Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

DINAS KESEHATAN,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
Jln. Bathin Tikal Simpang Rimba Telp. 08117172510 Kode Pos 33177

KUESIONER SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

NO :

Tanggal Survei : Jam Survei : 08.00-12.00 WIB

13.00-17.00 WIB

I. PROFIL RESPONDEN

Jenis Kelamin : L P Usia :……………Tahun

Pendidikan : SD SMP SMA S1 S2 S3

Pekerjaan : PNS TNI POLRI WIRASAWASTA

Lainnnya………………………………Sebutkan

Jenis Layanan yang diterima :……………………………………………………..(Jenis Poli)

II. PENDAPAT RESPONDEN TENTANG PELAYANAN


(Lingkari Kode Huruf Sesuai Jawaban Masyarakat/Responden)

1. Bagaimana pendapat saudara tentang kesesuaian persyaratan P*)


pelayan dengan jenis pelayanan
a. Tidak sesuai 1
b. Kurang sesuai 2
c. Sesuai 3
d. Sangat sesuai 4
2. Bagaimana pemahaman saudara tentang kemudahan P*)
prosedur pelayanan di unit ini
a. Tidak mudah 1
b. Kurang mudah 2
c. Mudah 3
d. Sangat mudah 4
3. Bagaimana pendapat saudara tentang kecepatan waktu dalam P*)
memberikan pelayanan
a. Tidak cepat 1
b. Kurang cepat 2
c. Cepat 3
d. Sangat cepat 4
4. Bagaimana pendapat saudara tentang kewajaran biaya/tariff P*)
dalam pelayanan
a. Sangat mahal 1
b. Cukup mahal 2
c. Murah 3
d. gratis 4
5 Bagaimana pendapat saudara tentang kesesuaian standar P*)
pelayanan dengan hasil yang diberikan
a. Tidak sesuai 1
b. Kurang sesuai 2
c. Sesuai 3
d. Sangat sesuai 4
6. Bagaimana pendapat saudara tentang kompetensi P*)
kemampuan petugas dalam pelayanan
a. Tidak kompeten 1
b. Kurang kompeten 2
c. Kompeten 3
d. Sangat kompeten 4
7. Bagaimana pendapat saudara prilaku petugas dalam P*)
pelayanan terkait kesopanan dan keramahan
a. Tidak sopan dan ramah 1
b. Kurang sopan dan ramah 2
c. Sopan dan ramah 3
d. Sangat sopan dan ramah 4
8. Bagaimana pendapat saudara tentang kualitas sarana dan P*)
prasana
a. Buruk 1
b. Cukup 2
c. Baik 3
d. Sangat baik 4
9. Bagaimana pendapat saudara tentang penanganan pengaduan P*)
pengguna layanan
a. Tidak ada 1
b. Ada tapi tidak berfungsi 2
c. Berfungsi kurang maksimal 3
d. Dikelola dengan baik 4
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
DINAS KESEHATAN,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
Jln. Bathin Tikal Simpang Rimba Telp. 08117172510 Kode Pos 33177

KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
Nomor : 188.4/ /MUTU/PKM-SPRMBA/2022

TENTANG
PENGUKURAN INDIKATOR NASIONAL MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA

Menimbang : a. Bahwa dengan adanya regulasi tentang upaya peningkatan mutu pelayanan,
kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien
b. Bahwa untuk menilai upaya peningkatan mutu pelayanan yang sudah dilakukan
oleh puskesmas
c. Bahwa hasil penilaian kinerja puskesmas dan kepuasan pelanggan dapat
melalui pengukuran indikator nasional mutu puskesmas
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurus a dan b
perlu ditetapkan dengan keputusan kepala UPT. Puskesmas Simpang Rimba
Mengingat : 1. Undang-undang nomor 4 tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara RI Tahun 1984 Nomor 20, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara RI Tahun 1984 Nomor 66, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5036);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Klinik Pertama, Tempat Praktek
Dokter/Dokter Gigi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien
7. Peraturan Menteri Perberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan ;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA


: KABUPATEN BANGKA SELATAN TENTANGPENGUKURAN
INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT.
PUSKESMAS SIMPANG RIMBA

PERTAMA : Membentuk tim dan pembagian tugas dalam kegiatan pengukuran indikator
nasional mutu dan keselamatan pasien di UPT. Puskesmas Simpang Rimba
yang tercantum pada lampiran surat keputusan ini

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Simpang Rimba


Pada Tanggal : 01 Oktober 2022
KEPALA UPT. PUSKESMAS SIMPANG
RIMBA

SYURATNA RINA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
NOMOR 188.4/ /MUTU/PKM-SPRMBA/2021
TENTANG PENGUKURAN INDIKATOR
NASIONAL MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN
DI UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA

PENGUKURAN INDIKATOR NASIONAL MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


DI UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA

Pelaksanaan pengukuran indikator nasional mutu harus didukung dengan adanya tim
pengukuran indikator nasional mutu dan keselamatan pasien beserta uraian tugas.

Susunan Tim Pengukuran Indikator Nasional Mutu dan Keselematan Pasien

Ketua
:
Sekretaris
:
Anggota 1.
: 2.
3.
4.
Observer 1.
: 2.
3.
4.
5.
6.
Petugas Entri Data
Ketua
:
Anggota
:
Uraian Tugas Tim Pengukuran Indikator Nasional Mutu dan Keselamata Pasien

Ketua

1. Mengkoordinir dalam pelaksanaan pengukuran indikator nasional mutu dan keselamatan


pasien
2. Melakukan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan pengukuran indikator nasional
mutu dan keselamatan pasien
3. Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengukuran indikator nasional mutu dan
keselamatan pasien
4. Melakukan evaluasi kegiatan pengukuran indikator nasional mutu dan keselamatan
pasien
5. Melaporkan hasil kegiatan pengukuran indikator nasional mutu dan keselamatan pasien
kepada kepala Puskesmas
Sekretaris
1. Menyiapkan dokumen jadwal petugas observasi yang diterima dari ketua mutu admin,
UKM dan Pelayanan Klinis
2. Menyiapkan dokumen jadwal petugas piket per unit pelayanan yang diterima dari Ketua
Mutu Pelayanan Klinis
3. Menyiapkan dokumen form check list observasi (kebersihan tangan, penggunaan APD,
identifkasi pasien) serta form survey kepuasan pasien
4. Melakukan menyiapkan dokumen rekapitulasi hasil pelaksanaan pengukuran indikator
nasional mutu dan keselamatan pasien
5. Menyiapkan dokumen pelaksanaan kegiatan pelaporan bila terjadi insiden keselamatan
pasien
6. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan rapat tim. Pengukuran indikator nasional mutu dan
apabila terjadi insiden keselamatan pasien
7. Menyiapkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengukuran indikator nasional mutu dan
keselamatan pasien untuk dilaporkan oleh Ketua Mutu kepada Kepala Puskesmas
Anggota
1. Membantu Ketua Tim dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran indikator nasional mutu
dan keselamatan pasien
2. Melakukan monitoring dalam pelaksanaan observasi kegiatan pengukuran indikator
nasional mutu dan keselamatan pasien

Observer
1. Melaksanakan kegiatan observasi kegiatan pengukuran indikator nasinal mutu dan
keselamatan pasien sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dengan menggunakan
format check list yang sudah disediakan
2. Membantu melakukan entri data hasil observasi kegiatan pengukuran indikator nasional
mutu dan keselamatan pasien
3. Mengumpulkan format hasil observasi kepada petugas entri data
Petugas Entri Data
1. Melakukan entri data kedalam aplikasi/link : https://mutufasyankes.kemenke,go,id setiap
hari
2. Melakukan rekapitulasi harian hasil observasi dengan menggunaan format yang sudah
diserahkan oleh observer
3. Membuat rekap laporan bulanan baik dari format observasi maupun dari link yang ada
Sekretaris
1. Membantu tugas ketua petugas entri data apabila diperlukan
PENGUKURAN INDIKATOR NASIONAL MUTU
DAN INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
No. Dokumen : /MUTU/PKMSMPRMB/2021
No. Revisi : 00
SOP
Tgl Terbit : 01 Oktober 2021
Halaman : 1/3

UPT. PUSKESMAS SYURATNA RINA. SKM


SIMPANG RIMBA NIP. 19831204 200604 2 007

1. Pengertian Pengukuran indikator mutu adalah suatu proses melakukan pengukuran kepatuhan kebersihan
tangan, kepatuhan menggunakan alat pelindung diri (APD), kepatuhan identifikasi pasien,
keberhasilan pengobatan TB, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standa dan
kepuasan pasien di puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam pelaksanaan pengukuran indikator nasional mutu
3. Kebijakan SK Kepala UPT. Puskesmas Simpang Rimba

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberculosis
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
5. Alat dan Jadwal Piket Nakes
Bahan Jadwal Piket Observer
Rekapitulasi Kunjungan Rawat Jalan
Komputer
Pena dan Pensil
Handrubs, Hand Wash, Tissue
APD (masker, sarung tangan, gown, penutup kepala, sepatu tertutup)
Kohort ibu
Register Persalinan
Tb 01 dan 05
6. Langkah- 1. Ketua mutu menetapkan petugas yang melakukan observasi pelaksanaan pengukuran
langkah indikator nasional mutu setelah dilakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan terhadap
semua tenaga kesehatan
2. Ketua mutu admen menetapkan petugas yang melakukan penginputan data baik secara
manual maupun melalui aplikasi link : https://mutufasyankes.kemkes.go.id
3. Ketua mutu admen, membuat jadwal piket observer setiap bulan
4. Ketua mutu UKP, membuat jadwal piket nakes setiap bulan
5. Ketua mutu UKP, melakukan rekapitulasi jumlah kunjungan harian dan bulanan
6. Ketua mutu UKP membuat format cek list observasi kepatuhan kebersihan tangan,
kepatuhan penggunaan APD, kepatuhan indentifikasi pasien
7. Observer melakukan observasi ke petugas kesehatan di setiap unit pelayanan sesuai dengan
jadwal masing-masing
8. Observasi yang dilakukan oleh observer adalah kepatuhan indentifkasi pasien dengan
menggunakan format ceklist observasi yang sudah tersedia
9. Petugas entri mengisi nama petugas yang melakukan observasi pada format cek list
observasi setiap bulan
10. Petugas entri data INM (enam indikator INM), melakukan penginputan baik harian maupun
bulanan
11. Petugas entri membuat laporan baik secara manual maupun secara onlinr yang dituangkan
dalam dokumen manual
12. Rekap laporan INM, diserahkan kepada ketua mutu setiap awal bulan
13. Ketua mutu melakukan rapat tim mutu setiap bulan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pengukuran indikator nasional mutu
14. Hasil monitoring dan evalusi, di buatkan rencana tindak lsnjut perbaikan bila ditemukan
adanya permasalahan baik dalam pelaksanaan pengukuran maupun tidak tercapainya target
INM dan terjadinya insiden keselamatan pasien
7. Bagan Air -

8. Unit Terkait Poli Umum, Gigi, MTBS, KIA/KB, UGD, Laboratorium, Persalinan, Ruang Konseling
Gizi, Kesling dan Ruang TB

9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan


Historis
perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
DINAS KESEHATAN,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
Jln. Bathin Tikal Simpang Rimba Telp. 08117172510 Kode Pos 33177

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENGUKURAN INDIKATOR NASIONAL (INM) DAN
INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN (IKP)

I. PENDAHULUAN
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan dan
tenaga kesehatan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan
memberikan kepuasan bagi pasien, pelanggan dan masyarakat serta tidak terjadinya
insiden keselamatan pasien.
Puskesmas sebagai sarana pelayanan di suatu kecamatan, diwajibkan
melaksanakan suatu program mutu dan keselamatan pasien, sehingga masyarakat di
wilayah kerjanya dapat puas terhadap pelayanan yang diberikan serta tidak terjadinya
insiden keselamatan pasien.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan suatu
upayaan yang dilakukan oleh puskesmas dalam mencapai tujuan yang dimaksud.

II. Latar belakang


Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan mempunyai risiko
kesehatan baik bagi petugas kesehatan maupun kepada pasien atau pengunjung serta
masyarakat disekitarnya. Untuk melihat apakah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan bermutu atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap standar mutu
dan standar keselamatan pasien. Adanya penilaian terhadap tingkat kepatuhan petugas
kesehatan di unit pelayanan dalam upaya mencegah penularan penyakit, sering terjadinya
insiden keselamatan pasien, yang masih rendah sehingga diperlukan pengukuran
terhadapmutu pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

III. Tujuan
A. Tujuan umum :
Meningkatkan Indeks Kepuasan Pasien
B. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan
tangan, melakukan identifikasi pasien yang benar, serta kepatuhan pemakaian
APD sesuai standar pelayanan
2. Menurunkan kejadian infeksi pasca tindakan medis
3. Menurunkan angka penularan penyakit kepada pasien dan petugas
4. Tidak terjadinya insiden keselamatan pasien
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Perencanaan 1. Rapat mutu
2. Penetapan petugas observasi, petugas
penginput data INM dan IKP
3. Penetapan regulasi terkait pengukuran INM
dan IKP
2. Pelaksanaan Melakukan kegiatan pengukuran INM dan IKP
secara manual maupun online
3. Monitoring Melakukan monitoring kegiatan setiap bulan
4. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan kegiatan per 3 bulan
5. Pelaporan Hasil Kegiatan dilaporkan per 1 (satu) semester

V. Cara Melaksanakan kegiatan


1. Ketua mutu membuat jadwal petugas observer per bulan
2. Petugas observer, melakukan observasi tuhan kebersihan tangan, identifikasi
pasien, pemakaian APD kepadamu tenaga kesehatan di semua unit pelayanan
setiap hari
3. Bidan koordinato, melakukan penginpulan data ibu hamil sudah melahirkan
dengan menggunakan katibu
4. Petugas entri data INM dan IKP, melakukan input data pasien TB SO bila sudah
sembuh dengan pengobatan lengkap dengan menggunakan rekam medis pasien
TB SO tersebut dengan petugas pemegang program
5. setiap tenaga kesehatan per unik pelayanan, mepelaporan bila terjadi insiden kem
atan pasien bak KPC. KTC, KTD, kejadian sentinel baik secara manual maupun
secara online untuk KTD dan sentinel
6. Bila tidak terjadi insiden keselamatan pasien, pelaporan KP dinyatakan nihil pada
aplikasi online IKP

VI. Sasaran
Semua tenaga kesehatan di setiap unit pelayanan Ibu Hamil yang sudah bersalin Pasien
TB SO yang sudah sembuh dengan pengobatan lengkap Pasien/keluarga pasien yang
berkunjung di unit pelayanan
VII. Jadwal kegiatan (Gambarkan dalam bagan ganit untuk rencana satu tahun)
2021 2022
No Kegiatan
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Monitoring
4. Evaluasi
5. Pelaporan
VIII. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan evaluasi
dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan.
IX. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
Pencatatan dengan menggunakan form kepatuhan kebersihan tangan, identifikasi
pasien, pemakaian APD, rekam medis pasien TB SO dan kohort ibu untuk di rekapitulasi
secara manual maupun penginputan hasil observasi ke aplikasi online :
https://mutufasyankes.kemkes.go.id. Pelaporan hasil kegiatan pengukuran INM dan IKP
di lakukan setiap 1 (satu) semester kepada ketua mutu di tembuskan kepada Kepala
Puskesmas.

Simpang Rimba, 01 Oktober 2022


Kepala UPT. Puskesmas Simpang Rimba

Syuratna Rina, SKM


NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
DINAS KESEHATAN,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA
Jln. Bathin Tikal Simpang Rimba Telp. 08117172510 Kode Pos 33177

PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU DAN


INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
KAMUS INDIKATOR NASIONAL MUTU
DI UPT. PUSKESMAS SIMPANG RIMBA

KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor penganggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat
4. Puskesmas harus niemperhatikan kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definis Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunkan alkohol (alcohol-based handrubs) dengan kandungan alkohol
60-80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan tangan
sesuai indikasi dan langkah kerbersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk mencegah penularan mikroba
melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptic yaitu kebersihan tangan yang
dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau aseptic, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infuse), perawatan luka, pamasangan
kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, darah,
nanah, urin, feces, kateter urine, setelah melepas sarung tangan dan
setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan
kebersihan tangan setelah tangan petugas menyentuh permukaan, sarana
prasarana, dan alat kesehatan yang ada dilingkungan pasien, seperti: ·
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang ditempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien
5. Peluang adalah waktu/periode yang diperlukan untuk melakukan
kebersihan tangan diantara indikasi kebersihan tangan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai peluang yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesenatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan pemberi
pelayanan yang melakukan kebersihan tangan dengan bener.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan
dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk mendapatkan
minimal 200 peluang kebersihan tangan di setiap unit atau Puskesmas
sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi maksimal
20 menit (rerata 10 menit).
12. jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu observasi tidak
boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
(Pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam periode
(Penyebut) observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pelayanan terindikasi harus melakukan
kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan


X 100
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
Dilakukan dalam periode observasi

Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil Observasi
Instrument Formulir kepatuhan kebersihan tangan
pengambilan data
Besar sampel Minimal 200 peluang
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecutive sampling
data
Periode bulanan
pengumpulan data
Penyajian data □ Table
□ Run Chart
Periode analisi dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Judul indikator Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)
Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai penganggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD). 7. Puskesmas harus
memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam menggunakan APD
prosedur. sesuai dengan prosedur

Dimensi mutu Keselamatan


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan penyakit.menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan Puskesmas dalam
petugas dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi operasional 1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi
pemakaiannya dari cedera atau transmisi infeksi atau penyakit
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan
APD dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membrane mukosa terkena atau terpercik darah atau
cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis transmisi (kontak, droplet dan airborne).
Resiko transmisi kontak (kontak, droplet dan airborne
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian terhadap petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
4. petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD, contoh
dokter, dokter gigi,, bidan, perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan obsevasi atau penilaian kepatuhan
dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang
ditetapkan dalam proses obsevasi penilaian kepatuhan,
Jenis indikator Proses
Satuan pengukuran presentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam periode
(pembimbing) observasi.
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam periode
(penyebut) observasi,
Target pencapaian 100%
Kriteria Kriteria inklusi
Formula
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formulir observasi kepatuhan penggunaan APD
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovinv (apabila jumlah populasi < 30)
Cara pengambilan Non probability samping consecutive sampling
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian data □ Table
□ Run chart
Periode analisis dan Bulanan, triwulanan, tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Penanggung jawab mutu
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Judul indikator Kepatuhan identifikasi pasien
Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan
pasien selama proses pelayanan dan mencegalı insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan indicator yang
mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya indicator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi proses pelayanan.
Dimensi mutu keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan identifikasi pasien
dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi perasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga keselamatan. Definisi
Operasional
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan
pemberi pelayanandengan menggunakan minimal dua penanda identifikasi
seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medic, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan dipuskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual(melihat) dan atau verbal(lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada setiap
keadaan terkait tindakan intervensi pasien seperti:
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi, pemasangan alat
kontrasepsi, persalinan, dan tindakan kegawatdarurat.
c. c. Prosedur diagnotik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi layanan melakukan identifikasi
seluruh tindakan intervensi yang dilakukan dengan benar.
Jenis indikator proses
Satuan pengukuran presentasi
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara benar dalam
(pembilang) periode observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi.
(penyebut)
Target pencapaian 100%
Kriteria Criteria inklusi: semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan.
Criteria Eksklusi: tidak ada
Formula
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien.
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovinv(apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Non Probability Sampling - Consecutive Sampling
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian data □ Tabel
□ Run chart
Periode analisis dan Bulanan, triwulan, tahunan
pelaporan data
Penaggung jawab Penanggung jawab mutu
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERCOLOSIS (TB) SEMUA KASUS
SENSITIF OBAT (SO)
Judul indikator Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitive obat (SO)
Dasar pemikiran 1. Peraturan presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi mutu Efisien, efektif, tepat waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
sensitive obat dan mengurangi angka penularan penyakit TB
Definisi operasional 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan
lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan
hasil masih sensitive terhadap obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama).
3. OAT lini I adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (2), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara
semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu
pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus yang menggambarkan
kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis posotif
pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan menjadi negative dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negative dan di akhir pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien TB dilihat menurut
alur pengobatan mulai dari pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB
dan keluarga, pembuatan kesepakatan pasien dalam menjalankan
pengobatan TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosisi obat yang tepat.
d. Pemntaun kemajuan pengobatan penanganan efek samping obat Pencatatan
rekam medis (medical record) secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.
Jenis indikator Hasil
Satuan pengukuran prensentasi
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada tahun
(pembilang) berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja
(penyebut) Puskesmas
Target pencapaian 90%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua Pasien TB SO yang menjalani pengobatan diwilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan.
Kriteria Ekslusif:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09 dan hasil pengobatan
pasien TB pindahan dengan TB. 10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan ke 6.
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir pengobatan
Formula
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Formulir TB/ Sistem informatika TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
pengambilan data
Besar sempel Total sempel
Cara pengumpulan Total sampel
data
Penyajian data □ Tabel
□ Run chart
Periode analisis dan Triwulan, semesteran tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Penanggung jawab program mutu
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC)
SESUAI STANDAR
Judul indikator Ibu Hamil yang mendapatkan Pelayanan ANC sesuai standar
Dasar pemikiran 1. Peraturan Presiden no 18 tahun 2020 tentang RPJMN ( Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasionaltahun 2020-2024
2. Peraturan Menteri Kesehatan Pelayanan Kesehatan Ibu nomor 21 tahun 2021
tentang pelayanan kesehatan massa sebelum hamil, massa hamil, persalinan dan
masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta
pelayanan kesehatan seksual.
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan 4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
4. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) 305/100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN 2020-2024 adalah
183/100.000 KH. dan pada akhir SDGS 2030 adalah 131/100.000 KH.
5. Peraturan menteri kesehatan momor 43 tahun 2019 tentang puskesmas
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka risiko pada
kehamilan dapat sejak awal diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga
faktro risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik bagi ibu
maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko
stunting.
Dimensi mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/Pengguna Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar
Definisi operasioal 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu hamil
yang telah bersalin serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
dengan standar kuantitas dan standar kualitas selama periode kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester k2-2 (dua)/212-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan
kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 mirnggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1. Golongan darah
2. Kadar Hemoglobin
3. Gluko-Protein urin
4. Termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai ketentuan
yang berlaku
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar pada masa 1:ehamilan pada tahun berjalan.
Jenis indikator Hasil
Satuan pengukuran Pembilang
Numerator umlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar
(pembilang) di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja puskesmas pada
(penyebut) tahun berjalan
Target pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. bu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4 (Prematur).
Formula
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan data
Sumber data 1. Kohort ibu, kartu ibu, PWS KIA, buku register ibu
2. E-kohert
Instrument Data sekunder
pengambilan data
Besar sampel Total sampel
Cara pengambilan Tital sampel
data
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian data □ Tabel
□ Run chart
Periode analisi dan Bulanan, triwulan, tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Penanggung jawab program KIA
KEPUASAN PASIEN
Judul indikator Kepuasan pasien
Dasar pemikiran 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-upaya peningkatan
mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan
kepuasan pasien
Definisi operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survey sedang berada di lokasi unit
pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sample dari Krejcie dan
Morgan.
4. Survei kepuasan pasien adalah kiegiatan pengukuran secara konfrehensif
tentang tingkat kepuasan pasien kualitas layanan yang diberikan olef fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai variable mengetahui kinerja unit
pelayanan.
6. Unsur survie kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, mekanisme, dan prosedur.
c. Waktu penyelesaian.
d. Biaya/tariff
e. Produk Spesifikasi Jenis pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Prilaku pelaksana.
h. Penanganan pengaduan,
i. Sarana dan Prasarana saran dan masukan.
7. ndeks Kepuasan adalah hasil pengukuran hasil pengukuran dari kegiatan Survei
Kepuasan berupa angka.
Jenisi indikator Outcome
Satuan pengukuran Indeks
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator >76,61
(penyebut)
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh pasien

Kriteria ekslusi :
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuisioner dan/ada keluarga yang
mendampingi.
Formula
Metode Survey
pengumpulan data
Sumber data Hasil survey
Instrument Kuisioner (terlampir)
pengambilan data
Besar sampel Sesuai table sampai kratjie morgan
Cara pengumpulan Stratified random sampling
data
Penyajian data □ Tabel
□ Run chart
Periode analisis dan Semesteran
pelaporan data
Penanggung jawab Penaggung jawab mutu

Anda mungkin juga menyukai