Anda di halaman 1dari 4

Legal Opinion

I. Fakta Hukum

1. Bahwa PT HW menjalin Kerjasama Sewa Kendaraan dengan PT XYZ berupa penyewaan


kendaraaan baru sebanyak 50 unit

2. Bahwa PT HW menyampaikan kepada PT XYZ ketersediaan dan pengiriman unit kendaraan


harus dilakuan dalam batas waktu yang singkat dan diakomodir oleh PT XYZ

3. Bahwa PT XYZ telah menyediakan 50 kendaraan dan dilakukannya pengiriman serta serah
terima kepada PT HW

4. Bahwa 5 hari setelah serah terima, telah terjadi kehilangan 1 unit kendaraan milik PT XYZ
yang disewa PT HW dan mengakibatkan kerugian bagi PT XYZ

5. Bahwa PT HW belum melakukan penandatanganan perjanjian sewa kendaraan dengan PT


XYZ namun, PT XYZ telah menandatangani perjanjian sewa kendaraan secara sirkuler di PT
HW

6. Bahwa PT HW lalai dalam melakukan pembayaran harga sewa serta tidak memenuhi
kewajban ganti rugi atas hilangnya mobil milik PT XYZ.

II. Analisis Hukum

A. Perjanjian Sewa Kendaraan yang dibuat oleh PT XYZ dan PT HW sudah memenuhi
syarat sah perjanjian yang diatur didalam Pasal 1320 KUHPerdata

Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata, suatu perjanjian dinyatakan sah apabila memenuhi empat
syarat, yakni sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu
perikatan, hal tertentu, dan suatu sebab yang halal. Dalam hal ini, Perjanjian sewa kendaraan
yang dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak yakni PT XYZ dan PT HW telah
menyepakati seluruh ketentuan-ketentuan yang dibuat dalam perjanjian, dimana kedua belah
pihak pihak telah cakap untuk membuat perikatan. Kemudian tindakan PT HW yang
menandatangani perjanjian sewa kendaraan secara sirkuler di tempat PT HW termasuk dalam
”Silent Agreement”. “Silent Agreement ini pun diakui dalam Pasal 1347 KUHPerdata yang
disebutkan bahwa syarat-syarat yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan, harus dianggap
telah termasuk dalam persetujuan, walaupun tidak tegas dimasukkan dalam persetujuan. Selain
itu, yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung o. 1284 K/PDT/1998 tertanggal 18 Desember 2000
juga menyebutkan bahwa Dibenarkan adanya suatu perjanjian yang diucapkan saja atau
perjanjan diam-diam atau silent agreement artinya walaupun tidak ada suatu perjanjian namun
kenyataan peristiwa tersebut ada maka kenyataan tersebut disebut perjanjian diam-diam. Dengan
demikian, Perjanjian Sewa Kendaraan yang dibentuk, telah memenuhi empat syarat
sahnya perjanjian sehingga secara hukum sah dan mengikat kedua belah pihak.

B. PT XYZ dapat meminta pertanggungjawaban terkait pembayaran harga sewa dan


ganti rugi atas hilangnya mobil milik PT XYZ

Berdasarkan Pasal 1238 KUHPerdata Wanprestasi adalah kondisi dimana debitur dinyatakan
lalai dengan surat perintah, atau akta sejenis, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan itu sendiri
yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan. Menurut Prof, Subekti, S.H. dalam Hukum Perjanjian menjelaskan terdapat empat
unsur wanprestasi, yakni

1. tidak melakukan apa yang disanggupi atau tidak melakukan apa yang dijanjikan

2. melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan

3. melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat dan;

4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Dalam hal ini, PT HW yang lalai dalam melakukan pembayaran harga sewa berdasarkan
perjanjian sewa kendaraan telah melakukan wanprestasi terhadap PT XYZ, sehingga PT XYZ
sebagai pihak kreditur, berhak atas ganti rugi. Penggantian kerugian ini diatur dalam Pasal 1239
KUHPerdata yaitu “tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, wajib
diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila debitur tidak
memenuhi kewajibannya”. Kemudian, kelalaian yang diakibatkan oleh PT HW atas hilangnya
satu unit kendaraan yang disewa tanpa sebab yang jelas dan tidak melakukan ganti rugi kepada
PT XYZ telah menciderai kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak tersebut. Oleh
karena itu, PT HW telah melakukan wanprestasi karena tidak memenuhi kewajibannya
yang telah disepakati bersama dengan PT XYZ serta harus melakukan ganti rugi atas
hilangnya satu unit mobil milik PT XYZ

III. Kesimpulan

Dengan demikian, berdasarkan analisis dari permasalahan serta informasi yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa:
1. PT XYZ dan PT HW telah menyepakati Perjanjian sewa kendaraan di mana perjanjian
tersebut mengikat seperti undang-undang bagi keduanya sehingga kedua belah pihak diharuskan
untuk memenuhi hak dan kewajiban yang telah disepakati.
2. tindakan PT HW yang tidak memenuhi pembayaran harga sewa kendaraan dan
menghilangkan mobil milik PT XYZ dapat dikenakan wanprestasi dan dilakukannya ganti rugi
oleh PT XYZ

IV. Rekomendasi
Demikian Pendapat Hukum ini, berikut kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya sebagai
berikut:

1. Dalam wanprestasi, PT XYZ sebagai pihak kreditur dapat memberikan Somasi atau surat
perintah yang menjelaskan bahwa PT HW telah lalai dalam memenuhi kewajibannya.
Somasi ini dapat menjadi cara bagi PT XYZ untuk menuntut haknya kembali sebagai kreditur
dan memberikan kesempatan kepada PT HW sebagai debitur untuk segera memenuhi
kewajibannya. Apabila, pihak debitur tidak melakukan kewajibannya, maka PT XYZ
dapat melakukan gugatan wanprestasi terhadap PT HW di Pengadilan Negeri Domisili PT
HW bertempat.

V. Referensi/Sitasi
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
- Putusan Mahkamah Agung No. 1284 K/PDT/1998 tertanggal 18 Desember 2000
- Buku “Hukum Perjanjian” oleh Prof. Subekti, S.H.

Anda mungkin juga menyukai