Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN ROKET AIR BESERTA PELUNCURNYA

Disusun untuk memenuhi tugas ujian praktik Fisika

Guru pembimbing : Pak Kusmanto, S.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Najwa Vita Aulia

No. abs : 23

Kelas : XII MIPA 2

SMA NEGERI 1 NALUMSARI TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang berlimpah sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Pembuatan Roket air beserta peluncurnya ini
dengan tepat waktu. Laporan percobaan ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian praktik mapel Fisika.

Dengan keterbatasan saya dalam membuat laporan dan jika praktikum ini pada akhirnya bisa
terselesaikan dengan tepat waktu tentulah Karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak terkait.
Untuk itu, saya menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Diantaranya :

1. Pak Kusmanto, S.Pd. Sebagai guru pembimbing


2. Teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini
3. Orang Tua yang sudah mendukung dan memberi semangat pada kami untuk menyelesaikan
laporan ini

Tak ada yang bisa saya berikan selain rasa terima kasih yang tulus kepada para pendukung. Namun tidak
lupa juga masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat saya harapkan. Saya
berharap bahwa laporan percobaan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah
pengetahuan bagi kita semua.

Nalumsari, 08 Februari 2023

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah kita pelajari sejak duduk pada tingkat
Sekolah Dasar (SD). Di dalamnya memuat banyak teori yang telah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Tentunya, dalam berkehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari teori fisika. Misalnya hukum
gravitasi pada peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya.

Oleh karena itu para ilmuwan terdahulu melakukan penelitian dan percobaan- percobaan yang
akhirnya melahirkan hukum-hukum seperti "Hukum Kekekalan Momentum" dan "Perubahan
Momentum".

Dengan mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan momentum dan impuls tersebut
masyarakat dapat membuat alat-alat yang berguna bagi kehidupan mereka haik dimasa sekarang
maupun dimasa yang akan datang. Adapun beberapa alat yang telah ada yang dibuat berdasarkan
hukum-hukum tersebut diantaranya sabuk pengaman, desain mobil, helm, palu, sarung tinju, roket,
serta alat-alat yang lain. Namun jika kita menelaah lebih lanjut dengan mengusai hukum-hukum ini
banyak alat-alat dan benda-benda lain yang dapat kita ciptakan, misalnya saja roket air ini yang prinsip
kerjanya menggunakan dasar hukum kekekalan momentum.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat Roket Air Sederhana"?


2. Apa itu Hukum Kekekalan Momentum?
3. Apa hubungan Roket Air dan Hukum Kekekalan Momentum?
4. Apakah benar prinsip kerja roket menggunakan Hukum Kekekalan Momentum yang di
aplikasikan pada Roket Air sederhana?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembuatan roket sederhana.


2. Untuk mengetahui Hukum Kekekalan Momentum.
3. Untuk mengetahui hubungan roket air dengan Hukum Kekekalan Momentum.
4. Untuk membuktikan bahwa prinsip kerja roket mengunakan Hukum Kekekalan Momentum
dengan alat sederhana yaitu roket air.
BAB II

ISI

A. Landasan Teori

Roket air disebut juga water rocket merupakan sebuah benda yang bisa terbang dengan
memanfaatkan air dan udara. Roket air mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket air
sering dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional, Peserta perlombaan
kebanyakan pelajar baik yang duduk di bangku sekolah menengah bahkan mahasiswa.

Roket air merupakan suatu permainan yang menggunakan prinsip tekanan udara. Jika
dimanfaatkan pada tekanan tertentu udara mempunyai energi untuk mendorong sesuatu. Udara yang
dimanfaatkan pada roket air akan mendorong air keluar, karena lubang untuk keluarnya air yang
terdorong oleh udara kecil maka mempunyai kecepatan dan energi yang cukup besar. Hal ini sesuai
dengan rumus debit air.

Air yang terdorong keluar akan mendorong udara bebas sehingga roket bisa meluncur. Komposisi
air dan udara juga mempunyai perbandingan tertentu agar menghasilkan dorongan yang maksimal.
Karena besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada
akhirnya udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisikan ke dalam badan roket.

Prinsip dasar atau prinsip kerja roket merupakan implemantasi dari Hukum Kekekalan Momentum
serta Hukum III Newton mengenai aksi-reaksi. Dalam dunia pendidikan. berbagai percobaan bisa
dilakukan untuk memahamkan kepada peserta didik mengenai prinsip dasar roket mulai dari percobaan
yang sederhana menggunakan hotol-botol bekas minuman soda.

Bagaimana roket air bisa meluncur?

1. Udara tekan yang ditambahkan menggunakan pompa akan menciptakan gelembung-


gelembung yang mengambang di atas air dan kemudian menekan volume udara di bagian atas
botol.
2. Botol dilepaskan dari pompa.
3. Air didorong keluar nossel oleh udara terkompresi.
4. Botol bergerak menjauh dari air karena mengikuti Hukum Newton III.

Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor (p) yang didefinisikan sebagai perkalian antara
massa partikel m dengan kecepatannya (v). Momentum ini merupakan besaran vektor yang memiliki
besar dan arah.

P = m.v
 Hukum kekekalan momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa dalam sebuah tumbukan antara dua benda
dalam sebuah sistem, momentum sebelum tumbukan adalah sama dengan momentum sesudah
tumbukan. Yaitu:

m1v1+m2v2=m1v1'+m2v2'

PI+P2 = PI+P2'

B. Alat dan Bahan

1. 2 botol bekas minuman (aqua dan sprite)


2. Kardus tebal
3. Seng
4. Kertas marmer
5. Isolasi besar (putih dan hitam)
6. Pilok
7. Gunting
8. Pisau/cutter
9. Pompa sepeda
10. Air
11. Double tap
12. Pemberat (malam)
13. Kertas karton (dipakai untuk arap atap kanopi)

C. LANGKAH KERJA

1. Potong botol sprite bagian atas ±¼ bagian dari botol.


2. Pasang pemberat (plastisin) pada bagian ujung botol sprite
3. Hubungkan botol aqua dan potongan botol sprite yang sudah berisi pemberat tersebut dengan
lakban.
4. Pilok botol yang sudah direkatkan tersebut, dan tunggu hingga kering
5. Potong kertas karton dengan bentuk sayap (bentuk sesuai keinginan) dengan jumlah 4 buah,
kemudian lapisi dengan kertas marmer untuk variasi
6. Selanjutnya rekatkan pada ujung botol aqua yang tidak dipotong menggunakan lakban bening.
7. Buat bagian nosecone menggunakan kertas karton. Caranya buatlah lingkaran dengan diameter
yang diinginkan. Tergantung dari ujung botol lancip atau tumpul. Apabila ujung botol semakin
lancip maka diameter lingkarannya harus semakin lebih lebar. Kemudian buatlah bentuk
kerucut dan lapisi nosecone dengan kertas marmer untuk variasi
8. Buat bentuk kerucut kecil dari seng dan pasang didalam kerucut besar yang terbuat dari kertas
agar saat roket meluncur nosecone tidak penyok
9. Selanjutnya rekatkan nosecone pada ujung botol sprite menggunakan doubletape dan dengan
lakban bening.

D. CARA KERJA

1. Masukkan air dengan ke dalam badan roket air melalui mulut botol (Untuk gaya dorong
maksimum, volume air sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai medium pendorong
roket air (massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis udara). Sesuai dengan hukum
Tekanan Hidrostatis:
FA = p.g.h
"Semakin besar massa jenisnya (p) maka semakin besar gaya dorong roket (FA)."
2. Katup roket air dipasang dengan badan roket air. Katup Roket air memiliki luas penampang
yang jauh lebih kecil dibandingkan mulut botol, Sesuai dengan Hukum Pascal: "Semakin kecil
luas penampang (A,), semakin besar gaya dorong yang dihasilkannya (F2)."
3. Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa (Untuk menempuh jarak terjauh digunakan
sudut 45° terhadap garis horizontal). Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan
parabola.
4. Dilakukan perompaan, pemompaan bertujuan untuk memampatkan volume, volume
berbanding terbalik dengan tekanan. Semakin kecil volume semakin besar tekanan. (Semakin
besar frekuensi pemompaan atau semakin banyak dipompa, semakin jauh jarak yang ditempuh
roket, namun pemompaan yang berlebihan dapat merusak pompa itu sendiri dan juga merusak
roket).Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis: PF (P berbanding lurus dengan F) Semakin
besar tekanan, gaya dorongnya juga akan semakin besar.
5. Pada saat pemompaan dirasa cukup,paralon penyangga ditarik, sehingga katup akan terdorong
keluar, dan roket air dapat mengangkasa ke udara.

E. PRINSIP KERJA

Roket air bekerja berdasarkan prinsip dari hukum Bernoulli dan hukum III Newton. Yakni
penggabungan antara tekanan udara yang diberikan oleh pompa dan gaya aksi reaksi yang
diberikan oleh alat peluncur dan roket. Peluncuran roket dapat berjalan mulus dan roket dapat
meluncur keatas dengan lancar karena tekanan yang diberikan cukup kuat dan air yang dimasukan
kedalam roket tidak melampaui batas yang seharusnya.

Pompa yang dihubungkan dengan pentil akan mengalirkan tekanan udara saat pompa ditekan.
Saat kran dibuka udara tersebut akan bergabung bersama air dan membuat air yang berada
didalam roket merasa terdesak keluar. Ketika tekanan udara semakin kuat dan ruang yang ada
didalam roket sudah terasa penuh maka aliran udara dan air tersebut akan meluncur keatas.

Dengan menggunakan prinsip kerja seperti yang bekerja pada roket air ini kita bisa
memperoleh keuntungan yang besar. Karena kita tidak perlu berusaha keras untuk meluncurkan
sebuah roket dengan menggunakan mesin-mesin yang lebih sulit tingkat pembuatannya, tetapi
cukup dengan menekan pompa dan memberikan tekanan udara yang cukup pada roket,
makaroketpun akan meluncur. Selain roket air ini, alat-alat yang kita butuhkan dalam kehidupan
sehari-haripun dapat dibuat dengan menggunakan prinsip kerja dan hukum yang sama seperti pada
roket air ini.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Wings (sayap)

Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit, karena
dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar sayap maka makin lebar pula
luas penampang roket. Makin lebar luas penampang roket, makin mudah bagi roket untuk
mengalirkan udara tetapi juga makian besar hambatan yang diterima roket. Bahannya bisa dari
kertas karton (dipakai untuk pintu kanopi), atau bisa juga menggunakan sterofoam. Tetapi apabila
kita menggunakan sterofoam, bisa cepat rusak karena tidak kuat.

Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang bagus adalah tiga buah. Apabila roket
meluncur di udara berbelok atau berputar-putar seperti baling-baling, mungkin terjadi kesalahan
pada jumlah sayap, bentuk dan ukuran yang tidak sama sehingga akan menyebabkan roket jatuh
sebelum mencapai jarak yang maksimal. Fungsi dari wings adalah sebagai pengarah aliran udara
dari ujung roket menuju belakang. Selain itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket meluncur di
udara agar tetap stabil.

2. Body (Botol)

Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang bersoda maupun air
minum biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk membuat roket adalah botol bersoda
ukuran besar (1 liter). Alasannya karena mampu menampung lebih banyak udara dan air serta
mempunyai tekanan yang lebih kuat, sehingga roket akan meluncur lebih jauh. Dalam pembuatan
roket seringnya ruang kompresi digunakan sebagai body roket pula. Alur pada permukaan botol
juga berpengaruh pada hambatan angin yang diterima roket.

3. Nose cone

Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari
bentuk kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai nose cone (hanya ujung botol saja).
Bentuk Nose cone yang bagus adalah bentuk kerucut, karena lebih mudah membelah udara saat
roket meluncur. Bahan untuk membuat nose cone hendaknya lebih lunak dari pada bahan untuk
membuat wings supaya lebih mudah untuk dibentuk, seperti bahan karton.
4. Volume Air

Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling ideal adalah 1/3
volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu pemompaan
yang lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka
roket akan meluncur sebelum waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.

5. Cara Memompa

Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki tekanan udara yang kuat. Teknik
memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari peluncurnya.
Apabila proses memompa berhenti dan botol belum terlepas atau tidak segera diluncurkan maka
udara dalam botol akan habis, sehingga roket tidak dapat meluncur secara maksimal.

6. Sudut Peluncuran

Sudut peluncuran yang mampu membuat roket mencapai jarak maksimal adalah 45º. Apabila
sudulnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan jarak yang di tempuh jadi kurang
maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya kurang dari itu, roket akan jatuh dalam jarak
yang masih lumayan dekat.

G. KONSEP YANG BERHUBUNGAN

1. Udara memiliki tekanan

Udara yang dipompakan ke dalam botol mengakibatkan botol semakin keras. Hal ini berarti
udara memiliki tekanan. Semakin banyak udara yang kita pompakan ke dalam botol semakin besar
pula tekanan yang diterima botol tersebut, sebaliknya semakin sedikit udara semakin kecil pula
tekanan yang diterimanya.

2. Udara menempati ruang

Seperti hal tersebut di atas udara yang dipompakan ke dalam botol membuat botol sedikit
mengembang dan menjadi keras. Hal ini berarti udara mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.

3. Perubahan Energi

Energi potensial→energi gerak→energi potensial grafitasi → energi gerak.

Udara yang dipampakan ke dalam botol disimpan menjadi energi potensial. Ketika udara dilepaskan
melalui mulut botol, energi potensial ini diubah menjadi energi gerak, sehingga roket meluncur ke
atas. Energi gerak ini akan diubah lagi menjadi energi potensial grafitasi sehingga roket mencapai
tempat paling tinggi. Ketika roket turun, energi potensial grafitasi diubah lagi menjadi energi gerak.
4. Gaya Gesek

Ujung roket dibuat runcing atau kerucut adalah untuk memperkecil gaya gesek dengan udara
ketika meluncur. Karena dengan gaya gesek yang besar akan menghambat laju roket, sebaliknya
dengan gaya gesek yang lebih kecil menjadikan roket meluncur dengan mudah.

5. Gaya Grafitasi Bumi

Gaya grafitasi dapat kita lihat ketika roket meluncur ke bawah karena adanya gaya grafitasi
bumi.

6. Sifat Bahan dan Kegunaannya

Sirip roket dibuat dari bahan kertas karton. Karton memiliki sifat ringan dan agak kaku tetapi
tidak mudah robek sehingga tidak membebani roket serta dapat menjaga keseimbangan roket
ketika meluncur di udara. Badan roket memakai botol dari bahan plastik. Plastik memiliki sifat
ringan dan sedikit lentur serta tahan terhadap tekanan udara yang terdapat dalam botol.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air dan
udara bertekanan. Seperti kita ketahui bahwa udara dalam suatu ruangan akan menekan ke segala
arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol
diisi dengan udara dengan tekanan tertentu makan udara dalam botol akan meneka ke segala arah
dan jika botol dilubangi pada suatu titik makan udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan
menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.

Roket bekerja karena adanya aksi dan reaksi. Perubahan momentum pada lubang pengeluaran
sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi air dan udara yang dikeluarkan dari
dalam botol menyebabkan botol terdorong berlawanan arah dari keluarnya air dan udara.

1. Roket air adalah sejenis roket model yang menggunakan bahan bakar air sebagai reaksi massa.
2. Pada dasarnya, sebuah roket dari jenis apapun memiliki cara kerja yang sama, yakni
memanfaatkan gaya aksi-reaksi.
3. Bahan bakar yang berupa air menciptakan gas panas yang terus mengembang sehingga
menghasilkan tekanan ke bawah dan mendorong roket untuk meluncur.
4. Agar roket data dipercepat ke atas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal.
5. Banyaknya air pengisi roket mempengaruhi ketinggian luncuran roket, untuk roket yang diisi ¼
badan roket, badan roket, berangsur-angsur mengalami kenaikan tinggi luncuran.
6. Pada saat air yang diisi sebanyak badan roket, roket meluncur paling tinggi karena tekanan air
dan udara dalam roket seimbang. Pada saat roket diisi air + badan roket, tinggi luncuran roket
mengalami penurunan drastis, karena tekanan air dan udara tidak seimbang. air di dalam roket
lebih banyak dari udara.

Anda mungkin juga menyukai