Anda di halaman 1dari 5

TEORI PENGAPLIKASIAN ROKET AIR

Disusun Oleh:
1. Citra Anggun Aprilia
2. Nadya Azzaira Dwi S.P
3. M. Rafil Qudamah
4. Abdul Rahman Hafidz
5. Dicka Dwiki Ramadhan
6. Muhammad Fahmi Ramdlani
Guru Pembimbing:
Rhici Sulistyowati, S.Si.

MTsN 2 Probolinggo
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Roket adalah sejenis system propulsi yang membawa bahan bakar dan oksigennya
sendiri. Dorongan pada roket merupakan penerapan yang menarik dari hukum III
Newton yaitu memanfaatkan adanya gaya aksi-reaksi. Prinsip propulsi roket akan
dianalogikan dengan menggunakan roket air sederhana. Prinsipnya adalah botol akan
meluncur bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa) dan didalamnya diberi
sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Prinsip kerja roket
ini merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton. Dasar hukum roket air adalah
hukum Newton III “Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka
benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut
memiliki besar yang sama tapi berlawanan arah.”

B. RUMUSAN MASALAH

o Bagaimana prinsip kerja dari roket air ?

o Mengapa prinsip kerja roket air disebut penerapan dari Hukum III Newton ?

o Apa sajakah yang mempengaruhi peluncuran roket air ?

C. HIPOTESIS

o Prinsipnya adalah roket akan meluncur bila roket diberi tekanan udara yang tinggi
(dari pompa) dan didalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan
yang lebih besar.

o Karena ketika meluncur, roket air memberikan gaya aksi yang sangat besar kepada
gas, dengan mendorong gas keluar, dan gas tersebut memberikan gaya reaksi yang
sama besar, dengan mendorong roket air ke atas. Roket air mendorong gas ke bawah,
gas mendorong roket air ke atas. Inilah yang disebut hukum aksi-reaksi/ Newton III.
Oleh karena itu, prinsip kerja roket disebut sebagai penerapan Hukum III Newton.

o Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi peluncuran roket air, antara lain :

I. Wings (sayap)

Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit,
karena dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar sayap
maka makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas penampang roket,
makin mudah bagi roket untuk mengalirkan udara tetapi juga makian besar hambatan
yang diterima roket. Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang bagus adalah
tiga buah. Fungsi dari wings adalah sebagai pengarah aliran udara dari ujung roket
menuju belakang. Selain itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket meluncur di udara
agar tetap stabil.

II. Body ( Botol)

Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang bersoda maupun
air minum biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk membuat roket adalah botol
bersoda ukuran besar (1 liter). Alasannya karena mampu menampung lebih banyak
udara dan air serta mempunyai tekanan yang lebih kuat, sehingga roket akan meluncur
lebih jauh.

III. Nose cone

Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-macam, mulai
dari bentuk kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai nose cone (hanya
ujung botol saja). Bentuk Nose cone yang bagus adalah bentuk kerucut, karena lebih
mudah membelah udara saat roket meluncur.

IV. Volume Air

Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling ideal adalah
1/3 volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu
pemompaan yang lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika
volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur sebelum waktunya sehingga jarak
tempuh roket kurang maksimal.

V. Cara Memompa

Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki tekanan udara yang kuat.
Teknik memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas
dari peluncurnya. Apabila proses memompa berhenti dan botol belum terlepas atau
tidak segera diluncurkan maka udara dalam botol akan habis, sehingga roket tidak
dapat meluncur secara maksimal.

BAB II
METODE PENELITIAN
PROSEDUR KEGIATAN :
-Alat dan Bahan
1. Gunting
2. Pompa
3. Botol
4. Kardus
5. Cutter
6. Pentil Ban

1.1 Cara membuat roket :

1. Salah satu botol dipotong menjadi 1/3 bagian, kemudian disambungkan pada
bagian belakang botol lainnya.

2. Sambungan botol direkatkan menggunakan selotip agar tidak lepas.

3. Kardus dipotong menjadi bentuk segitiga siku-siku sebanyak 3 lembar untuk


dijadikan sayap.

4. Sayap-sayap tersebut ditempelkan pada badan roket menggunakan selotip.

5. Untuk membuat nose cone nya, pertama-tama karton di bentuk menjadi


sebuah kerucut dengan menggunakan gunting.

6. Kemudian nose cone yang sudah dibuat, disambungkan pada bagian depan
botol.

7. Sambungan nose cone direkatkan menggunakan selotip agar tidak lepas.

8. Roket kemudian dihias pada bagian - bagiannya dengan menggunakan cat


air, spidol, dll.

1.2 Cara meluncurkan roket :

1. Badan roket diisi menggunakan air, yang merupakan bahan terpenting dalam proses
peluncuran roket.

2. Kemudian roket dipasangkan pada peluncur roket dengan mulut botol terpasang
tepat pada seal tape dengan tujuan agar air tidak dapat keluar.

3. Setelah semuanya terpasang dengan rapi, udara dipompakan kedalam badan roket
melalui selang dengan menggunakan pompaan.
4. Ketika sedang dipompa, roket ditahan terlebih dahulu agar dapat menyimpan
tekanan udara yang maksimal.

5. Setelah proses pemompaan dirasa cukup, maka roket dilepaskan/diluncurkan.

6. Kemudian, hasil peluncuran roket dicantumkan kedalam tabel hasil pengamatan.

1.3 Prinsip kerja roket air :

“Roket akan meluncur bila roket diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa) dan di
dalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar.”

BAB III
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai