkan pokok peternakan dan lain sebagainya. Berdasarkan surat
pembahasan. keputusan Walikotamadya Surabaya No. 667/K
Tahapan keempat yaitu Historiografi merupakan tanggal 9 Oktober 1968, daerah administratif
penyajian hasil laporan penelitian dalam bentuk tulisan Kotamadya Surabaya diperluas menjadi 16
dengan penulisan sejarah yang benar. Tahap ini kecamatan dan 38 lingkungan, yang berfungsi untuk
merupakan akhir dalam teknik penulisan tentang menjalankan roda pemerintahan yang efisien. Dalam
“Kawasan Industri Rungkut tahun 1965-1980. melaksanakan tugas dan wewenang pemerintah,
Kotamadya Surabaya dibagi menjadi 3 wilayah
HASIL DAN PEMBAHASAN administratif yang masing-masing dipimpin oleh
A. KAWASAN INDUSTRI SURABAYA seorang pejabat yang berkedudukan sebagai
Pembantu Walikota. Kawasan industri digunakan
Surabaya merupakan kota utama yang berkembang di
untuk menampung perusahaan-perusahaan yang
bidang industri. Setelah kemerdekaan Indonesia kota
memerlukan tempat bagi perluasaan usahanya,
Surabaya dengan cepat mengalami pertumbuhan kembali
karena pada waktu itu lahan industri yang digunakan
dengan berbagai jenis industri seperti industri kecil dan
oleh perusahaan tidak sesuai dengan tata kota.
industri besar. Pada umumnya industri-industri di kota
Sehingga pemerintah memberikan wadah dan tempat
Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya, industri yang
yang lebih baik untuk industri agar lebih
berkembang pesat adalah industri material dan jasa-jasa
berkembang dan lebih maju dalam sektor industri.
misalnya industri pariwisata.
Perusahaan kawasan industri mempunyai peran
Kebijakan pemerintah di bidang industri dalam hal
penting dalam melakukan persiapan-persiapan
pengaturan penggunaan lahan untuk kawasan industri
penyediaan tanah, perencanaan, penyusunan rencana
perlu dilakukan untuk mendorong terjadinya pemanfaatan
tapak tanah di kawasan industri dan usaha
ruang yang lebih efisien dan efektif. Sehingga lahan yang
pembangunan, perijinan, pengadaan, dan
dialokasikan tersebut benar-benar dapat berkontribusi
pemasangan peralatan yang diperlukan. Perluasan
(bernilai) terhadap pengembangan wilayah.
pengembangan kawasan industri dalam perusahaan
Persiapan kawasan industri pada umumunya
dapat memperluas kawasannya dengan cara
diharapkan dapat mempermudah pembangunan dan
mengajukan permohonan ijin perluasaan kawasan
pengendalian industri, pihak industri mengharapkan
industri. Sehingga perluasan kawasan industri harus
dapat memperkecil pengeluaran investasi maupun
mempertimbangkan rencana tata ruang wilayah yang
operasinya. Adanya penggolongan industri di suatu
telah ditetapkan oleh pemerintah Daerah Surabaya.
kawasan diharapkan dapat mempermudah upaya
Pada umumnya industri-industri di kota
pengelolahannya dan pengendalian dampak
Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya, industri yang
pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas industri

70
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

berkembang pesat adalah industri material dan jasa-jasa mengembalikan citra Surabaya sebagai kota industri,
misalnya industri pariwisata. dagang, maritim dan pendidikan. Penelitian yang sudah
Kebijakan pemerintah di bidang industri dalam dilakukan secara intensif terhadap 14 alternatif lokasi
hal pengaturan penggunaan lahan untuk kawasan yang sudah diusulkan oleh pemerintah dalam
industri perlu dilakukan untuk mendorong terjadinya pembangunan Industrial Estate Surabaya hanya terpilih
pemanfaatan ruang yang lebih efisien dan efektif. empat lokasi yang dianggap fleksibel untuk didirikannya
Sehingga lahan yang dialokasikan tersebut benar-benar Industrial Estate yaitu:
dapat berkontribusi (bernilai) terhadap pengembangan 1. Daerah Simo (Asem Rowo)
wilayah. Selain itu juga mengingat sifat ketersediaan 2. Daerah Gayungan
lahan yang terbatas. Kawasan industri diupayakan 3. Daerah Waru
hanya berlokasi pada kawasan-kawasan tertentu saja 4. Daerah Rungkut
dengan ditunjang keberadaan manajemen penggunaan Empat daerah tersebut dipilih karena sudah
lahan industri. Kawasan industri merupakan kawasan sesuai dengan beberapa kriteria yang ditentukan,
yang sebagai tempat pemusatan kegiatan industri dan sehingga alternatif dari empat daerah tersebut pada
pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan akhirnya jatuh ke daerah Rungkut. Daerah Rungkut
sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh terpilih karena daerah Gayungan dan daerah Simo
Perusahaan kawasan industri yang telah memiliki ijin terbatas dalam hal perluasan, sedangkan dari segi
usaha dalam kawasan industri. Beberapa lokasi yang hydrology daerah waru masih kesulitan dalam hal
ditujukan dalam memilih kawasan industri yaitu: pengadaan airnya, daerah Rungkut susah dikeringkan
1. Adanya lahan yang sudah dilengkapi dengan sedangkan menurut geologi struktur dan kekuatan tanah
sarana dan prasarana dengan kapling tanah Rungkut merupakan daerah terbaik untuk kota Surabaya.
minimal Daerah Rungkut pada saat itu masih jarang penduduknya,
2. Adanya suatu badan manajemen pengelola yang terletak dipinggiran kota dan dekat dengan jalur utama
telah memiliki ijin usaha kawasan industri keluar kota.
3. Pada umumnya banyak diisi oleh industri Didirikannya kawasan industri di Rungkut
manufaktur banyak mengalami perubahan yang terjadi, seperti:
Persiapan kawasan industri pada umumunya 1. Berubahnya tanah pertanian (sawah) menjadi
diharapkan dapat mempermudah pembangunan pabrik
dan pengendalian industri, pihak industri 2. Tempat tinggal penduduk dipindahkan ke
mengharapkan dapat memperkecil pengeluaran tempat yang lebih jauh dari tepian jalan
investasi maupun operasinya. Adanya 3. Perpindahan mata pencaharian dari sektor
penggolongan industri di suatu kawasan pertanian menjadi sektor industri
diharapkan dapat mempermudah upaya 4. Tempat tinggal sebagian penduduk
pengelolahannya dan pengendalian dampak disewakan untuk para pendatang baru dari
pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas desa yang bekerja pada daerah industri
industri yang berlangsung. tersebut.
Perluasan wilayah Rungkut dipengaruhi oleh adanya
B. RUNGKUT SEBAGAI WILAYAH industrialisasi serta juga adanya urbanisasi. Melalui
INDUSTRI program REPELITA (Rencana Pembangun Lima Tahun)
oleh Pemerintah yang terjadi di berbagai wilayah
Kawasan industri di Surabaya yang cukup Indonesia, maka pergeseran kondisi di wilayah Surabaya
terkenal salah satunya adalah kawasan industri SIER. Timur maupun Selatan dari yang semula daerah agraris
Kawasan industri SIER memiliki pengaruh yang menjadi daerah industri. Hal ini merupakan bentuk
besar terhadap kegiatan perekonomian di Kota realisasi pemerintah untuk mengatasi tekanan penduduk
Surabaya penentu lokasi merupakan kualitas suatu yang terus meningkat. Pengembangan wilayah industri
wilayah yang terkait dengan daya tarik wilayah secara bertahap akan ditingkatkan oleh pemerintah.
tersebut terhadap keputusan investasi dari calon Program ini dilakukan sebagai bentuk implementasi
investor yang sudah ada. Banyak faktor yang pemerintah dalam rangka mewujudkan Repelita II, selain
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk program ini mengacu pada bidang perindustrian dan
menentukan dimanakah seharusnya lokasi industri irigasi, usaha ke arah intensifikasi akan diteruskan dan
yang tepat. Kegiatan yang produktif akan memilih ditingkatkan.
lokasi yang dapat memperoleh input secara efisien.
Input tersebut tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga
C. HUBUNGAN REPELITA TERHADAP
berbentuk jasa, seperti jasa prasarana dan sarana,
institusi pendukung, maupun kualitas sumber daya KAWASAN INDUSTRI DI
manusia. SURABAYA
Surabaya merupakan satu-satunya kota yang
dikenal sebagai kota industri, dagang, dan maritim. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun pada
Kondisi yang tidak memungkin tersebut, tidak masa pemerintahan walikota Brigjen R. Soekotjo
memutuskan harapan pemerintah kota Surabaya karena
disertai juga dengan dukungan dari warganya untuk

71
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

menetapkan strategi yang dipertegas dengan sasaran-sasaran kota Surabaya dinilai prospek untuk perindustrian dan
dan titik berat : wilayah agraris harus dikurangi. Berpedoman pada
1. Repelita menitik beratkan pada pembangunan di bidang peraturan pemerintahan tahun 1969 mengenai Perusahaan
pertanian sesuai dengan tujuan pemerintah untuk mengejar Perseroan R. Soekotjo ingin merealisasikan Surabaya
keterbelakangan ekonomi dan melalui proses sebagai kota Industri. PT. SIER mulai didirikan pada
pembaharuan bidang pertanian, karena tanggal 30 April tahun 1974 di kawasan rungkut industri
mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari Surabaya. Hal tersebut diperkuat dengan adanya surat
hasil pertanian. Sehingga tujuan Repelita I dapat permohonan fasilitas PMDN dari PT (Persero) Surabaya
memberikan Pangan, Sandang, perbaikan Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) pada tanggal 30
prasarana, perumahan rakyat, perluasan April 1974 No: 010/DU/1974 yang disampaikan melalui
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Selain BKPM daerah Jawa Timur. Isi dari pernyataan tersebut
itu tujuan repelita juga ingin meningkatkan taraf adalah tentang rencana penanaman modal dan rencana
hidup masyarakat dan sekaligus meletakkan penggunaan atas tanah seluas ±245 HA di daerah kutisari
dasar-dasar terhadap pembangunan. dan Rungkut dalam wilayah kotamadya Surabaya.
2. Repelita juga menitik beratkan pada sektor Pada awal pembangunannya memasuki tahun
pertanian dengan upaya meningkatkan industri 1975, kawasan Industrial Estate telah terdapat berbagai
yang telah mengolah bahan mentah menjadi kegiatan usaha beruapa pendirian pabrik-pabrik baru
bahan baku. Repelita meletakkan landasan yang seperti pabrik gelas, pabrik kosmetik, pabrik tekstil, dan
kuat terhadap kebutuhan pangan, lain sebagainya. Sehingga proyek ini kira-kira
sandang,perumahan, sarana dan prasarana, membutuhkan tanah industri antara 0,5 sampai 2ha² dan
mensejahterakan rakyat dan memperluas beberapa diantaranya dari 1-5ha², untuk masa mendatang
kesempatan kerja. diperkirakan kebutuhan tanah industri di Surabaya untuk
Selain dengan adanya aturan Repelita, fokus industri sedang dan industri kecil kira-kira mencapai
utama pemerintahan Surabaya adalah mengembangkan 200ha². Waktu 3-5 tahun mendatang kira-kira terdapat 80
wilayah desa menjadi Industri. Hal tersebut didasari ha² tanah industri yang diperlukan.
dengan perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan Realisasi proyek landasan yang telah
hampir 80% wilayah Indonesia merupakan daerah direncanakan oleh Pemerintah Kota dibantu oleh
pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja Pemerintah Daerah setempat dalam mendirikan Kawasan
di sektor pertanian. Harapan pemerintah adalah jangan Industri di Rungkut, pendirian kawasan ini merupakan
sampai pengembangan industri di Surabaya dapat bentuk reaksi pemerintah kota Surabaya terhadap situasi
mematikan sektor ekonomi lainnya yaitu agraris. kota Surabaya pada saat itu sudah tidak memungkinkan
Sehingga perlu strategi tepat agar rencana dapat terwujud lagi untuk dijadikann wilayah agraris. Program yang
dan tidak merugikan pihak lainnya. telah direncanakan oleh Pemerintah Kota saat itu adalah
Pemerintah daerah dan masyarakat mengelola mengubah kota Surabaya dari wilayah agraris menjadi
sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu wilayah industri.
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor Pengaruh lingkungan terhadap kependudukan
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan tidak lepas dari masalah urbanisasi yang disebabkan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi oleh daya tarik industri di Rungkut itu sendiri.
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Upaya Urbanisasi berjalan berdampingan dengan
pembangunan lima tahun agar dapat meningkatkan industrialisasi, sehingga muncul tiga fenomena secara
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah, bersamaan yaitu ekspansi penduduk, pertumbuhan kota
untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan dan perubahan industri. Ekspansi penduduk lebih di
masyarakat harus secara bersama-sama mengambil titik beratkan pada perkembangan penduduk dari tahun
inisiatif pembangunan daerah dan meningkatkan laju ke tahun. Pertumbuhan kota terjadi akibat dampak dari
pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan berkembangnya elemen penduduk di kota tersebut dan
peningkatan pendapatan. Bidang ekonomi yang menjadi perubahan industri merupakan upaya program yang
titik berat dalam pembangunan jangka panjang dicanangkan oleh pemerintah menurut peraturan
diharapkan dapat menyajikan perubahan-perubahan pemerintah sekaligus memunculkan kondisi ekonomi
dalam usaha meningkatkan ketahanan ekonomi regional. baru dan yang semula ekonomi agraris menjadi
Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan ekonomi industri.
panjang di bidang teknologi yang mendorong berbagai Berdirinya PT. SIER di Kawasan Industri Rungkut
perubahan dalam masyarakat. Surabaya menimbulkan daya tarik bagi masyarakat
sekitar yang ingin bekerja di salah satu perusahaan
D. BERDIRINYA PT. SIER sekitar kawasan PT.SIER, masyarakat yang berasal dari
luar daerah yang melamar pekerjaan menjadi buruh
Perkembangan Industrialisasi di Surabaya tidak tenaga kerja serta perusahaan yang ingin menyewa lahan
lepas dari kepemimpinan Walikotamadya Surabaya yaitu untuk kegiatan industri. Lokasi kawasan industri PT.
Brigjend R Soekotjo, beliau pada saat itu menjabat SIER juga menimbulkan perumahan disekitar area
sebagai Walikotamadya Surabaya. Brigjen R Soekotjo industri yang di dominasi oleh para pekerja (buruh)
menginginkan kota Surabaya sebagai kota industri karena industri tersebut. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan
para pekerja masing-masing. Jarak untuk mencapai

72
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

lokasi industri juga menjadi pertimbangan buruh dalam


menentukan posisi hunian tempat tinggalnya. Jika DAFTAR PUSTAKA
lokasi huniannya cukup jauh untuk mencapai lokasi
ARSIP
industri akan muncul kemacetan pada jam-jam
Surabaya Dalam Angka1976. Badan Pusat Statistik
masuk kerja maupun pulang kerja. Jam kerja yang
Kotamadya Surabaya. 1976
tinggi maka akan mempengaruhi biaya yang
Surabaya Dalam Angka1979. Badan Pusat Statistik
dikeluarkan para pekerja untuk mencapai lokasi
Kotamadya Surabaya. 1979
industri
Surabaya Dalam Angka1980. Badan Pusat Statistik
Kotamadya Surabaya. 1980
PENUTUP
KORAN
A. Kesimpulan
Surabaya Post. HarapanBesarPertumbuhanIndustri. 8
Masuknya industri di Surabaya memberikan pengaruh Januari 1980.
yang sangat besar pada sektor ekonomi baik secara Surabaya Post.Nasip Masyarakat Sekitar Kawasan
nasional pada umumnya dan lokal pada khusunya. Kota indusriRungkut. 15 Januari 1980.
Surabaya merupakan satu dari sekian banyak kota-kota di Surabaya Post. Izinkawasan
Indonesia yang mempunyai fungsi sebagai pusat modal,
IndustriDilakukanDeanganhati-hati. 7 Maret
keahlian, fasilitas, niaga, transportasi, pendidikan, dan
industri. Hal tersebut mendorong sebagian masyarakat 1980.
dari daerah-daerah di luar kota Surabaya untuk datang ke Prisma. MasalahPengembnagan Industrial Estate. 17
Surabaya dengan harapan bisa menjadi pekerja. Sehingga Maret 1974.
mengakibatkan meningkatnya kepadatan penduduk Surabaya Post. Upaya Pemerintah Kota Surabaya. 20
Surabaya dan bertumbuhnya pemukiman-pemukiman April 1974.
yang menyebabkan sempitnya tata ruang kota, maka di Surabaya Post. Lapangan Pekerjaan Untuk Masyarakat
perlukan perluasan wilayah di kota Surabaya. Daerah. 13 Januari 1968.
Perkembangan industri di kota Surabaya tidak lepas Surabaya Post. Proyek Pembangunan SIER di Kawasan
dari peran Soekotjo sebagai Walikota Surabaya. Berbagai Industri Rungkut. 8 januari 1980.
kebijakan yang dibuat Soekotjo terhadap sektor industri Surabaya Post. Angkatan Kerja Memiliki 33,5 Juta. 8
memberi dampak yang sangat besar diantaranya Januari 1967.
munculnya kawasan industri, banyak pendatang yang Surabaya Post. Pertumbuhan di JawaTimurCukupBaik.
masuk ke kota Surabaya sebagai buruh pabrik. 11 Januari 1974.
Pembangunan kawasan industri berpengaruh terhadap Surabaya Post. Perusahan Mengutamakan
pertumbuhan sosial ekonomi Surabaya. Pertumbuhan Perekonomian. 14 Juni 1979.
tersebut memunculkan dampak yaitu kepadatan Surabaya Post. Solidaritas Pengusaha dan Buruh. 4
penduduk, adanya rumah-rumah sewa untuk buruh pabrik Januari 1978
dan perubahan lahan dari yang diperuntukkan untuk Surabaya Post. 300 Ha Penguasa Tanah Terbesar Oleh
pertanian menjadi pusat industri. Meningkatnya Real Estate. 7 januari 1980.
pertumbuhan penduduk yang secara dinamis dan terus Surabaya Post. Lirikan Real Estate Mengubah Daerah
meningkat telah mendorong meningkatnya kebutuhan ‘’Asing’’ Menjadi Kota Baru. 29 Desember 1978.
penggunaan lahan untuk berbagai kepentingan, baik
kepentingan permukiman dan perumahan maupun
kepentingan fasilitas-fasilitas sosial ekonomi atau BUKU
kepentingan industri. Harry Waluyo.1980. Pola Hubungan Ketenagaan Pada
Masyarakat Kota Tentang Kasus Rumah Susun.
B. Saran Jakarta
Mohammad Faried. 1980. Surabaya Dalam Lintas
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh Pembangunan. Surabaya.
diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran terhadap SurabayaBagianHumasdanProtokol
masyarakat dan pemerintahan untuk mengembangan Ir. Handinoto. 1870-1940. Perkembangan Kota
dunia industri di Indonesia sebaiknya negara Indonesia danArsitekturKolonialBelanda Di Surabaya.
harus melaksanakan program khusus agar dapat Yogyakarta
menambah penggunaan teknologi yang lebih efisien, Howardick. 2003. Surabaya City Of Work, A socio
Pemerintah juga harus memikirkan alternatif dalam Economic History 1900-2000.
mengembangkan industri. Saran ini semoga berguna Arryanto. S. 2004. Penyusunan Rencanadan
untuk penulis dan peneliti lainnya yang ingin membahas Pengembnagan Kawasan Industri. Jakarta.
tentang kawasan industri rungkut yang perlu ditindak H. W. Arndt. 1980. Pembangunan Dan Pemerataan.
lanjuti adalah , dapat menggunakan sumber penelitian Jakarta.
lainnya di kota yang sama sebagai pembandingnya. Affifudin. 2009. Konsep Pembangunan Industri.
Selain itu, dapat ditambah dengan sumber –sumber
pendukung lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

73
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018

Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mustopadidjaja. 1990. Teori


& Stategi Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Haji
Masagung

INTERNET
lokasi-industri-di-kompleks-sier
surabaya_55102f3e813311d438bc628a. Diakses
pada 23 Desember 2017
https://www.kompasiana.com/a.ditafebriyanti/implikasi-
teori-lokasi-terhadap-penentuan. Diakses pada 23
Februari 2018
https://www.scribd.com/doc/88373656/Implikasi-Teori-
Lokasi-Terhadap-Penentuan-Lokasi-Industri-di-
Kompleks-Surabaya-Industrial-Estate. Diakses
pada 27 Desember 2017
http://alfiindah.blogspot.co.id/2013/01/korelasi-
fenomena-urbanisasi-penduduk.html. Diakses
pada 12 Maret 2018
https://www.scribd.com/document/355159108/repelita-1-
2-3-4-5-6-7. Diunduh pada 4 Desember 2017
https://candygloria.wordpress.com/2011/04/06/pembangu
nan-ekonomi-daerah/. Diakses pada 15
September 201 7
http://supartobrata.com/?p=323. Diunduh Pada 25
November 2017
https://atpw.files.wordpress.com/2013/03/kebijakan-
pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-
timur1.pdf. Diakses pada 25 Mei 2018
https://www.kompasiana.com/a.ditafebriyanti/implikasi-
teori-lokasi-terhadap-penentuan-lokasi-industri-di-
kompleks-sier-
surabaya_55102f3e813311d438bc628a. Diakses
pada 29 Mei 2018.

74

Anda mungkin juga menyukai