Anda di halaman 1dari 8

Mitra Raflesia Vol. 5 No.

2 Juli – Desember 2013

MOTIVASI IBU PADA PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU


PUSKESMAS PETANANG LUBUK LINGGAU

(MOTIVATION ON MOTHER CHILDREN WEIGHING IN HEALTH PETANANG


POSYANDU LUBUK LINGGAU)

Zulkarnain Mr

Health Community Program Study STIKES Bhakti Husada


Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email :stikesbh03@gmail.com

ABSTRACT

In 2010 there were 147 infants who Bottom Line toddler in Red in Lubuk
Linggau. Initial survey with interviews in 25 infants in the mother's weight Petanang
Puskesmas in posyandu, 16 mothers said that they are less interested in coming to the
health posts and 9 mothers follow the activities of weighing infants. The purpose of the
study was to determine the relationship of the mother with the child's weight motivation
posyandu Petanang Puskesmas Lubuk Linggau. This type of research is an analytical
descriptive cross-sectional design. The population is all mothers who have children who
do the weighing in the Work Area Petanang Puskesmas number of 2,547 people.
Samples are taken in part from the whole object under study and are considered
representative of the entire population. A large sample of 346 toddlers and taken with
proportional sampling technique. Analysis of univariate and bivariate data with a
statistical test chi-square test. The result showed the toddler's mother over the majority
(57.8%) low motivation and most (65%) did not do the weighing and obtained p value =
0.000. Mother concluded the toddler over most of the low motivation and most do not
perform as well as weighing no relationship with the child's weight mom motivation.
Suggested officers improve guidance and counseling to families on the importance of
weighing the baby to determine the nutritional status of children, and invites volunteers
to help motivate mothers of toddlers posyandu activities.

Keywords: Motivation, weighing children

PENDAHULUAN dasar Motivasi” bahwa motivasi yaitu


dorongan/ menggerakkan, sebagai suatu
Motivasi sebagai konsep yang perangsang dari dalam, suatu gerak hati
menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang menyebabkan seseorang
yang merangsang perilaku tertentu dan melakukan sesuatu. Djamarah (2002),
respon intrinsik yang menampakkan menyatakan motivasi terbagi menjadi 2
perilaku manusia. Sedangkan menurut (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan
Moekijat (2000) dalam bukunya “Dasar- motivasi ekstrinsik.. Motivasi intrinsik

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

datang dari hati sanubari umumnya mempunyai bentangan yang sangat luas
karena kesadaran, misalnya ibu antara lain : berjalan, berbicara,
membawa balita ke posyandu karena ibu menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
tersebut sadar bahwa dengan membawa menulis, membaca, dan sebagainya.
balita ke posyandu maka balita akan Dari uraian ini dapat dimaksud perilaku
mendapatkan pelayanan kesehatan manusia adalah semua kegiatan atau
seperti imunisasi dan pelayanan aktivitas manusia, baik yang diamati
kesehatan untuk balita lainnya langsung, maupun yang tidak dapat
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
motif-motif yang aktif dan berfungsi 2003).
karena adanya perangsang atau Status gizi masyarakat yang dapat
pengaruh dari orang lain sehingga dilihat dari indikator kurang energi
seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, protein (KEP) pada anak balita dan
2002). Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu
Penimbangan adalah kegiatan hamil. Pada tahun 2009 tercatat bahwa
yang bertujuan untuk memonitoring 44 balita yang di Bawah Garis Merah
balita dengan melihat naik atau tidak (BGM), sedangkan pada tahun 2010
berat badan dengan menggunakan alat tercatat sebanyak 147 balita yang BGM
timbang berupa dacin, yang dilakukan dari 8 Puskesmas yang tersebar di
sebulan sekali dengan menggunakan Lubuk Linggau yaitu Puskesmas
Kartu Menuju Sehat (KMS). Perumnas, Sidorejo, Citra Medika, Taba
Penimbangan merupakan salah satu Jemekeh, Sumber Waras, Petanang, dan
pelaksanaan kegiatan posyandu dalam Magang. Dari ke delapan Puskesmas
rangka mengoptimalisasi potensi tersebut cakupan penimbangan balita
tumbuh kembang anak (PKK, 1999). yang paling rendah terdapat pada
Di dalam melakukan Puskesmas Petanang. Puskesmas
penimbangan berat badan balita perlu Petanang adalah salah satu puskesmas
suatu keterampilan tersendiri oleh rawat inap yang ada di Kota Lubuk
petugas, agar dapat melakukan Linggau Selatan, Puskesmas Petanang
penimbangan secara benar sehingga memiliki dua belas posyandu dengan
tidak menyebabkan kesalahan dalam jumlah balita yang ada di wilayah
interpretasi status gizi. Keterampilan tersebut sebanyak 2.547 balita. Dari
kader dalam melakukan penimbangan 2.547 balita yang melakukan
dapat dinilai berdasarkan ketepatan dan penimbangan hanya 507 balita artinya
ketelitiannya dalam melakukan sebanyak 2.040 balita tidak melakukan
penimbangan atau yang disebut presisi penimbangan dan sebanyak 37 balita
dan akurasi. Presisi adalah kemampuan memiliki berat badan di batas garis
mengukur subjek yang sama secara merah (Laporan Dinas Kesehatan Lubuk
berulang-ulang dengan kesalahan yang Linggau, 2010).
minimum. Sedangkan akurasi adalah Rendahnya cakupan
kemampuan untuk mendapatkan hasil penimbangan balita dipuskesmas dapat
yang sedekat mungkin dengan hasil disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
yang diperoleh penyelia (Supariasa,
faktor perilaku individu, perilaku
2002).
Perilaku adalah tindakan atau masyarakat, partisipasi masyarakat dan
aktivitas dari manusia itu sendiri yang penerapan. Faktor penentu perilaku

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

masyarakat terdiri dari faktor pelayanan kesehatan yang optimal dan 9


predisposisi seperti umur ibu, orang ibu memiliki motivasi dan
pengetahuan, pekerjaan ibu, pendidikan, mengikuti kegiatan penimbangan berat
jumlah anak, sikap, pendapatan. Faktor badan balita.
pemungkin (Enabling Faktors) seperti Berdasarkan survey awal, maka
keterjangkauan fasilitas dan jarak ke penulis ingin mengetahui hubungan
posyandu. Faktor pendukung lainnya motivasi ibu dengan penimbangan
yang dapat menyebabkan rendahnya balita di posyandu wilayah Puskesmas
kunjungan ibu ke posyandu atau Petanang Kota Lubuk Linggau.
puskesmas yaitu peran kader
(Notoatmodjo, 2003). METODE PENELITIAN

Pengetahuan merupakan hasil Jenis penelitian adalah deskriptif


dari tahu, dan itu terjadi setelah orang yang bersifat analitik dengan
melakukan penginderaan terhadap suatu pendekatan Cross sectional. Variabel
objek tertentu. Penginderaan terjadi independen dan dependen diukur
melalui panca indera manusia, yakni sekaligus dalam waktu bersamaan dan
indera penglihatan, pendengaran, menggunakan kuesioner tentang suatu
penciuman, rasa dan raba. Sebagian keadaan objektif (Notoatmodjo, 2005).
besar pengetahuan manusia diperoleh Variabel independen adalah motivasi
melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan variabel dependen adalah
kognitif merupakan domain yang sangat penimbangan berat badan. Lokasi
penting dalam membentuk tindakan penelitian dilakukan di seluruh
seseorang (overt behavior) posyandu wilayah kerja Puskesmas
(Notoatmodjo, 2003). Petanang Lubuk Linggau yang
Tingkat pengetahuan ibu di dilaksanakan pada bulan Mei sampai
wilayah kerja Puskesmas Petanang dengan Juni 2010.
sebagian memiliki pengetahuan yang Populasi yang digunakan dalam
kurang hal ini dapat terlihat dari survey penelitian ini adalah seluruh ibu yang
awal yang peneliti lakukan yaitu dengan memiliki balita yang melakukan
melakukan wawancara pada 25 ibu yang penimbangan di Wilayah Kerja
memiliki balita di Wilayah Puskesmas Puskesmas Petanang Kota Lubuk
Petanang Kecamatan Lubuk Linggau Linggau Tahun 2009 dengan jumlah
Selatan II tentang motivasi ibu terhadap 2.547 orang. Sampel adalah sebagian
kegunaan puskesmas, 16 orang ibu yang diambil dari keseluruhan objek
mengatakan bahwa mereka kurang yang diteliti dan dianggap mewakili
tertarik atau motivasi rendah untuk seluruh populasi. Dengan besar sampel
datang ke Puskesmas atau posyandu berdasarkan rumus menurut
sehingga ibu – ibu kurang menggunakan Notoatmodjo yaitu 346 balita dengan
puskesmas atau memanfaatkan

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

menggunakan teknik proposional


sampling.
Analisis Univariat digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk melihat distribusi frekuensi HASIL
motivasi dan partisipasi ibu dalam
penimbangan berat badan balita. Hasil analisis univariat diperoleh
Analisis Bivariat digunakan untuk data bahwa lebih dari sebagian (57,8%)
melihat hubungan antara variabel ibu yang memiliki balita dengan
independen (motivasi dan partisipasi motivasi rendah. Dan sebagian besar
ibu) dan variabel dependen (65%) ibu yang memiliki balita tidak
(penimbangan berat badan balita) melakukan penimbangan. Hasil analisis
menggunakan rumus Chi-Square bivariat hubungan motivasi dengan
dengan tingkat keyakinan 95% atau  penimbangan berat badan pada balita
0,05 yang diolah menggunakan program dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
SPSS pada komputer.

Tabel 1. Hubungan motivasi ibu dengan penimbangan balita di Posyandu Wilayah


Kerja Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau Tahun 2010

Motivasi Penimbangan Balita Jumlah P

Ditimbang Tidak Ditimbang

N % N % N %

Tinggi 94 64,4 52 35,6 146 100

Rendah 27 13,5 173 86,5 200 100 0,000

Berdasarkan tabel diatas (35,6%) tidak melakukan penimbangan.


menunjukkan tabulasi silang antara Dari 200 ibu yang memiliki motivasi
motivasi dengan penimbangan berat rendah sebagian besar (86,5%) tidak
badan pada balita. Ternyata dari 146 ibu melakukan penimbangan pada balita dan
yang memiliki motivasi tinggi sebagian sebagian kecil (13,5%) melakukan
besar 64,4% melakukan penimbangan penimbangan. Berdasarkan hasil uji
pada balita dan hampir sebagian Chi-Square diperoleh nilai p value

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

=0,000, karena p value < 0,05 maka Ha mengetahui bahwa penimbangan berat
diterima artinya ada hubungan yang badan sangat penting namun mereka
bermakna antara motivasi ibu dengan tidak dapat mengantar atau melakukan
penimbangan balita di posyandu kunjunngan ke posyandu atau pelayanan
wilayah Puskesmas Petanang Kota kesehatan lainnya karena ibu sibuk
Lubuk Linggau. bekerja dikebun.,
Motivasi responden yang datang ke
PEMBAHASAN posyandu terutama untuk melakukan
Hubungan motivasi ibu dengan penimbangan berat badan balita bisa
penimbangan berat badan pada balita di dipengaruhi oleh faktor instrikstik yaitu
Posyandu Bougenvil Wilayah Kerja motivasi yang dibawa sejak lahir tanpa
Puskesmas Petanang Kota Lubuk dipelajari maupun faktor ekstrinsik dari
Linggau. Berdasarkan hasil uji Chi- responden yaitu media cetak maupun
Square diperoleh nilai p value 0,000, elektronik yang ada sekarang ini,
karena p value < 0,05 maka Ha diterima sehingga kedua faktor tersebut dapat
artinya ada hubungan yang bermakna mendorong responden untuk datang ke
antara motivasi ibu dengan posyandu. Disamping itu juga
penimbangan balita di posyandu pendidikan kesehatan dari tenaga medis
wilayah Puskesmas Petanang Kota bisa memperkuat motivasi yang sudah
Lubuk Linggau. Berdasarkan ada sehingga responden mampu
wawancara diketahui bahwa dari 146 mengekspresikannya dengan datang ke
responden yang memiliki motivasi posyandu.
tinggi sebagian besar (64,4%) Thomas dalam buku Notoadmojo
melakukan penimbangan berat badan (2005) menyatakan bahwa motivasi
hal ini disebabkan karena ibu merasa dikelompokan menjadi 4 golongan
penimbangan berat badan sangat penting keinginan yaitu keinginan untuk
guna mengetahui pertumbuhan balitanya keamanan (security), keinginan untuk
dan status gizi selain itu pelayanan yang diakui (recognition), keinginan untuk
diberikan oleh posyandu sangat ditanggapi (response from others) dan
memuaskan dimana setiap pelaksanaan keinginan untuk pengalaman baru.
posyandu petugas kesehatan selalu Penelitian ini sejalan dengan
memberikan penyuluhan – penyuluhan pernyataan Tambunan (2000) yang
tentang kesehatan balita. Namun mengatakan bahwa pada umumnya,
terdapat juga hampir sebagian (35,6%) praktek atau tindakan dimulai dari
tidak melakukan penimbangan berat adanya bekal pengetahuan, selanjutnya
badan balita, hal ini disebabkan pengetahuan yang dimiliki tersebut akan
beberapa faktor yaitu jarak pelayanan membentuk sikap dan pada akhirnya
kesehatan yang jauh, pekerjaan dan akan terwujud dalam bentuk tindakan.
jumlah anak. Ibu mengatakan bahwa ia Suatu sikap belum otomatis terwujud
dalam suatu tindakan. Untuk

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

terwujudnya sikap agar menjadi suatu pengetahuan ibu tidak ada hubungan
perbuatan yang nyata diperlukan faktor dengan keikutsertaan ibu ke posyandu.
pendukung atau sesuatu kondisi yang Wahyuni (1994), menyatakan
memungkinkan, antara lain adalah dalam penelitiannya yang berjudul
fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat “Beberapa Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
berupa alat atau bahan dan
Kegiatan Penimbangan di Posyandu
keterjangkauan terhadap biaya atau Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo”,
jarak. Disamping faktor fasilitas juga faktor yang berhubungan dengan
diperlukan dukungan (support) dari partisipasi ibu balita dalam kegiatan
pihak lain, misalnya suami, orang tua penimbangan di posyandu adalah faktor
atau mertua, dan lain-lain. usia ibu, faktor pendidikan, faktor
Manurung (2009) mengatakan pengetahuan, faktor jumlah tanggungan
keluarga dan faktor penghasilan
bahwa tingkat tidak aktifnya ibu ke
keluarga.
posyandu baik untuk melakukan Hal ini sejalan dengan peneliti
penimbangan berat badan kemungkinan Ajeng Triyani (2010) dengan judul
disebabkan beberapa hal antara lain ibu “Analisis motivasi dan sikap ibu balita
tidak sempat atau terlalu sibuk dengan dengan keikutsertaannya dalam
pekerjaan. Selain faktor pekerjaan, penimbangan balita di Posyandu Desa
kurangnya penyebaran informasi Berahan Wetan Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak Tahun 2010”, Ajeng
tentang manfaat penimbangan sehingga
menyatakan bahwa ada hubungan yang
ibu kurang atau tidak mengerti tentang signifikan antara motivasi dan sikap
arti dan manfaat penimbangan, dengan keikutsertaan ibu dalam
kurangnya dukungan dari pihak penimbangan balitadi Posyandu Desa
keluarga serta keadaan ekonomi Berahan Wetan Kecamatan Wedung
keluarga Kabupaten Demak.

Rinaldy (2004), menyatakan dalam SIMPULAN DAN SARAN


penelitiannya yang berjudul “ Faktor-
SIMPULAN
Faktor yang Berhubungan dengan
Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Ibu yang memiliki balita lebih dari
Posyandu di Kabupaten Kepulauan sebagian dengan motivasi rendah,
Riau”, faktor yang berhubungan dengan sebagian besar ibu balita tidak
keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di melakukan penimbangan, dan ada
posyandu adalah faktor umur balita, hubungan antara motivasi ibu dengan
penimbangan berat badan balita di
faktor jarak ke rumah ke posyandu,
wilayah kerja Puskesmas Petanang
faktor dukungan keluarga, dan faktor Lubuk Linggau
dukungan tokoh masyarakat seperti
kepala desa. Sedangkan faktor SARAN
kelengkapan sarana posyandu dan

25
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013

Disarankan kepada institusi Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.


Puskesmas Petanang dan Dinas Metodologi Penelitian
Kesehatan Lubuk Linggau perlu Kesehatan edisi 2.
Rineka Cipta. Jakarta
meningkatkan upaya bimbingan
.2005.
konseling pada keluarga tentang Pengantar Pendidikan
pentingnya penimbangan berat badan Kesehatan dan Ilmu
balita guna mengetahui status gizi pada Perilaku Kesehatan,
anak, mengaktifkan peran serta kader Andi Offset,
guna membantu meningkatkan motivasi Yogyakarta
ibu – ibu yang memiliki balita tentang PKK. 1999. Modul Kegiatan Posyandu.
kegiatan posyandu terutama Jakarta
penimbangan berat badan balita. Puskesmas Petanang, 2010. Profil
Memberi persepsi yang jelas tentang Puskesmas Reban Tahun 2010.
penimbangan berat badan pada balita Lubuk Linggau
sehingga tenaga kesehatan dapat Rinaldy, R, 2004. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan
memantau dan mengontrol status gizi
Keikutsertaan Ibu Balita
balita di wilayah kerjanya. pada Kegiatan
Posyandu di Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
Kepulauan Riau 2004,
Dinkes Lubuk Linggau. 2010. Profil Yogyakarta : FKM
UGM. http
Kesehatan Kota Lubuk Linggau.
://skripsi/tesiskesehatan
Djamarah. 2002. Faktor-Faktor yang masyaratk.com/ diakses
30 Mei 2010.
Mempengaruhi Balita Wahyuni, 1994. Beberapa Faktor yang
Berkunjung ke Berhubungan dengan
Posyandu. Diakses 01 Partisipasi Ibu Balita
Desember 2002. http : // dalam Kegiatan
digilib. litbang. depkes. Penimbangan di Posyandu
go. id Desa Sidorejo Bendosari
Sukoharjo 1994, Bandung :
Manurung, Lamiati, 2009. Keaktifan Ibu
FKM UNPAD.
Ke Posyandu Dan Pola
Pertumbuhan Balita Di
Kelurahan Perdangan I
Kabupaten Simalungun
Tahun 2010, Medan :
FKM USU. Medika
Suara. 2004.
Moekijat. 2000. Aspek Kesehatan dan
Gizi Anak Balita,. Yayasan Obor,
Jakarta.

25
1

Anda mungkin juga menyukai