S44453 Jamaludin
S44453 Jamaludin
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pembelian (Purchase Intention) atas
Produk PT. Pembangunan Jaya Ancol.
Studi Kasus: Website PT. Pembangunan Jaya Ancol (www.ancol.com)
ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi minat pembelian (purchase intention)
konsumen terhadap produk PT. Pembangunan Jaya Ancol dengan melakukan studi kasus pada
website PT. Pembangunan Jaya Ancol (www.ancol.com). Salah satu faktor yang memberikan
pengaruh terhadap purchase intention adalah belief construct yang terdiri dari perceived price,
perceived service, informational interpersonal belief, perceived self-efficacy, dan perceived
resource facilitation. Kemudian, variabel-variabel pembentuk belief ini memberikan pengaruh
terhadap sikap attitudinal construct, yakni attitude toward purchase, subjective norm, dan
perceived behavioral control sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap purchase intention.
Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Data penelitian diambil dari
185 responden yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan dari variabel informational interpersonal belief terhadap
variabel subjective norm. Namun, variabel subjective norm tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap purchase intention. Selain itu, terdapat juga variabel perceived resource
facilititation yang tidak memberikan pengaruh terhadap variabel perceived behavioral control.
Kata kunci:
Minat Pembelian, elemen-elemen website, kepercayaan, dan sikap
ABSTRACT
This thesis discusses about factors that influence consumers’ purchase intention toward PT
Pembangunan Jaya Ancol’s products, using PT Pembangunan Jaya Ancol website
(www.ancol.com) as case study. Factors that influence purchase intention are consist of perceived
Keywords:
Purchase intention, web-design element, belief, and attitude
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang cepat, membuat setiap orang membutuhkan akses internet.
Diketahui sebanyak 14,91% rumah tangga di Indonesia memiliki akses internet. Secara nominal,
jumlahnya mencapai 9,1 juta rumah tangga (BPS, 2012). Dari sekian banyak pengguna internet,
ada sekitar 62% pengguna internet di Indonesia yang memanfaatkan internet untuk hiburan dan
mencari informasi yang berkaitan dengan hobinya (www.dailysocial.net, 2012). Berdasarkan
Google statistik tercatat pada tahun 2010 penduduk di Indonesia mencapai 239,87 juta jiwa dan
ada sekitar 9,9% dari jumlah tersebut adalah pengguna internet.
Dalam pasar internet, website menjadi tempat bertemunya antara pembeli dan penjual
online. Desain website yang efektif mempunyai peranan penting dalam menarik perhatian dan
menjaga minat konsumen serta mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Song & Zahedi,
2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Song & Zahedi, digambarkan pada sebuah model
bagaimana elemen-elemen pada web-design memberikan pengaruh terhadap minat konsumen
dalam melakukan pembelian. Elemen-elemen webdesign yang terdiri atas variabel promosi,
pelayanan, pengaruh informasi, self-efficacy, dan fasilitas terhadap sumber informasi. Elemen
webdesign tersebut membentuk belief constructs yang berhubungan dengan perilaku konsumen
online. Kemudian, elemen-elemen webdesign ini secara tidak langsung melalui akan membentuk
sikap dan kepercayaan (attitudinal construct) yang terdiri atas variabel attitude toward purchase,
2. Tinjuan Literatur
2.1. Promotion Mix
Promotion mix atau bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang
ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang maksimal. Menurut Kotler (2005), bauran promosi terdiri atas lima
perangkat utama, yakni advertising, publicity dan public relation, sales promotion, direct
marketing dan personal selling. Pemasar dalam memperkenalkan produk barang dan jasa yang
dimilikinya akan mengupayakan, melalui bauran promosi atau promotion mix, agar barang dan
jasa yang akan dijualnya dapat dikenal oleh konsumen.
2.2.4. Self-efficacy
Dalam theory of planned of behavior (Ajzen, 1991), dinyatakan self-efficacy atau
kemudahan yang didapatkan dari seorang individu untuk mendapatkan suatu produk dapat
membentuk penerimaan terhadap tindakan perilaku mereka dalam memutuskan untuk melakukan
pembelian. Kemudahan-kemudahan yang dirasakan oleh seorang konsumen akan membangun
sikap kepercayaan diri seorang konsumen sehingga akan membentuk suatu tindakan perilaku dan
pada akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian.
2.2.5. Resource Facilitation
Dalam penelitian Song & Zahedi (2001) dipaparkan juga bagaimana elemen resource
facility dapat memberikan pengaruh terhadap keyakinan dan penerimaan pelanggan tentang
resource facility. Dalam penelitian ini penulis memaparkan resource facility yang ada dalam
3. Metode Penelitian
3.1. Riset Deskriptif
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode konklusif (deskriptif), yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang ada dan menganalisis hubungan yang ada
antarvariabel, dengan hasil dari penelitian adalah suatu kesimpulan yang dapat digunakan secara
langsung dalam mengambil keputusan. Daftar pertanyaan pada penelitian ini diadopsi dari
penelitian yang dilakukan Song & Zahedi (2001).
Namun, peneliti hanya mengadopsi sebagian pertanyaan yang ada di dalam penelitian
Song & Zahedi. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam
memperoleh data primer dan juga menganalisis antara variabel satu dan lainnya. Pada penelitian
ini, peneliti hanya melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen
dalam melakukan pembelian (purchase intention). Faktor-faktor tersebut adalah variabel pada
belief construct yang memberikan pengaruh terhadap variabel attitudinal constructs. Kemudian
variabel attitudinal construct yang memberikan pengaruh terhadap purchase intention.
3.2. Alat Olah Data dan Pre-testing
Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner sebagai sumber data primernya. Pengumpulan
data primer untuk setiap sampel dan populasi dalam penelitian deskriptif ini akan dilakukan satu
kali dalam satu periode dengan satu sampel (single cross – sectional design). Pengolahan data
dilakukan dengan metode statistic menggunakan LISREL 8.8. Sebelum peneliti mengumpulkan
data primer, akan dilakukan pre – testing dengan sampel 35 responden dengan tujuan untuk
Berdasarkan model penelitian di atas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
2. Attitudinal Construct
a. Attitude Toward Purchase
b. Subjective Norm
c. Perceived Behavioral Control
3. Intentsi pembelian (Purchase Intention)
Sumber : Hasil olahan Peneliti
Berdasarkan hasil pre-testing tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini akan
dilanjutkan dengan menggunakan 6 tersebut.
ATP1 0.45 0.79 3.27 10.6929 2.770 0.7942 0.2025 2.233 2.770 0.446
SN1 0.68 0.54 2.82 7.9524 2.020 0.7974 0.4624 1.991 2.020 0.496
PBC1 0.65 0.58 2.59 6.7081 2.330 0.7422 0.4225 1.680 2.330 0.419
PI1 0.58 0.66 2.40 5.7600 2.540 0.6940 0.3364 1.451 2.540 0.364
Dari keseluruhan analisis terhadap kecocokan model keseluruhan variabel dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa ukuran goodness of fit menunjukkan kecocokan yang baik (good fit) di
antaranya adalah RMSEA, ECVI, AIC, CAIC, NNFI, CFI, IFI, dan RMR. Kemudian, p-value,
statistic chi square, AGFI, dan critical “N” (CN) menunjukkan tingkat kecocokan yang kurang
baik (poor fit). Adapun NFI, RFI, dan GFI menunjukkan tingkat kecocokan yang sedang
(marginal fit). Dari ukuran goodness of fit di atas bahwa chi square menunjukkan nilai goodness
of fit yang kurang baik.
Dalam penelitian ini terdapat delapan buah hipotesis. Analisis pengujian hipotesis
dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% sehingga menghasilkan nilai kritis t adalah ± 1,96.
Hipotesis diterima apabila nilai-t yang didapat ≥ 1,96, sedangkan hipotesis ditolak apabila nilai-t
yang didapat ≤ 1,96. Berdasarkan nilai t-value, dilakukan uji hipotesis untuk melihat apakah
model yang diusulkan didukung oleh data. Berdasarkan path diagram di atas, maka dapat
dianalisis hipotesis penelitian sebagai berikut.
H1a: Beliefs about and their evaluations of perceived price memberikan pengaruh positif
terhadap attitude toward purchase.
Berdasarkan output data, untuk hipotesis 1a diperoleh nilai-t sebesar 2,77. Nilai-t tersebut
lebih dari 1,96 yang berarti mempunyai nilai signifikan dengan arah positif, sehingga
disimpulkan bahwa hipotesis ini dapat diterima. Ini menunjukkan bahwa beliefs about and their
evaluations of perceived price memberikan pengaruh positif terhadap attitude toward purchase.
Hasil ini memperkuat temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Song & Zahedi (2001).
H3a: Control beliefs and perceived power about perceived Self-Efficacy memberikan
pengaruh positif terhadap perceived behavioral control.
Berdasarkan output data, untuk hipotesis 3a diperoleh nilai-t sebesar 2,05. Nilai-t tersebut
lebih dari 1,96 yang berarti mempunyai nilai signifikan dengan arah positif, sehingga
disimpulkan bahwa hipotesis ini dapat diterima. Ini menunjukkan bahwa control beliefs and
perceived power about perceived self-eficacy memberikan pengaruh positif terhadap perceived
behavioral control. Hasil ini memperkuat temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Song & Zahedi (2001).
H4a: Attitude toward purchase memberikan pengaruh positif terhadap purchase intention.
Berdasarkan output data, untuk hipotesis 4a diperoleh nilai-t sebesar 4,14. Nilai-t tersebut
lebih dari 1,96 yang berarti mempunyai nilai signifikan dengan arah positif. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa hipotesis ini dapat diterima. Ini menunjukkan bahwa attitude toward
purchase memberikan pengaruh positif terhadap purchase intention. Hasil ini memperkuat
temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Song & Zahedi (2001).
5.2. Saran
5.2.1. Saran untuk Manajemen PT. Pembangunan Jaya Ancol
Oleh karena webdesign untuk sebuah produk rekreasi dan pariwisata memiliki pengaruh
positif terhadap purchase intention para pengunjungnya, terdapat beberapa saran seputar
webdesign yang bisa dikembangkan, serta bermanfaat bagi penelitian di masa yang akan datang.
Berikut beberapa saran yang tersebut.
a. PT. Pembangunan Jaya Ancol dapat memberikan perbandingan harga produk baik antara
produk-produk yang ada di dalamnya maupun dengan produk lainnya. Kemudian, update
terhadap harga pun menjadi suatu hal yang terpenting dalam penyampaian informasi
kepada konsumen.
b. Terkait masalah pengelolaan website, yakni pada pengelolaan website, PT. Pembangunan
Jaya Ancol harus menyediakan media pengaduan atas keluhan pelanggan yang interaktif
dan tidak menyulitkan konsumen sehingga memudahkan konsumen dalam menggali
informasi terkait lokasi yang akan dikunjungi.
d. Saran bagi peneliti terhadap kondisi tersebut adalah agar PT. Pembangunan Jaya Ancol
yakni dengan memperbaharui informasi yang disajikan di dalam website dengan
menggambarkan jasa yang ditawarkan secara detail, dan deskripsi yang jelas tentang
keunggulan-keunggulannya serta harga yang terperinci. Banyak lokasi wisata yang
menarik di Taman Impian Jaya Ancol, tetapi banyak konsumen yang belum
mengetahuinya secara detail dan terperinci karena akses informasi yang sedikit.