2. A. Persekutuan Perdata
Pengertian :
Menurut pasal 1618 KUHPerdata, Persekutuan/Perseroan perdata
adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, yang berjanji
untuk memasukkan sesuatu ke dalam perseroan itu dengan maksud
supaya keuntungan yang diperoleh dari perseroan itu dibagi di antara
mereka.
Contoh :
Kantor Akuntan Publik, dimana beberapa Akuntan profesional
berkumpul menjadi satu dan mendirikan Kantor Akuntan Publik dengan
tujuan memberikan jasa sebagai profesional yang telah memiliki izin
dari negara untuk melakukan praktik sebagai akuntan swasta yang
bekerja secara independen.
B. Penanggungan Utang
Pengertian :
Menurut pasal 1820 KUHPerdata, Penanggungan utang ialah suatu
persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur,
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu
tidak memenuhi perikatannya.
Contoh :
Doni mempunyai hutang sebesar Rp 10jt kepada Dino, untuk
pembiayaan renovasi toko. Untuk menjamin Doni akan membayar
hutangnya kepada Dino, maka Danu (ayah Doni) yang akan menjamin
pelunasan hutang Doni bilamana Doni tidak membayar. Jadi intinya
bila Doni nanti tidak bisa membayar hutang sebesar Rp. 10jt tersebut,
maka Danu yang akan melunasi kewajiban Doni ke Dino.
C. Hapusnya Perikatan.
Pengertian :
Suatu perikatan hapus dengan musnahnya atau hilangnya barang
tertentu yang menjadi prestasi yang diwajibkan kepada debitur untuk
menyerahkannya kepada kreditur. Sedangkan menurut pasal 1381
KUHPerdata, terdapat 10 sebab Hapusnya perikatan, yaitu :
1) karena pembayaran;
2) karena penawaran pembayaran tunai, diikuti 3) dengan
penyimpanan atau penitipan;
4) karena pembaruan utang;
5) karena perjumpaan utang atau kompensasi;
6) karena percampuran utang;
7) karena pembebasan utang;
8) karena musnahnya barang yang terutang;
9) karena berlakunya suatu syarat pembatalan,
10) karena lewat waktu.
Contoh :
Perjanjian jual-beli handphone antara Bagas dan Dimas. Bagas
membeli handphone milik Dimas, maka saat Bagas membayar harga
handphone milik Dimas dan Dimas menyerakan handphone miliknya
kepada Bagas yang berarti lunas semua kewajiban masing-masing
pihak, maka perjanjian jual-beli antara Bagas dan Dimas dianggap
berakhir/hapus.
(Hapus nya perikatan karena pembayaran).
B. Yang patut disalahkan dalam ilustrasi kasus ini adalah PT. Terus Maju.
Menurut saya tidak dapat dibenarkan PT. Terus Maju melakukan perjanjian
kerjasama dengan PT. Terus Ajah disaat PT. Terus Maju masih terikat
perjanjian dengan PT. Maju Terus. Hal ini merujuk pada pasal 1315
KUHPerdata dimana pada pasal tersebut diatur :
“Pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau
meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk dirinya sendiri.”
Pasal 1315 KUH Perdata tersebut mengandung pengertian bahwa para pihak
tidak boleh mempunyai tujuan untuk atau mengikutsertakan orang lain atau
mengikat pihak ketiga selain daripada mereka sendiri. Intinya, suatu
perjanjian hanya berlaku dan mengikat para pihak yang membuatnya. Hal ini
kemudian dipertegas dalam Pasal 1340 KUH Perdata :
Dari ilustrasi contoh kasus diatas tidak disebutkan bahwa dalam Perjanjian
kerjasama antara PT. Maju Terus dengan PT. Terus Maju memuat
kesepakatan bahwa PT. Terus Maju dapat membuat perjanjian kerjasama
dengan pihak ketiga selain PT. Maju Terus. Maka perjanjian kerjasama antara
PT. Terus Maju dengan PT. Terus Ajah menurut saya adalah tindakan
melanggar hukum.