Anda di halaman 1dari 5

MODUL I

Selasa, 19 Januari 2021

Konsep Seni Musik Tradisional

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses kegiatan belajar mengajar, Peserta didik diharapkan mampu:


1) mengidentifikasi ragam alat musik dalam pertunjukan musik tradisional
secara langsung, atau melalui media audio/audiovisual.
2) mengidentifikasi fungsi alat musik pada beberapa contoh karya musik
tradisional.

URAIAN MATERI
1.Tangga Nada Alat Musik Tradisional
Tangga nada adalah serangkaian atau sekumpulan nada-nada yang disusun
berturut berdasarkan tinggi rendah nada sehingga membentuk tingkatan nada.
Secara teoretis, terdapat dua jenis tangga nada, yaitu Pentatonis dan Diatonis.
a. Tangga Nada Pentatonis.
Tangga Nada Pentatonis merupakan urutan tangga nada yang mempunyai
lima nada pokok. Dalam karawitan Sunda tangga nada jenis ini disebut serat
kanayagan atau dikenal juga dengan nama Notasi Da-Mi-Na. Sistem ini
diciptakan oleh seorang etnomusikolog asal Sumedang, Jawa Barat, yang
bernama Raden Machjar Anggakoesoemadinata.
Urutan lima nada pada tangga nada Da-Mi-Na adalah nada Da, Mi, Na, Ti,
La. Istilah Pentatonis terdiri atas dua kata, yaitu Penta yang berarti Lima dan
Tone yang berarti Nada. Sedangkan istilah tangga nada disebut juga laras
dalam karawitan Sunda. Dengan demikian, tangga nada = laras.
Pada praktiknya, setiap nada mempunyai simbol berupa angka 1 sampai 5.
Sehingga, apabila diurutkan, maka ditemukan susunan sebagai berikut:
1 = dibaca Da

2 = dibaca Mi

3 = dibaca Na

4 = dibaca Ti

5 = dibaca La
Selain itu, masih terdapat simbol tandatanda titik untuk menunjukkan nada
rendah dan nada tinggi. Nada rendah diberi tanda titik di atas nada pokok,
sementara nada tinggi diberi tanda titik di bawah nada pokok. Sistem
penggunaan tanda titik ini berkebalikan dengan notasi angka pada tangga
nada Diatonis. Pada notasi angka tangga nada Diatonis, tanda titik di atas
nada berarti nada tinggi, sedangkan tanda titik di bawah berarti nada rendah.
Terdapat tiga jenis laras yang umum digunakan dalam karawitan Sunda,
yaitu laras Pelog, Salendro, dan Madenda (dengarkan kembali contoh audio
no. 3-5 pada panduan belajar di atas).
b. Tangga Nada Diatonis.
Apabila tangga nada Pentatonis lebih banyak berhubungan dengan
karawitan Sunda, maka tangga nada Diatonis lebih berhubungan dengan
sistem musik Barat. Secara teoretis, Diatonis terdiri atas dua kata, yaitu Dia
yang berarti dua dan Tone yang berarti nada. Pengertian ini berbeda dengan
istilah Pentatonis yang berhubungan dengan jumlah nada. Istilah Diatonis
tidak menunjukan jumlah nada, tetapi lebih berhubungan dengan dua jenis
jarak nada, yaitu jarak satu (tones) dan setengah (semitones).
Pada notasi angka tangga nada Diatonis, digunakan simbol angka 1-ì (titik
atas/nada tinggi). Secara rinci, dapat diketahui urutan notasi angka tangga
nada Diatonis sebagai berikut:

Ì = dibaca Do Nada tinggi


7 = dibaca Si
6 = dibaca La
5 = dibaca Sol
4 = dibaca Fa
3 = dibaca Mi
2 = dibaca Re
1 = dibaca Do Nada rendah

Amati contoh audio no. 6 : tangga nada Diatonis (lihat link di atas).

2. Interval.
Interval atau jarak nada adalah jarak bunyi antara nada yang satu ke nada
yang lain. Pada laras Pentatonis dan tangga nada Diatonis ditemukan interval
yang berbeda- beda.
a. Interval laras Pelog, Salendro, Madenda
Ketiga jenis laras ini mempunya interval yang berbeda satu sama lain.
Untuk membandingkan perbedaan interval ketiga laras di atas, perhatikan
skema di bawah ini :
Laras Pelog Laras Salendro Laras Madenda

Da Da Na
Mi - Ti
- - -
- Mi -
- - La
- - -
Na Na -
Ti - -
- - -
- Ti Da
La - Mi
- - -
Laras Pelog Laras Salendro Laras Madenda
- La -
- - -
- - -
Da Da Na

Apabila diamati secara visual, maka ditemukan interval yang berbeda


antara laras Pelog, Salendro, dan Madenda.
b. Interval tangga nada Diatonis.
Interval tangga nada Diatonis terdiri atas dua jenis, yaitu jarak satu dan
setengah dengan rincian:
Susunan tangga nada diatonis mayor adalah sebagai berikut.

Nada 1 2 3 4 5 6 7 1

Interval 1 1 ½ 1 1 1 ½

Sedangkan susunan tangga nada minor harmonis adalah sebagai berikut.


Nada 6 7 1 2 3 4/ 5/ 6

Interval 1 ½ 1 1 1 1 ½

B. Penilaian Pembelajaran
MODUL 3.1

Setelah Anda mempelajari materi pada Modul 3.1, cobalah untuk menguji
kompetensi Anda atas materi yang telah diampu.
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang
dianggap tepat!
1. Pada alat musik suling terdapat nada Da, Mi, Na, Ti, La. Simpulan dari urutan
nada tersebut adalah:
A. Terdapat laras Pelog pada alat musik suling tersebut.
B. Terdapat tangga nada Pentatonis.
C. Terdapat tangga nada Diatonis.
D. Terdapat laras Salendro.
E. Terdapat laras Madenda.
2. Pada alat musik recorder terdapat urutan nada Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do.
Simpulan dari urutan nada tersebut adalah:
A. Terdapat laras Pelog pada alat musik suling tersebut.
B. Terdapat tangga nada Pentatonis.
C. Terdapat tangga nada Diatonis.
D. Terdapat laras Salendro.
E. Terdapat laras Madenda.
3. Tiga jenis laras yang sering digunakan dalam karawitan Sunda adalah .....
A. Laras Pelog dan Salendro
B. Laras Salendro dan Madenda
C. Laras Pelog, Salendro, dan Madenda
D. Laras Diatonis
E. Laras Pentatonis
4. Pengertian Pentatonis merujuk pada jumlah nada pokok
dalam satu urutan laras. Sedangkan pengertian Diatonis yaitu
...
A. Dua jenis jarak interval
B. Lima nada pokok
C. Tujuh nada pokok
D. Nada Pelog, Salendro, dan Madenda
E. Do-re-mi-fa-sol-la-si-do
5. Pencipta sistem membaca notasi serat kanayagan adalah .....
A. Mang Koko Koswara
B. Nano S
C. Darso
D. Jap Kuns
E. Raden Machjar Anggakoesoemadinata

TUGAS!

1. Pelajari materi Konsep Seni Musik Tradisional. Rangkum point penting di buku
catatan!
2. Kerjakan latihan soal di buku catatan, tulis soal dan jawabannya saja!
3. Hasil kerja difoto & dikumpulkan melalui google classroom!

Anda mungkin juga menyukai